Anda di halaman 1dari 68

MODUL AJAR

KIMIA

HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA


By : Flavia Fernanda Anci
MODUL AJAR HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

1. Identitas

Sekolah : SMA Islam Al-Azhar Bumi Serpong Damai


Mata Pelajaran : Kimia
Fase :E
Kelas/Semester :X/1
Materi : Hukum-Hukum Dasar Kimia
Alokasi waktu : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)

2. Penjiwaan Agama Islam

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu
yang tidak seimbang?” Q.S Al Mulk: 3

3. Kompetensi Awal
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik telah :
memahami cara menulis persamaan reaksi kimia setara dengan tepat ; memahami konsephubungan
koefisien reaksi dalam persamaan reaksi kimia terhadap jumlah zat (mol) dan jumlah partikel
(bilangan Avogadro).

4. Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerjasama),
Mandiri, dan Bernalar Kritis.

5. Media, alat dan bahan Pembelajaran, Sumber Belajar

a. Media Pembelajaran : PPT, Phetcolorado, youtube, kahoot


b. Alat dan Bahan Pembelajaran : laptop, proyektor, karton
2
c. Sumber Belajar : buku paket, youtube

6. Target Peserta Didik

Peserta didik yang menjadi target yaitu :


Ø Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
Ø Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
Ø Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan memimpin.

7. Pendekatan
pendekatan saintifik

8. Model

Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk moda Pembelajaran Jarak
Jauh (blended learning).

9. Metode Pembelajaran

Metode jigsaw

10. Tujuan Pembelajaran


Peserta didik dapat menjelaskan konsep lima hukum dasar kimia (hukum Lavoisier, hukum Proust,
hukum Dalton, dan hukum Gay Lussac dan Hukum Avogadro)

11. Pemahaman Bermakna


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui ke lima hukum dasar kimia (hukum
Lavoisier, hukum Proust, hukum Dalton, dan hukum Gay Lussac dan Hukum Avogadro).

12. Pertanyaan Pemantik


Bagaimana cara menerapkan konsep hukum dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari ?

3
13. Kegiatan Pembejaran

PERTEMUAN KE-7
Membuktikan teori terkait reaksi pembakaran (pengantar menuju konsep dan hitungan hukum
dasar kimia) dengan melakukan aktivitas 4.2 pada buku ajar.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai reaksi pembakaran ? pada
pertemuan ini kita akan membahas hal apa saja yang berperan dalam reaksi atau proses
pembakaran.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada gambar reaksi pembakaran yang
Peserta Didik pada terdapat pada LKPD.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Mengorganisasikan Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Kegiatan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Pembelajaran 1. Sebutkan 2 faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
2. Apakah reaksi pembakaran selalu mengikuti Hukum Kekekalan Massa ?
Membimbing 15 MENIT
penyelidikan (Mengumpulkan Informasi) :

4
mandiri dan 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
kelompok mengenai faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai faktor utama yang
menentukan terjadinya reaksi pembakaran yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi
pembakaran.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai reaksi pembakaran pada logam dengan melakukan
aktivitas 4.2 yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai reaksi pembakaran yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
pada lembar kerja.
Mengembangkan
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi reaksi
dan menyajikan
pembakaran (Terlampir pada LKPD).
hasil karya
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Mengnalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Teori Flogiston, Hukum
Kekekalan Massa, Nomor atom dan Nomor massa suatu atom.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

5
PERTEMUAN KE-8
Menganalisis Teori Flogiston melalui bacaan ; menganalisis hukum kekekalan massa melalui
Latihan soal ; menganalisis isotop, isobar, dan isoton yang berkaitan dengan nomor atom maupun
nomor massa suatu atom.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai reaksi pembakaran pada pertemuan
sebelumnya ? pada pertemuan kali ini akan dibahas mengenai kegagalan Teori Flogiston dalam
menjelaskan reaksi pembakaran dan lahirnya hukum kekekalan massa.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada intisari mengenai reaksi pembakaran
Peserta Didik pada menurut teori Flogiston yang terdapat pada buku cetak halaman 86 - 87.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Mengorganisasikan 1. Apa yang dimaksud dengan Flogiston ?
Kegiatan 2. Apakah pada Teori Flogiston, oksigen sudah ditemukan oleh para ahli ?
Pembelajaran 3. Apa yang dimaksud dengan calx ?
4. Mengapa teori Flogiston dikatakan gagal dalam menjelaskan reaksi
pembakaran ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
Membimbing mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan
penyelidikan massa yang diusulkan oleh Lavoisier.
mandiri dan 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
kelompok telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai kegagalan Teori
Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh
Lavoisier yang telah diperoleh.

6
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum
kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum kekekalan massa melalui contoh
soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya
hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
Mengembangkan pada lembar kerja.
dan menyajikan 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum
hasil karya kekekalan massa (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Mengnalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang massa atom relatif (Ar)
; massa molekul relatif (Mr) ; Hubungan mol dengan Ar dan Mr ; Hukum Perbandingan Tetap.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

PERTEMUAN KE-9
Mendeskripsikan massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) ; Menghitung massa
atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) suatu zat; Mendeskripsikan hubungan massa
satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) melalui massa molar
(mm) ; Menghitung soal yang berkaitan dengan hukum perbandingan tetap.

7
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai teori atom ? pada pertemuan ini
kita akan membahas cara menentukan massa suatu atom dan molekul serta mengenal hukum
perbandingan tetap.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada tabel massa molar (𝑚𝑚) beberapa
Peserta Didik pada atom dan molekul yang terdapat pada LKPD.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasikan
Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan
1. Apa yang dimaksud dengan massa molar ?
Pembelajaran
2. Bagaimana hubungan massa satu mol zat terhadap massa molar (𝑚𝑚)
suatu atom atau molekul ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
mengenai massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr), hubungan
massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul
relatif (Mr).
Membimbing 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
penyelidikan telah dibaca.
mandiri dan 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai massa atom relatif (Ar),
kelompok massa molekul relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap massa
atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) yang telah
diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr),
hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa
molekul relatif (Mr).
Mengembangkan 40 MENIT
dan menyajikan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
hasil karya pengamatan dengan cara (Menalar) :

8
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan tetap melalui
contoh soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai massa atom relatif (Ar), massa molekul
relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif
(Ar) dan massa molekul relatif (Mr) serta hukum perbandingan tetap yang
sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan -
pertanyaan pada lembar kerja.
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum
perbandingan tetap (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Mengnalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Perbandingan
Berganda dan Hukum Perbandingan Volume.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

PERTEMUAN KE-10
Menganalisis konsep dan hitungan hukum perbandingan berganda dan hukum perbandingan
volume.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian hukum perbandingan tetap ? pada pertemuan
ini kita akan membahas hukum perbandingan berganda yang merupakan pengembangan dari

9
hukum perbandingan tetap. Pada pembelajaran ini juga akan membahas hukum perbandingan
volume dan hipotesis Avogadro.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan pada tabel data dan persamaan reaksi yang
Peserta Didik pada berkaitan dengan Hukum Perbandingan Berganda dan Hukum Perbandingan
Masalah Volume yang terdapat pada LKPD. (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasikan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan 1. Bagaimana cara membuat perbandingan massa unsur pada senyawa 1 dan
Pembelajaran senyawa 2 ?
2. Bagaimana cara menentukan volume gas O2, volume gas CO2, dan
volume uap air pada persamaan reaksi diatas ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan
Volume, dan Hipotesis Avogadro.
Membimbing 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
penyelidikan telah dibaca.
mandiri dan 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai Hukum Perbandingan
kelompok Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang
telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan Hukum Perbandingan Berganda, Hukum
Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan berganda, hukum
Mengembangkan
perbandingan volume, dan hipotesis Avogadro melalui contoh soal yang
dan menyajikan
terdapat pada buku ajar dan LKPD.
hasil karya
2. Mengolah informasi mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum
Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang sudah dikumpulkan
dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
pada lembar kerja.

10
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Hukum
Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis
Avogadro (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Mengnalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Dasar Kimia
untuk Menyelesaikan Kasus dalam Kehidupan Sehari-Hari.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

11
14. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

15. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

Tangerang Selatan, 13 Juli 2023


Mengetahui,
Kepala SMA Islam Al Azhar BSD Guru Mata Pelajaran

H. Moch Mukrim, S.Pd. Flavia Fernanda Anci, M.Pd

12
16. LAMPIRAN

a. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


1) PERTEMUAN KE-7

Aktivitas 4.2
HOTS SIKAP
• Mandiri
Literasi • Analisis • Kreatif
• Evaluasi • Kerja sama
• Bernalar Kritis

A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH


Amatilah gambar berikut.

Gambar 1. Reaksi Pembakaran pada Kayu


(https://pixabay.com/photos/fire-flame-burn-warmth-hot-6605983/?download )

B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan gambar diatas, jawablah beberapa pertanyaan yang akan dibahas bersama
pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
1. Sebutkan 2 faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
2. Apakah reaksi pembakaran selalu mengikuti Hukum Kekekalan Massa ?

13
C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN

1.

2.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA

REAKSI PEMBAKARAN LOGAM

Tujuan Percobaan
Membuktikan Teori Terkait Reaksi Pembakaran Logam

Alat dan Bahan


Timbangan
Lilin dan korek api
Mangkok untuk menampung hasil pembakaran
Penjepit kayu
Pita magnesium sepanjang 6 cm – 8 cm

Cara Kerja
Gunakan terlebih dahulu masker untuk menutupi hidung, kacamata pelindung, dan
sarung tangan.
Timbanglah massa pita magnesium lalu catatlah hasilnya.
Timbanglah mangkok kosong untuk menampung hasil pembakaran lalu catatlah
hasilnya.
Jepitlah pita magnesium dengan penjepit kayu.
Bakarlah di atas nyala lilin.
Tampunglah abu hasil pembakaran ke dalam mangkok (tampung semua, jangan
sampai ada yang tercecer).

14
Timbang kembali abu hasil pembakaran bersama mangkoknya lalu catatlah
hasilnya.
Tulislah semua hasil percobaan pada Tabel 1, lalu analisislah datanya.
Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan Kalian.
Komunikasikan hasil percobaan Kalian dalam diskusi kelas.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Reaksi Pembakaran Logam


Massa pita Mg = a*
Massa mangkuk = x*
Massa mangkuk + abu hasil
pembakaran = y*
Massa abu hasil pembakaran
= y - x*
Massa pita Mg sebelum
dibakar = a*
Dari manakah pertambahan
massa setelah pembakaran
Tanda * : Satuan massa dalam gram, g

E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

F) SOAL LATIHAN

Jawablah beberapa pertanyaan berikut.


1. Apa yang dimaksud dengan Reaksi Pembakaran ?
2. Tuliskan persamaan reaksi setara pembakaran logam magnesium.
3. Berapakah jumlah atom magnesium yang terdapat dalam 0,1 mol logam
magnesium ?

15
JAWABAN PERTANYAAN

1.

2.

3.

2) PERTEMUAN KE-8
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati dan analisis informasi yang terdapat pada kolom intisari mengenai Sejarah Awal
Teori Flogiston (lihat buku cetak halaman 86 – 87).

B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan intisari mengenai Teori Flogiston, jawablah beberapa pertanyaan yang akan
dibahas bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan Flogiston ?
2. Apakah pada Teori Flogiston, oksigen sudah ditemukan oleh para ahli ?
3. Apa yang dimaksud dengan calx ?
4. Mengapa teori Flogiston dikatakan gagal dalam menjelaskan reaksi pembakaran ?

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN

1.

16
JAWABAN PERTANYAAN

2.

3.

4.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


Untuk lebih mendalami materi pada pertemuan ini, bacalah teori Hukum Kekekalan
Massa, Nomor Atom dan Nomor Massa yang terdapat pada buku cetak (hal. 88 – 90) dan
bahan ajar yang diberikan Guru. Lalu jawablah beberapa pertanyaan berikut.
1) Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar.
Apakah hukum kekekalan massa berlaku pada reaksi pembakaran ?
2) Sebatang paku yang massanya 5 gram dibiarkan berkarat. Apakah massa paku
berkarat sama dengan, lebih besar atau lebih kecil dari massa paku mula-mula ?
3) Dengan pemahaman nomor atom (Z) dan nomor massa (A) suatu unsur, lengkapi tabel
berikut.
Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi
unsur proton, p elektron, e neutron, n
A=p+n
Argon Ar 18 …. …. 40 ….
Kalsium Ca …. 20 20 …. ….
Radium Ra …. …. 138 …. ….Ra
88
Aluminium Al …. …. …. …. 27Al
13

JAWABAN PERTANYAAN

1)

2)
_

17
4) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

3) PERTEMUAN KE-9
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati tabel data berikut.
Massa Molar, 𝒎𝒎 Jumlah zat
Unsur / Molekul
(g mol-1) (𝒏)
Ca 40 1 mol
Mg 24 0,5 mol
Ca(CH3COO)2 158 0,1 mol
H2SO4 98 2 mol

B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan tabel data diatas, jawablah beberapa pertanyaan yang akan dibahas bersama
pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan massa molar ?
2. Bagaimana hubungan massa satu mol zat terhadap massa molar (𝑚𝑚) suatu atom
atau molekul ?

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN

1.

18
JAWABAN PERTANYAAN

2.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


Untuk lebih mendalami materi pada pertemuan ini, bacalah materi Massa Atom Relatif
(Ar), massa molekul realtif (Mr), massa molar (𝑚𝑚), dan teori Hukum Perbandingan Tetap
yang terdapat pada buku cetak (hal. 90 – 93) dan bahan ajar yang diberikan Guru. Lalu
jawablah beberapa pertanyaan berikut.

1. Urea yang digunakan sebagai pupuk mempunyai rumus kimia CO(NH2)2


a. Berapakah massa molar (𝑚𝑚) urea ?
b. Berapa jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea ?
(𝑚𝑚 C = 12 g ; 𝑚𝑚 O = 16 g ; 𝑚𝑚 N = 14 g ; 𝑚𝑚 H = 1 g )
mol mol mol mol

2. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8 dan
massa karbon dioksida sebanyak 55 gram, berapa massa karbon dan oksigen yang
bereaksi ?

JAWABAN PERTANYAAN
1. a.

b.

2.

19
E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

4) PERTEMUAN KE-10
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati tabel data berikut.

Senyawa Nama Senyawa Massa N (g) Massa O (g) mN:mO


1 Gas Tertawa 2,62 1,50 2,62 : 1,50
2 Senyawa Polutan 0,655 1,50 0,655 : 1,50

m N dalam senyawa 1 : m N m O dalam senyawa 1 : m O


dalam senyawa 2 dalam senyawa 2
2,62 : 0,655 1,50 : 1,50
4:1 1:1

C3H8 (g) + 5 O2 (g) ⟶ 3 CO2 (g) + 4 H2O (l)


2L ? ? ?

B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan tabel data diatas, jawablah beberapa pertanyaan yang akan dibahas bersama
pada kolom di bawah ini.

20
PERTANYAAN
1. Bagaimana cara membuat perbandingan massa unsur pada senyawa 1 dan senyawa
2?
2. Bagaimana cara menentukan volume gas O2, volume gas CO2, dan volume uap air
pada persamaan reaksi diatas ?

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN

1.

2.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


Untuk lebih mendalami materi pada pertemuan ini, bacalah teori Hukum Perbandingan
Berganda dan Hukum Perbandingan Volume yang terdapat pada buku cetak (hal. 93 –
96). Bacalah juga hipotesis Avogadro yang terdapat pada bahan ajar yang diberikan Guru.
Lalu jawablah beberapa pertanyaan berikut.

1. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO,
N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ?
2. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas
H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang
diberikan.
a. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ?
b. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ?

JAWABAN PERTANYAAN
1.
SENYAWA PERBANDINGAN MASSA
𝐍 𝟐𝐎 N : O =
𝐍𝐎 N : O =
𝐍 𝟐𝐎 𝟑 N : O =

21
𝐍𝐎𝟐 N :O =
𝐍 𝟐𝐎 𝟓 N : O =

2. a.

b.

E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

22
b. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama Kritis
1 Nu’man Yasir
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400

23
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2) LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.

Nama teman yang diamati :


Pengamat :

24
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

c. PENILAIAN RANAH
KETERAMPILANRUBRIK
ASPEK
PENILAIAN UNJ UK KERJA INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

25
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25 = Tidak Baik

d. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay

1) Tuliskan persamaan reaksi setara :


a) Pembakaran gas etena (C2H6)
b) Pembentukan gas amoniak (NH3)
2) Hitunglah jumlah zat (n) NH3 yang terdapat dalam 12,04 x 1023 molekul NH3

PEMBAHASAN DAN SKOR


1) a) C2H4 (g) + 3 O2 (g) ⟶ 2 CO2(g) + 2 H2O (l) (Skor 4)
b) N2 (g) + 3 H2 (g) ⟶ 2 NH3 (g) (Skor 4)

𝑥 NH3
2) 𝑛 NH3 =
𝐿
12,04 x 1023 molekul
𝑛 NH3 =
6,02 x 1023 molekul
mol
𝑛 NH3 = 2 mol

Jadi, jumlah zat (n) NH3 yang terdapat dalam 12,04 x 1023 molekul NH3 yaitu
sebanyak 2 mol. (Skor 4)

26
Skor Total = 12
KRITERIA PENILAIAN (SKOR)
100 = Sangat Baik
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎 75 = Baik
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

B) ASESMEN FORMATIF
1) PERTEMUAN KE-7
Jenis Soal : Essay

1. Apa yang dimaksud dengan Reaksi Pembakaran ?


2. Tuliskan persamaan reaksi setara pembakaran logam magnesium.
3. Berapakah jumlah atom magnesium yang terdapat dalam 0,1 mol logam magnesium ?

PEMBAHASAN DAN SKOR


1. Reaksi pembakaran adalah kombinasi secara kimiawi dari unsur oksigen dengan unsur
lainnya (reaksi oksidasi) yang berlangsung secara cepat maupun lambat pada suhu dan
tekanan tertentu. (Skor 3)

2. Persamaan Reaksi Pembakaran Logam Magnesium :


2 Mg (g) + O2 (g) ⟶ 2 MgO (s) (Skor 2)
3. Jumlah Atom Mg dalam 0,1 mol Mg :
𝑥 Mg = 𝑛 Mg . 𝐿
6,02 x 1023 atom
𝑥 Mg = 0,1 mol .
mol
𝑥 Mg = 6,02 x 1022 atom

Jadi, jumlah atom Mg dalam 0,1 mol logam Mg sebanyak 6,02 x 1022 atom.
(Skor 4)

Skor Total = 9 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
Skor yang diperoleh < 70% = Kurang
Nilai = x 100
Skor total

Rumus Penilaian :

27
2) PERTEMUAN KE-8
Jenis Soal : Essay

1. Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar.
Apakah hukum kekekalan massa berlaku pada reaksi pembakaran ?
2. Sebatang paku yang massanya 5 gram dibiarkan berkarat. Apakah massa paku
berkarat sama dengan, lebih besar atau lebih kecil dari massa paku mula-mula ?
3. Dengan pemahaman nomor atom (Z) dan nomor massa (A) suatu unsur, lengkapi tabel
berikut.
Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi
unsur proton, p elektron, e neutron, n
A=p+n
Argon Ar 18 …. …. 40 ….
Kalsium Ca …. 20 20 …. ….
Radium Ra …. …. 138 …. ….Ra
88
Aluminium Al …. …. …. …. 27Al
13

PEMBAHASAN DAN SKOR


1. Hukum kekekalan massa tidak berlaku pada pembakaran kertas karena 2 hal berikut :
a. Massa abu hasil pembakaran kertas memiliki massa yang lebih kecil dibanding
massa kertas mula-mula oleh karena gas karbon monoksida dan uap air yang
dihasilkan bereaksi dengan udara sekitar. (Skor 2)
b. Reaksi pembakaran terjadi pada sistem terbuka. (Skor 2)

2. Reaksi pembakaran besi :


3
2 Fe (s) + O (g) ⟶ Fe O (s) (Skor 2)
2 2 2 3

Secara teoritis, massa besi yang mengalami korosi akan lebih besar dibandingkan
massa besi murni. Hal ini dapat dilihat dari massa atom relatif (Ar) dan massa molekul
relatif. Massa atom relatif besi adalah 56 gram, sedangkan massa molekul relatif besi
(III) oksida adalah 160 gram. (Skor 4)

3. Tabel yang telah dilengkapi :


Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi Skor
unsur proton, p elektron, e neutron, n A=p+n
40 – 18
Argon Ar 18 18 = 22 40 𝟒𝟎𝐀𝐫
𝟏𝟖
3
Kalsium Ca 20 20 20 20 + 20 = 40 𝟒𝟎𝐂𝐚 3
𝟐𝟎
88 + 138 𝟐𝟐𝟔Ra
Radium Ra 88 88 138 = 226 88 3
27 – 13
Aluminium Al 13 13 = 14 27 27Al
13
4

28
Skor Total = 23
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = x 100 70 - 79% = Cukup
Skor total
< 70% = Kurang
Rumus Penilaian :

3) PERTEMUAN KE-9
Jenis Soal : Essay

1. Urea yang digunakan sebagai pupuk mempunyai rumus kimia CO(NH2)2


a. Berapakah massa molar (𝑚𝑚) urea ?
b. Berapa jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea ?
(𝑚𝑚 C = 12 g ; 𝑚𝑚 O = 16 g ; 𝑚𝑚 N = 14 g ; 𝑚𝑚 H = 1 g )
mol mol mol mol

2. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8 dan
massa karbon dioksida sebanyak 55 gram, berapa massa karbon dan oksigen yang
bereaksi ?

PEMBAHASAN DAN SKOR


1. a. 𝑚𝑚 CO(NH2)2 = {(1 . 𝑚𝑚 C) + (1 . 𝑚𝑚 O) + (2 . 𝑚𝑚 N) + (4 . 𝑚𝑚 H)}
g
𝑚𝑚 CO(NH2)2 = {(1 . 12) + (1 . 16) + (2 . 14) + (4 . 1)}
mol
60 g
𝑚𝑚 CO(NH2)2 =
mol
Jadi, massa molar urea sebesar 60 g mol-1. (Skor 4)

b. massa urea
𝑛urea = (Skor 1)
mm urea
1000 g
(30 kg . 1 kg
)
𝑛urea = 60 g (Skor 2)
mol

𝑛urea = 500 mol (Skor 1)

Jadi, jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea sebanyak 500 mol.

2. C + O2 à CO2 (Skor 1)
3 8 11 (Skor 1)
? ? 55 g (Skor 1)

29
Menentukan Massa Karbon
3
massa C = . massa CO2 (Skor 1)
3+8

3
massa C = . 55 g (Skor 1)
11

massa C = 15 g (Skor 1)

Menentukan Massa Oksigen


8
massa O = . massa CO2 (Skor 1)
3+8

8
massa O = . 55 g (Skor 1)
11

massa O = 40 g (Skor 1)

Skor Total = 17
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = x 100 < 70% = Kurang
Skor total

Rumus Penilaian :

4) PERTEMUAN KE-10
Jenis Soal : Essay

3. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO,
N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ?
4. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas
H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang
diberikan.
c. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ?
d. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ?

PEMBAHASAN DAN SKOR


3.
SENYAWA PERBANDINGAN MASSA
𝐍 𝟐𝐎 N : O = 28 : 16 = 7 : 4 (Skor 1)
𝐍𝐎 N : O = 14 : 16 = 7 : 8 (Skor 1)
𝐍 𝟐𝐎 𝟑 N : O = 28 : 48 = 7 : 12 (Skor 1)
𝐍𝐎𝟐 N : O = 14 : 32 = 7 : 16 (Skor 1) 30
𝐍 𝟐𝐎 𝟓 N : O = 28 : 80 = 7 : 20 (Skor 1)
4. c. Volume H2O
Jumlah molekul H O = . Jumlah molekul H
2 Volume H2 2
8L
Jumlah molekul H2O = ............ 2,5 x 1022 molekul
2L
Jumlah molekul H2O = 4 . 2,5 x 1022 molekul
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐥𝐞𝐤𝐮𝐥 𝐇𝟐𝐎 = 𝟏 𝐱 𝟏𝟎𝟐𝟑 𝐦𝐨𝐥𝐞𝐤𝐮𝐥

(Skor 4)
d. Jumlah molekul NH3
Volume NH = . Volume H
3Jumlah molekul H2 2
7,5 x 1023 molekul
Volume NH3 = .2L
2,5 x 1022 molekul
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐍𝐇𝟑 = 𝟔𝟎 𝐋

(Skor 4)

Skor Total = 13
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
Skor yang diperoleh < 70% = Kurang
Nilai = x 100
Skor total

C) ASESMEN SUMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Jika 10 ton batu gamping (CaCO3) dibakar, maka akan terurai menghasilkan CaO dan
gas CO2. Senyawa CaO yang dihasilkan dari pembakaran itu sebanyak 5,6 ton.
Persamaan Reaksinya : CaCO3 ⟶ CaO + CO2
a. Berapa banyak massa gas CO2 yang dihasilkan ?
b. Apakah pembakaran suatu zat selalu memerlukan oksigen ?
c. Apakah peristiwa tersebut sesuai 56
dengan
g
Hukum Kekekalan
44 g
Massa ?
(𝑚 CaCO = 100 g
; 𝑚 CaO = ; 𝑚 CO = )
𝑚 3 mol 𝑚 mol 𝑚 2 mol

2. Diketahui massa molar (𝑚𝑚 ) N = 14 g dan O = 16 g


mol mol

a. Berapa jumlah zat (n) yang terdapat dalam 8 gram oskigen ?

31
b. Berapa molekul terdapat dalam 8 gram oksigen ?

32
3. a. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8.
berapa massa karbon dioksida jika 8 gram karbon direaksikan dengan 16 gram
oksigen ?
b. Zat apa yang tersisa dan berapa massanya ?
4. Fosforus dan oksigen membentuk dua macam senyawa. Dalam 55 gram senyawa I
terdapat 31 gram fosforus, sedangkan 71 gram senyawa II mengandung 40 gram oksigen.
Tunjukkanlah bahwa kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.
5. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2) membentuk
2 liter gas X, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama. Tentukanlah
rumus molekul gas X tersebut.

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


1. a. Menentukan Jumlah Batu Gamping (𝐂𝐚𝐂𝐎𝟑)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CaCO3
𝑛 CaCO3 = (Skor 1)
𝑚𝑚 CaCO3
1000 kg 1000g (Skor 2)
10 ton . 1 ton . 1 kg
𝑛 CaCO3 = 100 g
mol
𝑛 CaCO3 = 1 x 105 mol (Skor 1)

Menentukan Jumlah gas 𝐂𝐎𝟐


Persamaan reaksi :
CaCO3 (𝑠) ⟶ CaO (𝑠) + CO2 (𝑔) (Skor 1)

1
𝑛 CO2 = . 𝑛 CaCO3 (Skor 2)
1
𝑛 CO2 = 1 x 105 mol

Menentukan Massa gas 𝐂𝐎𝟐 yang dihasilkan


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CO2 = 𝑛 CO2 . 𝑚𝑚 CO2
44 g (Skor 2)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CO = 1 x 105 mol .
2 mol
1 kg 1 ton
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CO = 44 x 105 g . .
2 1000 g 1000 kg (Skor 2)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CO2 = 4,4 ton (Skor 1)

Jadi, massa gas CO2 yang dihasilkan sebanyak 4,4 ton

b. Reaksi pembakaran hanya dapat terjadi karena adanya kalor dan


adanya oksigen. Keduanya saling berkaitan satu sama lain.
(Skor 5)
Reaksi pembakaran tidak dapat terjadi jika hanya terdapat kalor saja
tanpa adanya oksigen.

33
Begitu juga reaksi pembakaran yang tidak dapat terjadi jika hanya
terdapat oksigen saja tanpa adanya kalor.
c. Untuk membuktikan apakah reaksi pembakaran batu gamping sesuai
dengan Hukum Kekekalan Massa, terlebih dahulu kita tentukan massa (Skor 1)
kalsium oksida (CaO)yang dihasilkan.

𝑛 CaCO3 = 1 x 105 mol (Skor 1)


Persamaan reaksi : (Skor 1)
CaCO3 (𝑠) ⟶ CaO (𝑠) + CO2 (𝑔)

Menentukan Jumlah CaO yang dihasilkan


1
𝑛 CaO = . 𝑛 CaCO3
1 (Skor 2)
𝑛 CaO = 1 x 105 mol

Menentukan Massa CaO yang dihasilkan


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CaO = 𝑛 CaO . 𝑚𝑚 CaO (Skor 2)
56 g
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CaO = 1 x 105 mol .
mol
1 kg 1 ton
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CaO = 56 x 105 g . . (Skor 2)
1000 g 1000 kg (Skor 1)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CaO = 5,6 ton

CaCO3 (𝑠) ⟶ CaO (𝑠) + CO2 (𝑔) (Skor 2)


10 ton 5,6 ton 4,4 ton

Massa zat sebelum bereaksi sebanyak 10 ton yang merupakan massa (Skor 1)
CaCO3.
Massa zat sebelum reaksi = massa CaO + massa CO2
= (5,6 + 4,4) ton (Skor 3)
= 10 ton

Massa zat sebelum bereaksi SAMA DENGAN massa zat sesudah


bereaksi, sehingga reaksi pembakaran batu gamping SESUAI dengan (Skor 1)
Hukum Kekekalan Massa.

2. a. 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 O2 (Skor 1)
𝑛 O2 =
𝑚𝑚 O2
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 O2 (Skor 1)
𝑛 O2 =
2 . 𝑚𝑚 O
8𝑔
34
𝑛 O2 = 16 𝑔 (Skor 1)
(2 . 𝑚𝑜𝑙 )

35
8
𝑛 O2 = ( ) mol
32
𝑛 O2 = 0,25 mol (Skor 2)

Jadi, jumlah O2 sebanyak 0,25 mol (Skor 1)


b. 𝑛 O2 = 0,25 mol (Skor 1)

Menentukan Jumlah Molekul (x) Oksigen


𝑥O2 = 𝑛O2 . 𝐿

6,02 x 1023 molekul (Skor 3)


𝑥O2 = 0,25 mol .
mol

𝑥O 2 = 1,505 x 1023 molekul

Jadi, jumlah molekul oksigen sebanyak 1,505 x 1023 molekul. (Skor 1)

3. a.
Massa C + Massa O2 ⟶ Massa CO2
3 8 11
(Skor 3)
8g 16 g ?
8 16
= 2,667 =2
3 8

Perbandingan unsur yang digunakan ialah unsur oksigen karena unsur


oksigen habis bereaksi dan tidak bersisa.

Menentukan Massa Karbon yang Bereaksi


massa O2 (Skor 3)
massa C yang bereaksi = . perbandingan C
perbandingan O 2
16 g
massa C yang bereaksi = .3
8
massa C yang bereaksi = 6 g

massa
Menentukan Massa Karbon Dioksida yang Dihasilkan
C sisa
massa CO2 = massa C yang bereaksi + massa O2
= (8 −
massa CO2 = (6 + 16) g
6) g
massa CO2 = 22 g
massa
b. Zat yang tersisa yaitu karbon C sisa
= 2g
massa C sisa = massa C awal − massa C yang bereaksi

36
(Skor 3)

(Skor 1)

(Skor 3)

37
4. Menentukan massa Oksigen dalam Senyawa I
Massa Fosforus = 31 gram
Massa Oksigen = massa senyawa I – massa fosforus (Skor 4)
= (55 – 31) g
= 24 g

Menentukan massa Fosforus dalam Senyawa II


Massa Oksigen = 40 gram
Massa Fosforus = massa senyawa II – massa oksigen
= (71 – 40) g (Skor 4)
= 31 g

Perbandingan massa Fosforus dan massa Oksigen dalam senyawa I


= 31 : 24 (dibagi 8) (Skor 2)
= 3,875 : 3

Perbandingan massa Fosforus dan massa Oksigen dalam senyawa II


= 31 : 40 (dibagi 13,333) (Skor 2)
= 2,325 : 3

Massa oksigen dalam senyawa 1 sama dengan massa oksigen dalam


senyawa II, maka massa fosforus dalam senyawa I dan senyawa II (Skor 2)
= 3,875 : 2,2325 (disederhanakan)
=4 : 2

Perbandingan tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana, sehingga (Skor 1)


memenuhi Hukum Dalton.

5. Misalkan rumus molekul gas X yaitu NaOb (Skor 1)

Volume N2 : Volume O2 : Volume NaOb (Skor 2)


2 : 3 : 2

Oleh karena perbandingan volume gas merupakan koefisien reaksi,


maka persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut : (Skor 2)
2 N2 (g) + 3 O2 (g) ⟶ 2 NaOb (g)
Jumlah atom pada kedua ruas haruslah sama, sehingga :

Untuk menyetarakan atom N


Jumlah atom N di ruas kiri = 4, sedangkan di ruas kanan = 2a (Skor 2)
Maka 2a = 4 atau a = 2

38
Untuk menyetarakan atom O
Jumlah atom O di ruas kiri = 6, sedangkan di ruas kanan = 2b (Skor 2)
Maka 2b = 6 atau b = 3

Oleh karena a = 2 dan b = 3, maka rumus kimia gas X adalah N2O3 (Skor 1)

Skor Total = 83
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh
70 - 79% = Cukup
Nilai = x 100 < 70% = Kurang
Skor total

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

1. a. Berapa perbandingan massa H dan massa O dalam H2O ?


b. Berapa perbandingan massa C dan massa O dalam CO2 ?
(Ar H = 1 g ; Ar O = 16 g ; Ar C = 12 g)
2. Apabila diketahui unsur A dan B dapat membentuk 3 jenis senyawa. Massa yang
dihasilkan dari unsur A dan B untuk membentuk ketiga senyawa berbeda itu dapat dilihat
pada tabel berikut.
Senyawa Massa unsur A Massa unsur B
I 10 g 10 g
II 15 g 30 g
III 20 g 60 g
a. Bagaimana perbanding massa A dan B pada ketiga senyawa diatas ?
b. Bagaimana rumus kimia untuk ketiga senyawa itu ?
3. Berapakah massa dari :
a. Sejuta atom aluminium?
b. 1,204 x 1023 molekul air ?
27 g 18 g
(𝑚𝑚 Al = ; 𝑚𝑚 H2O = )
mol mol
39
4. Suatu senyawa hidrokarbon (CXHy) yang berwujud gas terbakar menurut persamaan :
CXHy (g) + O2 (g) ⟶ CO2(g) + H2O (g)
Dari suatu percobaan diketahui bahwa untuk membakar 5 liter (T, P) hidrokarbon itu
diperlukan 12,5 liter (T, P) oksigen dan dihasilkan 10 liter (T, P) karbon dioksida.
Tentukanlah rumus molekul hidrokarbon tersebut.

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 a. massa H : massa O
(2 . Ar H) : (1 . Ar O)
(2 . 1 g) : (1 . 16 g)
2g : 16 g 6
1 : 8
Jadi, perbandingan massa H dan massa O = 1 : 8

b. massa C : massa O
(1 . Ar C) : (2 . Ar O)
(1 . 12 g) : (2 . 16 g)
12 g : 32 g 6
3 : 8
Jadi, perbandingan massa C dan massa O = 3 : 8
2 a. Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa I
Massa A : massa B = 10 : 10 = 1 : 1
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa II
3
Massa A : massa B = 15 : 30 = 1 : 2
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa III
Massa A : massa B = 20 : 60 = 1 : 3

b. Rumus Kimia untuk Senyawa I yaitu AB


Rumus Kimia untuk Senyawa II yaitu AB2 3
Rumus Kimia untuk Senyawa III yaitu AB3
3 a. Sejuta atom aluminium = 106 atom Al 1

Menentukan Jumlah (n) atom Al


𝑥 Al
𝑛 Al =
𝐿
1 x 106 atom
𝑛 Al = 3
6,02 x 1023 atom
mol
𝑛 Al = 1,66 x 10−18 mol

40
Menentukan Massa Al
𝑚 Al = 𝑛 Al . 𝑚𝑚 Al
27 g
𝑚 Al = 1,66 x 10−18 mol .
mol
𝑚 Al = 4,482 x 10−17 g
Jadi, massa dari sejuta atom Al adalah 4,482 x 10-17 gram 4

b. Menentukan Jumlah (n) 𝐇𝟐𝐎


𝑥 H2O
𝑛HO=
2
𝐿
1,204 x 1023 molekul
𝑛 H2O =
6,02 x 1023 molekul
mol 3
𝑛 H2O = 0,2 mol

Menentukan Massa 𝐇𝟐𝐎


𝑚 H 2O = 𝑛 H 2O . 𝑚 𝑚 H 2O
18 g
𝑚 H2O = 0,2 mol .
mol
𝑚 H2O = 3,6 g
Jadi, massa dari sejuta atom Al adalah 3,6 gram 4
4 Perbandingan volume CXHy : O2 : CO2 = 5 L : 12,5 L : 10 L
=2: 5 : 4 2
Oleh karena perbandingan volume merupakan koefisien reaksi, maka
persamaan reaksinya menjadi :
2
2 CXHy (g) + 5 O2 (g) ⟶ 4 CO2(g) + H2O (g) (belum setara)

Jumlah atom oksigen di ruas kiri adalah 10, sedangkan di ruas kanan baru 8
(yaitu dalam 4 CO2). Untuk menyetarakan atom oksigen, maka koefisien H2O
2
haruslah 2. Dengan demikian, persamaan setara untuk mreaksi itu adalah :
2 CXHy (g) + 5 O2 (g) ⟶ 4 CO2(g) + 2 H2O (g) 1

Pada persamaan setara, jumlah atom setiap unsur di ruas kiri dan di ruas
kanan haruslah sama, maka : 1

Untuk menyetarakan atom C, maka 2x = 4 atau x = 2


Untuk menyetarakan atom H, maka 2y = 4 atau y = 2 3

Jadi, rumus molekul hidrokarbon itu adalah C2H2


Skor Total 44

41
Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay

1. Perbandingan massa magnesium (Mg) dengan oksigen (O) dalam magnesium oksida
(MgO) adalah 3 : 2. Pada suatu percobaan, direaksikan 10 gram magnesium dengan 8
gram oksigen. Tentukanlah :
a. Massa MgO yang terbentuk
b. Massa pereaksi yang tersisa
2. Nitrogen dan oksigen bereaksi membentuk berbagai macam senyawa. Tiga diantaranya
mengandung nitrogen masing-masing 25,93%, 30,43%, dan 36,84%. Tunjukkanlah
bahwa ketiga senyawa itu memenuhi Hukum Dalton.
3. Pada suhu dan tekanan tertentu, 12 liter gas C2H6 mengandung 3 x 1023 molekul gas C2H6.
Apabila gas C2H6 dibakar sempurna menghasilkan gas CO2 dan uap air, maka :
a. Tuliskan persamaan reaksi pembakaran gas C2H6
b. Tentukan perbandingan koefisien reaksinya
c. Berapa volume gas oksigen yang diperlukan ?
d. Berapa volume gas CO2 dan uap air yang dihasilkan ?
4. Hitunglah jumlah atom perak (Ag) dalam sebuah uang koin yang memiliki massa 65 gram
108 g
dan mengandung 92,5% perak. (𝑚𝑚 Ag = )
mol

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


No. Pembahasan Skor
1 Perbandingan massa Mg : O : MgO = 3 : 2 : 5 1
Massa Mg + Massa O ⟶ Massa MgO
3 2 5
4
10 g 8g ?
10 8
= 3,333 =4
3 2

Perbandingan unsur yang digunakan ialah unsur Mg karena unsur Mg habis


bereaksi dan tidak bersisa. 1

42
a. Menentukan Massa Oksigen yang Bereaksi
massa Mg
massa O yang bereaksi = . perbandingan O
perbandingan Mg
10 g 3
massa O yang bereaksi = .2
3
massa O yang bereaksi = 6,667 g

Menentukan Massa MgO yang Terbentuk


massa MgO = massa O yang bereaksi + massa Mg
massa MgO = (6,667 + 10) g 3
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐌𝐠𝐎 = 𝟏𝟔, 𝟔𝟔𝟕 𝐠
b. Pereaksi yang bersisa adalah oksigen.
massa oksigen sisa = massa oksigen awal − massa oksigen yang bereaksi
massa oksigen sisa = (8 − 6,667) g 3
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐨𝐤𝐬𝐢𝐠𝐞𝐧 𝐬𝐢𝐬𝐚 = 𝟏, 𝟑𝟑𝟑 𝐠

2 Andaikan massa setiap senyawa adalah 100 gram, maka : 1


Massa N dalam senyawa I = 25,93 . 100 g
100
= 25,93 g
Massa N dalam senyawa II = 30,43 . 100 g
100 6
= 30,43 g
Massa N dalam senyawa III = 36,84 . 100 g
100
= 36,84 g

Menentukan Massa Oksigen pada Setiap Senyawa


Massa O dalam senyawa I = massa senyawa I – massa N dalam senyawa I
= (100 – 25,93) g
= 74,07 g
Massa O dalam senyawa II = massa senyawa II – massa N dalam senyawa II 9
= (100 – 30,43) g
= 69,57 g
Massa O dalam senyawa III = massa senyawa III – massa N dalam senyawa III
= (100 – 36,84) g
= 63,16 g

Menentukan Perbandingan Massa N dengan Massa O pada Setiap Senyawa


Massa N : Massa O dalam senyawa I = 25,93 : 74,07
= 1 : 2,856
≈1: 3 6
Massa N : Massa O dalam senyawa II = 30,43 : 69,57
= 1 : 2,286
≈1: 2

43
Massa N : Massa O dalam senyawa III = 36,84 : 63,16
= 1 : 1,714 3
≈1: 2

Massa N dalam senyawa I = senyawa II = senyawa III. Sedangkan massa O


dalam senyawa I, senyawa II, dan senyawa III merupakan bilangan bulat dan 1
sederhana, sehingga ketiga senyawa tersebut memenuhi Hukum Dalton.
3 a. Persamaan Reaksi Pembakaran Gas 𝐂𝟐𝐇𝟔 2
2 C2H6 (g) + 7 O2 (g) ⟶ 4 CO2(g) + 6 H2O (g)

b. Perbandingan Koefisien Setiap Zat pada Persamaan Reaksi


C 2H 6 : O2 : CO2 : H 2O 2
2 : 7 : 4 : 6

c. Menentukan Volume Gas Oksigen yang Diperlukan


Koefisien O2
Volume O2 = . Volume C2H6
Koefisien C 2H 6
7 3
Volume O2 = . 12 L
2
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐎𝟐 = 𝟒𝟐 𝐋

d. Menentukan Volume Gas 𝐂𝐎𝟐 yang Dihasilkan


Koefisien CO2
Volume CO = . Volume C H
6
2 Koefisien C2H6 2
4
3
Volume CO2 = . 12 L
2
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐂𝐎𝟐 = 𝟐𝟒 𝐋

Menentukan Volume Uap Air yang Dihasilkan


Koefisien H2O
Volume H2O = . Volume C2H6
Koefisien C 2H 6
6
Volume H2O = . 12 L 3
2
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐇𝟐𝐎 = 𝟑𝟔 𝐋

4 massa uang koin = 65 g


massa Ag dalam uang koin = 92,5 . 65 g
100
2
= 60,125 g

Menentukan Jumlah (n) Ag


massa Ag
𝑛 Ag = 1
mm Ag

44
60,125 g
𝑛 Ag = 108 g 2
mol
𝑛 Ag = 0,5567 mol

Menentukan Jumlah Atom Perak dalam Uang Koin


𝑥 Ag = 𝑛 Ag . 𝐿
6,02 x 1023 atom
𝑥 Ag = 0,5567 mol .
mol 4
𝑥 Ag = 3,351 x 1023 atom

Jadi, jumlah atom perak dalam uang koin tersebut sebanyak 3,351 x 1023 atom.

Skor Total 63

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = x 100
Skor total < 70% = Kurang

45
e. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
A) PERTEMUAN KE-7
1) REAKSI PEMBAKARAN
Pembakaran dapat didefinisikan sebagai kombinasi secara kimiawi dari unsur
oksigen dengan unsur yang mudah terbakar dari bahan bakar (reaksi oksidasi) yang
berlangsung secara cepat maupun lambat pada suhu dan tekanan tertentu. Pada reaksi
oksidasi yang berlangsung cepat dihasilkan sejumlah energi elektromagnetik (cahaya),
energi panas dan energi mekanik (suara).
Pada semua jenis pembakaran, kondisi campuran udara dan bahan bakar merupakan
faktor utama yang harus diperhatikan untuk mendapatkan campuran yang sempurna, pada
reaksi pembakaran pada unsur – unsur yang dapat terbakar dari bahan bakar menghasilkan
pembebasanenergi yang tergantung pada produk pembakaran yang terbentuk tiga unsur
utama yang dapat terbakar pada sebagian besar bahan bakar adalah karbon, hidrogen dan
belerang.
Pada reaksi pembakaran, berlaku kekekalan massa sehingga massa dari produk
pembakaran sama dengan massa dari reaktan. Total massa untuk masing-masing unsur
yang bereaksi sebelum dan sesudah reaksi adalah sama meskipun masing-masing unsur
memiliki rumus kimia yang berbeda. Oksigen yang digunakan dalam proses pembakaran
biasanya berasal dari udara yang mengakibatkan terikutnya unsur lain dalam unsur yang
tidak dapat terbakar dalam bahan bakar dan akan melewati proses pembakaran tanpa
mengalami perubahan dan akan membentuk polutan (NO2).
Pembakaran adalah “oksidasi cepat yang menghasilkan panas dan juga oksidasi
lambat yang disertai oleh sedikit panas dan tanpa api”. Definisi ini menekankan pada
dasarnya pembakaran merupakan proses transformasi energi antara ikatan kimia yang
berupa panas dan dapat digunakan dalam berbagai cara, dengan kata lain pembakaran
dapat menghasilkan api. Definisi lain dari pembakaran adalah : “reaksi kimia yang
meliputi kombinasi bahan bakar dan oksigen yang menghasilkan panas produk
pembakaran”.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, terlihat bahwa proses pembakaran selalu
membutuhkan oksigen sebagai oksidan, hal ini sangat bertentangan dengan realita yang
terjadi, bahwa selama proses pembakaran sebagai oksidannya adalah udara yang pada
kenyataannya mengandung 21% Oksigen 78% Nitrogen dan 1% merupakan unsur lain.
Untuk tujuan perhitungan, gas nitrogen dianggap hanya melewati proses pembakaran
tanpa mengalami perubahan.Pada dasarnya proses pembakaran terdiri dari dua kondisi,
yaitu :
a) Kondisi Pembakaran Stoikiometrik (Teoritis)
Kondisi pembakaran stoikiometrik adalah dimana relatif jumlah bahan bakar dan
udara secara teoritis dibutuhkan minimal untuk memberikan pembakaran yang
sempurna, dan dapat dihitung melalui analisa pada bahan bakar gas yang bereaksi
dengan oksigen.

46
Tabel 2. Spesifikasi Bahan Bakar LPG
Rumus Massa Jumlah Fraksi
Jenis BB % Berat
Kimia Molar Zat Mol
Propana C3H8 44 11 0,25 0,14
Isobutana C H
4 10 58 31 0,53 0,30
n-butana C H
4 10 58 58 1,00 0,56
Jumlah 100 1,78 1,00

Berdasarkan tabel 2, persamaan reaksi pembakaran stoikiometriknya adalah sebagai


berikut :
Propana : C3H8 + 5 O2 + 18,8 N2 à 3 CO2 + 4 H2O + 18,8 N2
Isobutana : C4H10 + 6,5 O2 + 24,4 N2 à 4 CO2 + 5 H2O + 24,4 N2
n-Butana : C4H10 + 6,5 O2 + 24,4 N2 à 4 CO2 + 5 H2O + 24,4 N2

Sebagai contoh untuk persamaan reaksi pembakaran teoritis gas propana :


C3H8 + 5 O2 + 18,8 N2 à 3 CO2 + 4 H2O + 18,8 N2
1 mol 5 mol 18,8 mol 3 mol 4 mol 18,8 mol

Jadi secara teoritis dapat dilihat bahwa kebutuhan bahan bakar dan udara sebanding
dengan jumlah koefisien masing-masing reaktan dan produk. Sehingga konsentrasi
CO2 pada produk pembakaran stoikiometrik :
3 mol
% CO2 (wet) = ( . 100% = 11,628%
3 + 4 + 18,8) mol
3 mol
% CO2 (dry) = ( . 100% = 13,761%
3 + 18,8) mol

Kondisi pembakaran secara stoikiometri pada umumnya sulit untuk dicapai, hal ini
dikarenakan laju reaksi yang terbatas dan adanya proses pencampuran bahan bakar
yang tidak sempurna, sehingga pembakaran biasanya diekspresikan dengan excess air.
Hal ini akan menjamin tidak adanya bahan bakar yang terbuang dan sempurna- nya
proses pembakaran.

b) Pembakaran dengan Udara Lebih (Aktual)


Pembakaran dalam prakteknya adalah sukar untuk daerah kondisi stoikiometrik.
Beberapa burner untuk industri beroperasi pada rasio udara/gas yang mendekati nilai
teoritisnya tetapi sebagian besar burner penentuan udaranya melebihi kondisi
stoikiometrinya, hal ini untuk meyakinkan bahwa pembakaran terjadi dengan
sempurna.
Alasan utama untuk menentukan udara lebih (excess air) adalah kegagalan aliran gas
dan udara untuk bercampur secara sempurna sebelum terjadinya proses pembakaran.
Terjadinya pembakaran tergantung pada tumbuhan molekul bahan bakar dengan

47
molekul oksigen. Jika terjadi kekurangan campuran pada kedua fluida tersebut, maka
oksigen harus diberikan untuk menambah terjadinya tumbukan molekul.
Metode yang tepat untuk menentukan udara aktual didalam sebuah sistem
pembakaran terhadap jumlah ketentuan teoritisnya diekspresikan sebagai ratio udara
volume
aktual yang digunakan ( bahan bakar) terhadap kebutuhan udara
volume
volume
stoikiometrik ( bahan bakar) :
volume
udara aktual yang digunakan
AF =
kebutuhan udara stoikiometrik

Presentase udara lebih dapat diekspresikan sebagai 100 . (A F – 1) excess air dapat
ditentukan oleh kandungan karbon dioksida atau oksigen dari produk pembakaran
dengan menggunakan persamaan :
V0 CO2st − CO2act
AF−1 = ( ).
A0 CO2act
Dimana :
volume
V0 = produk pembakaran kering stoikiometrik ( bahan bakar)
volume
volume
A0 = udara stoikiometrik ( bahan bakar)
volume
CO2st = CO2 stoikiometrik dalam produk pembakaran kering % volumee
CO2act = CO2 pengukuran dalam produk pembakaran kering % volumee

V0
Perbandingan bervariasi dari 0,89 hingga 0,98
A0

B) PERTEMUAN KE-8
1) SEJARAH AWAL TEORI FLOGISTON
Pada tahun 1669, Johann Joachim Becher seorang ilmuwan kimia Jerman
mencetuskan idenya tentang pembakaran logam. Hal ini menjadi dasar munculnya teori
logiston. Becher beralasan bahwa bahan yang terbakar harus mengandung komponen
yang mudah terbakar yaitu elemen api (terra pinguis). Pandangan Becher ini
memperbaharui prinsip kimia sebelumnya yang menyatakan bahwa bahan terdiri dari
proporsi yang berbeda dari empat elemen baik tanah, udara, api, dan air. Dalam teori
Becher disebutkan bahwa benda mudah terbakar karena hanya terdapat elemen api (terra
pinguis). Selama pembakaran, komponen ini dilepaskan ke udara ditandai dengan
timbulnya nyala api. Selain itu dinyatakan bahwa tedapat residu misalnya abu kayu yang
memiliki massa lebih ringan dari bahan aslinya. Demikian pula saat memanaskan logam
di udara akan dihasilkan calx yang lebih ringan dari logam. Hal ini adalah bukti bahwa
ada sesuatu yang hilang.
Pada pertengahan abad ke-18, masalah paling penting dalam ilmu kimia dan isika
adalah menentukan apa yang sebenarnya terjadi Ketika sesuatu terbakar. Saat itu gas

48
Oksigen belum ditemukan. Tepatnya pada tahun 1703, Georg Ernst Stahl, seorang
ilmuwan kimia Jerman, mengembangkan teori Becher. Ia mengemukakan istilah logiston
yang sebelumnya dikenal dengan nama terra pinguis. Dalam bahasa Yunani logiston
berarti terbakar. Adapun teori Stahl mencakup ide-ide berikut :
(1) Semua zat yang mudah terbakar mengandung flogiston.
(2) Semakin banyak flogiston yang dikandung suatu zat, semakin baik dan lebih
sempurna ia terbakar.
(3) Pembakaran melepaskan flogiston dari zat ke udara.

Gambar 2. Johann Joachim Becher Gambar 3. Georg Ernst Stahl


(1635 – 1682) (1660 – 1734)
Sumber : Sumber :
https://www.akgimages.co.uk/Docs/AKG/Media/T https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/
R3_WATERMARKED/6/0/f/2/AKG302291.jpg 7/73/Georg_Ernst_Stahl_crop.jpg

(4) Nyala api menunjukkan lepasnya flogiston dengan cepat.


(5) Udara diperlukan untuk pembakaran karena menyerap flogiston yang keluar.
(6) Pembakaran dalam wadah tertutup segera terhenti, karena udara di dalamnya menjadi
jenuh dengan flogiston.
(7) Udara diperlukan untuk bernapas. Makhluk yang ditempatkan dalam wadah tertutup
mati karena udara tidak dapat lagi menyerap flogiston, sehingga tidak dapat lagi
menopang kehidupan.
(8) Residu atau abu yang tertinggal setelah pembakaran disebut calx.
(9) Massa calx lebih ringan dari bahan sebelum dibakar.

Teori flogiston memang menjelaskan banyak karakteristik terkait pembakaran


namun ternyata saat melakukan pembakaran logam justru hal yang sebaliknya terjadi.
Akhirnya teori ini dipatahkan karena ternyata jika logam dibakar massanya justru
bertambah.

Sumber : https://edu.rsc.org/feature/the-logic-of-phlogiston/2000126.article

49
2) HUKUM KEKEKALAN MASSA
Dalam suatu reaksi kimia yang berlangsung dalam wadah tertutup sedemikian
sehingga tidak ada materi yang dapat masuk atau keluar, massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama. Fakta bahwa massa zat-zat kekal, pada awalnya belum
diketahui karena keterlibatan gas dalam reaksi belum dipahami (Simak Teori Flogiston).
Baru sekitar abad 18, para ahli mulai memahaminya. Antoine Lavoisier (1743 – 1794)
yang percaya pentingnya pengamatan kuantitatif, berhasil menjelaskan keterlibatan gas
dalam reaksi kimia.

Gambar 4. Antoine Laurent Lavoisier


(1743 – 1794)
Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fe/Antoine-
Laurent_Lavoisier_%28by_Louis_Jean_Desire_Delaistre%29RENEW.jpg

Lavoisier mengulang eksperimen oleh Priestley. Ia memanaskan sebanyak 530


gram merkuri dalam wadah tertutup yang terhubung dengan udara dalam silinder ukur.
Pada akhir eksperimen, ternyata volumee udara dalam silinder telah berkurang 1 bagian,
5
sedangkan merkuri berubah menjadi calx merkuri dengan massa sebesar 572,4 gram ; atau
terjadi pertambahan massa sebesar 42,4 gram. Besarnya pertambahan ini ternyata sama
dengan massa 1 bagian udara yang berkurang dalam silinder.
5

Logam merkuri + 1 bagian udara à calx merkuri


5
530 gram 42,4 gram 572,4 gram

Berdasarkan reaksi ini, Lavoisier mengamati total massa zat-zat sebelum reaksi
sama dengan total massa zat sesudah reaksi. Kemudian ia memanaskan Kembali calx
merkuri yang dihasilkan dengan panas yang lebih besar. Pada akhir reaksi, ia memperoleh
Kembali logam merkuri dan 1 bagian udara yang hilang tadi, dengan total massa sama
5
dengan calx merkuri. Ia menyadari bahwa 1 bagian udara tersebut adalah udara tanpa
5

50
flogiston yang dimaksud Priestley, yang dilepas calx merkuri dalam reaksinya
membentuk logam merkuri. Lavoisier menamakan 1 bagian udara yang terbentuk dalam
5
reaksi tersebut sebagai oksigen.

Hasil eksperimen Lavoisier ini berhasil mengoreksi pengamatan Priestley, sekaligus


meruntuhkan Teori Flogiston. Berdasarkan eksperimen ini dan banyak eksperimen
lainnya, Lavoisier menemukan bahwa di dalam suatu reaksi kimia tidak terjadi perubahan
massa zat-zat. Berdsarkan hal ini, ia merumuskan Hukum Kekekalan Massa yang
berbunyi : “Di dalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama”.

CONTOH SOAL
1. Pada pembakaran 2,4 gram magnesium di udara, dihasilkan 4 gram oksida
magnesium. Berapa gram oksigen yang terpakai dalam reaksi itu ?
Jawaban
Persamaan reaksi pembakaran magnesium :
Mg (s) + 1 O2 (g) → MgO (s)
2 𝗍

massa MgO = massa Mg + massa O2


4 gram = 2,4 gram + y
y = massa MgO - massa Mg
y = (4 – 2,4) gram
y = 1,6 gram

Jadi, massa oksigen yang terpakai sebanyak 1,6 gram

2. Sebanyak 254 gram tembaga dan 128 gram belerang bereaksi habis membentuk
senyawa tembaga sulfida. Menurut Hukum Kekealan Massa, berapa banyak tembaga
sulfida yang akan diperoleh dari reaksi tersebut ?
Jawaban
Persamaan reaksi tembaga dan belerang :
Cu (s) + S (s) à CuS (s)

Menurut hukum kekekalan massa, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama, sehingga :

51
massa CuS = massa Cu + massa S
= (254 + 128) gram
= 382 gram

Jadi, massa tembaga sulfida (CuS) yang diperoleh sebanyak 382 gram.

3) NOMOR ATOM, NOMOR MASSA DAN NOTASI ATOM

Gambar 5. Sistem Periodik Unsur


Sumber : https://www.pngwing.com/en/free-png-yszst

(1) NOMOR ATOM (Z)


Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom atau nomor proton. Jumlah
proton khas bagi setiap unsur. Artinya, atom-atom dari unsur yang sama mempunyai
jumlah proton yang sama tetapi berbeda dari atom unsur lain. Nomor atom unsur-
unsur dapat dilihat pada tabel sistem periodek unsur yang terdapat pada gambar 4.

52
Oleh karena suatu atom bersifat netral, maka jumlah elektron sama dengan jumlah
proton. Jadi nomor atom juga menyatakan jumlah elektron dalam suatu atom.

Nomor atom (Z) = Jumlah proton (p) = Jumlah elektron (e)

Tabel 3. Nomor atom dari beberapa unsur


Unsur Lambang Unsur Jumlah proton Nomor atom
Hidrogen H 1 Z = 1
Helium He 2 Z = 2
Litium Li 3 Z = 3
Berilium Be 4 Z = 4
Boron B 5 Z = 5
Karbon C 6 Z = 6
Nitrogen N 7 Z = 7
Oksigen O 8 Z = 8

(2) NOMOR MASSA (A)


Telah disebutkan bahwa proton dan neutron mempunyai massa yang sama, yaitu
masing-masing sekitar 1 sma (massa proton = 1,0073 sma ; massa neutron = 1,0087
sma), sedangkan massa sebuah elektron sangat kecil, yaitu 5,4 x 10-4 sma. Oleh karena
itu, massa sebuah atom praktis hanya ditentukan oleh massa proton dan massaneurton,
sedangkan massa elektron dapat diabaikan. Jumlah proton dengan neutron dalam
suatu atom disebut nomor massa.

Nomor massa (A) = Jumlah proton (p) + Jumlah neutron (n)

(3) NOTASI SUSUNAN ATOM


Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam suatu atom ditunjukkan dengan lambang
(notasi) sebagai berikut.

𝑨𝑿
𝒁

X = Lambang atom (= lambang unsur)


Z = Nomor atom = Jumlah proton (p) = Jumlah elektron (e)
A = Nomor massa = Jumlah proton (p) + Jumlah neutron (n)

53
Oleh karena A = p + n, sedangkan p = Z, maka A = Z + n atau n = A – Z. Jadi, jumlah
neutron dalam suatu atom sama dengan selisih nomor massa dengan nomor atom.

Jumlah neutron (n) = A - Z

Tabel 4. Contoh Penulisan Notasi Unsur


Nomor Jumlah Jumlah
Lambang Nomor massa
Unsur Atom Proton Neutron Notasi
Unsur A=p+n
(Z) (p) (n)
Hidrogen H 1 1 0 1+0=1 1
1𝐻
Karbon C 6 6 6 6 + 6 = 12 12𝐶
6
Besi Fe 26 26 30 26 + 30 = 56 56𝐹𝑒
26
Emas Au 79 79 118 79 + 118 = 197 197𝐴𝑢
79

C) PERTEMUAN KE-9
1) MASSA MOLEKUL REALTIF (𝑴𝒓)
Jika atom-atom brgabung membentuk zat kimia (molekul unsur, senyawa molekul,
senyawa ion), maka massa zat kimia tersebut merupakan jumlah massa atom-atom
tersebut. Oleh karena rumus kimia zat (rumus molekul dan rumus empiris) menyatakan
jenis dan jumlah atom-atom penyusun zat tersebut, maka massa zat dapat dihitung dari
rumus kimianya sebagai berikut. Perhatikan, meski definisi massa molekul relatif dan
massa rumus relatif berbeda, keduanya diberi lambang yang sama, yakni 𝑀𝑟.
Massa molekul relatif (𝑴𝒓), yakni jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari atom-atom
dalam rumus molekul.
Massa rumus relatif (𝑴𝒓), yakni jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari atom-atom dalam
rumus empirisnya.
Nilai 𝑀𝑟 dapat dihitung sebagai jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari semua atom-atom
dalam rumus kimianya.

𝑴𝒓 = ∑(𝑨𝑰 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 . 𝑨𝒓 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫)

Keterangan :
AI unsur = angka indeks unsur dalam rumus kimia
𝐴𝑟 unsur = massa atom relatif unsur

Untuk jelasnya, simak contoh berikut.


1. Air adalah senyawa molekul dengan rumus kimia H2O. Diketahui 𝐴𝑟 atom H =
1,00794 g dan 𝐴𝑟 atom O = 15,9994 g

54
maka :
𝑀𝑟 𝐻2𝑂 = (𝐴𝐼 𝐻 . 𝐴𝑟 𝐻) + (𝐴𝐼 𝑂 . 𝐴𝑟 𝑂)
𝑀𝑟 𝐻2𝑂 = {(2 . 1,00794) + (1 . 15,9994)} 𝑔
𝑀𝑟 𝐻2𝑂 = 𝟏𝟖, 𝟎𝟏𝟓𝟐𝟖 𝒈

2. Garam dapur adalah senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Diketahui 𝐴𝑟 atom Na
= 22,89768 g dan 𝐴𝑟 atom Cl = 35,4527
maka :
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = (𝐴𝐼 𝑁𝑎 . 𝐴𝑟 𝑁𝑎) + (𝐴𝐼 𝐶𝑙 . 𝐴𝑟 𝐶𝑙)
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = {(1 . 22,89768) + (1 . 35,4527)} 𝑔
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 𝟓𝟖, 𝟑𝟓𝟎𝟑𝟖 𝒈

Untuk perhitungan kimia, angka desimal pada 𝐴𝑟 dan 𝑀𝑟 biasanya disederhanakan. Pada
contoh diatas, 𝐴𝑟 H = 1 g, 𝐴𝑟 O = 16 g, 𝐴𝑟 Na = 23 g, 𝐴𝑟 Cl = 35,5 g serta 𝑀𝑟 H2O = 18
g, 𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 58,5 g

2) MASSA MOLAR (𝒎𝒎)


Satu lusin jeruk dan satu lusin semangka mempunyai jumlah satuan yang sama, yaitu 12.
Namun demikian, kita semua tau bahwa massa satu lusin jeruk berbeda dengan massa satu
lusin semangka. Massa satu lusin semangka tentu lebih besar daripada massa satu lusin
jeruk. Jika massa rata-rata satu semangka sama dengan massa rata-rata 10 jeruk, maka
massa 1 lusin semangka akan sama dengan massa 10 lusin jeruk. Demikian juga halnya
dengan atom atau molekul, meski jumlah molnya sama, massanya tentu berbeda,
bergantung pada jenisnya. Berapakah massa 1 mol zat ?
Untuk memahami penentuan massa satu mol zat, perlu Anda perhatikan Kembali dua
konsep berikut.
1. Standar mol adalah 12 gram C-12
Artinya, massa 1 mol C-12 = 12 gram.
2. Massa atom relatif (𝐴𝑟) atau massa molekul relatif (𝑀𝑟) merupakan perbandingan
massa antara partikel zat itu dengan atom C-12.

CONTOH 1 :
Massa atom relatif (𝐴𝑟) besi = 56 g, berarti :
massa 1 atom Fe 56
=
massa 1 atom C − 12 12
Oleh karena itu, massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka :
56
massa 1 mol Fe = . 12 gram
12
massa 1 mol Fe = 56 gram

55
CONTOH 2 :
Massa molekul relatif (𝑀𝑟) air = 18 g, berarti :
massa 1 molekul air 18
=
massa 1 atom C − 12 12
Oleh karena itu, massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka :
18
massa 1 mol air = . 12 gram
12
massa 1 mol air = 18 gram

Berdasarkan kedua contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa massa 1 mol suatu zat sama
dengan 𝐴𝑟 atau 𝑀𝑟 nya dalam satuan gram. Dengan perkataan lain, 𝐴𝑟 atau 𝑀𝑟 zat
menyatakan massa (gram) dari 1 mol zat itu. Massa 1 mol zat selanjutnya disebut massa
molar, dinyatakan dengan lambang 𝑚𝑚 dan satuannya adalah 𝑔
𝑚𝑜𝑙

Untuk unsur yang partikelnya berupa atom : 𝑚 = 𝐴


Untuk zat lainnya : 𝑚 =𝑀

3) HUBUNGAN MASSA MOLAR (𝒎𝒎) TERHADAP JUMLAH ZAT


Hubungan jumlah zat (n) dengan massa zat (m) dapat ditulis sebagai berikut.

𝒎 = 𝒏 . 𝒎𝒎

Dimana
m = massa zat (g)
n = jumlah zat (mol)
𝑔
𝑚𝑚 = massa molar ( )
𝑚𝑜𝑙

CONTOH SOAL
1. Hitunglah massa dari 2 mol Ca(OH)2.
74 𝑔
Diketahui 𝑚𝑚 Ca(OH)2 =
𝑚𝑜𝑙
Pembahasan

𝑚 Ca(OH)2 = 𝑛𝐶𝑎(𝑂𝐻)2 . 𝑚𝑚 Ca(OH)2


74 𝑔
𝑚 Ca(OH)2 = 2 𝑚𝑜𝑙 .
𝑚𝑜𝑙
𝑚 Ca(OH)2 = 𝟏𝟒𝟖 𝒈

56
Jadi, massa dari 2 mol Ca(OH)2 yaitu sebanyak 148 gram.

57
2. Berapa jumlah molekul oksigen (O2) terdapat dalam 32 gram oksigen ?
32 𝑔
Diketahui 𝑚𝑚 O2 = 𝑚𝑜𝑙
Pemabahasan
𝑚𝑂
𝑛 𝑂2 = 𝑚 2
𝑚
𝑂2
32 𝑔
𝑛𝑂2 =
32 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑂2 = 1 𝑚𝑜𝑙

Jadi, jumlah molekul oksigen dalam 32 gram oksigen sebanyak 1 mol.

3. Berapa jumlah atom besi (Fe) yang terdapat dalam 28 gram besi ?
56 𝑔
Diketahui 𝑚𝑚 Fe =
𝑚𝑜𝑙
Pembahasan
Menentukan jumlah atom Fe
𝑚Fe
𝑛Fe =
𝑚𝑚Fe
28 𝑔
𝑛Fe =
56 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑛Fe = 0,5 𝑚𝑜𝑙

Menentukan jumlah atom Fe


𝑥Fe = 𝑛Fe . 𝐿
6,02 𝑥 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚
𝑥Fe = 0,5 𝑚𝑜𝑙 .
𝑚𝑜𝑙
𝑥Fe = 3,01 𝑥 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚

Jadi, jumlah atom besi dalam 28 gram besi sebanyak 3,01 x 1023 atom.

4. Berapa massa dari 3,01 x 1022 molekul oksigen ?


32 𝑔
Diketahui 𝑚𝑚 O2 = 𝑚𝑜𝑙
Pembahasan

Menentukan jumlah molekul oksigen


𝑥O
𝑛O 2 = 2
𝐿
3,01 𝑥 1022 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙
𝑛O2 =
6,02 𝑥 1023 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙
𝑚𝑜𝑙
𝑛O2 = 0,05 𝑚𝑜𝑙
58
Menentukan massa molekul oksigen
𝑚 O2 = 𝑛 O2 . 𝑚 𝑚O 2
32 𝑔
𝑚O2 = 0,05 𝑚𝑜𝑙 .
𝑚𝑜𝑙
𝑚O2 = 1,6 𝑔

Jadi, massa molekul oksigen yang terdapat dalam 3,01 x 1022 molekul oksigen yaitu
sebanyak 1,6 gram.

4) HUKUM PERBANDINGAN TETAP


Pada akhir abad 18, Lavoisier dan para ilmuwan lainnya mengamati bahwa banyak zat
tersusun dari dua atau lebih unsur yang berbeda jenis. Zat yang kemudian dikenal sebagai
senyawa ini memiliki unsur-unsur dengan perbandingan yang tetap, terlepas darimana
senyawa tersebut berasal, apakah dibuat atau terdapat di alam. Pada tahun 1799, Joseph
Louis Proust (1754 – 1826) berupaya membuktikan keberlakuan fenomena ini secara
umum.

Gambar 6. Joseph Louis Proust


(1754 – 1826)
Sumber :
https://media.sciencephoto.com/image/c020812
8/800wm/C0208128-Joseph_Louis_Proust.jpg

Salah satu eksperimen yang dilakukannya adalah mereaksikan unsur hidrogen dan unsur
oksigen. Proust menemukan bahwa unsur hidrogen dan unsur oksigen selalu bereaksi
membentuk senyawa air dengan perbandingan massa yang tetap, yakni 1 : 8.

massa hidrogen : massa oksigen = 1 : 8

59
Tabel 5. Hasil Eksperimen Proust
Massa unsur Massa unsur Massa senyawa Sisa unsur
hidrogen oksigen yang air yang hidrogen atau
yang direaksikan direaksikan terbentuk oksigen
1g 8g 9g 0
2g 8g 9g 1 g hidrogen
1g 9g 9g 1 g oksigen
2g 16 g 18 g 0

Proust menemukan bahwa senyawa selalu mengandung unsur-unsur dengan


perbandingan tetap dan tertentu. Ia merumuskan hukum yang dikenal sebagai Hukum
Perbandingan Tetap yang berbunyi : “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa adalah tertentu dan tetap”.

CONTOH SOAL
1. Pada elektrolisis, sebanyak 18 gram air terurai menjadi 2 gram hidrogen dan 16 gram
oksigen.
a. Hitung massa hidrogen dan oksigen yang dapat diperoleh dari elektrolisis 50 gram
air.
Pembahasan
Perbandingan massa unsur hidrogen dan oksigen dalam air = 2 g : 16 g = 1 : 8
Elektrolisis 50 gram air akan menghasilkan :
1 8
massa hidrogen = . 50 gram massa oksigen = . 50 gram
9 9
massa hidrogen = 5,5556 gram massa oksigen = 44,4444 gram

b. Berapa massa air yang harus dielektrolisis untuk mendapatkan 100 gram oksigen?
Pembahasan
9
𝑚𝑎𝑖𝑟 = . 100 𝑔𝑟𝑎𝑚
8
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 112,5 𝑔𝑟𝑎𝑚

2. Tabel berikut menunjukkan data hasil percobaan reaksi hidrogen dengan oksigen
membentuk air.
Tabel 6. Beberapa Data Reaksi Hidrogen dengan Oksigen Membentuk Air
Massa hidrogen Massa oksigen Massa air yang Massa peraksi
No.
yang direaksikan yang direaksikan terbentuk yang tersisa
1 1g 8g 9g 0
2 2g 16 g 18 g 0
3 1g 9g 9g 1 g oksigen
4 2g 8g 9g 1 g oksigen
5 5g 24 g 27 g 2 g hidrogen
6 10 g 10 g 11,25 g 8,75 g hidrogen

60
Berdasarkan data tersebut, tentukanlah perbandingan massa hidrogen dengan oksigen
dalam air.
Pembahasan
Marilah kita periksa perbandingan massa hidrogen dengan oksigen dalam senyawa
yang terbentuk, yaitu air.
Percobaan 1 Percobaan 5
massa hidrogen 1 massa hidrogen 5 − 2
= =
massa oksigen 8 massa oksigen 24
massa hidrogen 3
Percobaan 2 =
massa hidrogen 2 massa oksigen 24
= massa hidrogen 1
massa oksigen 16 =
massa hidrogen 1 massa oksigen 8
=
massa oksigen 8 Percobaan 6
massa hidrogen 10 − 8,75
Percobaan 3 =
massa hidrogen 1 massa oksigen 10
= massa hidrogen 1,25
massa oksigen 9 − 1 =
massa hidrogen 1 massa oksigen 10
= massa hidrogen 1
massa oksigen 8 =
massa oksigen 8
Percobaan 4
massa hidrogen 2 − 1
=
massa oksigen 8
massa hidrogen 1
=
massa oksigen 8

D) PERTEMUAN KE-10
1) HUKUM KELIPATAN BERGANDA
Dalam upaya merumuskan teori atomnya menggunakan Hukum Kekekalan Massa dan
Hukum Perbandingan Tetap, John Dalton (1766 – 1844) menemukan suatu hukum yang
merupakan pengembangan dari Hukum Perbandingan Tetap Proust. Menurut Hukum
Proust, suatu senyawa tersusun dari unsur-unsur dengan perbandingan tertentu dan tetap.
Namun, para ilmuwan menemukan unsur-unsur yang dapat bergabung membentuk lebih
dari satu jenis senyawa. Dalton mengamati adanya keteraturan terkait dengan
perbandingan unsur dalam senyawa-senyawa tersebut. Untuk memahami hal ini, simak
percobaan reaksi antara unsur nitrogen dan unsur oksigen yang menghasilkan dua jenis
senyawa, yaitu senyawa oksida nitrogen I dan senyawa oksida nitrogen II.
Pada percobaan pertama, sebanyak 0,875 gram nitrogen direaksikan dengan 1,00 gram
oksigen. Reaksi ini menghasilkan senyawa nitrogen oksida I. selanjutnya pada percobaan
kedua, massa nitrogen diubah menjadi 1,75 gram sementara massa oksigen tetap. Reaksi
ini menghasilkan senyawa berbeda, yaitu nitrogen oksida II.

61
Gambar 7. John Dalton
(1766 – 1844)
Sumber :
https://media.sciencephoto.com/image/c0334234/800
wm/C0334234-John_Dalton,_English_Chemist.jpg

Tabel 7. Hasil Percobaan untuk Merumuskan Hukum Dalton


Massa nitrogen Massa oksigen Massa senyawa
Jenis Senyawa
yang direaksikan yang direaksikan yang terbentuk
Nitrogen oksida I 0,875 g 1,00 g 1,875 g
Nitrogen oksida I 1,75 g 1,00 g 2,75 g

Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam kedua
senyawa merupakan bilangan bulat sederhana.

massa nitrogen dalam senyawa nitrogen oksida I 0,875 g 1


= =
massa nitrogen dalam senyawa nitrogen oksida II 1,75 g 2

Berdasarkan pengamatannya terhadap data, Dalton merumuskan Hukum Kelipatan


Perbandingan (Hukum Dalton) yang berbunyi : “Jika massa dari salah satu unsur
dalam kedua senyawa itu sama, maka perbandingan massa unsur yang satu lagi dalam
kedua senyawa itu merupakan bilangan bulat dan sederhana”.

CONTOH SOAL
1. Belerang (S) dan Oksigen (O) membentuk dua jenis senyawa. Kadar belerang dalam
senyawa I dan II berturut-turut adalah 50% dan 40%. Apakah hukum Dalton berlaku
untuk senyawa tersebut ?
Pembahasan
Senyawa I terdiri atas 50% belerang, berarti massa oksigen adalah 50%
Senyawa II terdiri dari 40% belerang, berarti massa oksigen adalah 60%

62
massa S : massa O dalam senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1
massa S : massa O dalam senyawa II = 40 : 60 = 2 : 3 = 1 : 1,5

Jika massa S dalam senyawa I = senyawa II, misalnya sama-sama 1 gram, maka massa
O dalam senyawa I : senyawa II = 1 : 1,5. Perbandingan tersebut merupakan bilangan
bulat dan sederhana, sehingga kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.

2. Seorang ahli kimia mereaksikan unsur karbon dan unsur oksigen. Massa karbon yang
direaksikan tetap, sedangkan massa oksigen bervariasi. Pada akhir reaksi, ia
memperoleh dua jenis senyawa yang berbeda. Komposisi karbon dan oksigen dalam
senyawa pertama adalah 42,9% karbon dan 57,1% oksigen. Sedangkan komposisi
pada senyawa kedua adalah 27,3% karbon dan 72,7% oksigen.
Tunjukkanlah bahwa perbandingan massa unsur oksigen dalam kedua senyawa ini
sesuai dengan Hukum Kelipatan Perbandingan.
Pembahasan
Misalkan terdapat 100 gram senyawa I dan 100 gram senyawa II.

Massa Massa Massa


Massa karbon : Massa oksigen
senyawa karbon oksigen
42,9 1
Senyawa I 100 g 42,9 g 57,1 g =
57,1 1,33
27,3 1
Senyawa II 100 g 27,3 g 72,7 g =
72,7 2,66

Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa untuk setiap 1 gram karbon
Perbandingan oksigen dalam senyawa I
=
Perbandingan oksigen dalam senyawa II
1,33 g
=
2,66 g
1
=
2

Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa merupakan bilangan bulat dan
sederhana, sesuai dengan Hukum Kelipatan Perbandingan.

2) HUKUM PERBANDINGAN VOLUME


Joseph Louis Gay-Lussac (1778 – 1850) adalah seorang ilmuwan Prancis yang
melakukan studi tentang gas dengan pengukuran kuantitatif secara akurat. Sewaktu ia
mempelajari komposisi oksigen di udara, ia tertarik dengan reaksi kimia antara gas
hidrogen dan gas oksigen membentuk uap air. Ia menemukan bahwa jika diukur pada P
dan T yang tetap, untuk setiap 2 volume gas hidrogen dan 1 volume gas oksigen, akan

63
diperoleh 2 volume uap air.

Gas hidrogen + Gas oksigen à Uap air


2 volume : 1 volume : 2 volume

Gambar 8. Joseph Louis Gay-Lussac


(1778 – 1850)
Sumber : https://www.researchgate.net/profile/Frank-
Stahnisch/publication/236197941/figure/fig5/AS:5644771641753
60@1511593251064/Joseph-Louis-Gay-Lussac-1778-1850.png

Perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi ternyata merupakan bulangan
bulat dan sederhana. Gay-Lussac kemudian menguji keberlakuan dari hasil pengamatan
tersebut dengan melakukan berbagai eksperimen lainnya, seperti mereaksikan gas
belerang dan gas oksigen membentuk oksida belerang. Ia juga menggunakan data hasil
eksperimen reaksi-reaksi gas dari ilmuwan lainnya, seperti eksperimen Sir Humphry
Davy dan C. L. Bertholett, dan mendapati bahwa perbandingan volume gas-gas dalam
reaksi tersebut juga merupakan bilangan bulat sederhana.
Eksperimen Davy
Eksperimen melibatkan reaksi antara gas nitrogen dan gas oksigen membentuk 3
senyawa oksida nitrogen berbeda (sekarang dikenal sebagai N2O, NO, dan NO2). Gay-
Lussac mengubah data perbandingan massa gas nitrogen dan gas oksigen yang
bereaksi, menjadi perbandingan volume menggunakan data kerapatan gas terkait.

Gas nitrogen + Gas oksigen à Gas oksida nitrogen I (N2O)


2 volume : 1 volume

Gas nitrogen + Gas oksigen à Gas oksida nitrogen II (NO)


1 volume : 1 volume

64
Gas nitrogen + Gas oksigen à Gas oksida nitrogen III (NO2)
1 volume : 2 volume

Eksperimen Bertholett
Eksperimen melibatkan reaksi dekomposisi gas ammonia menjadi gas nitrogen dan
gas hidrogen.

Gas amonia à Gas nitrogen + Gas hidrogen


1 volume : 3 volume

Berdasarkan hasil pengamatannya yang telah teruji keberlakuannya secara umum, di


tahun 1808 Gay-Lussac merumuskan Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-
Lussac) untuk reaksi-reaksi yang melibatkan gas-gas, berbunyi : “Pada suhu dan
tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi
berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”.

CONTOH SOAL
Sebanyak 100 bagian volume gas X terurai menjadi 50 bagian volume gas Y dan 75
volume gas Z.
a. Hitung perbandingan volume dari gas-gas yang terlibat dalam reaksi tersebut.
Pembahasan
Perbandingan volume
Gas X à Gas Y + Gas Z
100 volume : 50 volume : 75 volume
4 volume : 2 volume : 3 volume

b. Untuk setiap 2 L gas X, berapa banyak gas Y dan Z yang dapat dihasilkan ?
Pembahasan
Diketahui perbandingan volume :
Gas X : Gas Y : Gas Z
4 : 2 : 3

Untuk setiap 2 L gas X dihasilkan :


2
Volume gas Y = . 2 L = 1 L
4
3
Volume gas Z = . 2 L = 1,5 L
4

3) HIPOTESIS AVOGADRO
Mengapa perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan
sederhana ? Banyak ahli, termasuk Dalton dan Gay-Lussac, gagal menjelaskan hukum
perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay-Lussac. Penyebab kegagalan mereka

65
adalah anggapan bahwa partikel unsur selalu berupa atom. Barulah pada tahun 1811,
Amedeo Avogadro (1776 – 1857) dari Italia, mengemukakan bahwa partikel unsur tidak
harus berupa atom yang berdiri sendiri, tetapi dapat juga berupa gabungan dari beberapa
atom yang disebut molekul unsur.

Gambar 9. Amedeo Avogadro


(1776 – 1857)
Sumber : https://cdn.britannica.com/10/194610-
050-785C0275/Amedeo-Avogadro.jpg

Avogadro dapat menjelaskan hukum perbandingan volume dengan mengajukan hipotesis


sebagai berikut : Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas bervolume sama
mengandung jumlah molekul yang sama pula. Jadi, perbandingan volume gas-gas itu juga
merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi. Dengan kata lain,
perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien reaksinya.
Kesimpulan tersebut digunakan untuk menyelesaikan soal-soal reaksi kimia yang
diketahui volume gas atau jumlah partikelnya.

𝐊𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐜𝐚𝐫𝐢


𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐜𝐚𝐫𝐢 = . 𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢
𝐊𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢

𝐊𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐜𝐚𝐫𝐢


𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐥𝐞𝐤𝐮𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐜𝐚𝐫𝐢 = . 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐥𝐞𝐤𝐮𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢
𝐊𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢

CONTOH SOAL
1. Pada suhu dan tekanan tertentu, 5 L gas H2 dibakar dengan gas O2 sehingga
menghasilkan uap air. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas
berdasarkan data yang diberikan !
a. Tuliskan persamaan reaksinya.

66
b. Berapa volume gas O2 yang diperlukan ?
c. Berapa volume uap air yang dihasilkan ?
Jawaban
a. Persamaan reaksi :
2 H2 (g) + O2 (g) ⟶ 2 H2O (g)

b. Volume gas O2 yang diperlukan.


Koefisien O2
VO2 =
Koefisien H2 . Volume H2
1

VO2 = . 5L
2
𝐕𝐎𝟐 = 𝟐, 𝟓 𝐋

c. Volume gas O2 yang diperlukan.


Koefisien H2O
V H2 O = . Volume H2
Koefisien H2
2

VH2O = .5L
2
𝐕𝐇 𝟐 𝐎 = 𝟓 𝐋

2. Untuk menghasilkan 16 molekul NH3, berapa molekul N2 dan H2 yang diperlukan ?


Pembahasan
Persamaan reaksi : N2 + 3 H2 ⟶ 2 NH3

Menentukan jumlah molekul 𝐍𝟐


Koefisien N2
Jumlah molekul N2 = Koefisien NH . Jumlah molekul NH3
3
1

Jumlah molekul N2 = . 16 molekul


2
Jumlah molekul N2 = 8 molekul

Menentukan jumlah molekul 𝐇𝟐


Koefisien H2
=
Jumlah molekul H2 Koefisien NH . Jumlah molekul NH3
3
3

Jumlah molekul H2 = . 16 molekul


2
Jumlah molekul H2 = 24 molekul

67
GLOSARIUM

Calx : Residu atau abu yang tertinggal setelah pembakaran.


Flogiston : Terbakar
Massa molar : Massa dari satu mol sebuah unsur atau senyawa kimia.
Mol : Satuan pengukuran dalam Sistem Satuan Internasional untuk jumlah
zat.
Oksida : Senyawa kimia yang sedikitnya mengandung sebuah atom oksigen
serta sedikitnya sebuah unsur lain.
Residu : Segala sesuatu yang tertinggal, tersisa atau berperan sebagai
kontaminan dalam suatu proses kimia tertentu. atau biasanya disebut
dengan pengotor.
Stoikiometrik : Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang kuantitas
suatu zat, meliputi massa, jumlah mol, volume, dan jumlah partikel.

DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu Pengetahuan
Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Wismono, Jaka. (2004). KIMIA dan Kecakapan Hidup untuk Kelas 1 SMA (Tengah Tahun
Pertama). Jakarta : Ganeca Exact
Budi, Yekob. (2018). Dasar Teori Reaksi Pembakaran. [Online]. Diakses : http://repository.untag-
sby.ac.id/379/6/BAB%202.pdf [25 September 2021] Tingle, Mike. (2014). The Logic of
Phlogiston. [Online]. Diakses : https://edu.rsc.org/feature/the-logic-of-phlogiston/2000126.article

68

Anda mungkin juga menyukai