DISUSUN OLEH
NAMA : ALFITO RIYANTO
NPM : 224110199
KELAS : Agroteknologi 3C
FAKULTAS PERTANIAN
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta karunia-nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dengan judul “NUTRISI
KULTIVASI MIKROBA” Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Mikrobiologi Pertanian.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
jjika ada kritik dan saran yang membangun sehingga tugas ini bisa lebih baik lagi. Saya
berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan
REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk dapat bertahan di alam maka mikroba harus mampu tumbuh dan
berkembangbiak dengan cepat. hal ini hanya mungkin dicapai jika
mikroba dapat melakukan pengambilan nutrien secara efisien sebab di alam
terjadi persaingan memperebutkan nutrient yang jumlahnya terbatas. oleh karena itu
mikroba ada yang beradaptasi terhadap kompetensi nutrisi ini, misalnya
Pseudomonas cepacia mampu menggunakan 105 macam sumber karbondan energi.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang
jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan
mikroba misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya
diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan
natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam
kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup di laut, algae
hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium tersebut tidak dapat digantikan oleh
kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat menggunakan makanannya
dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat menggunakan
makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan yang
menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik
dapatpula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan
tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim
ekstraseluler. Pencernaan diluar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion.
Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai
sumber energi, bahan pembangun sel, dansebagai aseptor atau donor
elektron. Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh
golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber
aseptorelektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen.
a. Air
Air merupakan komponen utama sel mirktoba dan medium. Fungsi air
adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organic sel pada respirasi.
Selain itu air berfungsi pelarut dan alat pengangkut dalam metabolism.
b. Sumber Energi
Ada beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu senyawa organic atau
anorganik yang dapat dioksidasi dan Cahaya terutama Cahaya matahari.
c. Sumber Karbon
e. Sumber Mineral
Mineral merupakan bagian dari sel. Unsur penyusun utama sel ialah C,
O, N, H, dan P. unsur mineral lainnya diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na,
S, CI. Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah
Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo,Al, Ni, Va, Se, Si, Tu dan sebagainya yang
tidak diperlukan jasad. Unsur yang digunakan dalam jumlah besar
disebut unsur makro, dalam jumlah sedang unsur oligo,dan dalam
jumlah sangat sedikit unsur mikro. Unsur Mikro sering terdapat sebagai
ikutan (impurities) pada garam unsur makro, dan dapat masuk kedalam
medium lewat kontaminasi gelas tempatnya atau lewat partikel debu.
f. Faktor tumbuh
g. sumber nitrogen
1. Temperatur
4. Tekanan osmosis
1. Temperature
2. Jenis mikroba
3. Struktur fisiologis
4. Lingkungan
1. Sterilisasi
2. Disinfeksi
3. Bakteriostatis
4. Asepsis
Kondisi ketiadaan patogen pada suatu obyek atau daerah. Teknik aseptik
dirancang dengan tujuan untuk mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh.
Filtrasi udara,sinar UV. penggunaan masker, sarung tangan, dan sterilisasi
peralatan merupakan keseluruhan faktor yang dibutuhkan untuk mencapai
asepsis.
5. Sanitasi
6. Status fisiologi
Bakteri dalam pertumbuhan mudah terbunuh karena sel-sel helum tumbuh
secara sempurna. Ketika mikroba telah membentuk endospora, endospora
tersebut bersifatlebih resisten dibanding sel vegetati. Contohnya Endospora
clostriduumbotulinom tahan dalam air mendidih selama berjam-jam.
Umumnya Endospora clostridiumbotulinom tinggal dibawah tanah.
7. Lingkungan
10. Pasteurisasi
15. Sterilisasi udara panas: bahan-bahan yang akan disterilkan di tempatkan di dalam
sebuah oven. Dengan menggunakan suhu 170°C dengan waktu 2 jam.
16. Autolavisasi
18. Radiasi ionisasi, contohnya sinar gammaMetode ini dilakukan untuk menyeleksi
disinfektan. Jenis-jenis disinfektan:
- Fenol dan fenolik
- Fenol (asam karbol) dengan konentrasi 1% fenol memiliki efek anti bakterial.
Aldehida
Formaldehida
Formalin
Agen oksidasi
1. Goresan T
3. Goresan Radian
e. Pijarkan ose.
4. Goresan Sinambung
A. Terbentuk endapan
Terbentuknya endapan menunjukkan sel mikroba membentuk
agregat sehingga beratdan mengendap, misalnya Staphylococcus
aureus.
B. Terbentuk pelikel
C. Terlihat keruh
PENUTUP
A. Kesimpulan
REFERENSI
Anonim, 2009. Nutrisi Mikroba, Sebuah Esensi Dasar Untuk Kehidupan Mikroba.
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/31/nutrisi-mikroba-sebuah-esensi-dasar-untuk-
kehidupan-mikroba/. Diakses pada tanggal 22 September 2022.
Djide, M., dan Sartini. 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Hasanuddin :
Makassar.
Dwyana, Zaraswaty dan Nur Haedar. 2009. Penuntun praktikum Mikrobiologi Pangan.
Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. CV. Yrama Widya :