KIMIA
1. Identitas
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu
yang tidak seimbang?” Q.S Al Mulk: 3
3. Kompetensi Awal
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik telah :
memahami cara menulis persamaan reaksi kimia setara dengan tepat ; memahami konsephubungan
koefisien reaksi dalam persamaan reaksi kimia terhadap jumlah zat (mol) dan jumlah partikel
(bilangan Avogadro).
7. Pendekatan
pendekatan saintifik
8. Model
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk moda Pembelajaran Jarak
Jauh (blended learning).
9. Metode Pembelajaran
Metode jigsaw
3
13. Kegiatan Pembejaran
PERTEMUAN KE-7
Membuktikan teori terkait reaksi pembakaran (pengantar menuju konsep dan hitungan hukum
dasar kimia) dengan melakukan aktivitas 4.2 pada buku ajar.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai reaksi pembakaran ? pada
pertemuan ini kita akan membahas hal apa saja yang berperan dalam reaksi atau proses
pembakaran.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada gambar reaksi pembakaran yang
Peserta Didik pada terdapat pada LKPD.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Mengorganisasikan Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Kegiatan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Pembelajaran 1. Sebutkan 2 faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
2. Apakah reaksi pembakaran selalu mengikuti Hukum Kekekalan Massa ?
Membimbing 15 MENIT
penyelidikan (Mengumpulkan Informasi) :
4
mandiri dan 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
kelompok mengenai faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai faktor utama yang
menentukan terjadinya reaksi pembakaran yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi
pembakaran.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai reaksi pembakaran pada logam dengan melakukan
aktivitas 4.2 yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai reaksi pembakaran yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
pada lembar kerja.
Mengembangkan
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi reaksi
dan menyajikan
pembakaran (Terlampir pada LKPD).
hasil karya
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Mengnalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Teori Flogiston, Hukum
Kekekalan Massa, Nomor atom dan Nomor massa suatu atom.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
5
PERTEMUAN KE-8
Menganalisis Teori Flogiston melalui bacaan ; menganalisis hukum kekekalan massa melalui
Latihan soal ; menganalisis isotop, isobar, dan isoton yang berkaitan dengan nomor atom maupun
nomor massa suatu atom.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai reaksi pembakaran pada pertemuan
sebelumnya ? pada pertemuan kali ini akan dibahas mengenai kegagalan Teori Flogiston dalam
menjelaskan reaksi pembakaran dan lahirnya hukum kekekalan massa.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada intisari mengenai reaksi pembakaran
Peserta Didik pada menurut teori Flogiston yang terdapat pada buku cetak halaman 86 - 87.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Mengorganisasikan 1. Apa yang dimaksud dengan Flogiston ?
Kegiatan 2. Apakah pada Teori Flogiston, oksigen sudah ditemukan oleh para ahli ?
Pembelajaran 3. Apa yang dimaksud dengan calx ?
4. Mengapa teori Flogiston dikatakan gagal dalam menjelaskan reaksi
pembakaran ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
Membimbing mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan
penyelidikan massa yang diusulkan oleh Lavoisier.
mandiri dan 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
kelompok telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai kegagalan Teori
Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh
Lavoisier yang telah diperoleh.
6
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum
kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum kekekalan massa melalui contoh
soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya
hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
Mengembangkan pada lembar kerja.
dan menyajikan 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum
hasil karya kekekalan massa (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Mengnalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang massa atom relatif (Ar)
; massa molekul relatif (Mr) ; Hubungan mol dengan Ar dan Mr ; Hukum Perbandingan Tetap.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
PERTEMUAN KE-9
Mendeskripsikan massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) ; Menghitung massa
atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) suatu zat; Mendeskripsikan hubungan massa
satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) melalui massa molar
(mm) ; Menghitung soal yang berkaitan dengan hukum perbandingan tetap.
7
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai teori atom ? pada pertemuan ini
kita akan membahas cara menentukan massa suatu atom dan molekul serta mengenal hukum
perbandingan tetap.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada tabel massa molar (𝑚𝑚) beberapa
Peserta Didik pada atom dan molekul yang terdapat pada LKPD.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasikan
Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan
1. Apa yang dimaksud dengan massa molar ?
Pembelajaran
2. Bagaimana hubungan massa satu mol zat terhadap massa molar (𝑚𝑚)
suatu atom atau molekul ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
mengenai massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr), hubungan
massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul
relatif (Mr).
Membimbing 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
penyelidikan telah dibaca.
mandiri dan 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai massa atom relatif (Ar),
kelompok massa molekul relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap massa
atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) yang telah
diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr),
hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa
molekul relatif (Mr).
Mengembangkan 40 MENIT
dan menyajikan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
hasil karya pengamatan dengan cara (Menalar) :
8
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan tetap melalui
contoh soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai massa atom relatif (Ar), massa molekul
relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif
(Ar) dan massa molekul relatif (Mr) serta hukum perbandingan tetap yang
sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan -
pertanyaan pada lembar kerja.
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum
perbandingan tetap (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Mengnalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Perbandingan
Berganda dan Hukum Perbandingan Volume.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
PERTEMUAN KE-10
Menganalisis konsep dan hitungan hukum perbandingan berganda dan hukum perbandingan
volume.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian hukum perbandingan tetap ? pada pertemuan
ini kita akan membahas hukum perbandingan berganda yang merupakan pengembangan dari
9
hukum perbandingan tetap. Pada pembelajaran ini juga akan membahas hukum perbandingan
volume dan hipotesis Avogadro.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan pada tabel data dan persamaan reaksi yang
Peserta Didik pada berkaitan dengan Hukum Perbandingan Berganda dan Hukum Perbandingan
Masalah Volume yang terdapat pada LKPD. (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasikan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan 1. Bagaimana cara membuat perbandingan massa unsur pada senyawa 1 dan
Pembelajaran senyawa 2 ?
2. Bagaimana cara menentukan volume gas O2, volume gas CO2, dan
volume uap air pada persamaan reaksi diatas ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan
Volume, dan Hipotesis Avogadro.
Membimbing 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
penyelidikan telah dibaca.
mandiri dan 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai Hukum Perbandingan
kelompok Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang
telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan Hukum Perbandingan Berganda, Hukum
Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan berganda, hukum
Mengembangkan
perbandingan volume, dan hipotesis Avogadro melalui contoh soal yang
dan menyajikan
terdapat pada buku ajar dan LKPD.
hasil karya
2. Mengolah informasi mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum
Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang sudah dikumpulkan
dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
pada lembar kerja.
10
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Hukum
Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis
Avogadro (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Mengnalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Dasar Kimia
untuk Menyelesaikan Kasus dalam Kehidupan Sehari-Hari.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
11
14. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
12
16. LAMPIRAN
Aktivitas 4.2
HOTS SIKAP
• Mandiri
Literasi • Analisis • Kreatif
• Evaluasi • Kerja sama
• Bernalar Kritis
PERTANYAAN
1. Sebutkan 2 faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
2. Apakah reaksi pembakaran selalu mengikuti Hukum Kekekalan Massa ?
13
C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
Tujuan Percobaan
Membuktikan Teori Terkait Reaksi Pembakaran Logam
Cara Kerja
Gunakan terlebih dahulu masker untuk menutupi hidung, kacamata pelindung, dan
sarung tangan.
Timbanglah massa pita magnesium lalu catatlah hasilnya.
Timbanglah mangkok kosong untuk menampung hasil pembakaran lalu catatlah
hasilnya.
Jepitlah pita magnesium dengan penjepit kayu.
Bakarlah di atas nyala lilin.
Tampunglah abu hasil pembakaran ke dalam mangkok (tampung semua, jangan
sampai ada yang tercecer).
14
Timbang kembali abu hasil pembakaran bersama mangkoknya lalu catatlah
hasilnya.
Tulislah semua hasil percobaan pada Tabel 1, lalu analisislah datanya.
Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan Kalian.
Komunikasikan hasil percobaan Kalian dalam diskusi kelas.
F) SOAL LATIHAN
15
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
3.
2) PERTEMUAN KE-8
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati dan analisis informasi yang terdapat pada kolom intisari mengenai Sejarah Awal
Teori Flogiston (lihat buku cetak halaman 86 – 87).
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan Flogiston ?
2. Apakah pada Teori Flogiston, oksigen sudah ditemukan oleh para ahli ?
3. Apa yang dimaksud dengan calx ?
4. Mengapa teori Flogiston dikatakan gagal dalam menjelaskan reaksi pembakaran ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
16
JAWABAN PERTANYAAN
2.
3.
4.
JAWABAN PERTANYAAN
1)
2)
_
17
4) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
3) PERTEMUAN KE-9
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati tabel data berikut.
Massa Molar, 𝒎𝒎 Jumlah zat
Unsur / Molekul
(g mol-1) (𝒏)
Ca 40 1 mol
Mg 24 0,5 mol
Ca(CH3COO)2 158 0,1 mol
H2SO4 98 2 mol
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan massa molar ?
2. Bagaimana hubungan massa satu mol zat terhadap massa molar (𝑚𝑚) suatu atom
atau molekul ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
18
JAWABAN PERTANYAAN
2.
2. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8 dan
massa karbon dioksida sebanyak 55 gram, berapa massa karbon dan oksigen yang
bereaksi ?
JAWABAN PERTANYAAN
1. a.
b.
2.
19
E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
4) PERTEMUAN KE-10
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati tabel data berikut.
20
PERTANYAAN
1. Bagaimana cara membuat perbandingan massa unsur pada senyawa 1 dan senyawa
2?
2. Bagaimana cara menentukan volume gas O2, volume gas CO2, dan volume uap air
pada persamaan reaksi diatas ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
1. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO,
N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ?
2. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas
H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang
diberikan.
a. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ?
b. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
SENYAWA PERBANDINGAN MASSA
𝐍 𝟐𝐎 N : O =
𝐍𝐎 N : O =
𝐍 𝟐𝐎 𝟑 N : O =
21
𝐍𝐎𝟐 N :O =
𝐍 𝟐𝐎 𝟓 N : O =
2. a.
b.
22
b. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi
23
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
24
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
c. PENILAIAN RANAH
KETERAMPILANRUBRIK
ASPEK
PENILAIAN UNJ UK KERJA INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
25
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
𝑥 NH3
2) 𝑛 NH3 =
𝐿
12,04 x 1023 molekul
𝑛 NH3 =
6,02 x 1023 molekul
mol
𝑛 NH3 = 2 mol
Jadi, jumlah zat (n) NH3 yang terdapat dalam 12,04 x 1023 molekul NH3 yaitu
sebanyak 2 mol. (Skor 4)
26
Skor Total = 12
KRITERIA PENILAIAN (SKOR)
100 = Sangat Baik
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎 75 = Baik
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
B) ASESMEN FORMATIF
1) PERTEMUAN KE-7
Jenis Soal : Essay
Jadi, jumlah atom Mg dalam 0,1 mol logam Mg sebanyak 6,02 x 1022 atom.
(Skor 4)
Rumus Penilaian :
27
2) PERTEMUAN KE-8
Jenis Soal : Essay
1. Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar.
Apakah hukum kekekalan massa berlaku pada reaksi pembakaran ?
2. Sebatang paku yang massanya 5 gram dibiarkan berkarat. Apakah massa paku
berkarat sama dengan, lebih besar atau lebih kecil dari massa paku mula-mula ?
3. Dengan pemahaman nomor atom (Z) dan nomor massa (A) suatu unsur, lengkapi tabel
berikut.
Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi
unsur proton, p elektron, e neutron, n
A=p+n
Argon Ar 18 …. …. 40 ….
Kalsium Ca …. 20 20 …. ….
Radium Ra …. …. 138 …. ….Ra
88
Aluminium Al …. …. …. …. 27Al
13
Secara teoritis, massa besi yang mengalami korosi akan lebih besar dibandingkan
massa besi murni. Hal ini dapat dilihat dari massa atom relatif (Ar) dan massa molekul
relatif. Massa atom relatif besi adalah 56 gram, sedangkan massa molekul relatif besi
(III) oksida adalah 160 gram. (Skor 4)
28
Skor Total = 23
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = x 100 70 - 79% = Cukup
Skor total
< 70% = Kurang
Rumus Penilaian :
3) PERTEMUAN KE-9
Jenis Soal : Essay
2. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8 dan
massa karbon dioksida sebanyak 55 gram, berapa massa karbon dan oksigen yang
bereaksi ?
b. massa urea
𝑛urea = (Skor 1)
mm urea
1000 g
(30 kg . 1 kg
)
𝑛urea = 60 g (Skor 2)
mol
Jadi, jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea sebanyak 500 mol.
2. C + O2 à CO2 (Skor 1)
3 8 11 (Skor 1)
? ? 55 g (Skor 1)
29
Menentukan Massa Karbon
3
massa C = . massa CO2 (Skor 1)
3+8
3
massa C = . 55 g (Skor 1)
11
massa C = 15 g (Skor 1)
8
massa O = . 55 g (Skor 1)
11
massa O = 40 g (Skor 1)
Skor Total = 17
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = x 100 < 70% = Kurang
Skor total
Rumus Penilaian :
4) PERTEMUAN KE-10
Jenis Soal : Essay
3. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO,
N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ?
4. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas
H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang
diberikan.
c. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ?
d. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ?
(Skor 4)
d. Jumlah molekul NH3
Volume NH = . Volume H
3Jumlah molekul H2 2
7,5 x 1023 molekul
Volume NH3 = .2L
2,5 x 1022 molekul
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐍𝐇𝟑 = 𝟔𝟎 𝐋
(Skor 4)
Skor Total = 13
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
Skor yang diperoleh < 70% = Kurang
Nilai = x 100
Skor total
C) ASESMEN SUMATIF
Jenis Soal : Essay
1. Jika 10 ton batu gamping (CaCO3) dibakar, maka akan terurai menghasilkan CaO dan
gas CO2. Senyawa CaO yang dihasilkan dari pembakaran itu sebanyak 5,6 ton.
Persamaan Reaksinya : CaCO3 ⟶ CaO + CO2
a. Berapa banyak massa gas CO2 yang dihasilkan ?
b. Apakah pembakaran suatu zat selalu memerlukan oksigen ?
c. Apakah peristiwa tersebut sesuai 56
dengan
g
Hukum Kekekalan
44 g
Massa ?
(𝑚 CaCO = 100 g
; 𝑚 CaO = ; 𝑚 CO = )
𝑚 3 mol 𝑚 mol 𝑚 2 mol
31
b. Berapa molekul terdapat dalam 8 gram oksigen ?
32
3. a. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8.
berapa massa karbon dioksida jika 8 gram karbon direaksikan dengan 16 gram
oksigen ?
b. Zat apa yang tersisa dan berapa massanya ?
4. Fosforus dan oksigen membentuk dua macam senyawa. Dalam 55 gram senyawa I
terdapat 31 gram fosforus, sedangkan 71 gram senyawa II mengandung 40 gram oksigen.
Tunjukkanlah bahwa kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.
5. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2) membentuk
2 liter gas X, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama. Tentukanlah
rumus molekul gas X tersebut.
1
𝑛 CO2 = . 𝑛 CaCO3 (Skor 2)
1
𝑛 CO2 = 1 x 105 mol
33
Begitu juga reaksi pembakaran yang tidak dapat terjadi jika hanya
terdapat oksigen saja tanpa adanya kalor.
c. Untuk membuktikan apakah reaksi pembakaran batu gamping sesuai
dengan Hukum Kekekalan Massa, terlebih dahulu kita tentukan massa (Skor 1)
kalsium oksida (CaO)yang dihasilkan.
Massa zat sebelum bereaksi sebanyak 10 ton yang merupakan massa (Skor 1)
CaCO3.
Massa zat sebelum reaksi = massa CaO + massa CO2
= (5,6 + 4,4) ton (Skor 3)
= 10 ton
2. a. 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 O2 (Skor 1)
𝑛 O2 =
𝑚𝑚 O2
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 O2 (Skor 1)
𝑛 O2 =
2 . 𝑚𝑚 O
8𝑔
34
𝑛 O2 = 16 𝑔 (Skor 1)
(2 . 𝑚𝑜𝑙 )
35
8
𝑛 O2 = ( ) mol
32
𝑛 O2 = 0,25 mol (Skor 2)
3. a.
Massa C + Massa O2 ⟶ Massa CO2
3 8 11
(Skor 3)
8g 16 g ?
8 16
= 2,667 =2
3 8
massa
Menentukan Massa Karbon Dioksida yang Dihasilkan
C sisa
massa CO2 = massa C yang bereaksi + massa O2
= (8 −
massa CO2 = (6 + 16) g
6) g
massa CO2 = 22 g
massa
b. Zat yang tersisa yaitu karbon C sisa
= 2g
massa C sisa = massa C awal − massa C yang bereaksi
36
(Skor 3)
(Skor 1)
(Skor 3)
37
4. Menentukan massa Oksigen dalam Senyawa I
Massa Fosforus = 31 gram
Massa Oksigen = massa senyawa I – massa fosforus (Skor 4)
= (55 – 31) g
= 24 g
38
Untuk menyetarakan atom O
Jumlah atom O di ruas kiri = 6, sedangkan di ruas kanan = 2b (Skor 2)
Maka 2b = 6 atau b = 3
Oleh karena a = 2 dan b = 3, maka rumus kimia gas X adalah N2O3 (Skor 1)
Skor Total = 83
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh
70 - 79% = Cukup
Nilai = x 100 < 70% = Kurang
Skor total
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
b. massa C : massa O
(1 . Ar C) : (2 . Ar O)
(1 . 12 g) : (2 . 16 g)
12 g : 32 g 6
3 : 8
Jadi, perbandingan massa C dan massa O = 3 : 8
2 a. Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa I
Massa A : massa B = 10 : 10 = 1 : 1
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa II
3
Massa A : massa B = 15 : 30 = 1 : 2
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa III
Massa A : massa B = 20 : 60 = 1 : 3
40
Menentukan Massa Al
𝑚 Al = 𝑛 Al . 𝑚𝑚 Al
27 g
𝑚 Al = 1,66 x 10−18 mol .
mol
𝑚 Al = 4,482 x 10−17 g
Jadi, massa dari sejuta atom Al adalah 4,482 x 10-17 gram 4
Jumlah atom oksigen di ruas kiri adalah 10, sedangkan di ruas kanan baru 8
(yaitu dalam 4 CO2). Untuk menyetarakan atom oksigen, maka koefisien H2O
2
haruslah 2. Dengan demikian, persamaan setara untuk mreaksi itu adalah :
2 CXHy (g) + 5 O2 (g) ⟶ 4 CO2(g) + 2 H2O (g) 1
Pada persamaan setara, jumlah atom setiap unsur di ruas kiri dan di ruas
kanan haruslah sama, maka : 1
41
Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay
1. Perbandingan massa magnesium (Mg) dengan oksigen (O) dalam magnesium oksida
(MgO) adalah 3 : 2. Pada suatu percobaan, direaksikan 10 gram magnesium dengan 8
gram oksigen. Tentukanlah :
a. Massa MgO yang terbentuk
b. Massa pereaksi yang tersisa
2. Nitrogen dan oksigen bereaksi membentuk berbagai macam senyawa. Tiga diantaranya
mengandung nitrogen masing-masing 25,93%, 30,43%, dan 36,84%. Tunjukkanlah
bahwa ketiga senyawa itu memenuhi Hukum Dalton.
3. Pada suhu dan tekanan tertentu, 12 liter gas C2H6 mengandung 3 x 1023 molekul gas C2H6.
Apabila gas C2H6 dibakar sempurna menghasilkan gas CO2 dan uap air, maka :
a. Tuliskan persamaan reaksi pembakaran gas C2H6
b. Tentukan perbandingan koefisien reaksinya
c. Berapa volume gas oksigen yang diperlukan ?
d. Berapa volume gas CO2 dan uap air yang dihasilkan ?
4. Hitunglah jumlah atom perak (Ag) dalam sebuah uang koin yang memiliki massa 65 gram
108 g
dan mengandung 92,5% perak. (𝑚𝑚 Ag = )
mol
42
a. Menentukan Massa Oksigen yang Bereaksi
massa Mg
massa O yang bereaksi = . perbandingan O
perbandingan Mg
10 g 3
massa O yang bereaksi = .2
3
massa O yang bereaksi = 6,667 g
43
Massa N : Massa O dalam senyawa III = 36,84 : 63,16
= 1 : 1,714 3
≈1: 2
44
60,125 g
𝑛 Ag = 108 g 2
mol
𝑛 Ag = 0,5567 mol
Jadi, jumlah atom perak dalam uang koin tersebut sebanyak 3,351 x 1023 atom.
Skor Total 63
45
e. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
A) PERTEMUAN KE-7
1) REAKSI PEMBAKARAN
Pembakaran dapat didefinisikan sebagai kombinasi secara kimiawi dari unsur
oksigen dengan unsur yang mudah terbakar dari bahan bakar (reaksi oksidasi) yang
berlangsung secara cepat maupun lambat pada suhu dan tekanan tertentu. Pada reaksi
oksidasi yang berlangsung cepat dihasilkan sejumlah energi elektromagnetik (cahaya),
energi panas dan energi mekanik (suara).
Pada semua jenis pembakaran, kondisi campuran udara dan bahan bakar merupakan
faktor utama yang harus diperhatikan untuk mendapatkan campuran yang sempurna, pada
reaksi pembakaran pada unsur – unsur yang dapat terbakar dari bahan bakar menghasilkan
pembebasanenergi yang tergantung pada produk pembakaran yang terbentuk tiga unsur
utama yang dapat terbakar pada sebagian besar bahan bakar adalah karbon, hidrogen dan
belerang.
Pada reaksi pembakaran, berlaku kekekalan massa sehingga massa dari produk
pembakaran sama dengan massa dari reaktan. Total massa untuk masing-masing unsur
yang bereaksi sebelum dan sesudah reaksi adalah sama meskipun masing-masing unsur
memiliki rumus kimia yang berbeda. Oksigen yang digunakan dalam proses pembakaran
biasanya berasal dari udara yang mengakibatkan terikutnya unsur lain dalam unsur yang
tidak dapat terbakar dalam bahan bakar dan akan melewati proses pembakaran tanpa
mengalami perubahan dan akan membentuk polutan (NO2).
Pembakaran adalah “oksidasi cepat yang menghasilkan panas dan juga oksidasi
lambat yang disertai oleh sedikit panas dan tanpa api”. Definisi ini menekankan pada
dasarnya pembakaran merupakan proses transformasi energi antara ikatan kimia yang
berupa panas dan dapat digunakan dalam berbagai cara, dengan kata lain pembakaran
dapat menghasilkan api. Definisi lain dari pembakaran adalah : “reaksi kimia yang
meliputi kombinasi bahan bakar dan oksigen yang menghasilkan panas produk
pembakaran”.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, terlihat bahwa proses pembakaran selalu
membutuhkan oksigen sebagai oksidan, hal ini sangat bertentangan dengan realita yang
terjadi, bahwa selama proses pembakaran sebagai oksidannya adalah udara yang pada
kenyataannya mengandung 21% Oksigen 78% Nitrogen dan 1% merupakan unsur lain.
Untuk tujuan perhitungan, gas nitrogen dianggap hanya melewati proses pembakaran
tanpa mengalami perubahan.Pada dasarnya proses pembakaran terdiri dari dua kondisi,
yaitu :
a) Kondisi Pembakaran Stoikiometrik (Teoritis)
Kondisi pembakaran stoikiometrik adalah dimana relatif jumlah bahan bakar dan
udara secara teoritis dibutuhkan minimal untuk memberikan pembakaran yang
sempurna, dan dapat dihitung melalui analisa pada bahan bakar gas yang bereaksi
dengan oksigen.
46
Tabel 2. Spesifikasi Bahan Bakar LPG
Rumus Massa Jumlah Fraksi
Jenis BB % Berat
Kimia Molar Zat Mol
Propana C3H8 44 11 0,25 0,14
Isobutana C H
4 10 58 31 0,53 0,30
n-butana C H
4 10 58 58 1,00 0,56
Jumlah 100 1,78 1,00
Jadi secara teoritis dapat dilihat bahwa kebutuhan bahan bakar dan udara sebanding
dengan jumlah koefisien masing-masing reaktan dan produk. Sehingga konsentrasi
CO2 pada produk pembakaran stoikiometrik :
3 mol
% CO2 (wet) = ( . 100% = 11,628%
3 + 4 + 18,8) mol
3 mol
% CO2 (dry) = ( . 100% = 13,761%
3 + 18,8) mol
Kondisi pembakaran secara stoikiometri pada umumnya sulit untuk dicapai, hal ini
dikarenakan laju reaksi yang terbatas dan adanya proses pencampuran bahan bakar
yang tidak sempurna, sehingga pembakaran biasanya diekspresikan dengan excess air.
Hal ini akan menjamin tidak adanya bahan bakar yang terbuang dan sempurna- nya
proses pembakaran.
47
molekul oksigen. Jika terjadi kekurangan campuran pada kedua fluida tersebut, maka
oksigen harus diberikan untuk menambah terjadinya tumbukan molekul.
Metode yang tepat untuk menentukan udara aktual didalam sebuah sistem
pembakaran terhadap jumlah ketentuan teoritisnya diekspresikan sebagai ratio udara
volume
aktual yang digunakan ( bahan bakar) terhadap kebutuhan udara
volume
volume
stoikiometrik ( bahan bakar) :
volume
udara aktual yang digunakan
AF =
kebutuhan udara stoikiometrik
Presentase udara lebih dapat diekspresikan sebagai 100 . (A F – 1) excess air dapat
ditentukan oleh kandungan karbon dioksida atau oksigen dari produk pembakaran
dengan menggunakan persamaan :
V0 CO2st − CO2act
AF−1 = ( ).
A0 CO2act
Dimana :
volume
V0 = produk pembakaran kering stoikiometrik ( bahan bakar)
volume
volume
A0 = udara stoikiometrik ( bahan bakar)
volume
CO2st = CO2 stoikiometrik dalam produk pembakaran kering % volumee
CO2act = CO2 pengukuran dalam produk pembakaran kering % volumee
V0
Perbandingan bervariasi dari 0,89 hingga 0,98
A0
B) PERTEMUAN KE-8
1) SEJARAH AWAL TEORI FLOGISTON
Pada tahun 1669, Johann Joachim Becher seorang ilmuwan kimia Jerman
mencetuskan idenya tentang pembakaran logam. Hal ini menjadi dasar munculnya teori
logiston. Becher beralasan bahwa bahan yang terbakar harus mengandung komponen
yang mudah terbakar yaitu elemen api (terra pinguis). Pandangan Becher ini
memperbaharui prinsip kimia sebelumnya yang menyatakan bahwa bahan terdiri dari
proporsi yang berbeda dari empat elemen baik tanah, udara, api, dan air. Dalam teori
Becher disebutkan bahwa benda mudah terbakar karena hanya terdapat elemen api (terra
pinguis). Selama pembakaran, komponen ini dilepaskan ke udara ditandai dengan
timbulnya nyala api. Selain itu dinyatakan bahwa tedapat residu misalnya abu kayu yang
memiliki massa lebih ringan dari bahan aslinya. Demikian pula saat memanaskan logam
di udara akan dihasilkan calx yang lebih ringan dari logam. Hal ini adalah bukti bahwa
ada sesuatu yang hilang.
Pada pertengahan abad ke-18, masalah paling penting dalam ilmu kimia dan isika
adalah menentukan apa yang sebenarnya terjadi Ketika sesuatu terbakar. Saat itu gas
48
Oksigen belum ditemukan. Tepatnya pada tahun 1703, Georg Ernst Stahl, seorang
ilmuwan kimia Jerman, mengembangkan teori Becher. Ia mengemukakan istilah logiston
yang sebelumnya dikenal dengan nama terra pinguis. Dalam bahasa Yunani logiston
berarti terbakar. Adapun teori Stahl mencakup ide-ide berikut :
(1) Semua zat yang mudah terbakar mengandung flogiston.
(2) Semakin banyak flogiston yang dikandung suatu zat, semakin baik dan lebih
sempurna ia terbakar.
(3) Pembakaran melepaskan flogiston dari zat ke udara.
Sumber : https://edu.rsc.org/feature/the-logic-of-phlogiston/2000126.article
49
2) HUKUM KEKEKALAN MASSA
Dalam suatu reaksi kimia yang berlangsung dalam wadah tertutup sedemikian
sehingga tidak ada materi yang dapat masuk atau keluar, massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama. Fakta bahwa massa zat-zat kekal, pada awalnya belum
diketahui karena keterlibatan gas dalam reaksi belum dipahami (Simak Teori Flogiston).
Baru sekitar abad 18, para ahli mulai memahaminya. Antoine Lavoisier (1743 – 1794)
yang percaya pentingnya pengamatan kuantitatif, berhasil menjelaskan keterlibatan gas
dalam reaksi kimia.
Berdasarkan reaksi ini, Lavoisier mengamati total massa zat-zat sebelum reaksi
sama dengan total massa zat sesudah reaksi. Kemudian ia memanaskan Kembali calx
merkuri yang dihasilkan dengan panas yang lebih besar. Pada akhir reaksi, ia memperoleh
Kembali logam merkuri dan 1 bagian udara yang hilang tadi, dengan total massa sama
5
dengan calx merkuri. Ia menyadari bahwa 1 bagian udara tersebut adalah udara tanpa
5
50
flogiston yang dimaksud Priestley, yang dilepas calx merkuri dalam reaksinya
membentuk logam merkuri. Lavoisier menamakan 1 bagian udara yang terbentuk dalam
5
reaksi tersebut sebagai oksigen.
CONTOH SOAL
1. Pada pembakaran 2,4 gram magnesium di udara, dihasilkan 4 gram oksida
magnesium. Berapa gram oksigen yang terpakai dalam reaksi itu ?
Jawaban
Persamaan reaksi pembakaran magnesium :
Mg (s) + 1 O2 (g) → MgO (s)
2 𝗍
2. Sebanyak 254 gram tembaga dan 128 gram belerang bereaksi habis membentuk
senyawa tembaga sulfida. Menurut Hukum Kekealan Massa, berapa banyak tembaga
sulfida yang akan diperoleh dari reaksi tersebut ?
Jawaban
Persamaan reaksi tembaga dan belerang :
Cu (s) + S (s) à CuS (s)
Menurut hukum kekekalan massa, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama, sehingga :
51
massa CuS = massa Cu + massa S
= (254 + 128) gram
= 382 gram
Jadi, massa tembaga sulfida (CuS) yang diperoleh sebanyak 382 gram.
52
Oleh karena suatu atom bersifat netral, maka jumlah elektron sama dengan jumlah
proton. Jadi nomor atom juga menyatakan jumlah elektron dalam suatu atom.
𝑨𝑿
𝒁
53
Oleh karena A = p + n, sedangkan p = Z, maka A = Z + n atau n = A – Z. Jadi, jumlah
neutron dalam suatu atom sama dengan selisih nomor massa dengan nomor atom.
C) PERTEMUAN KE-9
1) MASSA MOLEKUL REALTIF (𝑴𝒓)
Jika atom-atom brgabung membentuk zat kimia (molekul unsur, senyawa molekul,
senyawa ion), maka massa zat kimia tersebut merupakan jumlah massa atom-atom
tersebut. Oleh karena rumus kimia zat (rumus molekul dan rumus empiris) menyatakan
jenis dan jumlah atom-atom penyusun zat tersebut, maka massa zat dapat dihitung dari
rumus kimianya sebagai berikut. Perhatikan, meski definisi massa molekul relatif dan
massa rumus relatif berbeda, keduanya diberi lambang yang sama, yakni 𝑀𝑟.
Massa molekul relatif (𝑴𝒓), yakni jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari atom-atom
dalam rumus molekul.
Massa rumus relatif (𝑴𝒓), yakni jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari atom-atom dalam
rumus empirisnya.
Nilai 𝑀𝑟 dapat dihitung sebagai jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari semua atom-atom
dalam rumus kimianya.
Keterangan :
AI unsur = angka indeks unsur dalam rumus kimia
𝐴𝑟 unsur = massa atom relatif unsur
54
maka :
𝑀𝑟 𝐻2𝑂 = (𝐴𝐼 𝐻 . 𝐴𝑟 𝐻) + (𝐴𝐼 𝑂 . 𝐴𝑟 𝑂)
𝑀𝑟 𝐻2𝑂 = {(2 . 1,00794) + (1 . 15,9994)} 𝑔
𝑀𝑟 𝐻2𝑂 = 𝟏𝟖, 𝟎𝟏𝟓𝟐𝟖 𝒈
2. Garam dapur adalah senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Diketahui 𝐴𝑟 atom Na
= 22,89768 g dan 𝐴𝑟 atom Cl = 35,4527
maka :
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = (𝐴𝐼 𝑁𝑎 . 𝐴𝑟 𝑁𝑎) + (𝐴𝐼 𝐶𝑙 . 𝐴𝑟 𝐶𝑙)
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = {(1 . 22,89768) + (1 . 35,4527)} 𝑔
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 𝟓𝟖, 𝟑𝟓𝟎𝟑𝟖 𝒈
Untuk perhitungan kimia, angka desimal pada 𝐴𝑟 dan 𝑀𝑟 biasanya disederhanakan. Pada
contoh diatas, 𝐴𝑟 H = 1 g, 𝐴𝑟 O = 16 g, 𝐴𝑟 Na = 23 g, 𝐴𝑟 Cl = 35,5 g serta 𝑀𝑟 H2O = 18
g, 𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 58,5 g
CONTOH 1 :
Massa atom relatif (𝐴𝑟) besi = 56 g, berarti :
massa 1 atom Fe 56
=
massa 1 atom C − 12 12
Oleh karena itu, massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka :
56
massa 1 mol Fe = . 12 gram
12
massa 1 mol Fe = 56 gram
55
CONTOH 2 :
Massa molekul relatif (𝑀𝑟) air = 18 g, berarti :
massa 1 molekul air 18
=
massa 1 atom C − 12 12
Oleh karena itu, massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka :
18
massa 1 mol air = . 12 gram
12
massa 1 mol air = 18 gram
Berdasarkan kedua contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa massa 1 mol suatu zat sama
dengan 𝐴𝑟 atau 𝑀𝑟 nya dalam satuan gram. Dengan perkataan lain, 𝐴𝑟 atau 𝑀𝑟 zat
menyatakan massa (gram) dari 1 mol zat itu. Massa 1 mol zat selanjutnya disebut massa
molar, dinyatakan dengan lambang 𝑚𝑚 dan satuannya adalah 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝒎 = 𝒏 . 𝒎𝒎
Dimana
m = massa zat (g)
n = jumlah zat (mol)
𝑔
𝑚𝑚 = massa molar ( )
𝑚𝑜𝑙
CONTOH SOAL
1. Hitunglah massa dari 2 mol Ca(OH)2.
74 𝑔
Diketahui 𝑚𝑚 Ca(OH)2 =
𝑚𝑜𝑙
Pembahasan
56
Jadi, massa dari 2 mol Ca(OH)2 yaitu sebanyak 148 gram.
57
2. Berapa jumlah molekul oksigen (O2) terdapat dalam 32 gram oksigen ?
32 𝑔
Diketahui 𝑚𝑚 O2 = 𝑚𝑜𝑙
Pemabahasan
𝑚𝑂
𝑛 𝑂2 = 𝑚 2
𝑚
𝑂2
32 𝑔
𝑛𝑂2 =
32 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑂2 = 1 𝑚𝑜𝑙
3. Berapa jumlah atom besi (Fe) yang terdapat dalam 28 gram besi ?
56 𝑔
Diketahui 𝑚𝑚 Fe =
𝑚𝑜𝑙
Pembahasan
Menentukan jumlah atom Fe
𝑚Fe
𝑛Fe =
𝑚𝑚Fe
28 𝑔
𝑛Fe =
56 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑛Fe = 0,5 𝑚𝑜𝑙
Jadi, jumlah atom besi dalam 28 gram besi sebanyak 3,01 x 1023 atom.
Jadi, massa molekul oksigen yang terdapat dalam 3,01 x 1022 molekul oksigen yaitu
sebanyak 1,6 gram.
Salah satu eksperimen yang dilakukannya adalah mereaksikan unsur hidrogen dan unsur
oksigen. Proust menemukan bahwa unsur hidrogen dan unsur oksigen selalu bereaksi
membentuk senyawa air dengan perbandingan massa yang tetap, yakni 1 : 8.
59
Tabel 5. Hasil Eksperimen Proust
Massa unsur Massa unsur Massa senyawa Sisa unsur
hidrogen oksigen yang air yang hidrogen atau
yang direaksikan direaksikan terbentuk oksigen
1g 8g 9g 0
2g 8g 9g 1 g hidrogen
1g 9g 9g 1 g oksigen
2g 16 g 18 g 0
CONTOH SOAL
1. Pada elektrolisis, sebanyak 18 gram air terurai menjadi 2 gram hidrogen dan 16 gram
oksigen.
a. Hitung massa hidrogen dan oksigen yang dapat diperoleh dari elektrolisis 50 gram
air.
Pembahasan
Perbandingan massa unsur hidrogen dan oksigen dalam air = 2 g : 16 g = 1 : 8
Elektrolisis 50 gram air akan menghasilkan :
1 8
massa hidrogen = . 50 gram massa oksigen = . 50 gram
9 9
massa hidrogen = 5,5556 gram massa oksigen = 44,4444 gram
b. Berapa massa air yang harus dielektrolisis untuk mendapatkan 100 gram oksigen?
Pembahasan
9
𝑚𝑎𝑖𝑟 = . 100 𝑔𝑟𝑎𝑚
8
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 112,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Tabel berikut menunjukkan data hasil percobaan reaksi hidrogen dengan oksigen
membentuk air.
Tabel 6. Beberapa Data Reaksi Hidrogen dengan Oksigen Membentuk Air
Massa hidrogen Massa oksigen Massa air yang Massa peraksi
No.
yang direaksikan yang direaksikan terbentuk yang tersisa
1 1g 8g 9g 0
2 2g 16 g 18 g 0
3 1g 9g 9g 1 g oksigen
4 2g 8g 9g 1 g oksigen
5 5g 24 g 27 g 2 g hidrogen
6 10 g 10 g 11,25 g 8,75 g hidrogen
60
Berdasarkan data tersebut, tentukanlah perbandingan massa hidrogen dengan oksigen
dalam air.
Pembahasan
Marilah kita periksa perbandingan massa hidrogen dengan oksigen dalam senyawa
yang terbentuk, yaitu air.
Percobaan 1 Percobaan 5
massa hidrogen 1 massa hidrogen 5 − 2
= =
massa oksigen 8 massa oksigen 24
massa hidrogen 3
Percobaan 2 =
massa hidrogen 2 massa oksigen 24
= massa hidrogen 1
massa oksigen 16 =
massa hidrogen 1 massa oksigen 8
=
massa oksigen 8 Percobaan 6
massa hidrogen 10 − 8,75
Percobaan 3 =
massa hidrogen 1 massa oksigen 10
= massa hidrogen 1,25
massa oksigen 9 − 1 =
massa hidrogen 1 massa oksigen 10
= massa hidrogen 1
massa oksigen 8 =
massa oksigen 8
Percobaan 4
massa hidrogen 2 − 1
=
massa oksigen 8
massa hidrogen 1
=
massa oksigen 8
D) PERTEMUAN KE-10
1) HUKUM KELIPATAN BERGANDA
Dalam upaya merumuskan teori atomnya menggunakan Hukum Kekekalan Massa dan
Hukum Perbandingan Tetap, John Dalton (1766 – 1844) menemukan suatu hukum yang
merupakan pengembangan dari Hukum Perbandingan Tetap Proust. Menurut Hukum
Proust, suatu senyawa tersusun dari unsur-unsur dengan perbandingan tertentu dan tetap.
Namun, para ilmuwan menemukan unsur-unsur yang dapat bergabung membentuk lebih
dari satu jenis senyawa. Dalton mengamati adanya keteraturan terkait dengan
perbandingan unsur dalam senyawa-senyawa tersebut. Untuk memahami hal ini, simak
percobaan reaksi antara unsur nitrogen dan unsur oksigen yang menghasilkan dua jenis
senyawa, yaitu senyawa oksida nitrogen I dan senyawa oksida nitrogen II.
Pada percobaan pertama, sebanyak 0,875 gram nitrogen direaksikan dengan 1,00 gram
oksigen. Reaksi ini menghasilkan senyawa nitrogen oksida I. selanjutnya pada percobaan
kedua, massa nitrogen diubah menjadi 1,75 gram sementara massa oksigen tetap. Reaksi
ini menghasilkan senyawa berbeda, yaitu nitrogen oksida II.
61
Gambar 7. John Dalton
(1766 – 1844)
Sumber :
https://media.sciencephoto.com/image/c0334234/800
wm/C0334234-John_Dalton,_English_Chemist.jpg
Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam kedua
senyawa merupakan bilangan bulat sederhana.
CONTOH SOAL
1. Belerang (S) dan Oksigen (O) membentuk dua jenis senyawa. Kadar belerang dalam
senyawa I dan II berturut-turut adalah 50% dan 40%. Apakah hukum Dalton berlaku
untuk senyawa tersebut ?
Pembahasan
Senyawa I terdiri atas 50% belerang, berarti massa oksigen adalah 50%
Senyawa II terdiri dari 40% belerang, berarti massa oksigen adalah 60%
62
massa S : massa O dalam senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1
massa S : massa O dalam senyawa II = 40 : 60 = 2 : 3 = 1 : 1,5
Jika massa S dalam senyawa I = senyawa II, misalnya sama-sama 1 gram, maka massa
O dalam senyawa I : senyawa II = 1 : 1,5. Perbandingan tersebut merupakan bilangan
bulat dan sederhana, sehingga kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.
2. Seorang ahli kimia mereaksikan unsur karbon dan unsur oksigen. Massa karbon yang
direaksikan tetap, sedangkan massa oksigen bervariasi. Pada akhir reaksi, ia
memperoleh dua jenis senyawa yang berbeda. Komposisi karbon dan oksigen dalam
senyawa pertama adalah 42,9% karbon dan 57,1% oksigen. Sedangkan komposisi
pada senyawa kedua adalah 27,3% karbon dan 72,7% oksigen.
Tunjukkanlah bahwa perbandingan massa unsur oksigen dalam kedua senyawa ini
sesuai dengan Hukum Kelipatan Perbandingan.
Pembahasan
Misalkan terdapat 100 gram senyawa I dan 100 gram senyawa II.
Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa untuk setiap 1 gram karbon
Perbandingan oksigen dalam senyawa I
=
Perbandingan oksigen dalam senyawa II
1,33 g
=
2,66 g
1
=
2
Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa merupakan bilangan bulat dan
sederhana, sesuai dengan Hukum Kelipatan Perbandingan.
63
diperoleh 2 volume uap air.
Perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi ternyata merupakan bulangan
bulat dan sederhana. Gay-Lussac kemudian menguji keberlakuan dari hasil pengamatan
tersebut dengan melakukan berbagai eksperimen lainnya, seperti mereaksikan gas
belerang dan gas oksigen membentuk oksida belerang. Ia juga menggunakan data hasil
eksperimen reaksi-reaksi gas dari ilmuwan lainnya, seperti eksperimen Sir Humphry
Davy dan C. L. Bertholett, dan mendapati bahwa perbandingan volume gas-gas dalam
reaksi tersebut juga merupakan bilangan bulat sederhana.
Eksperimen Davy
Eksperimen melibatkan reaksi antara gas nitrogen dan gas oksigen membentuk 3
senyawa oksida nitrogen berbeda (sekarang dikenal sebagai N2O, NO, dan NO2). Gay-
Lussac mengubah data perbandingan massa gas nitrogen dan gas oksigen yang
bereaksi, menjadi perbandingan volume menggunakan data kerapatan gas terkait.
64
Gas nitrogen + Gas oksigen à Gas oksida nitrogen III (NO2)
1 volume : 2 volume
Eksperimen Bertholett
Eksperimen melibatkan reaksi dekomposisi gas ammonia menjadi gas nitrogen dan
gas hidrogen.
CONTOH SOAL
Sebanyak 100 bagian volume gas X terurai menjadi 50 bagian volume gas Y dan 75
volume gas Z.
a. Hitung perbandingan volume dari gas-gas yang terlibat dalam reaksi tersebut.
Pembahasan
Perbandingan volume
Gas X à Gas Y + Gas Z
100 volume : 50 volume : 75 volume
4 volume : 2 volume : 3 volume
b. Untuk setiap 2 L gas X, berapa banyak gas Y dan Z yang dapat dihasilkan ?
Pembahasan
Diketahui perbandingan volume :
Gas X : Gas Y : Gas Z
4 : 2 : 3
3) HIPOTESIS AVOGADRO
Mengapa perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan
sederhana ? Banyak ahli, termasuk Dalton dan Gay-Lussac, gagal menjelaskan hukum
perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay-Lussac. Penyebab kegagalan mereka
65
adalah anggapan bahwa partikel unsur selalu berupa atom. Barulah pada tahun 1811,
Amedeo Avogadro (1776 – 1857) dari Italia, mengemukakan bahwa partikel unsur tidak
harus berupa atom yang berdiri sendiri, tetapi dapat juga berupa gabungan dari beberapa
atom yang disebut molekul unsur.
CONTOH SOAL
1. Pada suhu dan tekanan tertentu, 5 L gas H2 dibakar dengan gas O2 sehingga
menghasilkan uap air. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas
berdasarkan data yang diberikan !
a. Tuliskan persamaan reaksinya.
66
b. Berapa volume gas O2 yang diperlukan ?
c. Berapa volume uap air yang dihasilkan ?
Jawaban
a. Persamaan reaksi :
2 H2 (g) + O2 (g) ⟶ 2 H2O (g)
VO2 = . 5L
2
𝐕𝐎𝟐 = 𝟐, 𝟓 𝐋
VH2O = .5L
2
𝐕𝐇 𝟐 𝐎 = 𝟓 𝐋
67
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu Pengetahuan
Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Wismono, Jaka. (2004). KIMIA dan Kecakapan Hidup untuk Kelas 1 SMA (Tengah Tahun
Pertama). Jakarta : Ganeca Exact
Budi, Yekob. (2018). Dasar Teori Reaksi Pembakaran. [Online]. Diakses : http://repository.untag-
sby.ac.id/379/6/BAB%202.pdf [25 September 2021] Tingle, Mike. (2014). The Logic of
Phlogiston. [Online]. Diakses : https://edu.rsc.org/feature/the-logic-of-phlogiston/2000126.article
68