1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Nurul Hidayah, S.Pd.
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Makarti Jaya
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 8 x 45 Menit
Pertemuan ke : 7, 8, 9, dan 10
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : memahami cara menulis persamaan reaksi kimia setara dengan tepat ; memahami konsep
hubungan koefisien reaksi dalam persamaan reaksi kimia terhadap jumlah zat (mol) dan jumlah
partikel (bilangan Avogadro).
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk moda Pembelajaran Jarak
Jauh (blended learning).
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menghitung konsep empat hukum dasar kimia (hukum Lavoisier, hukum
Proust, hukum Dalton, dan hukum Gay Lussac) melalui beberapa tabel data pengamatan.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat mengetahui dan menghitung keempat
hukum dasar kimia (hukum Lavoisier, hukum Proust, hukum Dalton, dan hukum Gay Lussac).
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara menerapkan konsep hukum dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari ?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
PERTEMUAN KE-7
Membuktikan teori terkait reaksi pembakaran (pengantar menuju konsep dan hitungan hukum
dasar kimia) dengan melakukan aktivitas 4.2 pada buku ajar.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai reaksi pembakaran ? pada
pertemuan ini kita akan membahas hal apa saja yang berperan dalam reaksi atau proses
pembakaran.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada gambar reaksi pembakaran yang
Peserta Didik terdapat pada LKPD.
pada Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Mengorganisasika Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
n Kegiatan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Pembelajaran 1. Sebutkan 2 faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
2. Apakah reaksi pembakaran selalu mengikuti Hukum Kekekalan Massa ?
Membimbing 15 MENIT
penyelidikan (Mengumpulkan Informasi) :
mandiri 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
dan mengenai faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
kelompok 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai faktor utama yang
menentukan terjadinya reaksi pembakaran yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi
pembakaran.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai reaksi pembakaran pada logam dengan melakukan
aktivitas 4.2 yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai reaksi pembakaran yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
pada lembar kerja.
Mengembangkan
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi reaksi
dan menyajikan
pembakaran (Terlampir pada LKPD).
hasil karya
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Teori Flogiston,
Hukum Kekekalan Massa, Nomor atom dan Nomor massa suatu atom.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
PERTEMUAN KE-8
Menganalisis Teori Flogiston melalui bacaan ; menganalisis hukum kekekalan massa melalui
Latihan soal ; menganalisis isotop, isobar, dan isoton yang berkaitan dengan nomor atom
maupun nomor massa suatu atom.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai reaksi pembakaran pada
pertemuan sebelumnya ? pada pertemuan kali ini akan dibahas mengenai kegagalan Teori
Flogiston dalam menjelaskan reaksi pembakaran dan lahirnya hukum kekekalan massa.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada intisari mengenai reaksi
Peserta Didik pembakaran menurut teori Flogiston yang terdapat pada buku cetak halaman
pada Masalah 86 - 87. (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Mengorganisasika 1. Apa yang dimaksud dengan Flogiston ?
n Kegiatan 2. Apakah pada Teori Flogiston, oksigen sudah ditemukan oleh para ahli ?
Pembelajaran 3. Apa yang dimaksud dengan calx ?
4. Mengapa teori Flogiston dikatakan gagal dalam menjelaskan reaksi
pembakaran ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
Membimbin mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan
g massa yang diusulkan oleh Lavoisier.
penyelidikan 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
mandiri dan telah dibaca.
kelompok 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai kegagalan Teori
Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh
Lavoisier yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum
kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum kekekalan massa melalui contoh
soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya
hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
Mengembangkan pada lembar kerja.
dan menyajikan 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum
hasil karya kekekalan massa (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang massa atom relatif (Ar)
; massa molekul relatif (Mr) ; Hubungan mol dengan Ar dan Mr ; Hukum Perbandingan Tetap.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
PERTEMUAN KE-9
Mendeskripsikan massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) ; Menghitung massa
atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) suatu zat; Mendeskripsikan hubungan massa
satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) melalui massa
molar (mm) ; Menghitung soal yang berkaitan dengan hukum perbandingan tetap.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai teori atom ? pada pertemuan ini
kita akan membahas cara menentukan massa suatu atom dan molekul serta mengenal hukum
perbandingan tetap.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada tabel massa molar (𝑚𝑚) beberapa
Peserta Didik atom dan molekul yang terdapat pada LKPD.
pada Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasika
Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
n Kegiatan
1. Apa yang dimaksud dengan massa molar ?
Pembelajaran
2. Bagaimana hubungan massa satu mol zat terhadap massa molar (𝑚𝑚)
suatu atom atau molekul ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
mengenai massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr), hubungan
massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul
relatif (Mr).
Membimbin 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
g telah dibaca.
penyelidikan 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai massa atom relatif
mandiri dan (Ar), massa molekul relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap
kelompok massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) yang telah
diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr),
hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa
molekul relatif (Mr).
Mengembangkan 40 MENIT
dan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
menyajikan pengamatan dengan cara (Menalar) :
hasil karya
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan tetap melalui
contoh soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai massa atom relatif (Ar), massa molekul
relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif
(Ar) dan massa molekul relatif (Mr) serta hukum perbandingan tetap
yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan -
pertanyaan pada lembar kerja.
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum
perbandingan tetap (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses bahkan dievaluasi kembali.
Pemecahan 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
Masalah pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Perbandingan
Berganda dan Hukum Perbandingan Volume.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
PERTEMUAN KE-10
Menganalisis konsep dan hitungan hukum perbandingan berganda dan hukum perbandingan
volume.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Daring via e-Learning
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning
2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian hukum perbandingan tetap ? pada
pertemuan ini kita akan membahas hukum perbandingan berganda yang merupakan
pengembangan dari
hukum perbandingan tetap. Pada pembelajaran ini juga akan membahas hukum perbandingan
volume dan hipotesis Avogadro.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan pada tabel data dan persamaan reaksi yang
Peserta Didik berkaitan dengan Hukum Perbandingan Berganda dan Hukum
pada Masalah Perbandingan Volume yang terdapat pada LKPD. (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasika Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
n Kegiatan 1. Bagaimana cara membuat perbandingan massa unsur pada senyawa 1
Pembelajaran dan senyawa 2 ?
2. Bagaimana cara menentukan volume gas O2, volume gas CO2, dan
volume uap air pada persamaan reaksi diatas ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan
Volume, dan Hipotesis Avogadro.
Membimbin 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
g telah dibaca.
penyelidikan 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai Hukum Perbandingan
mandiri dan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang
kelompok telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan Hukum Perbandingan Berganda, Hukum
Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan berganda, hukum
Mengembangkan
perbandingan volume, dan hipotesis Avogadro melalui contoh soal yang
dan menyajikan
terdapat pada buku ajar dan LKPD.
hasil karya
2. Mengolah informasi mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum
Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
pada lembar kerja.
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Hukum
Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis
Avogadro (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Dasar Kimia
untuk Menyelesaikan Kasus dalam Kehidupan Sehari-Hari.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
Aktivitas 4.2
HOTS SIKAP
Mandiri
Literasi Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja sama
Bernalar Kritis
PERTANYAAN
1. Sebutkan 2 faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
2. Apakah reaksi pembakaran selalu mengikuti Hukum Kekekalan Massa ?
C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
Tujuan Percobaan
Membuktikan Teori Terkait Reaksi Pembakaran Logam
Cara Kerja
1) Gunakan terlebih dahulu masker untuk menutupi hidung, kacamata pelindung,
dan sarung tangan.
2) Timbanglah massa pita magnesium lalu catatlah hasilnya.
3) Timbanglah mangkok kosong untuk menampung hasil pembakaran lalu catatlah
hasilnya.
4) Jepitlah pita magnesium dengan penjepit kayu.
5) Bakarlah di atas nyala lilin.
6) Tampunglah abu hasil pembakaran ke dalam mangkok (tampung semua, jangan
sampai ada yang tercecer).
7) Timbang kembali abu hasil pembakaran bersama mangkoknya lalu catatlah
hasilnya.
8) Tulislah semua hasil percobaan pada Tabel 1, lalu analisislah datanya.
9) Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan Kalian.
10) Komunikasikan hasil percobaan Kalian dalam diskusi kelas.
F) SOAL LATIHAN
1.
2.
3.
2) PERTEMUAN KE-8
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati dan analisis informasi yang terdapat pada kolom intisari mengenai Sejarah Awal
Teori Flogiston (lihat buku cetak halaman 86 – 87).
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan Flogiston ?
2. Apakah pada Teori Flogiston, oksigen sudah ditemukan oleh para ahli ?
3. Apa yang dimaksud dengan calx ?
4. Mengapa teori Flogiston dikatakan gagal dalam menjelaskan reaksi pembakaran ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
JAWABAN PERTANYAAN
2.
3.
4.
JAWABAN PERTANYAAN
1)
2)
_
4) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
3) PERTEMUAN KE-9
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati tabel data berikut.
Massa Molar, 𝒎𝒎 Jumlah zat
Unsur / Molekul
(g mol-1) (𝒏)
Ca 40 1 mol
Mg 24 0,5 mol
Ca(CH3COO)2 158 0,1 mol
H2SO4 98 2 mol
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan massa molar ?
2. Bagaimana hubungan massa satu mol zat terhadap massa molar (𝑚𝑚) suatu atom
atau molekul ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
JAWABAN PERTANYAAN
2.
JAWABAN PERTANYAAN
1. a.
b.
2.
E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
4) PERTEMUAN KE-10
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati tabel data berikut.
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
1. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO,
N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ?
2. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H 2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas
H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang
diberikan.
a. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ?
b. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
SENYAWA PERBANDINGAN MASSA
𝐍𝟐𝐎 N : O =
𝐍𝐎 N : O =
𝐍𝟐𝐎𝟑 N : O =
𝐍𝐎𝟐 N : O =
𝐍𝟐𝐎𝟓 N : O =
2. a.
b.
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
2) 𝑛 NH3 𝑥 NH3
= 𝐿
12,04 x 1023 molekul
𝑛 NH3 =
6,02 x 1023 molekul
mol
𝑛 NH3 = 2 mol
Jadi, jumlah zat (n) NH3 yang terdapat dalam 12,04 x 1023 molekul NH3 yaitu
sebanyak 2 mol. (Skor 4)
Skor Total = 12
Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎 80 - 89% = Baik
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
B) ASESMEN
FORMATIF
1) PERTEMUAN KE-7
Jenis Soal : Essay
Jadi, jumlah atom Mg dalam 0,1 mol logam Mg sebanyak 6,02 x 1022 atom.
(Skor 4)
Rumus Penilaian :
2) PERTEMUAN KE-8
Jenis Soal : Essay
1. Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar.
Apakah hukum kekekalan massa berlaku pada reaksi pembakaran ?
2. Sebatang paku yang massanya 5 gram dibiarkan berkarat. Apakah massa paku
berkarat sama dengan, lebih besar atau lebih kecil dari massa paku mula-mula ?
3. Dengan pemahaman nomor atom (Z) dan nomor massa (A) suatu unsur, lengkapi
tabel berikut.
Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi
unsur proton, p elektron, e neutron, n
A=p+n
Argon Ar 18 …. …. 40 ….
Kalsium Ca …. 20 20 …. ….
Radium Ra …. …. 138 …. ….
88Ra
Aluminium Al …. …. …. …. 27
13Al
2. Reaksi pembakaran
3
besi :
2 Fe (s) + O (g) ⟶ Fe O (s) (Skor 2)
2 2 2 3
Secara teoritis, massa besi yang mengalami korosi akan lebih besar dibandingkan
massa besi murni. Hal ini dapat dilihat dari massa atom relatif (Ar) dan massa
molekul relatif. Massa atom relatif besi adalah 56 gram, sedangkan massa molekul
relatif besi
(III) oksida adalah 160 gram. (Skor 4)
3) PERTEMUAN KE-9
Jenis Soal : Essay
b. 𝑛
urea massa urea (Skor 1)
= mm urea
1000 g
𝑛urea (30 kg . )
= 60 g
1 kg (Skor 2)
mol
𝑛urea = 500 mol (Skor 1)
Jadi, jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea sebanyak 500 mol.
2. C + O2 CO2 (Skor 1)
3 8 11 (Skor 1)
? ? 55 g (Skor 1)
Menentukan Massa Karbon
3
massa C = . massa CO2 (Skor 1)
3+8
3
massa C = . 55 g (Skor 1)
11
massa C = 15 g (Skor 1)
Skor Total = 17
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = x 100 < 70% = Kurang
Skor total
Rumus Penilaian :
4) PERTEMUAN KE-10
Jenis Soal : Essay
1. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO,
N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ?
2. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H 2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas
H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang
diberikan.
a. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ?
b. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ?
(Skor 4)
b.
Volume NH3 = Jumlah molekul NH3 . Volume H2
Jumlah molekul H2
7,5 x 1023 molekul
Volume NH3 = . 2L
2,5 x 1022 molekul
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐍𝐇𝟑 = 𝟔𝟎 𝐋
(Skor 4)
Skor Total = 13
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
Skor yang diperoleh < 70% = Kurang
Nilai = x 100
Skor total
C) ASESMEN SUMATIF
Jenis Soal : Essay
1. Jika 10 ton batu gamping (CaCO3) dibakar, maka akan terurai menghasilkan CaO dan
gas CO2. Senyawa CaO yang dihasilkan dari pembakaran itu sebanyak 5,6 ton.
Persamaan Reaksinya : CaCO3 ⟶ CaO + CO2
a. Berapa banyak massa gas CO2 yang dihasilkan ?
b. Apakah pembakaran suatu zat selalu memerlukan oksigen ?
c. Apakah peristiwa tersebut sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa ?
(𝑚 CaCO 56 g 44 g
100 g CaO = ; 𝑚 CO = )
𝑚 3 = mol
; 𝑚 𝑚
mol 𝑚 mol
2
1
𝑛 CO2 = . 𝑛 CaCO3 (Skor 2)
1
𝑛 CO2 = 1 x 105 mol
(Skor 5)
Begitu juga reaksi pembakaran yang tidak dapat terjadi jika hanya
terdapat oksigen saja tanpa adanya kalor.
c. Untuk membuktikan apakah reaksi pembakaran batu gamping sesuai
dengan Hukum Kekekalan Massa, terlebih dahulu kita tentukan (Skor 1)
massa kalsium oksida (CaO)yang dihasilkan.
Massa zat sebelum bereaksi sebanyak 10 ton yang merupakan massa (Skor 1)
CaCO3.
Massa zat sebelum reaksi = massa CaO + massa CO2
= (5,6 + 4,4) ton (Skor 3)
= 10 ton
3. a.
Massa C + Massa O2 ⟶ Massa CO2
3 8 11 (Skor 3)
8 8g 16 g ?
16
= 2,667
3 =2
8
Perbandingan unsur yang digunakan ialah unsur oksigen karena unsur
oksigen habis bereaksi dan tidak bersisa.
(Skor 1)
(Skor 3)
4. Menentukan massa Oksigen dalam Senyawa I
Massa Fosforus = 31 gram
Massa Oksigen = massa senyawa I – massa fosforus (Skor 4)
= (55 – 31) g
= 24 g
Oleh karena a = 2 dan b = 3, maka rumus kimia gas X adalah N2O3 (Skor 1)
Skor Total = 83
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = x 100 < 70% = Kurang
Skor total
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
b. massa C : massa O
(1 . Ar C) : (2 . Ar O)
(1 . 12 g) : (2 . 16 g)
6
12 g : 32 g
3 : 8
Jadi, perbandingan massa C dan massa O = 3 : 8
2 a. Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa I
Massa A : massa B = 10 : 10 = 1 : 1
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa II
3
Massa A : massa B = 15 : 30 = 1 : 2
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa III
Massa A : massa B = 20 : 60 = 1 : 3
Jumlah atom oksigen di ruas kiri adalah 10, sedangkan di ruas kanan baru 8
(yaitu dalam 4 CO2). Untuk menyetarakan atom oksigen, maka koefisien 2
H2O haruslah 2. Dengan demikian, persamaan setara untuk mreaksi itu
adalah : 1
2 CXHy (g) + 5 O2 (g) ⟶ 4 CO2(g) + 2 H2O (g)
Pada persamaan setara, jumlah atom setiap unsur di ruas kiri dan di ruas 1
kanan haruslah sama, maka :
E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay
1. Perbandingan massa magnesium (Mg) dengan oksigen (O) dalam magnesium oksida
(MgO) adalah 3 : 2. Pada suatu percobaan, direaksikan 10 gram magnesium dengan 8
gram oksigen. Tentukanlah :
a. Massa MgO yang terbentuk
b. Massa pereaksi yang tersisa
2. Nitrogen dan oksigen bereaksi membentuk berbagai macam senyawa. Tiga diantaranya
mengandung nitrogen masing-masing 25,93%, 30,43%, dan 36,84%. Tunjukkanlah
bahwa ketiga senyawa itu memenuhi Hukum Dalton.
3. Pada suhu dan tekanan tertentu, 12 liter gas C2H6 mengandung 3 x 1023 molekul gas
C2H6. Apabila gas C2H6 dibakar sempurna menghasilkan gas CO2 dan uap air, maka :
a. Tuliskan persamaan reaksi pembakaran gas C2H6
b. Tentukan perbandingan koefisien reaksinya
c. Berapa volume gas oksigen yang diperlukan ?
d. Berapa volume gas CO2 dan uap air yang dihasilkan ?
4. Hitunglah jumlah atom perak (Ag) dalam sebuah uang koin yang memiliki massa 65 gram
dan mengandung 92,5% perak. (𝑚𝑚 108 g)
Ag = mol
Jadi, jumlah atom perak dalam uang koin tersebut sebanyak 3,351 x 1023
atom.
Skor Total 63
Jadi secara teoritis dapat dilihat bahwa kebutuhan bahan bakar dan udara sebanding
dengan jumlah koefisien masing-masing reaktan dan produk. Sehingga konsentrasi
CO2 pada produk pembakaran stoikiometrik :
3 mol
% CO2 (wet) = . 100% = 11,628%
(3 +34mol
+ 18,8) mol
% CO2 (dry) = . 100% = 13,761%
(3 + 18,8) mol
Kondisi pembakaran secara stoikiometri pada umumnya sulit untuk dicapai, hal ini
dikarenakan laju reaksi yang terbatas dan adanya proses pencampuran bahan bakar
yang tidak sempurna, sehingga pembakaran biasanya diekspresikan dengan excess
air. Hal ini akan menjamin tidak adanya bahan bakar yang terbuang dan sempurna-
nya proses pembakaran.
Presentase udara lebih dapat diekspresikan sebagai 100 . (A F – 1) excess air dapat
ditentukan oleh kandungan karbon dioksida atau oksigen dari produk pembakaran
dengan menggunakan persamaan :
V0 CO2st − CO2act
AF−1=( ) .
A0 CO2act
Dimana :
volume
V0 = produk pembakaran kering stoikiometrik ( bahan bakar)
volume
volume
A0 = udara stoikiometrik ( bahan bakar)
volume
CO2st = CO2 stoikiometrik dalam produk pembakaran kering % volumee
CO2act = CO2 pengukuran dalam produk pembakaran kering % volumee
V0
Perbandingan bervariasi dari 0,89 hingga 0,98
A0
B) PERTEMUAN KE-8
1) SEJARAH AWAL TEORI FLOGISTON
Pada tahun 1669, Johann Joachim Becher seorang ilmuwan kimia Jerman
mencetuskan idenya tentang pembakaran logam. Hal ini menjadi dasar munculnya teori
logiston. Becher beralasan bahwa bahan yang terbakar harus mengandung komponen
yang mudah terbakar yaitu elemen api (terra pinguis). Pandangan Becher ini
memperbaharui prinsip kimia sebelumnya yang menyatakan bahwa bahan terdiri dari
proporsi yang berbeda dari empat elemen baik tanah, udara, api, dan air. Dalam teori
Becher disebutkan bahwa benda mudah terbakar karena hanya terdapat elemen api (terra
pinguis). Selama pembakaran, komponen ini dilepaskan ke udara ditandai dengan
timbulnya nyala api. Selain itu dinyatakan bahwa tedapat residu misalnya abu kayu yang
memiliki massa lebih ringan dari bahan aslinya. Demikian pula saat memanaskan logam
di udara akan dihasilkan calx yang lebih ringan dari logam. Hal ini adalah bukti bahwa
ada sesuatu yang hilang.
Pada pertengahan abad ke-18, masalah paling penting dalam ilmu kimia dan isika
adalah menentukan apa yang sebenarnya terjadi Ketika sesuatu terbakar. Saat itu gas
Oksigen belum ditemukan. Tepatnya pada tahun 1703, Georg Ernst Stahl, seorang
ilmuwan kimia Jerman, mengembangkan teori Becher. Ia mengemukakan istilah
logiston yang sebelumnya dikenal dengan nama terra pinguis. Dalam bahasa Yunani
logiston berarti terbakar. Adapun teori Stahl mencakup ide-ide berikut :
(1) Semua zat yang mudah terbakar mengandung flogiston.
(2) Semakin banyak flogiston yang dikandung suatu zat, semakin baik dan lebih
sempurna ia terbakar.
(3) Pembakaran melepaskan flogiston dari zat ke udara.
Sumber : https://edu.rsc.org/feature/the-logic-of-phlogiston/2000126.article
2) HUKUM KEKEKALAN MASSA
Dalam suatu reaksi kimia yang berlangsung dalam wadah tertutup sedemikian
sehingga tidak ada materi yang dapat masuk atau keluar, massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama. Fakta bahwa massa zat-zat kekal, pada awalnya belum
diketahui karena keterlibatan gas dalam reaksi
belum dipahami (Simak Teori Flogiston). Baru
sekitar abad 18, para ahli mulai memahaminya.
Antoine Lavoisier (1743 – 1794) yang percaya
pentingnya pengamatan kuantitatif, berhasil
menjelaskan keterlibatan gas dalam reaksi kimia.
Lavoisier mengulang eksperimen oleh
Priestley. Ia memanaskan sebanyak 530 gram
merkuri dalam wadah tertutup yang terhubung
dengan udara dalam silinder ukur. Pada akhir
eksperimen, ternyata volumee udara dalam
silinder telah berkurang 1 bagian, sedangkan
5
Gambar 4. Antoine Laurent Lavoisier merkuri berubah menjadi calx merkuri dengan
(1743 – 1794) massa sebesar 572,4 gram ; atau terjadi
Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/common
pertambahan massa sebesar 42,4 gram. Besarnya
s/f/fe/Antoine- Laurent_Lavoisier_ pertambahan ini ternyata sama dengan massa 1
%28by_Louis_Jean_Desire_ Delaistre 5
%29RENEW.jpg bagian udara yang berkurang dalam silinder.
1
Logam merkuri + bagian udara calx merkuri
5
530 gram 42,4 gram 572,4 gram
Berdasarkan reaksi ini, Lavoisier mengamati total massa zat-zat sebelum reaksi
sama dengan total massa zat sesudah reaksi. Kemudian ia memanaskan Kembali calx
merkuri yang dihasilkan dengan panas yang lebih besar. Pada akhir reaksi, ia
memperoleh
Kembali logam merkuri dan 1 bagian udara yang hilang tadi, dengan total massa sama
5
1
dengan calx merkuri. Ia menyadari bahwa bagian udara tersebut adalah udara tanpa
5
flogiston yang dimaksud Priestley, yang dilepas calx merkuri dalam reaksinya
membentuk logam merkuri. Lavoisier menamakan 1 bagian udara yang terbentuk dalam
5
reaksi tersebut sebagai oksigen.
Hasil eksperimen Lavoisier ini berhasil mengoreksi pengamatan Priestley,
sekaligus meruntuhkan Teori Flogiston. Berdasarkan eksperimen ini dan banyak
eksperimen lainnya, Lavoisier menemukan bahwa di dalam suatu reaksi kimia tidak
terjadi perubahan massa zat-zat. Berdsarkan hal ini, ia merumuskan Hukum Kekekalan
Massa yang berbunyi : “Di dalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama”.
CONTOH SOAL
1. Pada pembakaran 2,4 gram magnesium di udara, dihasilkan 4 gram oksida
magnesium. Berapa gram oksigen yang terpakai dalam reaksi itu ?
Jawaban
Persamaan reaksi pembakaran magnesium :
Mg (s) + 1 O2 (g) → MgO (s)
2
𝗍
2. Sebanyak 254 gram tembaga dan 128 gram belerang bereaksi habis membentuk
senyawa tembaga sulfida. Menurut Hukum Kekealan Massa, berapa banyak tembaga
sulfida yang akan diperoleh dari reaksi tersebut ?
Jawaban
Persamaan reaksi tembaga dan belerang :
Cu (s) + S (s) CuS (s)
Menurut hukum kekekalan massa, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama, sehingga :
Jadi, massa tembaga sulfida (CuS) yang diperoleh sebanyak 382 gram.
3) NOMOR ATOM, NOMOR MASSA DAN NOTASI
ATOM (PENGULANGAN MATERI SMP)
G roup
39.098 47.867 50.942 51.996 54.938 55.845 58.933 58.693 63.546 65.38 69.723 72.630 74.922 78.971 79.904 83.798
40.078 44.956 658.8 1.54 650.9 1.63 652.9 1.66 717.3 1.55 762.5 1.83 760.4 1.91 737.1 1.88 745.5 1.90 906.4 1.65 578.8 1.81 762.0 2.01 947.0 2.18 941.0 2.55 1139.9 2.96 1350.8 3.00
418.8 0.82 589.8 1.00 633.1 1.36 +4 +5 +6 +7 +6 +5 +4 +4 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +2
+1 +2 +3 +3 +4 +5 +6 +5 +4 +3 +3 +2 +3 +3 +4 +5
+2 +2 +3 +4 +5 +4 +3 +2 +2 +1 +2 +2 +2 +4
+1 +1 +2 +3 +4 +3 +2 +1 +1 +1 –3 –2 +3
–1 +1 +2 +3 +2 +1 –1 –4 +1
–1 +1 +2 +1 –1 –1
Titanium Vanadium Chromium –1
Manganese +1
Iron –1
Cobalt –2
Nickel Copper Zinc Gallium Germanium Arsenic Selenium Bromine Krypton
Potassium Calcium Scandium [Ar] 3d² 4s² [Ar] 3d³ 4s²
5
[Ar] 3d 4s¹
–2
5
[Ar] 3d 4s²
…
–3
[Ar] 3dª 4s²
–2
[Ar] 3dT 4s² [Ar] 3d8 4s² [Ar] 3d¹ 4s¹ [Ar] 3d¹ 4s² [Ar] 3d¹ 4s² 4p¹ [Ar] 3d¹ 4s² 4p² [Ar] 3d¹ 4s² 4p³ [Ar] 3d¹ 4s² 4pª [Ar] 3d¹ 4s² 4p
5
[Ar] 3d¹ 4s² 4pª
[Ar] 4s¹ [Ar] 4s² [Ar] 3d¹ 4s²
91.224 92.906 95.95 (98) 101.07 102.91 106.42 107.87 112.41 114.82 118.71 121.76 127.60 126.90 131.29
85.468 87.62 88.906 640.1 1.33 652.1 1.60 684.3 2.16 702.0 1.90 710.2 2.20 719.7 2.28 804.4 2.20 731.0 1.93 867.8 1.69 558.3 1.78 708.6 1.96 834.0 2.05 869.3 2.10 1008.4 2.66 1170.4 2.60
403.0 0.82 549.5 0.95 600.0 1.22 +4 +5 +6 +7 +8 +6 +4 +3 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8
+1 +2 +3 +3 +4 +5 +6 +7 +5 +2 +2 +2 +2 +3 +5 +5 +6
+2 +2 +3 +4 +5 +6 +4 +1 +1 –4 –3 +4 +3 +4
+1 +1 +2 +3 +4 +5 +3 +2 +1 +2
–1 +2 +3 +4 +2 –2 –1
+1 +2 +3 +1
Zirconium Niobium Molybdenum –1
Technetium +1
Ruthenium +2
Rhodium –1
Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Rubidium Strontium Yttrium [Kr] 4d² 5s² [Kr] 4dª 5s¹
5
[Kr] 4d 5s¹
–2
5
[Kr] 4d 5s²
–1
–3
[Kr] 4dT 5s¹
+1
–2
[Kr] 4d8 5s¹ [Kr] 4d¹ [Kr] 4d¹ 5s¹ [Kr] 4d¹ 5s² [Kr] 4d¹ 5s² 5p¹ [Kr] 4d¹ 5s² 5p² [Kr] 4d¹ 5s² 5p³ [Kr] 4d¹ 5s² 5pª [Kr] 4d¹ 5s² 5p
5
[Kr] 4d¹ 5s² 5pª
[Kr] 5s¹ [Kr] 5s² [Kr] 4d¹ 5s²
178.49 180.95 183.84 186.21 190.23 192.22 195.08 196.97 200.59 204.38 207.2 208.98 (210) (210) (220)
132.91 137.33 138.91 658.5 1.30 761.0 1.50 770.0 2.36 760.0 1.90 840.0 2.20 880.0 2.20 870.0 2.28 890.1 2.54 1007.1 2.00 589.4 1.62 715.6 2.33 703.0 2.02 812.1 2.00 890.0 2.20 1037.0
375.7 0.79 502.9 0.89 538.1 1.10 +4 +5 +6 +7 +8 +6 +6 +5 +4 +3 +4 +5 +6 +1
+1 +2 +3 +3 +4 +5 +6 +7 +5 +5 +3 +2 +1 +2 +3 +4 –1
+2 +2 +3 +4 +5 +6 +4 +4 +2 +1 –4 –3 +2
+2 +3 +4 +5 +3 +2 +1 –2
–1 +2 +3 +4 +2 –1
+1 +2 +3 +1
Hafnium Tantalum Tungsten –1
Rhenium +1
Osmium +2
Iridium –1
Platinum Gold Mercury Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Cæsium Barium Lanthanum [Xe] 4f¹ 5d² 6s² [Xe] 4f¹ª 5d³ 6s² [Xe] 4f¹ª 5dª 6s²
–2
5
[Xe] 4f¹ª 5d 6s²
–3
–1
[Xe] 4f¹ª 5dª 6s²
–2
+1
[Xe] 4f¹ª 5dT 6s²
–3
[Xe] 4f¹ª 5dª 6s¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p³ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6pª [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p
5
[Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6pª
[Xe] 6s¹ [Xe] 6s² [Xe] 5d¹ 6s²
(261) (262) (266) (264) (277) (268) (271) (272) (285) (284) (289) (288) (292) (294) (294)
(223) (226) (227) 580.0
380.0 0.70 509.3 0.90 499.0 1.10 +4 +5 +6 +7 +8
+1 +2 +3
Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadium Roentgenium Copernicium Nihonium Flerovium Moscovium Livermorium Tennessine Oganesson
Francium Radium Actinium [Rn] 5f¹ª 6d² 7s²
[Rn] 7s¹ [Rn] 7s² [Rn] 6d¹ 7s²
* Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium
5
[Xe] 4f¹ 5d¹ 6s² [Xe] 4f³ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4f 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4fT 6s² [Xe] 4fT 5d¹ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4f¹ 6s² [Xe] 4f¹¹ 6s² [Xe] 4f¹² 6s² [Xe] 4f¹³ 6s² [Xe] 4f¹ª 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s²
* 232.04 231.04 238.03 (237) (244) (243) (247) (247) (251) (252) (257) (258) (259) (262)
587.0 1.30 568.0 1.50 597.6 1.38 604.5 1.36 584.7 1.28 578.0 1.30 581.0 1.30 601.0 1.30 608.0 1.30 619.0 1.30 627.0 1.30 635.0 1.30 642.0 1.30 470.0
+4 +5 +6 +7 +7 +6 +4 +4 +4 +3 +3 +3 +3 +3
+3 +4 +5 +6 +6 +5 +3 +3 +3 +2 +2 +2 +2
+2 +3 +4 +5 +5 +4 +1
+3 +4 +4 +3
• 1 kJ/mol ≈ 96.485 eV +3 +3 +2
• all elements are implied to have an oxidation Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium
state of zero. [Rn] 6d² 7s² [Rn] 5f² 6d¹ 7s² [Rn] 5f³ 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 7s² [Rn] 5fT 7s² [Rn] 5fT 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 7s² [Rn] 5f¹ 7s² [Rn] 5f¹¹ 6s² [Rn] 5f¹² 7s² [Rn] 5f¹³ 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² 7p¹
alkali metals alkaline earth metals lanthanides transition metals unknown properties post-transition metals metalloids reactive nonmetals noble gases
actinides
𝑨
𝒁𝑿
C) PERTEMUAN KE-9
1) MASSA MOLEKUL REALTIF (Mr)
Jika atom-atom brgabung membentuk zat kimia (molekul unsur, senyawa molekul,
senyawa ion), maka massa zat kimia tersebut merupakan jumlah massa atom-atom
tersebut. Oleh karena rumus kimia zat (rumus molekul dan rumus empiris) menyatakan
jenis dan jumlah atom-atom penyusun zat tersebut, maka massa zat dapat dihitung dari
rumus kimianya sebagai berikut. Perhatikan, meski definisi massa molekul relatif dan
massa rumus relatif berbeda, keduanya diberi lambang yang sama, yakni 𝑀𝑟.
Massa molekul relatif (𝑴𝒓), yakni jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari atom-atom
dalam rumus molekul.
Massa rumus relatif (𝑴𝒓), yakni jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari atom-atom
dalam rumus empirisnya.
Nilai 𝑀𝑟 dapat dihitung sebagai jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari semua atom-atom
dalam rumus kimianya.
Keterangan :
AI unsur = angka indeks unsur dalam rumus kimia
𝐴𝑟 unsur = massa atom relatif unsur
Untuk perhitungan kimia, angka desimal pada 𝐴𝑟 dan 𝑀𝑟 biasanya disederhanakan. Pada
contoh diatas, 𝐴𝑟 H = 1 g, 𝐴𝑟 O = 16 g, 𝐴𝑟 Na = 23 g, 𝐴𝑟 Cl = 35,5 g serta 𝑀𝑟 H2O = 18
g, 𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 58,5 g
CONTOH 1 :
Massa atom relatif (𝐴𝑟) besi = 56 g, berarti :
massa 1 atom Fe 56
=
massa 1 atom C − 12 12
Oleh karena itu, massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka :
56
massa 1 mol Fe = . 12 gram
12
massa 1 mol Fe = 56 gram
CONTOH 2 :
Massa molekul relatif (𝑀𝑟) air = 18 g, berarti :
massa 1 molekul air 18
=
massa 1 atom C − 12 12
Oleh karena itu, massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka :
18
massa 1 mol air = . 12 gram
12
massa 1 mol air = 18 gram
Berdasarkan kedua contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa massa 1 mol suatu zat
sama dengan 𝐴𝑟 atau 𝑀𝑟 nya dalam satuan gram. Dengan perkataan lain, 𝐴𝑟 atau 𝑀𝑟 zat
menyatakan massa (gram) dari 1 mol zat itu. Massa 1 mol zat selanjutnya disebut massa
molar, dinyatakan dengan lambang dan satuannya adalah 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑚
𝑔
Untuk unsur yang partikelnya berupa atom : 𝑚𝑚 = 𝐴𝑟 𝑚𝑜𝑙
𝑔
Untuk zat lainnya : 𝑚𝑚 = 𝑀𝑟 𝑚𝑜𝑙
𝒎 = 𝒏 . 𝒎𝒎
Dimana
m = massa zat (g)
n = jumlah zat (mol)
𝑔
𝑚𝑚 = massa molar ( )
𝑚𝑜𝑙
CONTOH SOAL
1. Hitunglah massa dari 2 mol Ca(OH)2.
Diketahui Ca(OH)2 = 74 𝑔
𝑚𝑚 𝑚𝑜𝑙
Pembahasan
𝑚 Ca(OH)2 = 𝑛𝐶𝑎(𝑂𝐻)2 . 𝑚𝑚 Ca(OH)2
74 𝑔
𝑚 Ca(OH)2 = 2 𝑚𝑜𝑙 .
𝑚𝑜𝑙
𝑚 Ca(OH)2 = 𝟏𝟒𝟖 𝒈
3. Berapa jumlah atom besi (Fe) yang terdapat dalam 28 gram besi ?
Diketahui 56 𝑔
𝑚𝑚 Fe = 𝑚𝑜𝑙
Pembahasan
Menentukan jumlah atom Fe
𝑛Fe 𝑚Fe
=
𝑚𝑚Fe
28 𝑔
𝑛Fe =
56 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑛Fe = 0,5 𝑚𝑜𝑙
Jadi, jumlah atom besi dalam 28 gram besi sebanyak 3,01 x 1023 atom.
Gambar 6. Joseph Louis Proust oksigen selalu bereaksi membentuk senyawa air
(1754 – 1826) dengan perbandingan massa yang tetap, yakni 1 : 8.
Sumber :
https://media.sciencephoto.com/image/
c0208128/800wm/C0208128- massa hidrogen : massa oksigen = 1 : 8
Joseph_Louis_Proust.jpg
CONTOH SOAL
1. Pada elektrolisis, sebanyak 18 gram air terurai menjadi 2 gram hidrogen dan 16
gram oksigen.
a. Hitung massa hidrogen dan oksigen yang dapat diperoleh dari elektrolisis 50
gram air.
Pembahasan
Perbandingan massa unsur hidrogen dan oksigen dalam air = 2 g : 16 g = 1 : 8
Elektrolisis 50 gram air akan menghasilkan :
1 8
massa hidrogen = . 50 massa oksigen = . 50 gram
9 gram 9
massa hidrogen = 5,5556 gram massa oksigen = 44,4444 gram
b. Berapa massa air yang harus dielektrolisis untuk mendapatkan 100 gram oksigen?
Pembahasan
9
𝑚𝑎𝑖𝑟 = . 100 𝑔𝑟𝑎𝑚
8
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 112,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Tabel berikut menunjukkan data hasil percobaan reaksi hidrogen dengan oksigen
membentuk air.
D) PERTEMUAN KE-10
1) HUKUM KELIPATAN BERGANDA
Dalam upaya merumuskan teori atomnya
menggunakan Hukum Kekekalan Massa dan Hukum
Perbandingan Tetap, John Dalton (1766 – 1844)
menemukan suatu hukum yang merupakan
pengembangan dari Hukum Perbandingan Tetap
Proust. Menurut Hukum Proust, suatu senyawa
tersusun dari unsur-unsur dengan perbandingan
tertentu dan tetap. Namun, para ilmuwan
menemukan unsur-unsur yang dapat bergabung
membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Dalton
mengamati adanya keteraturan terkait dengan
perbandingan unsur dalam senyawa-senyawa
tersebut. Untuk memahami hal ini, simak percobaan
reaksi antara unsur nitrogen dan
unsur oksigen yang menghasilkan dua jenis senyawa,
Gambar 7. John Dalton yaitu senyawa oksida nitrogen I dan senyawa oksida
(1766 – 1844)
Sumber :
nitrogen II.
https://media.sciencephoto.com/imag Pada percobaan pertama, sebanyak 0,875 gram
e/c0334234/800wm/C0334234- nitrogen direaksikan dengan 1,00 gram oksigen.
John_Dalton,_English_Chemist.jpg
Reaksi ini menghasilkan senyawa nitrogen oksida I.
selanjutnya pada percobaan kedua, massa nitrogen diubah menjadi 1,75 gram sementara
massa oksigen tetap. Reaksi ini menghasilkan senyawa berbeda, yaitu nitrogen oksida II.
Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam kedua
senyawa merupakan bilangan bulat sederhana.
CONTOH SOAL
1. Belerang (S) dan Oksigen (O) membentuk dua jenis senyawa. Kadar belerang dalam
senyawa I dan II berturut-turut adalah 50% dan 40%. Apakah hukum Dalton berlaku
untuk senyawa tersebut ?
Pembahasan
Senyawa I terdiri atas 50% belerang, berarti massa oksigen adalah 50%
Senyawa II terdiri dari 40% belerang, berarti massa oksigen adalah 60%
massa S : massa O dalam senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1
massa S : massa O dalam senyawa II = 40 : 60 = 2 : 3 = 1 : 1,5
Jika massa S dalam senyawa I = senyawa II, misalnya sama-sama 1 gram, maka
massa O dalam senyawa I : senyawa II = 1 : 1,5. Perbandingan tersebut merupakan
bilangan bulat dan sederhana, sehingga kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.
2. Seorang ahli kimia mereaksikan unsur karbon dan unsur oksigen. Massa karbon
yang direaksikan tetap, sedangkan massa oksigen bervariasi. Pada akhir reaksi, ia
memperoleh dua jenis senyawa yang berbeda. Komposisi karbon dan oksigen dalam
senyawa pertama adalah 42,9% karbon dan 57,1% oksigen. Sedangkan komposisi
pada senyawa kedua adalah 27,3% karbon dan 72,7% oksigen.
Tunjukkanlah bahwa perbandingan massa unsur oksigen dalam kedua senyawa ini
sesuai dengan Hukum Kelipatan Perbandingan.
Pembahasan
Misalkan terdapat 100 gram senyawa I dan 100 gram senyawa II.
Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa untuk setiap 1 gram karbon
Perbandingan oksigen dalam senyawa I
=
Perbandingan oksigen dalam senyawa II
1,33 g
=
2,66 g
1
=
2
Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa merupakan bilangan bulat dan
sederhana, sesuai dengan Hukum Kelipatan Perbandingan.
Perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi ternyata merupakan bulangan
bulat dan sederhana. Gay-Lussac kemudian menguji keberlakuan dari hasil pengamatan
tersebut dengan melakukan berbagai eksperimen lainnya, seperti mereaksikan gas
belerang dan gas oksigen membentuk oksida belerang. Ia juga menggunakan data hasil
eksperimen reaksi-reaksi gas dari ilmuwan lainnya, seperti eksperimen Sir Humphry
Davy dan C. L. Bertholett, dan mendapati bahwa perbandingan volume gas-gas dalam
reaksi tersebut juga merupakan bilangan bulat sederhana.
Eksperimen Davy
Eksperimen melibatkan reaksi antara gas nitrogen dan gas oksigen membentuk 3
senyawa oksida nitrogen berbeda (sekarang dikenal sebagai N2O, NO, dan NO2).
Gay- Lussac mengubah data perbandingan massa gas nitrogen dan gas oksigen yang
bereaksi, menjadi perbandingan volume menggunakan data kerapatan gas terkait.
Eksperimen Bertholett
Eksperimen melibatkan reaksi dekomposisi gas ammonia menjadi gas nitrogen dan
gas hidrogen.
CONTOH SOAL
Sebanyak 100 bagian volume gas X terurai menjadi 50 bagian volume gas Y dan 75
volume gas Z.
a. Hitung perbandingan volume dari gas-gas yang terlibat dalam reaksi tersebut.
Pembahasan
Perbandingan volume
Gas X Gas Y + Gas Z
100 volume : 50 volume : 75 volume
4 volume : 2 volume : 3 volume
b. Untuk setiap 2 L gas X, berapa banyak gas Y dan Z yang dapat dihasilkan ?
Pembahasan
Diketahui perbandingan volume :
Gas X : Gas Y : Gas Z
4 : 2 : 3
3) HIPOTESIS AVOGADRO
Mengapa perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan
sederhana ? Banyak ahli, termasuk Dalton dan Gay-Lussac, gagal menjelaskan hukum
perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay-Lussac. Penyebab kegagalan mereka
adalah anggapan bahwa partikel unsur
selalu berupa atom. Barulah pada tahun
1811, Amedeo Avogadro (1776 – 1857)
dari Italia, mengemukakan bahwa partikel
unsur tidak harus berupa atom yang berdiri
sendiri, tetapi dapat juga berupa gabungan
dari beberapa atom yang disebut molekul
unsur.
Avogadro dapat menjelaskan hukum
perbandingan volume dengan mengajukan
hipotesis sebagai berikut : Pada suhu dan
tekanan yang sama, semua gas bervolume
sama mengandung jumlah molekul yang
Gambar 9. Amedeo Avogadro sama pula. Jadi, perbandingan volume
(1776 – 1857) gas- gas itu juga merupakan perbandingan
Sumber : https://cdn.britannica.com/10/194610-
050-785C0275/Amedeo-Avogadro.jpg
jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi.
Dengan kata lain, perbandingan volume
gas-gas yang bereaksi sama dengan
koefisien reaksinya. Kesimpulan tersebut digunakan untuk menyelesaikan soal-soal
reaksi kimia yang diketahui volume gas atau jumlah partikelnya.
VO2 Koefisien O2
= Koefisien H2 . Volume H2
1
VO2 = . 5 L
2
𝐕𝐎𝟐 = 𝟐, 𝟓 𝐋
G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Wismono, Jaka. (2004). KIMIA dan Kecakapan Hidup untuk Kelas 1 SMA (Tengah Tahun
Pertama). Jakarta : Ganeca Exact
Budi, Yekob. (2018). Dasar Teori Reaksi Pembakaran. [Online]. Diakses :
http://repository.untag- sby.ac.id/379/6/BAB%202.pdf [25 September 2021]
Tingle, Mike. (2014). The Logic of Phlogiston. [Online]. Diakses :
https://edu.rsc.org/feature/the- logic-of-phlogiston/2000126.article [02 Oktober 2021]