Anda di halaman 1dari 28

MODUL 3

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

JUDUL

“GAYA GESEKAN”

TANGGAL PRAKTIKUM : 10 Desember 2018


ASISTEN : Nurul Aisyi
NAMA : Nur Azizah Awaliyah B
NIM : 1816440003
JURUSAN/PRODI : Pendidikan IPA/Pendidikan IPA ICP
ANGGOTA KELOMPOK : 1. Agung Wahyudi
2. Nurul Inayyah
3. Riyanti
4. St. Nur Afifah

LABORATORIUM FISIKA UNIT FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA FMIPA UNM
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul ”GAYA GESEK”.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah dan
laboratorium ‘’Fisika Dasar’’. Melalui laporan ini penulis berharap dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki,


penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam pembuatan laporan ini,
oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi membangun
kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapakan terima kasih kepada seluruh pihak yang
ikut membantu dalam pembuatan laporan fisika ini.

Makassar, 12 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iv
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 1
3. TUJUAN PERCOBAAN ........................................................................................ 1
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 2
BAB III METODE KERJA ............................................................................................. 6
1. ALAT DAN BAHAN ............................................................................................. 6
2. PROSEDUR KERJA .............................................................................................. 6
BAB IV HASIL PENGAMATAN, ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ............ 7
1. HASIL PENGAMATAN ........................................................................................ 7
2. ANALISA DATA ................................................................................................... 9
3. PEMBAHASAN ................................................................................................... 18
BAB V PENUTUP........................................................................................................... 21
1. KESIMPULAN ..................................................................................................... 21
2. SARAN ................................................................................................................. 21
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gaya-gaya yang bekerja pada benda ...................................................... 3


Gambar 2 Susunan alat dan bahan kegiatan 1 ......................................................... 6

iii
DAFTAR TABEL

Table 1 Hasil Kegiatan 1 ......................................................................................... 7


Table 2 Hasil kegiatan 2 .......................................................................................... 8
Tabel 2. 1 Hubungan gaya normal dan gaya gesek statis 1 .................................... 9
Tabel 2. 2 Hubungan gaya normal dan gaya gesek kinetis 1 ................................ 10
Tabel 2. 3 Hubungan gaya normal dan gaya gesek statis 2 .................................. 10
Tabel 2. 4 Hubungan gaya normal dan gaya gesek kinetis 2 ................................ 11
Tabel 2. 5 Hubungan gaya normal dan gaya gesek statis 3 .................................. 11
Tabel 2. 6 Hubungan gaya normal dan gaya gesek kinetis 3 ................................ 12
Tabel 3. 1 Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek statis 1 .............. 12
Tabel 3. 2 Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek kinetis 1 ........... 13
Tabel 3. 3 Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek statis 2 .............. 14
Tabel 3. 4 Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek kinetis 2 ........... 14
Tabel 3. 5 Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek statis 3 .............. 15
Tabel 3. 6 Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek kinetis 3 ........... 15

iv
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Hubungan gaya normal terhadap gaya gesek statis ................................ 16


Grafik 2 Hubungan gaya normal terhadap gaya gesek kinetis .............................. 17

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Gaya gesek akan selalu terjadi karena setiap hari akan selalu ada sentuhan
baik dengan benda mati maupun benda hidup. Bahkan ketika berjalanpun kita
akan mengalami gaya gesek yaitu antara kaki dengan tanah atau permukaan
jalan. Jika tidak ada gaya gesekan antara kaki dengan tanah atau permukaan
jalan, maka kita tidak akan bisa berjalan karena tergelincir.
Gaya gesekan akan timbul ketika permukaan 2 benda bersentuhan. Seperti
ketika kita meletakkan balok kayu di atas meja. Jika benda tidak
digerakkanpun disitu masih ada gaya gesekan yang disebut gaya gesek statis
dan akan menjadi gaya gesek kinetis ketika benda atau balok tersebut
digerakkan.
Arah gaya gesekan selalu berlawanan dengan arah gerak benda atau arah
gaya yang menggerakkan benda. Besarnya gaya gesekan antara dua permukaan
yang bersentuhan bergantung pada kekasaran atau tekstur dari permukaan itu
sendiri. Semakin kasar suatu permukaan, maka semakin besar gaya gesekan
yang terjadi.

2. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana hubungan antara gaya normal dan gaya gesekan?
2) Bagaimana hubungan antara kekasaran permukaan dengan gaya gesekan?
3) Bagaimana cara menentukan koefisien gerak static pada bidang datar?

3. TUJUAN PERCOBAAN
1) Menyelidiki hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
2) Menyelidiki hubungan antara kekasarran permukaan dengan gaya gesekan
3) Menentukan koefisien gesek static pada bidang datar
2

BAB II
LANDASAN TEORI

Suatu benda yang berada di atas bidang tidak jatuh ke bumi disebabkan
karena adanya gaya normal. Namun, ada gaya lain yang bekerja pada benda yang
bergerak dan menyebabkan berhenti. Gaya ini adalah gaya gesek atau gesekan.
Bagaimanakah gaya gesek ini bekerja? Gesekan terjadi jika ada dua benda yang
bersinggungan satu sama lain. Dalam fisika,gesekan disebut juga gaya gesek yaitu
gaya yang diakibatkan dua benda bersinggungan. Jika pada sebuah benda
bekerja gaya tertentu sehingga benda bergerak, maka arah gaya gesek
berlawanan dengan arah gerak benda (1).
Pokok pembicaraan dalam eksperimen kali ini adalah gesekan, yang
merupakan salah satu gaya penting dalam banyak aspek kehidupan sehari–hari.
Oli pada mesin mobil mengurangi gesekan antar komponen–komponen yang
bergerak, tetapi tanpa adanya gesekan antara ban dan jalan maka kita tidak dapat
mengemudikan atau memmbelokkan mobil tersebut. Hambatan udara–gaya
gesekan yang diberikan udara pada benda yang sedang bergerak elaluinya–dapat
mengakibatkan pengggunaan bahan bakar yang lebih boros dari mobil tersebut,
tetapi membuat parasut berfungsi. Tanpa gesekan, paku–paku akan terlepas
dengan mudanya, dan bersepeda akan menjadi suatu pekerjaan yang sia–sia (2).
Gaya gesek tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari–hari. Jika kita tidak
dapat mebawannya, gaya gesek ini akan menghentikan setiap benda yang
bergerak dan setiap benda berporos yang berotasi. Seitar 20 % bensin pada mobil,
diperlukan untuk melawan gaya gesekan pada mesin dan komponen penggerak.
Disisi lain jika gesekan tidak ada sama sekali, maka kita tidak dapat membuat
mobil bergerak kemana pun, dan kita tidak dapat berjalan atau mengendarai
sepeda. Bahkan kita tidak dapat memegang pensil atau menulis di buku. Paku dan
sekrup juga tidak akan berguna, kain tenun akan berantakan dan simpul apapun
akan selalu terbuka kembali (3).
Gaya gesekan adalah gaya tangensial yang bekerja pada suatu benda yang
berlawanan arah dengan pergerak benda tersebut diatas suatu permukaan yang
sejajar dimana benda tersebut berada. Gaya gesekan tersebut sejajar dengan
permukaan dan berlawanan arah gerakan atau gerakan yang akan terjadi. Hanya
ketika gaya yang bekerja melebihi gaya gesekan statik maksimum, benda akan
mulai meluncur (4).
Sebuah balok yang didorong di atas meja akan bergerak bila sebuah balok
massanya m, kita lepaskan dengan kecepatan awa Vo pada sebuah bidang
horizontal, maka balok itu akhirnya akan berhenti. Ini berarti di dalam gerakan
balok mengalami perlambatan, atau ada gaya yang menahan balok, gaya ini
disebut gaya gesekan. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh koefisien gesekan
antar kedua permukaan benda dan gaya normal. Besarnya korfisien gesekan di
tentukan oleh kekasaran permukaan bidang dan benda.

Gaya gesekan dibagi dua yaitu : gaya gesekan statis (fs) dan gaya gesekan
kinetic (fk). Sebuah balok beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar,
kemudian ditarik oleh gaya F seperti pada Gambar dibawah ini

Gambar 1 Gaya-gaya yang bekerja pada benda

Arah gaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya penyebabnya F, dan berlaku:

1. Untuk harga F <fs maka balok dalam keadaan diam.


2. Untuk harga F = fs maka balok tepat saat akan bergerak.
3. Apabila fase diperbesar lagi sehingga F >fs maka benda bergerak dan gaya
gesekan statis fs akan berubah menjadi gaya gesekan kinetis fk.

Jika anda mendorong sebuah kotak besar yang diam di atas lantai dengan
sebuah gaya horizontal yang kecil, maka mungkin saja kotak itu tidak bergerak
sama sekali. Alasannya adalah karena lantai melakukan gerak horizontal yang
dinamakan gaya ges ekan statis fs, yang mengimbangi gaya yang anda kerjakan.
Gaya gesekan ini disebabkan oleh ikatan molekul-molekul kotak dan lantai di
tempat-tempat terjadinya kontak yang sangat erat antara kedua permukaan. Gaya
ini berlawanan arah dengan gaya luar yang dikerjakan (5).

3
Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yag lain
disebut gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan
gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Sekali gerak telah
dimulai, gaya gesekan antar kedua permukaan berkurang sehingga diperlukan
gaya yang lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak beraturan. Gaya yang
berkerja antara dua permukaan yang saling bergerak relative disebut gaya gesekan
kinetic. Jika fs menyatakan besar gaya gesekan statik maksium, maka:

𝑓𝑠
μs =
𝑁
Dengan s adalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal. Jika

fk menyatakan besar gaya gesekan kinetis, maka :

𝑓𝑘
μk =
𝑁
dengan k adalah koefisien gesekan kinetis.

Bila sebuah benda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar, dan kemudian
bidang tempat benda tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk
sudut  sampai benda tepat akan bergerak, koefisien gesekan statik antara benda
dan bidang diberikan oleh persamaan,

μs = tan θc

Dengan c adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak, yang disebut sudut
kritis. Koefisien gesekan statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan bidang,
dengan keadaan benda tepat akan bergerak/meluncur. Pada sudut-sudut yang
lebih besar dari c, balok meluncur lurus berubah beraturan ke ujung bawah
bidang miring dengan percepatan :

ax = g (sin θ - μk cos θ )

4
di mana  adalah sudut kemiringan bidang dan k adalah koefisien gesek kinetis

antara benda dengan bidang. Dengan mengukur percepatan ax, maka koefisien

gesekan k dapat dihitung (1).

5
6

BAB III
METODE KERJA

1. ALAT DAN BAHAN


a. Neraca pegas 0-5 N
b. Katrol meja
c. Balok kasar
d. Balok licin
e. Beban @50 gram
f. Tali atau benang
g. Balok persegi (dengan stiker penyambung)
h. Papan landasan
i. Bidang miring
j. Stopwatch
k. Meteran

2. PROSEDUR KERJA
Kegiatan 1. Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
Tarik balok menggunakan neraca pegas seperti pada gambar di bawah ini

Neraca Pegas
Balok
Tali
Katrol

Meja

Gambar 2 Susunan alat dan bahan kegiatan 1

Amati penunjukkan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada
saat balok bergerak lurus beraturan. Tambahkan beban di atas balok, dan amati
penunjukkan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat
balok bergerak lurus beraturan.

Lakukan beberapa kali dengan mengubah-ubah penambahan beban di atas balok.


Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

Kegiatan 2. Hubungan antara kekasaran permukaan dengan gaya gesekan


Ganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar/halus. Amati penunjukkan
pegas. Pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat balok bergerak lurus
beraturan. Lakukan kegiatan ini beberapa kali dengan mengganti permukaan meja
atau balok yang lebih kasar/halus. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
7

BAB IV
HASIL PENGAMATAN, ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan atau pengukuran dapat dicatat/diisikan pada tabel hasil
pengamtan yang telah disediakan dalam modul ini

HASIL PENGAMATAN

Hari/Tanggal : Senin, 10 Desember 2018


Jurusan/Prodi : Prodi Pendidikan IPA ICP
Kelompok : II
Nama/NIM : Nur Azizah Awaliyah B/1816440003
Anggota Kelompok : 1. Agung Wahyudi
2. Nurul Inayyah
3. Riyanti
4. St Nur Afifah

Kegiatan 1, Jenis permukaanya adalah Kertas Amplas AA240


Table 1 Hasil Kegiatan 1

No Gaya Normal (N) Keadaan Benda Gaya Tarik (N)


1. |0,90 ± 0,05|
Tepat akan bergerak 2. |0,90 ± 0,05|
3. |0,90 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |0,90 ± 0,05|
1 |1,40 ± 0,05|
1. |0,70 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |0,70 ± 0,05|
3. |0,70 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |0,70 ± 0,05|
1. |1,40 ± 0,05|
Tepat akan bergerak 2. |1,40 ± 0,05|
3. |1,40 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |1,40 ± 0,05|
2 |1,90 ± 0,05|
1. |1,00 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |1,00 ± 0,05|
3. |1,00 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |1,00 ± 0,05|
1. |1,70 ± 0,05|
Tepat akan bergerak 2. |1,70 ± 0,05|
3. |1,70 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |1,70 ± 0,05|
3 |2,40 ± 0,05|
1. |1,50 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |1,50 ± 0,05|
3. |1,50 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |1,50 ± 0,05|

Kegiatan 2

Gaya Normal = |1,40 ± 0,05|


Table 2 Hasil kegiatan 2

Jenis Permukaan Keadaan Benda Gaya Tarik (N)


1. |0,90 ± 0,05|
Tepat akan bergerak 2. |0,90 ± 0,05|
3. |0,90 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |0,90 ± 0,05|
Amplas AA240
1. |0,70 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |0,70 ± 0,05|
3. |0,70 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |0,70 ± 0,05|
1. |1,00 ± 0,05|
Tepat akan bergerak 2. |1,00 ± 0,05|
3. |1,00 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |1,00 ± 0,05|
Amplas AA100
1. |0,70 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |0,70 ± 0,05|
3. |0,70 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |0,70 ± 0,05|
1. |1,20 ± 0,05|
Tepat akan bergerak 2. |1,20 ± 0,05|
3. |1,20 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |1,20 ± 0,05|
Amplas AA60
1. |1,00 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |1,00 ± 0,05|
3. |1,00 ± 0,05|
Gaya tarik rata-rata |1,00 ± 0,05|

Mengetahui,
Asisten Pembimbing

8
2. ANALISA DATA
Kegiatan 1 : Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan

1) Gaya Normal = |1,40 ± 0,05|


a) Tepat akan bergerak

𝐹𝑠1+𝐹𝑠2+𝐹𝑠3 0,90+0,90+0,90
Fs = = = 0,90 N
3 3

δ 1 = | Fs – Fs1 | = |0,90 - 0,90| = 0 N


δ 2 = | Fs – Fs1 | = |0,90 - 0,90| = 0 N
δ 3 = | Fs – Fs1 | = |0,90 - 0,90| = 0 N
δmax = 0 N / ΔFs = 0,05

∆𝑓𝑠
KR = x 100%
𝑓𝑠
0,05
= 0,90 x 100% = 5,5 %
Pelaporan Fisika
Fs = | 0,90 ± 0,05| N

Tabel 2. 1 Hubungan gaya normal dan gaya gesek statis 1

No Gaya Normal (N) Gaya Gesek (N)


1 |1,40 ± 0,05| | 0,90 ± 0,05
2 |1,40 ± 0,05| | 0,90 ± 0,05
3 |1,40 ± 0,05| | 0,90 ± 0,05
b) Bergerak lurus beraturan

𝐹𝑘1+𝐹𝑘2+𝐹𝑘3 0,70+0,70+0,70
Fk = = = 0,70 N
3 3

δ 1 = | Fk – Fk1 | = |0,70 - 0,70| = 0 N


δ 2 = | Fk – Fk1 | = |0,70 - 0,70| = 0 N
δ 3 = | Fk – Fk1 | = |0,70 - 0,70| = 0 N
δmax = 0 N / ΔFk = 0,05

∆𝑓𝑘
KR = x 100%
𝑓𝑘
0,05
= 0,70 x 100% = 0,07 %
Pelaporan Fisika
Fk = | 0,70 ± 0,05| N

9
Tabel 2. 2 Hubungan gaya normal dan gaya gesek kinetis 1

No Gaya Normal (N) Gaya Gesek (N)


1 |1,40 ± 0,05| | 0,70 ± 0,05|
2 |1,40 ± 0,05| | 0,70 ± 0,05|
3 |1,40 ± 0,05| | 0,70 ± 0,05|

2) Gaya Normal = |1,90 ± 0,05|


a) Tepat akan bergerak

𝐹𝑠1+𝐹𝑠2+𝐹𝑠3 1,40+1,40+1,40
Fs = = = 1,40 N
3 3

δ 1 = | Fs – Fs1 | = |1,40 – 1,40| = 0 N


δ 2 = | Fs – Fs1 | = |1,40 – 1,40| = 0 N
δ 3 = | Fs – Fs1 | = |1,40 – 1,40| = 0 N
δmax = 0 N / ΔFs = 0,05

∆𝑓𝑠
KR = x 100%
𝑓𝑠
0,05
= 1,40 x 100% = 3,57 %
Pelaporan Fisika
Fs = | 1,40 ± 0,05| N

Tabel 2. 3 Hubungan gaya normal dan gaya gesek statis 2

No Gaya Normal (N) Gaya Gesek (N)


1 |1,90 ± 0,05| |1,40 ± 0,05|
2 |1,90 ± 0,05| |1,40 ± 0,05|
3 |1,90 ± 0,05| |1,40 ± 0,05|

b) Bergerak lurus beraturan

𝐹𝑘1+𝐹𝑘2+𝐹𝑘3 1,00+1,00+1,00
Fk = = = 1,00 N
3 3

δ 1 = | Fk – Fk1 | = |1,00 – 1,00| = 0 N


δ 2 = | Fk – Fk1 | = |1,00 – 1,00|= 0 N
δ 3 = | Fk – Fk1 | = |1,00 – 1,00|= 0 N
δmax = 0 N / ΔFk = 0,05

∆𝑓𝑘
KR = x 100%
𝑓𝑘
0,05
= 1,00 x 100% = 5%

10
Pelaporan Fisika
Fk = |1,00 ± 0,05| N

Tabel 2. 4 Hubungan gaya normal dan gaya gesek kinetis 2

No Gaya Normal (N) Gaya Gesek (N)


1 |1,90 ± 0,05| |1,00 ± 0,05|
2 |1,90 ± 0,05| |1,00 ± 0,05|
3 |1,90 ± 0,05| |1,00 ± 0,05|

3) Gaya Normal = |2,40 ± 0,05|


a) Tepat akan bergerak

𝐹𝑠1+𝐹𝑠2+𝐹𝑠3 1,70+1,70+1,70
Fs = = = 1,70 N
3 3

δ 1 = | Fs – Fs1 | = |1,70 – 1,70| = 0 N


δ 2 = | Fs – Fs1 | = |1,70 – 1,70| = 0 N
δ 3 = | Fs – Fs1 | = |1,70 – 1,70| = 0 N
δmax = 0 N / ΔFs = 0,05

∆𝑓𝑠
KR = x 100%
𝑓𝑠
0,05
= 1,70 x 100% = 2,9 %
Pelaporan Fisika
Fs = | 1,70 ± 0,05| N

Tabel 2. 5 Hubungan gaya normal dan gaya gesek statis 3

No Gaya Normal (N) Gaya Gesek (N)


1 |2,40 ± 0,05| |1,70 ± 0,05|
2 |2,40 ± 0,05| |1,70 ± 0,05|
3 |2,40 ± 0,05| |1,70 ± 0,05|

b) Bergerak lurus beraturan

𝐹𝑘1+𝐹𝑘2+𝐹𝑘3 1,50+1,50+1,50
Fk = = = 1,50 N
3 3

δ 1 = | Fk – Fk1 | = |1,50 – 1,50| = 0 N


δ 2 = | Fk – Fk1 | = |1,50 – 1,50|= 0 N
δ 3 = | Fk – Fk1 | = |1,50 – 1,50|= 0 N
δmax = 0 N / ΔFk = 0,05
11
∆𝑓𝑘
KR = x 100%
𝑓𝑘
0,05
= 1,50 x 100% = 3,3%

Pelaporan Fisika
Fk = |1,50 ± 0,05| N

Tabel 2. 6 Hubungan gaya normal dan gaya gesek kinetis 3

No Gaya Normal (N) Gaya Gesek (N)


1 |2,40 ± 0,05| |1,50 ± 0,05|
2 |2,40 ± 0,05| |1,50 ± 0,05|
3 |2,40 ± 0,05| |1,50 ± 0,05|

Kegiatan 2 : Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesekan

1) Permukaan AA240
a) Tepat akan bergerak

𝐹𝑠1+𝐹𝑠2+𝐹𝑠3 0,90+0,90+0,90
Fs = = = 0,90 N
3 3

δ 1 = | Fs – Fs1 | = |0,90 - 0,90| = 0 N


δ 2 = | Fs – Fs1 | = |0,90 - 0,90| = 0 N
δ 3 = | Fs – Fs1 | = |0,90 - 0,90| = 0 N
δmax = 0 N / ΔFs = 0,05

∆𝑓𝑠
KR = x 100%
𝑓𝑠
0,05
= 0,90 x 100% = 5,5 %
Pelaporan Fisika
Fs = | 0,90 ± 0,05| N

Tabel 3. 1 Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek statis 1

No Jenis Permukaan Gaya Gesek (N)


1 AA240 | 0,90 ± 0,05|
2 AA240 | 0,90 ± 0,05|
3 AA240 | 0,90 ± 0,05|

12
b) Bergerak lurus beraturan

𝐹𝑘1+𝐹𝑘2+𝐹𝑘3 0,70+0,70+0,70
Fk = = = 0,70 N
3 3

δ 1 = | Fk – Fk1 | = |0,70 - 0,70| = 0 N


δ 2 = | Fk – Fk1 | = |0,70 - 0,70| = 0 N
δ 3 = | Fk – Fk1 | = |0,70 - 0,70| = 0 N
δmax = 0 N / ΔFk = 0,05

∆𝑓𝑘
KR = x 100%
𝑓𝑘
0,05
= 0,70 x 100% = 0,07 %
Pelaporan Fisika
Fk = | 0,70 ± 0,05| N
Tabel 3. 2 Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek kinetis 1

No Jenis Permukaan Gaya Gesek (N)


1 AA240 | 0,70 ± 0,05|
2 AA240 | 0,70 ± 0,05|
3 AA240 | 0,70 ± 0,05|

2) Jenis permukaan AA100


a) Tepat akan bergerak

𝐹𝑠1+𝐹𝑠2+𝐹𝑠3 1,00+1,00+1,00
Fs = = = 1,00 N
3 3

δ 1 = | Fs – Fs1 | = |1,00 – 1,00| = 0 N


δ 2 = | Fs – Fs1 | = |1,00 – 1,00| = 0 N
δ 3 = | Fs – Fs1 | = |1,00 – 1,00| = 0 N
δmax = 0 N / ΔFs = 0,05

∆𝑓𝑠
KR = x 100%
𝑓𝑠
0,05
= 1,00 x 100% = 5 %
Pelaporan Fisika
Fs = | 1,00 ± 0,05| N

13
Tabel 3. 3Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek statis 2

No Jenis permukaan Gaya Gesek (N)


1 AA100 |1,00 ± 0,05|
2 AA100 |1,00 ± 0,05|
3 AA100 |1,00 ± 0,05|

b) Bergerak lurus beraturan

𝐹𝑘1+𝐹𝑘2+𝐹𝑘3 0,70+0,70+0,70
Fk = = = 0.70 N
3 3

δ 1 = | Fk – Fk1 | = |0,70 – 0,70| = 0 N


δ 2 = | Fk – Fk1 | = |0,70 – 0,70|= 0 N
δ 3 = | Fk – Fk1 | = |0,70 – 0,70|= 0 N
δmax = 0 N / ΔFk = 0,05
∆𝑓𝑘
KR = x 100%
𝑓𝑘
0,05
= 0,70 x 100% = 7,14%
Pelaporan Fisika
Fk = |0,70 ± 0,05| N

Tabel 3. 4Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek kinetis 2

No Jenis permukaan Gaya Gesek (N)


1 AA100 |0,70 ± 0,05|
2 AA100 |0,70 ± 0,05|
3 AA100 |0,70 ± 0,05|

3) Jenis permukaan AA60


a) Tepat akan bergerak

𝐹𝑠1+𝐹𝑠2+𝐹𝑠3 1,20+1,20+1,20
Fs = = = 1,20 N
3 3

δ 1 = | Fs – Fs1 | = |1,20 – 1,20| = 0 N


δ 2 = | Fs – Fs1 | = |1,20 – 1,20| = 0 N
δ 3 = | Fs – Fs1 | = |1,20 – 1,20| = 0 N
δmax = 0 N / ΔFs = 0,05

∆𝑓𝑠
KR = x 100%
𝑓𝑠

14
0,05
= 1,20 x 100% = 4,16 %
Pelaporan Fisika
Fs = | 1,20 ± 0,05| N

Tabel 3. 5Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek statis 3

No Jenis permukaan Gaya Gesek (N)


1 AA60 |1,20 ± 0,05|
2 AA60 |1,20 ± 0,05|
3 AA60 |1,20 ± 0,05|

b) Bergerak lurus beraturan

𝐹𝑘1+𝐹𝑘2+𝐹𝑘3 1,00+1,00+1,00
Fk = = = 1,00 N
3 3

δ 1 = | Fk – Fk1 | = |1,00 – 1,00| = 0 N


δ 2 = | Fk – Fk1 | = |1,00 – 1,00|= 0 N
δ 3 = | Fk – Fk1 | = |1,00 – 1,00|= 0 N
δmax = 0 N / ΔFk = 0,05

∆𝑓𝑘
KR = x 100%
𝑓𝑘
0,05
= 1,00 x 100% = 5%
Pelaporan Fisika
Fk = |1,00 ± 0,05| N

Tabel 3. 6 Hubungan kekasaran permukaan dengan gaya gesek kinetis 3

No Jenis permukaan Gaya Gesek (N)


1 AA60 |1,00 ± 0,05|
2 AA60 |1,00 ± 0,05|
3 AA60 |1,00 ± 0,05|

Gaya tarik tidak dapat dipisahkan dengan gaya gesekan karena didalam
gaya tarik terdapat gaya gesekan yang berkerja. Sama halnya gaya gesekan dapat
terjadi karena benda diberi gaya contohnya gaya tarik.

Hubungan antara gaya normal dan gaya gesek adalah gaya normal
memiliki pengaruh terhadap gaya gesek. Dimana semakin besar gaya normal
suatu benda maka semakin besar pula gaya gesek yang ditimbulkan.

15
Grafik hubungan gaya normal terhadap gaya gesek statik adalah

Hubungan gaya normal terhadap gaya gesek statis


2
Haya Gesel statis (fs)

y = 0.6x + 0.1267
1.5 R² = 0.871
1

0.5

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Gaya Normal N

Grafik 1 Hubungan gaya normal terhadap gaya gesek statis

y = 0.6x + 0.1267

m = 𝑥 , μs =
𝑦 𝑓𝑠
𝑁

m= μs= 0,6
DK = R2 x 100%

= 0,871 x 100%

= 87,1%

KR = 100% - DK

= 100% - 87,1 %

= 12,9%
KR x 𝜇𝑠
Δ μs =
12,9% x 0,6
= = 0,07 N
100 100%

Pelaporan Fisika

μs = | μs ± Δ μ s |
μs = | 0,6 ± 0,07| N
Grafik hubungan gaya normal terhadap gaya gesek kinetis adalah

16
Hubungan gaya normal terhadap gaya gesek kinetis
Haya Gesel kinetis (fk) 2

1.5 y = 0.313x - 0.164


R² = 0.9522
1

0.5

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Gaya Normal N

Grafik 2 Hubungan gaya normal terhadap gaya gesek kinetis

y = 0.313x - 0.164

m = 𝑥 , μk =
𝑦 𝑓𝑘
𝑁

m= μk= 0,313 N
DK = R2 x 100%

= 0,9522 x 100%

= 92,55%

KR = 100% - DK

= 100% - 92,55 %

= 4,78%
KR x 𝜇𝑘
Δ μk =
4,78% x 0,313
= = 0,014 N
100% 100%

Pelaporan Fisika

μk = | μk ± Δ μ k |
μk = | 0,313 ± 0,014| N
Koefisien statik memiliki nilai yang lebih tinggi karena gaya gesek statik
terjadi tepat sebelum benda bergerak. Gaya gesek statik yang maksimum sama
dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Gaya gesekan
antara dua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih

17
kecil agar benda bergerak dengan laju tetap. Gaya lebih kecil tersebutlah yang
dinamakan gaya gesek kinetis.

Besar koefisien statik dan kinetis tiap jenis permukaan adalah

1. Jenis permukaan AA240


a) Tetap akan bergerak (μs)
𝑓𝑠 0,90
μs = = 1,40 = 0,64
𝑁

b) Bergerak lurus beraturan (μk)


𝑓𝑘 0,70
μk = = 1,40 = 0,5
𝑁

2. Jenis permukaan AA100


a) Tetap akan bergerak (μs)
𝑓𝑠 1,00
μs = = 1,40 = 0,71
𝑁

b) Bergerak lurus beraturan (μk)


𝑓𝑘 1,70
μk = = 1,40 = 1,21
𝑁

3. Jenis permukaan AA240


a) Tetap akan bergerak (μs)
𝑓𝑠 1,20
μs = = 1,40 = 0,84
𝑁

b) Bergerak lurus beraturan (μk)


𝑓𝑘 1,00
μk = = 1,40 = 0,71
𝑁

Berdasarkan hasil analisis, nilai koefisien gerak kinetis dan statis berbeda, hal ini
disebabkan karena perbedaan tingkat kekasaran jenis permukaan. Semakin tinggi
kekasaran permukaan benda atau semakin kasar permukaan suatu benda maka
semakin banyak atau semakin besar gaya yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, nilai
koefisien gesek kinetic dan statis diantara ketiga permukaan terbut berbeda.

3. PEMBAHASAN

Gaya gesek adalah gaya yang terjadi akibat dua permukaan yang bersentuhan.
Gaya gesek terbagi atas dua yaitu gaya gesek statis atau gaya gesek tepat sebelum
benda bergerak dan gaya gesek kinetis atau gaya gesek saat benda bergerak.

18
Percobaan ini dilakukan untuk mencari hubungan antara gaya tarik dan gaya
normal, dan untuk mengetahui hubungan kekasaran permukaan benda dengan
gaya gesekan. Alat-alat yang digunakan adalah neraca pegas untuk mengukur
gaya gesek dan gaya normal. Beban 50gram dan 100 gram untuk uji coba gaya
normal terhadap gaya tarik, benang untuk menghubungkan neraca pegas dengan
benda dan amplas (AA240, AA100, AA60) sebagai perbandingan kekasaran
permukaan.

Pada percobaan pertama digunakan 3 jenis ukuran massa yaitu 50 gram dengan
gaya normal | 1,40 ± 0,05| N, 100 gram dengan gaya normal | 1,90 ± 0,05| N, dan
150 gram dengan gaya normal | 2,40 ± 0,05| N. pada gaya normal 1, didapatan gaya
tarik statisnya sebesar | 0,90 ± 0,05|N dan kinetisnya adalah | 0,70 ± 0,05| N. Pada
gaya normal kedua, gaya statisnya | 1,40 ± 0,05| N dan kinetisnya |0,10 ± 0,05| N.
Sedangkan pada gaya normal ketiga, gaya gesek statisnya adalah | 1,70 ± 0,05| N dan
gaya gesek kinetisnya | 1,50 ± 0,05| N. Dari percobaan ini didapatkan hasil bahwa
semakin besar gaya normal suatu benda, maka semakin besar gaya gesek statis
mamupun kinetis yang ditimbulkan.

Pada percobaan ini juga didapatkan bahwa koefisien gaya gesek statis yaitu | 0,60
± 0,07| N. lebih besar daripada koefisien gaya gesek kenetis yaitu | 0,313 ± 0,014| N.
Hal ini disebabkan Karen gaya gesek statis terjadi tepat sebelum benda bergerak.
Gaya gesekan antara dua permukaan biasanya akan berkurang ketika bergerak.
Contohnya kita lebih mudah mendorong mobil yang bergerak dibandingkan mobil
yang diam, oleh sebab itu gaya statis lebih besar dari gaya gesek kinetis.

Pada percobaan kedua, digunakan 3 jenis permukaan benda yaitu amplas AA240,
AA100 dan AA60. Pada permukaan AA240 dengan gaya normal | 1,40 ± 0,05| N
didapatkan gaya tarik tepat saat benda akan bergerak adalah | 0,90 ± 0,05| N dan saat
benda bergerak adalah | 1,00 ± 0,05| N. pada permukaan AA100 dengan gaya normal
yang sama didapatkan gaya gesek statisnya | 1,00 ± 0,05| N dan gaya kinetis | 0,&0 ±
0,05| N. Sedangkan pada jenis permukaan AA60 gaya gesek statisnya | 1,20 ± 0,05| N
dan gaya gesek kinetisnya | 1,00 ± 0,05| N. Dari hasil percobaan kedua didapatkan
hasil koefisien gaya gesek statis muapun gaya gesek kinetic antara ketiga permukaan

19
benda berbeda. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin kasar
suatu permukaan benda maka semakin besar gaya gesek yang ditimbulkan.

Dari kedua percobaan yang telah dilakukan dapat kita ketahui bahwa ada faktor-
faktor yang mepengaruhi gaya gesekan seperti gaya normal suatu benda dan jenis
permukaan atau kekasaran suatu permukaan benda.

20
21

BAB V
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum atau hasil kegiatan yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa
a) Gaya normal merupakan salah satu faktor gaya gesek dan memiliki
hubungan dengan gaya gesekan, yaitu semakin besar gaya normal suatu
benda maka semakin besar gaya gesekan yang ditimbulkan
b) Kekasaran permukaan suatu benda berhubungan dengan gaya gesekan
yaitu semakin kasar suatu permukaan benda maka semakin basar gaya
gesek yang ditimbulkan.
c) Dalam mentukan koefisien gaya gesek statis, dapat digunakan rumus

μs = 𝑓𝑠𝑁, untuk komponen gaya gesek kinetis dapat digunakan μk = 𝑓𝑘𝑁. Dapat
pula ditentukan menggunakan sebuah grafik. Sebagai mana yang dilakukan

dalam menentukan koefisien pada kegiatan 1 didapatkan μs=0,6 dan μk =


0,313.

2. SARAN

a) Saran kepada praktikan agar untuk praktikum selanjutnya lebih memahami


konsep yang ingin dipraktikan agar lebih mudah ketika berada di lab
b) Saran kepada asisten lab agar menjelaskan percobaan yang ini dilakukan
terlebih dahulu, lalu memperkenalkan alat-alat sebelum percobaan dimulai
dan mengawasi praktikan agar data yang didapatkan tidak keliru.
c) Saran kepada para staff labolaroium agar menyiapkan alat-alat yang lebih
memadai.
DAFTAR ISI

1. Herman. Penuntun Praktikum Fisika Dasar1. Makassar : Unit Laboratorium


Fisika DasarJurusan Fisika FMIPA UNM, 2014.

2. Freedman, Young. Fisika Universitas Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga,


2001.

3. David Halliday, Robert Resnick, Jearl Walker. Fisika Dasar Edisi Ketujuh
Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga, 2010.

4. Frederick J Bueche, Eugene Hecht. Fisika Universitas. Jakarta : Penerbit


Erlangga, 2006.

5. Tipler, Paul. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta :
Penerbit Erlangga, 2001.

vi

Anda mungkin juga menyukai