Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

DISUSUN OLEH :
NAMA : DWI NOPITASARI
NPM : 19340010P

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada allah SWT atas segala curahan rahmat dan karumia nya ,
sehingga penyusunan makalah berjudul “Mikrobiologi dan Parasitologi” dapat diselesaikan tepat
waktu.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam nutrisi yang baik
mikroorganisme. Kehadiran makalah ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang
mikrobiologi.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran daripembaca yang bersifat membangun. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, amin.

Bandar Lampung , Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..


DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..
BAB I ……………………………………………………………………………………………….
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………
C. Tujuan……………………………………………………………………………………….
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………..
A. Nutrisi Kultur Mikroorganisme……………………………………………..
B. Flora normal……………………………………………………………………….
C. Mikroorganisme yang sering terlibat dalam kasus kebidanan…………….
D. Pengantar parasitology dan epidermiologi penyakit parasite pada
kehamilan, bayi dan anak…………………………………………………….
E. Pengendalian vector…………………………………………..
F. Tricomonas vaginalis pada IMS………………………………………….
G. Malaria dalam kehamilan…………………………………………………
H. Toksoplasma dalam kehamilan…………………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….
A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi


sebagai sumber energy dan pertumbuhan selnya. Unsur unsur dasar tersebut adalah
karbon, nitrogen , hydrogen , oksigen , sulfur , fosfor , zat besi dan sejumlah kecil
logam lainnya.
mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan
anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat
gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi (Suriawiria, 1985).

Mikroorganisme sebagai sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi


(kemampuan untuk melakukan pekerjaan), sel itu tidak dapat mensintesis
protoplasma dan melanjutkan proses kehidupan lain, misalnya bakteri dapat
memperoleh energi dari oksidasi kimia. Kebanyakkan bakteri memperoleh bahan-
bahan tersebut dari bahan organik yaitu dengan merombaknya dan menggunakan
apa yang diperlukannya. Terdapat satu perbedaan yang besar antara nutrisi hewan.

Kebanyakkan bakteri memperoleh bahan-bahan tersebut dari bahan organik yaitu


dengan merombaknya dan menggunakan apa yang diperlukannya. Terdapat satu
perbedaan yang besar antara nutrisi hewan dan bakteri, kebanyakan manusia,
hewan, hingga protozoa mampu menelan makanan padat. Banyak amoeba misalnya
dapat menelan partikel makanan padat kedalam vakuolanya, partikel-partikel ini
dirombak oleh enzim organisme itu dan diserap protoplasma untuk pengadaan
energi dan pembentukan protoplasma baru.
Dalam proses kehidupan semua makhluk hidup memerlukan makanan yang banyak
mengandung gizi dan nutrisiyang cukup , tidak terkecuali mikroorganisme, zat zat
tersebut nantinya akan digunakan dalam aktifitas sehari hari seperti berjalan,
reproduksi, dan aktifitas lainnya .
B. Rumusan Masalah

1) Adakah pengaruh kecukupan nutrisi dalam aktifitas mikroorganisme ?


2) Nutrisi apa saja kah yang bermanfaat untuk mikroorganisme

C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam nutrisi yang
baik bagi mikroorganisme
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nutrisi kultur mikroorganisme

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari
makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk keperluan
hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini
diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi.
Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-
bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut
dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi
(Suriawiria, 1985).
Semua makhluk hidup, baik mikroorganisme, manusia maupun pepohonan,
memerlukan persediaan makanan yang tetap agar dapat teus hidup. Seperti yang
telah dikatakan, sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi (kemampuan
untuk melakukan pekerjaan), sel tidak dapat mensintesis protoplasma dan
melanjutkan proses kehidupan lain. Di alam banyak bahan yang merupakan
makanan yang potensial bagi mikroorganisme tidak larut dalam air. Masalah ini
dapat langsung dipecah dengan bantuan enzim mikroorganisme, apabila semua
nutrien yang diperlukan disediakan bagi mikroorganisme, maka mikroorganisme ini
akan berkembang dengan baik. Pertumbuhan itu sendiri bagi sel adalah berarti
meningkatnya jumlah sel tubuh, meningkatnya jumlah bakteri ini disebut
pembelahan biner.
Mikroorganisme sebagai sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi
(kemampuan untuk melakukan pekerjaan), sel itu tidak dapat mensintesis
protoplasma dan melanjutkan proses kehidupan lain, misalnya bakteri dapat
memperoleh energi dari oksidasi kimia. Kebanyakkan bakteri memperoleh bahan-
bahan tersebut dari bahan organik yaitu dengan merombaknya dan menggunakan
apa yang diperlukannya. Terdapat satu perbedaan yang besar antara nutrisi hewan
dan bakteri, kebanyakan manusia, hewan, hingga protozoa mampu menelan
makanan padat. Banyak amoeba misalnya dapat menelan partikel makanan padat
kedalam vakuolanya, partikel-partikel ini dirombak oleh enzim organisme itu dan
diserap protoplasma untuk pengadaan energi dan pembentukan protoplasma baru.
Nutrisi yang khas bagi hewan, yang di dalamnya makanan padat yang ditelan
organisme itu disebut nutrisi holozoik sebaliknya bakteri tidak dapat menelan
makanan padat. Bakteri dan jamur mendapatkan nutrisi dalam larutan air yang
berarti bahwa pencernaan berlangsung diluar organisme, nutrisi semacam ini
dinamakan nutrisi holofit. Sedangkan nutrisi sangat bermanfaat dalam proses
pertumbuhan mikroorganisme. Karena jika nutrisi terhambat atau kurang memenuhi
syarat, maka proses untuk tumbuh pada bakteripun terganggu dan terhambat.

B. Flora normal

Flora normal atau mikrobiota adalah kumpulan mikroorganisme yang umum ditemukan
secara alamiah pada orang sehat dan hidup rukun berdampingan dalam hubungan yang
seimbang dengan host-nya (inangnya). Mikroba tidak hanya terdapat dalam lingkungan saja,
tetapi juga di dalam tubuh manusia dan umumnya tidak merugikan, mikroba inilah yang
disebut flora normal. Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat
kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)

Mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada
usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya,
jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh
merupakan organisme komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal
ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan
tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini
umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya. Contohnya
: Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans.

2. Mikroorganisme sementara (transient flora)

Mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput
lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan
mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh
lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya
sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan
melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.

Dampak Positif dan Negatif Flora Normal Pada Tubuh Manusia


Mikroba yang terdapat dalam tubuh manusia selalu memiliki dampak baik positif maupun
negatif. Adapun dampak-dampak tersebut adakala sebagai berikut :

1. Dampak Positif Flora Normal Manusia

Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran
pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang menetap
diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan
mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui
kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan,
penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau
bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung
akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh.

2. Dampak Negatif Flora Normal Manusia

Flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai organisme ini
tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan. Jika
hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk ke dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini
menjadi patogen.

Sebuah potensi risiko menyebar ke daerah tubuh yang normalnya steril tubuh, yang dapat terjadi
dalam berbagai situasi, misalnya, saat usus berlubang atau cedera kulit atau pencabutan gigi
(streptokokus viridans bisa masuk aliran darah) atau Escherichia coli dari perianal naik ke uretra,
yang menyebabkan infeksi saluran kemih.

C.mikroorganisme yang sering terlibat dalam kebidanan

Sekilas, makna praktis dari mikroorganisme disadari tertutama karena kerugian yang ditimbulkannya
pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya dalam bidang mikrobiologi kedokteran dan
fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan
sifat-sifat kehidupannya yang khas. Walaupun di bidang lain mikroorganisme tampil merugikan,
tetapi perannya yang menguntungkan jauh lebih menonjol. Menurut Schlegel ( 1994) beberapa bukti
mengenai peranan mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai berikut:

Proses klasik menggunakan mikroorganisme


Di Jepang dan Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah dengan menggunakan
bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan sudah sejak zaman perang dunia pertama
fermentasi terarah dengan ragi digunakan untuk membuat gliserin. Asam laktat dan asam sitrat
dalam jumlah besar yang diperlukan oleh industri makanan, masing-masing dibuat dengan
pertolongan bakteri asam laktat dan cendawan Aspergillus niger.

Produk Antibiotika

Penemuan antibiotik telah menghantarkan pada terapi obat dan industri obat ke era baru. Karena
adanya penemuan penisilin dan produk-produk lain sekresi fungi, aktinomiset, dan bakteri lain, maka
kini telah tersedia obat-obat yang manjur untuk memerangi penyakit infeksi bakteri.

Proses menggunakan mikroba

Fermentasi klasik telah diganti dengan cara baru untuk produksi dan konversi menggunakan
mikroba. Senyawa karotenoid dan steroid diperoleh dari fungi. Sejak ditemukan bahwa
Corynebacterium glutamicum memproduksi glutamat dengan rendemen tinggi dari gula dan garam
amonium, maka telah diisolasi berbagai mutan dan dikembangkan proses baru yang memungkinkan
pembuatan banyak jenis asam amino, nukleotida, dan senyawabiokimia lain dalam jumlah besar.
Mikroorganisme juga diikutsertakan oleh para ahli kimia pada katalisis sebagian proses dalam
rangkaian sintesis yang panjang; biokonversi oleh mikroba lebih spesifik dengan rendemen lebih
tinggi, mengungguli koversi secara kimia; amilase untuk hidrolisis pati, proteinase pada pengolahan
kulit, pektinase untuk penjernihan sari buah dan enzim-enzim lain yang digunakan di industri
diperoleh dari biakan mikroorganisme.

Posisi monopoli dari mikroorganisme

Beberapa bahan dasar yang terutama tersedia dalam jumlah besar, seperti minyak bumi, gas bumi,
dan selulosa hanya dapat diolah oleh mikroorganisme dan dapat mengubahnya kembali menjadi
bahan sel (biomassa) atau produk antara yang disekresi oleh sel.

Teknik genetika modern

Kejelasan mengenai mekanisme pemindahan gen pada bakteri dan peran dari unsur-unsur
ekstrakromosom, telah membuka kemungkinan untuk memindahkan DNA asing ke dalam bakteri.
Manipulasi genetik memungkinkan untuk memasukkan sepotong kecil pembawa informasi
genetik dari manusia ke dalam bakteri sehingga terjadi sintesiS
senyawa protein yang bersangkutan. Kegiatan ini sering dilakukan dalam hal pembuatan hormon,
antigen, dan antibodi.
Berdasarkan penjelasan di atas, mikroorganisme memiliki peranan yang cukup besar dalam
kehidupan, baik peranan yang merugikan maupun yang menguntungkan.

Sekilas, makna praktis dari mikroorganisme disadari tertutama karena kerugian yang ditimbulkannya
pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya dalam bidang mikrobiologi kedokteran dan
fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan
sifat-sifat kehidupannya yang khas. Walaupun di bidang lain mikroorganisme tampil merugikan,
tetapi perannya yang menguntungkan jauh lebih menonjol. Menurut Schlegel ( 1994) beberapa bukti
mengenai peranan mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai berikut:

Proses klasik menggunakan mikroorganisme

Di Jepang dan Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah dengan menggunakan
bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan sudah sejak zaman perang dunia pertama
fermentasi terarah dengan ragi digunakan untuk membuat gliserin. Asam laktat dan asam sitrat
dalam jumlah besar yang diperlukan oleh industri makanan, masing-masing dibuat dengan
pertolongan bakteri asam laktat dan cendawan Aspergillus niger.

Produk Antibiotika

Penemuan antibiotik telah menghantarkan pada terapi obat dan industri obat ke era baru. Karena
adanya penemuan penisilin dan produk-produk lain sekresi fungi, aktinomiset, dan bakteri lain, maka
kini telah tersedia obat-obat yang manjur untuk memerangi penyakit infeksi bakteri.

Proses menggunakan mikroba

Fermentasi klasik telah diganti dengan cara baru untuk produksi dan konversi menggunakan
mikroba. Senyawa karotenoid dan steroid diperoleh dari fungi. Sejak ditemukan bahwa
Corynebacterium glutamicum memproduksi glutamat dengan rendemen tinggi dari gula dan garam
amonium, maka telah diisolasi berbagai mutan dan dikembangkan proses baru yang memungkinkan
pembuatan banyak jenis asam amino, nukleotida, dan senyawabiokimia lain dalam jumlah besar.
Mikroorganisme juga diikutsertakan oleh para ahli kimia pada katalisis sebagian proses dalam
rangkaian sintesis yang panjang; biokonversi oleh mikroba lebih spesifik dengan rendemen lebih
tinggi, mengungguli koversi secara kimia; amilase untuk hidrolisis pati, proteinase pada pengolahan
kulit, pektinase untuk penjernihan sari buah dan enzim-enzim lain yang digunakan di industri
diperoleh dari biakan mikroorganisme.

Posisi monopoli dari mikroorganisme

Beberapa bahan dasar yang terutama tersedia dalam jumlah besar, seperti minyak bumi, gas bumi,
dan selulosa hanya dapat diolah oleh mikroorganisme dan dapat mengubahnya kembali menjadi
bahan sel (biomassa) atau produk antara yang disekresi oleh sel.

Teknik genetika modern

Kejelasan mengenai mekanisme pemindahan gen pada bakteri dan peran dari unsur-unsur
ekstrakromosom, telah membuka kemungkinan untuk memindahkan DNA asing ke dalam bakteri.
Manipulasi genetik memungkinkan untuk memasukkan sepotong kecil pembawa informasi genetik
dari manusia ke dalam bakteri sehingga terjadi sintesis senyawa protein yang bersangkutan.
Kegiatan ini sering dilakukan dalam hal pembuatan hormon, antigen, dan antibodi.

Berdasarkan penjelasan di atas, mikroorganisme memiliki peranan yang cukup besar dalam
kehidupan, baik peranan yang merugikan maupun yang menguntungkan.

D..Pengantar parasitologi dan epidemologi Penyakit parasit pada kehamilan, bayi dan
anak

Parasit adalah organisme yang karena keterbatasan organ vital membutuhkan inang (host) untuk

kelangsungan daur hidupnya. Parasit yang hidup disaluran urogenitalia yang mengakibatkan
gangguan

pada saluran kemih maupun organ reproduksi antara lain Trichomonas vaginalis, Enterebius
vermicularis dan Entamoeba coli. Parasit yang meskipun tidak berada disaluran urogenitalia namun
dapat mempengaruhi luaran kehamilan antara lain: Toxoplasma gondii, Plasmodium dan Cacing
tambang

Parasit ini mempunyai 4 flagella anterior yang juga berfungsi untuk pergerakan, dan 1 flagella
menempel pada undulating membrane. Sebuah axostyle prominent yang berasal dari bagian
anterior menjuntai kebagian posterior badan hingga menyerupai ekor (tail) yang digunakan untuk
melakukan invasi ke epitel host (Ryan KJ, 2004). Cytoplasm mengandung siderophillic granules yang
terkonsentrasi disepanjang axostyle dan costa. Parasit ini mempunyai gerakan cepat patah patah
(jerky) dan berdenyut (twitching type movement)

Host definitifnya Toxoplasma gondii adalah anggota keluarga Felidae (kucing). Reproduksi seksual
terjadi dalam epitel usus host definitif (kucing). Kucing domestik maupun kucing liar yang
mengandung parasit ini akan mengeluarkan ookista unsporulated bersama tinjanya. Di alam, kista
akan bersporulasi menjadi kista matang yang infektif dalam waktu 48-72 jam yang dapat bertahan
hidup hingga satu tahun.

Burung dan hewan berdarah panas lainnya yang merupakan host intermediate terinfeksi

karena menelan tanah, air atau tanaman yang terkontaminasi oleh ookista. Didalam host
intermediate ookista berubah menjadi takizoit. Takizoit ini akan hidup di dalam jaringan saraf dan
jaringan otot dan berkembang menjadi kista jaringan bradizoit. Manusia dapat terinfeksi oleh
Toxoplasma antara lain dengan memakan daging host

intermediate yang mentah atau dimasak tidak sempurna yang mengandung kista, atau dengan
memakan atau meminum makanan/minuman yang terkontaminasi ookista infektif (tinja kucing).
Transfusi darah atau transplantasi organ dari penderita toksoplasmosis juga beresiko untuk
terinfeksi. Seorang ibu yang menderita toksoplasmosis dapat menularkan parasit ini pada janinnya
melalui plasenta.

JJ.
punberada
terdapat
tubuhyang
vektor
E.Pengendalian vector
dididalam
menempel
bagian
tersebut.
atau
luar
dan
Vektor menurut Peraturan Pemerintah No. 374 tahun 2010

merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau

menjadi sumber penularan penyakit pada manusia. Vektor adalah

arthropoda yang dapat memindahkan atau menularkan suatu infectious

agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan. Vektor

penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit

sehingga dikenal sebagai arthropod-borne diseases atau sering juga

disebut sebagai vector-borne diseases yang merupakan penyakit yang


penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan

menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian.

Tujuan upaya pengendalian vektor menurut Peraturan

Pemerintah No. 374 tahun 2010 adalah untuk mencegah atau membatasi

terjadinya penularan penyakit akibat tertularnya vektor di rumah sakit,

sehingga penyakit tersebut dapat dicegah atau dikendalikan.

Dinamika penularan penyakit adalah perjalanan alamiah

penyakit yang ditularkan vektor dan faktor-faktor yang ditularkan vektor

dan faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit meliputi inang,

(host) termasuk perilaku masyarakat, agent, dan lingkungan

Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam pengendalian penyakit menular adalah dengan
pengendalian vektor (serangga penular penyakit) untuk memutuskan rantai penularan penyakit.
Faktor yang penting dalam pengendalian vektor adalah mengetahui bionomik vektor, yaitu tempat
perkembangbiakan, tempat istirahat, serta tempat kontak vektor dan manusia.

Upaya pengendalian vektor dengan menggunakan bahan kimia ternyata tidak cukup aman, karena
walaupun dapat menurunkan populasi vektor dengan segera, penggunaan bahan kimia yang
berlebihan juga mempunyai dampak yang merugikan terhadap lingkungan, yaitu menurunnya
kualitas lingkungan.

Selain menggunakan bahan kimia, pengendalian vektor juga bisa dilakukan dengan pengubahan
lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial,ekonomi, dan budaya.

F.Tricomonas pada vaginalis pada ims

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh


serangan protozoa parasit Trichomonas vaginalis. Trichomoniasis merupakan infeksi yang
biasanya menyerang saluran genitourinari; uretra adalah tempat infeksi yang paling umum
pada laki-laki, dan vagina adalah tempat infeksi yang paling umum pada wanita.
Penggunaan kondom dapat menolong mencegah penyebaran trikomoniasis. Risiko tertular
infeksi Trichomonas vaginalis didasarkan pada jenis aktivitas seksual. Wanita yang terlibat
dalam aktivitas seksual beresiko tinggi berada pada risiko lebih besar terkena infeksi. Faktor
risiko untuk infeksi Trichomonas vaginalis meliputi:
Pasangan baru atau multi pasangan

Riwayat Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi Menular Seksual (IMS) yang sedang dialami sekarang

Kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi

Bertukar seks untuk uang atau obat-obatan


Menggunakan obat injeksi
Tidak menggunakan kontrasepsi penghalang (misalnya, karena kontrasepsi oral)

Dalam sebuah penelitian bahwa faktor risiko trikomoniasis dipertimbangkan untuk umum,
penggunaan narkoba dalam 30 hari sebelumnya adalah orang yang paling sangat terkait dengan
infeksi dan infeksi dengan kejadian (infeksi baru diamati selama studi) [2]
Faktor risiko yang paling signifikan adalah aktivitas seksual selama 30 hari sebelumnya (dengan 1
atau lebih pasangan). Wanita dengan 1 atau lebih pasangan seksual selama 30 hari sebelumnya
memiliki 4 kali lebih mungkin mengalami infeksi Trichomonas vaginalis.

Gejaala trichomonas vaginalis Trikomoniasis pada wanita

Yang diserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus akut terlihat
sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak
(malodorous), dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab. Kadang-kadang
terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak sebagai granulasi berwarna
merah dan dikenal sebagai "strawberry appearance" dan disertai gejala dispareunia, perdarahan
pascacoitus, dan perdarahan intermenstrual. Bila sekret banyak yang keluar dapat timbul iritasi pada
lipat paha atau di sekitar genitalia eksterna. Selain vaginitis dapat pula terjadi uretritis, Bartholinitis,
skenitis, dan sistisis yang pada umumnya tanpa keluhan. Pada kasus yang kronik gejala lebih ringan
dan sekret vagina biasanya tidak berbusa.

G. Malaria dalam kehamilan

Malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan
disebarkan melalui gigitan nyamuk. Diperkirakan 219 juta penduduk dunia terinfeksi
malaria dan sebanyak 660.000 diantaranya meninggal setiap tahun. Penyakit ini dapat
menyerang semua individu tanpa membedakan umur dan jenis kelamin dan tidak
terkecuali wanita hamil. Wanita hamil termasuk golongan yang rentan untuk terkena
malaria sehubungan dengan penurunan imunitas di masa kehamilan. Malaria pada
kehamilan dapat menimbulkan berbagai keadaan patologi pada ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Pada ibu hamil, malaria dapat mengakibatkan timbulnya demam, anemia,
hipoglikemia, udema paru akut, gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada
janin yang dikandung oleh ibu penderita malaria dapat terjadi abortus, lahir mati,
persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian janin. Keadaan patologi yang
ditimbulkan ini sangat tergantung pada status imunitas, jumlah paritas dan umur ibu .

Infeksi malaria pada kehamilan merupakan masalah medis yang serius karena risiko pada
janin seperti abortus, kematian janin, pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan
meningkatnya anemia dan kematian pada ibu.

Pengaruh malaria pada kehamilan antara lain bisa terjadi pada:

1. Ibu Hamil
Malaria pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai kelainan, tergantung pada
tingkat kekebalan seseotrang terhadap infeksi parasit malaria dan paritas (jumlah
kehamilan). Ibu hamil dari daerah endemi yang tidak mempunyai kekebalan dapat
menderita malaria klinis berat sampai menyebabkan kematian. Di daerah endemisitas
tinggi, malaria berat dan kematian ibu hamil jarang dilaporkan. Gejala klinis malaria
dan densitas parasitemia dipengaruhi paritas, sehingga akan lebih berat pada
primigravida (kehamilan pertama) daripada multigravida. Pada ibu hamil dengan
malaria, gejala klinis yang penting diperhatikan ialah demam, anemia, hipoglikemia,
edema paru akut dan malaria berat lainnya.

2. Janin
Plasenta juga berfungsi sebagai “Barrier” (penghalang) terhadap bakteri, parasit dan
virus. Karena itu ibu terinfeksi parasit malaria, maka parasit akan mengikuti peredaran
darah sehingga akan ditemukan pada plasenta bagian maternal. Bila terjadi kerusakan
pada plasenta, barulah parasit malaria dapat menembus plasenta dan masuk
kesirkulasi darah janin, sehingga terjadi malaria

Kekebalan ibu berperan menghambat transmisi parasit kejanin. Oleh sebab itu
pada ibu-ibu yang tidak kebal atau dengan kekebalan rendah terjadi transmisi
malaria ke janin, walaupun mekanisme transplasental dari parasit ini masih
belum diketahui

Pengobatan malaria di Indonesia menggunakan obat kombinasi. Yang dimaksud dengan


pengobatan kombinasi malaria adalah penggunaaan dua atau lebih obat anti malaria yang
sesuai, bersinergi dan berbeda cara terjadinya resistensi. Tujuan terapi kombinasi ini
adalah untuk pengobatan yang lebih baik dan mencegah terjadinya resistensi plasmodium
terhadap obat anti malaria.

A. Toksoplasma pada kehamilan

Gejala toksoplasma adalah Saat T. gondii menyerang orang yang sehat, gejala bisa saja tidak muncul
dan penderita dapat pulih sepenuhnya. Namun pada kasus lainnya, gejala dapat muncul beberapa
minggu atau Gejala yang dirasakan biasanya ringan dan serupa dengan gejala flu, yaitu demam,
nyeri otot, kelelahan, radang tenggorokan, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala
tersebut dapat membaik dalam waktu 6 minggu.

Infeksi T. gondii pada bayi dan anak-anak umumnya ditularkan dari ibu selama masa kehamilan.
Gejala lebih serius dapat dialami janin yang terinfeksi parasit ini pada trimester awal kehamilan,
berupa kelahiran prematur, keguguran, atau kematian janin dalam kandungan. Sedangkan bayi yang
lahir dengan kondisi terinfeksi T. gondii (toksoplasmosis kongenital) akan menunjukkan gejala,
seperti:

 Kulit berwarna kekuningan.


 Peradangan korion (chrorionitis) atau infeksi di bagian belakang bola mata dan retina.
 Pembesaran organ hati dan limpa.
 Ruam kulit atau kulit mudah memar.
 Kejang.
 Penumpukan cairan otak di kepala, sehingga kepala menjadi besar (hidrosefalus).
 Kepala tampak lebih kecil (mikrosefalus).
 Gangguan intelektual atau retardasi mental.
 Kehilangan pendengaran.
 Anemia.

Gejala-gejala tersebut dapat muncul saat bayi lahir, atau baru terlihat beberapa bulan atau beberapa
tahun kemudian.
Sedangkan pada penderita gangguan kekebalan tubuh, gejala infeksi toksoplasmosis ditandai
dengan:

3. Sulit bicara, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, pusing, tampak bingung, kejang,
hingga koma, jika toksoplasmosis menyerang otak.
4. Ruam, demam, menggigil, lemas, dan sesak napas, jika toksoplasmosis menyebar ke seluruh
tubuh.

Penyebab ToksoplasmaToxoplasma gondii merupakan organisme parasit sel tunggal (protozoa)


yang dapat menyebarkan infeksi pada hewan dan manusia. Meski parasit ini dapat tumbuh
dalam jaringan banyak hewan, namun lebih banyak terdapat dalam tubuh kucing. Parasit ini
bertelur dalam lapisan usus kucing, dan bisa keluar bersama kotoran hewan tersebut.
Penyebaran infeksi T. gondii pada manusia terjadi dengan cara:

 Terpapar kotoran kucing yang mengandung parasit T.gondii.


 Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi parasit T. gondii, termasuk
daging mentah yang mengandung parasit ini.
 Melalui plasenta ibu hamil, yang menyebarkan infeksi pada janin.
 Melalui transfusi darah atau transplantasi organ dari donor yang terinfeksi parasit ini.

Terdapat beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko toksoplasmosis menjadi gangguan
kesehatan serius, yaitu:

5. Hamil.
6. Mengonsumsi obat kortikosteroid atau imunosupresif jangka panjang.
7. Menderita HIV/AIDS.
8. Sedang menjalani kemoterapi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem
tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan
yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup
memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan
untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya
membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan
tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses
nutrisi.

Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur tersebut
diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-beda
tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan mikroorganisme misalnya diatomae dan
alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk
menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum
diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh mikroorganisme
tertentu yang hidup di laut.

Mikroorganisme memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan
pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap
mikroorganisme mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu
pula. Susunan kimia sel mikroorganisme relatif tetap, baik unsur kimia maupun senyawa
yang terkandung di dalam sel.

Nutrisi sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan mikroorganisme. Karena jika nutrisi
terhambat atau kurang memenuhi syarat, maka proses untuk tumbuh pada bakteri pun
terganggu dan terhambat.

B. Saran

Adanya kritikan dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk menuju perbaikan ke
arah kemajuan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai