Anda di halaman 1dari 24

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

NUTRISI KULTIVASI MIKROBA

Dosen Pengampu : Ir. Sulhaswardi, MP

DISUSUN OLEH
NAMA : ALFITO RIYANTO

NPM : 224110199

KELAS : Agroteknologi 3C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta karunia-nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dengan judul “NUTRISI
KULTIVASI MIKROBA” Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Mikrobiologi Pertanian.

Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Sulhaswardi, MP


sebagai dosen pengampu mata kuliah Mikrobiologi Pertanian yang telah memberikan
bantuan dan arahan yang jelas sehingga mempermudah dalam menyelesaikan tugas ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
jjika ada kritik dan saran yang membangun sehingga tugas ini bisa lebih baik lagi. Saya
berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 6 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip Nutrisi Mikroba


B. Fungsi Nutrisi Untuk Mikroba
C. Peran Nutrisi Sebagai Dasar Kehidupan Mikroba
D. Nutrisi Yang Diperlukan Mikroba
E. Kondisi Fisik Yang Diperlukan Untuk Pertumbuhan Mikroba
F. Metode Pengendalian Pertumbuhan Mikroba
G. Metode Kultivasi Mikroba
H. Teknik Kultivasi Mikroba
I. Karakteristik Biakan Mikroba

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan

REFERENSI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk dapat bertahan di alam maka mikroba harus mampu tumbuh dan
berkembangbiak dengan cepat. hal ini hanya mungkin dicapai jika
mikroba dapat melakukan pengambilan nutrien secara efisien sebab di alam
terjadi persaingan memperebutkan nutrient yang jumlahnya terbatas. oleh karena itu
mikroba ada yang beradaptasi terhadap kompetensi nutrisi ini, misalnya
Pseudomonas cepacia mampu menggunakan 105 macam sumber karbondan energi.

Penelitian mikroba di laboratorium sangat penting dalam upaya memahami


kehidupan mikroba. Untuk itu mikroba harus ditumbuhkan dalam biakan murni
karena itu haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang disyaratkan oleh mikroba
dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya. Tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi
kultivasi mikroba di laboratorium. Mikroba beragam amat baik dalam persyaratan
nutrisi maupun fisiknya.

Beberapa bakteri mempunyai persyaratan nutrien yang sederhana sedangkan


yang lain mempunyai persyaratan yang rumit. Beberapa spesies tumbuh pada suhu
rendah 0 derajatcelcius, sedangkan yang lain tumbuh pada suhu sampai
75 derajat celcius. Beberapa membutuhkan oksigen bebas sedangkan yang lain
dihambat oleh oksigen. karena alasan ini maka kondisi harus disesuaikan sehingga
menguntungkan bagi mikroba tertentu yang sedangditeliti. Begitu tersedia
kondisi yang memuaskan untuk kultivasi maka reproduksi dan pertumbuhan
mikroba dapat diamati dan diukur.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana prinsip nutrisi mikroba?

2. Bagaimana fungsi nutrisi bagi mikroba?

3. Bagaimana peran nutrisi sebagai dasar kehidupan pada mikroba?

4. Apa saja nutrisi yang diperlukan oleh mikroba?

5. Bagaimana kondisi fisik yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba?

6. Bagaimana metode kultivasi mikroba?

7. Bagaimana Teknik kultivasi mikroba?

8. Bagaimana karakteristik biakan mikroba?


9. Bagaimana metode pengendalian pertumbuhan mikroba?

C. TUJUAN

1. Mengetahui bagaimana prinsip mikroba

2. Mengetahui fungsi nutrisi bagi mikroba

3. Mengetahui peran nutrisi sebagai dasar kehidupan pada mikroba

4. Mengetahui apa saja nutrisi yang diperlukan oleh mikroba

5. Mengetahui bagaimana kondisi fisik yang diperlukan untuk pertumbuhan


mikroba

6. Mengetahui metode pengendalian pertumbuhan mikroba

7. Mengetahui bagaimana metode kultivasi mikroba

8. Mengetahui bagaimana Teknik kultivasi mikroba

9. Mengetahui bagaimana karakteristik biakan mikroba


BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Nutrisi Mikroba

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi


normaldari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi
didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk
keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan.
Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk
mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk
kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari
lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang
proses penyerapanya disebut proses nutrisi (Suriawiria, 1985).

Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi


sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut
adalah karbon,nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah
kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini
dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan
adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba
sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang dilingkungan seperti ini. Oleh
karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higienis adalah
untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar
pertumbuhannya terkendali (Anonymous, 2006).

Menurut Waluyo (2005), peran utama nutrien adalah sebagai sumber


energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi
bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan
yang diperlukan terdiri dari air,sumber energi, sumber karbon, sumber
aseptor elektron, sumber mineral, factor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain
itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh
elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru(Jawetz, 2001).
Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan
yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk
bahan seldan memperoleh energi, adalaah bahan makanan. Tuntutan berbagai
mikroorganisme yang menyangkut susunan larutan makanan dan persyaratan
lingkungan tertentu, sangat berbeda-beda. Oleh sebab itu diperkenalkan banyak
resep untuk membuat media biak untuk mikroorganisme. Pada dasarnya sesuatu
larutan biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-syarat berikut. Di
dalamnya harus tersedia semua unsur yang ikut sertapada pembentukan bahan
sel dalam bentuk berbagai senyawa yang dapat dioloah(Schlegel, 1994).

Berdasarkan cara-cara pengambilan nutrien maka mikroba dapat dibagi atas


jasadosmotrof dan jasad fagotrof . Jasad osmotrof mengambil nutrien dalam bentuk
larutan,misalnya bakteri dan fungi sedangkan jasad fagotrof mengambil nutrien
dalam bentuk fagositosis dan dicerna didalam vakuola makanan, misalnya protozoa.
Jasad osmotrof mengeluarkan eksoensim untuk memecah molekul besar
misalnya protease untuk memecah protein menjadi asam amino, amilase
untuk memecah pati menjadi gula,lipase memecah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. Selanjutnya asam amino, gula,asam lemak dan gliserol diserap
ke dalam sel untuk digunakan.

B. Fungsi Nutrisi Untuk Mikroba

Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang
jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan
mikroba misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya
diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan
natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam
kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup di laut, algae
hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium tersebut tidak dapat digantikan oleh
kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat menggunakan makanannya
dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat menggunakan
makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan yang
menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik
dapatpula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan
tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim
ekstraseluler. Pencernaan diluar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion.
Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai
sumber energi, bahan pembangun sel, dansebagai aseptor atau donor
elektron. Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh
golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber
aseptorelektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen.

a. Air

Air merupakan komponen utama sel mirktoba dan medium. Fungsi air
adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organic sel pada respirasi.
Selain itu air berfungsi pelarut dan alat pengangkut dalam metabolism.

b. Sumber Energi

Ada beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu senyawa organic atau
anorganik yang dapat dioksidasi dan Cahaya terutama Cahaya matahari.

c. Sumber Karbon

Sumber karbon untuk mikroba dapat berbentuk senyawa organic


maupun anorganik. Senyawa organic meliputi karbohidrat, lemak,
protein, asam amino, asam organic, garam asam organic, polialkohol,
dan sebagainya. Senyawa anorganik misalnya karbonat dan gas CO2
yang merupakan sumber karbon utama terutama untuk tumbuhan
tingkat tinggi.

d. Sumber Aseptor Elektron

Proses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan


electron dan substrat. Karena electron dalam sel tidak berada dalam
bentuk bebas, maka harus ada suatu zat yang dapat menangkap
electron tersebut. Penangkap electron ini disebut aseptor electron.
Aseptor electron ialah agensia pengoksidasi. Pada mikrobia yang dapat
berfungsi sebagai aseptor electron ialah O2, senyawa organic, NO3-,
NO2-, N2O, SO4=, dan Fe3+

e. Sumber Mineral

Mineral merupakan bagian dari sel. Unsur penyusun utama sel ialah C,
O, N, H, dan P. unsur mineral lainnya diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na,
S, CI. Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah
Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo,Al, Ni, Va, Se, Si, Tu dan sebagainya yang
tidak diperlukan jasad. Unsur yang digunakan dalam jumlah besar
disebut unsur makro, dalam jumlah sedang unsur oligo,dan dalam
jumlah sangat sedikit unsur mikro. Unsur Mikro sering terdapat sebagai
ikutan (impurities) pada garam unsur makro, dan dapat masuk kedalam
medium lewat kontaminasi gelas tempatnya atau lewat partikel debu.

Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga


berfungsiuntuk mengatur tekanan osmose, kadar ion H+ (kemasaman,
Ph) dan potensial oksidasi reduksi (redox potential) medium.

f. Faktor tumbuh

Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk


pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan
senyawa ini tidak dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana.
Faktor tumbuh sering juga disebut zat tumbuh dan hanya diperlukan
dalam jumlah sangat sedikit. Berdasarkan struktur dan
fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan
menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan
pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat dan vitamin sebagai gugus
prostetis atau bagian aktif dari enzim.

g. sumber nitrogen

Mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat,


asam amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang
digunakan tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat
menggunakan nitrogen dalam bentuk gasN2 (zat lemas) udara. Mikroba
ini disebut mikrobia penambat nitrogen.

C. Peran Nutrisi Sebagai Dasar Kehidupan Mikroba

Mayoritas komponen seluler adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen,


fosfor dan elemen ini merupakan penyusun utama membran, protein, asam nukleat
dan struktu rseluler lainnya. Elemen ini diperlukan paling banyak oleh mikroba
untuk Menyusun komponen selulernya. Oleh karena itu disebut
makronutrien. Elemen lainnya yang sedikit diperlukan oleh mikroba untuk
menyusun komponen selulernya disebut mikronutrien. Elemen lainnya yang
sangat sedikit (bahkan tidak terukur) diperlukan seluntuk menyusun komponen
seluler, tetapi harus hadir dalam nutrisinya disebut traceelemen. Semua elemen
yang diperlukan oleh mikroba dipaparkan dalam babselanjutnya. Faktor
pertumbuhan merupakan molekul organik yang penting bagi pertumbuhan
tetapi tidak mampu disintesis oleh mikroba sendiri seperti vitamin danasam amino.

( Arudewangga, 2010) Semua organisme memerlukan karbon, energi


dan elektron untuk aktivitas metabolismenya, dan bakteri telah dikelompokkan
berdasarkan metode memperoleh dan mengunakan ketiga komponen tersebut.
Karbon merupakan komponen utama dan penting bagi sistem hidup
khususnya sebagai kerangka makromolekul seluler. Mikroba yang memperoleh
karbon dari karbon dioksida disebut autotrof, sedangkan mikroba yang
memperoleh karbon dari molekul organik disebut heterotrof. Energi
untuk keberlangsungan reaksi seluler dapat berasal dari konversi cahaya atau reaksi
oksidasi senyawa organik maupun anorganik. Mikroba fototrofik mampu
mengkonversi Cahaya menjadi energi kimia, sedangkan kemotrofik memperoleh
energi dari oksidasi kimiawi baik organik maupun anorganik. Dalam memperoleh
energi diperlukan sumber elektron. Mikroba yang memperoleh elektron dari
senyawa organik, disebut organotrof sedangkan yang memperoleh elektron
dari senyawa anorganik disebut litotrof.( Arudewangga, 2010)

D. Nutrisi Yang Diperlukan Mikroba

Mikroba memerlukan nutrien sebagai sumber materi dan energy untuk


Menyusun komponen sel seperti genom, membrane plasma dan dinding sel. Bentuk
nutrient yang diperlukan bermacam-macam, tergantung jenis mikrobanya, misalnya
kebutuhan karbon untuk jasad fotoautotrof dalam bentuk CO2, sedangkan
bagi jasad kemoorganotrof dalam bentuk bahan organik. Dengan
mengetahui keperluan nutrien mikroba para ilmuwan dapat melakukan
penelitian untuk menentukan peranan mikroba di alam dankegunaannya dalam
kehidupan manusia. Uraian berikut akan membahas mengenai tipe nutrisi yang
dijumpai diantara mikroba

1. Kegiatan sel seperti biosintesis komponen sel, transport nutrient ke


dalam sel dan motilitas memerlukan energy. Berdasarkan sumber
energy, mikroba dibagi atas jasad fototrof yang menggunakan oksidasi
senyawa kimia sebagai sumber energy. Dan jasad kemotrof yang
menggunakan oksidasi senyawa kimia sebagai sumber energy. Terlepas
dari sumber energy yang digunakan, mikroba akan mengubah energy
yang diperoleh menjadi senyawa pembawa energy yaitu ATP yang dapat
dipakai untuk kegiatan sel. Ada 2 kelompok bakteri fototrof
yaitu sianobakteri dan bakterifotosintetik. Kedua kelompok ini
mengubah energy cahaya menjadi ATP melalui proses
fotosintesis. Mikroba khemotrof mengoksidasi senyawa kimia seperti
glukosa atau ammonium, kemudian energy yang dilepaskan diubah
menjadi ATP dalam prosesfermentasi atau respirasi.

2. Semua jasad hidup memerlukan karbon sebab unsur karbon terdapat


dalam semua mikromolekul penyusun sel seperti protein,
karbohidrat, asam nukleat dan lipid. Berdasarkan sumber karbon,
mikroba dapat digolongkan atas jasad heterotrof dan autotrof. Jasad
autotrof bila menggunakan karbondioksida sebagai sumber karbon,bila
jasad tersebut memperoleh energinya dari cahaya disebut fotoautotrof,
dan bila jasad tersebut memperoleh energinya dengan cara
mengoksidasi senyawa kimia maka disebut kemoautotrof. Jasad
heterotrof menggunakan bahan organic sebagai sumber karbon

3. Semua jasad hidu memerlukan sulfur (blerang) dan fosfor.


Sulfur dipergunakan untuk membentuk asam amino metionin
dan sistein serta koensim. Mikroba memperoleh sulfur dalam
bentuk garam sulfat, H2S, granula sulfur, thiosulfat atau dalam bentuk
bahan organic (sistein dan metionin). Fosfor dipergunakan membentuk
asam nukleat, fosfolipid dan koensim. Mikroba dapat
mengambil fosfor dalam bentuk organic dan anorganik. Garam fosfat
adalah yang paling sering digunakan sebagaisumber fosfat meskipun
dapat pula memakai nukleotida.

4. Semua jasad hidup memerlukan nitrogen sebab nitrogen


dipergunakan untuk mensintesis asam amino, nukleotida dan
vitamin. Keerluan akan nitrogen dapat dipenuhi dalam berbagai
bentuk seperti protein atau polipeptida, garam nitrat atau amonium
bahkan ada mikroba yang dapat mengambil dalam bentuk N2
sepertiRhizobium dan Azotobacter.

5. Semua jasad hidup memerlukan beberapa unsure logam, natrium,


kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt
untuk pertumbuhannya yang normal. Mineral ini diperlukan untuk
aktivitas enzim dan molekul yang lain misalnya Mg sebagai
penyusun klorofil, Co untuk aktivitas enzim nitrogenase, dan Fe
merupakan komponen sitokrom.

6. Semua jasad hidup memerlukan vitamin (senyawa organik


yang penting untuk pertumbuhan). Kebanyakan vitamin berfungsi
membentuk substansi yang mengaktivasi enzim. meskipun semua
bakteri membutuhkan vitamin di dalam proses metaboliknya yang
normal, beberapa mampu mensintesis seluruh keperluan
vitaminnya dari senyawa-senyawa lain di dalam medium. Yang
lain tidak akan tumbuh kecuali bila ditambahkan satu atau lebih
vitamin ke dalam mediumnya, seperti Leuconostoc mesentroides tidak
mampu mensintesis beberapa asam aminodan vitamin sehingga harus
ditambahkan dalam keadaan jadi ke dalam mediumnya.

7. Oksigen merupakan unsure yang terdaat dalam molekul hayati seperti


asam amino, nukleotida, gliserida dan molekul lain. Keperluan akan
oksigen dipenuhi bersamaan dangan masuknya nutrient lain seperti
protein dan lipid. Disamping itu, oksigen dalam bentuk O2 juga
diperlukan untuk menjalankan respirasi aerobic.

8. Semua jasad hidup memerlukan air bagi kehidupan karena semua


aktivitas metabolism terjadi dalam lingkungan air. Ketersediaan air yang
dapat digunakan dalam mikroba sering dinyatakan dengan aktivitas
air (Aw). Aktivitas air suatu bahan dapat dihitung dengan
menentukan kelembaban relatifnya (RH). Untuk bakteri, semua
nutrient harus ada dalam bentuk larutan sebelum dapat memasuki
bakteri tersebut.

E. Kondisi Fisik Yang Diperlukan Untuk Pertumbuhan Mikroba


Selain menyediakan nutrisi yang sesuai untuk kultivasi bakteri, juga
perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum.
Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi menunjukan
respon yang berbeda terhadap kondisi fisik di lingkungannya. Untuk
berhasilnya kultivasi mikroba diperlukan suatu kombinasi nutrisi serta lingkungan
fisik yang sesuai. Ada 5 arameter lingkungan yang utama yang perlu diperhatikan
dalam menumbuhkan mikroba :

1. Temperatur

Karena semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimiawi dan


karena laju reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh temperature, maka pola
pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh temperature. Temperature
juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan penambahan jumlah sel.
Keragaman suhu dapat juga mengubah proses-proses metabolic serta morfologi
sel. Setiap mikroba tumbuh pada suatu kisaran suhu tertentu. Atas
dasar ini maka mikroba ada yang bersifat psikrofilik yang tumbuh pada 00
dampai 200 C, mesofilik yang tumbuh pada 200 sampai 450 C dan termofilik
yang tumbuh pada temperature 450 sampai 800 C. Temperature inkubasi yang
memungkinkan pertumbuhan tercepat selama periode waktu yang singkat (12
sampai 24 jam) dikenal sebagai temperature pertumbuhan optimum.

2. Kondisi atmosfer seperti kadar oksigen, RH dan tekanan udara Mikroba


memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respons terhadap oksigen
bebas dan atas dasar ini maka mikroba dibagi menjadi empat
yaitu aerobic (memerlukan oksigen), anaerobik (tumbuh tanpa oksigen
molekuler), anaerobic fakultatif (tumbuh pada keadaan aerobic dan
anaerobik), dan mikroaerofilik (tumbuh bila ada sedikit oksigen atmosferik).
Beberapa mikroba bersifat anaerobik obligat bila terkena oksigen akan
terbunuh, oleh karena itu untuk menumbuhkan mikroba anaerobic diperlukan
teknik khusus agar tercapai keadaan anaerob. Keperluan penumbuhan
jasad anaerob obligat dapat dipenuhi dengan menggunakan alat yang disebut
anaerobic jar.

3. Konsentrasi ion hydrogen (pH)pH

optimum bagi kebanyakan mikroba terletak antara 6.5 sampai


7,5. Bagi kebanyakan mikroba pH minimum dan maksimum antara 4 sampai 9.
Pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh pH karena nilai pH sangat
menentukan aktivitas enzim. Bila mikoba di kultivasi di dalam suatu medium
yang mula-mula pH-nya 7 maka kemungkinan pH ini akan berubah. Pergeseran
pH ini dapat sedemikian besar sehingga menghambat pertumbuhan.
Pergeseran pH dapat dicegah dengan menggunakan larutan penyangga
atau bufer dalam medium. Bufer merupakan senyawa yang dapat
menahan perubahan pH misalnya KH2PO4 dan K2HPO4. Beberapa
bahan nutrisi medium seperti pepton mempunyai kapasitas bufer. Perlu atau
tidaknya suatu medium diberi bufer tergantung kepada maksud penggunaannya
dan dibatasi oleh kapasitas bufer yang dimiliki senyawa-senyawa yang
digunakan.

4. Tekanan osmosis

Tekanan osmosis adalah besarnya tekanan minimum yang


dierlukan untuk mencegah aliran air yang menyebrangi membrane di dalam
larutan. Contohnya : jika larutan 10 % sukrosa di dalam kantong membrane
dialysis diletakkan dalam air dalam gelas maka molekul air yang ada
dalam gelas akan mengalir ke dalam kantong analisis. Besarnya tekanan
yang diperlukan untuk mencegah aliran molekul air dalam gelas ke dalam
kantong dialisis merupakan nilai tekanan osmosis larutan sukrosa tersebut.
Berdasarkan tekanan osmosanya maka larutan tempat pertumbuhan mikroba
dapat digolongkan atas larutan hipotonis, isotonis dan larutan hipertonois.
Mikroba biasanya hidup di lingkungan yang bersifat agak hipotonis sehingga air
akan mengalir dari lingkungannya ke dalam sel sehingga sel menjadi
mengembang kaku. Adanya dinding sel dapat mencegah pecahnya sel mikroba.

F. Metode Pengendalian Pertumbuhan Mikroba

Pengendalian mikroba dilakukan untuk:

1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.

2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi.

3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.


Kondisi yang mempengaruhi pengendalian mikroba adalah:

1. Temperature

2. Jenis mikroba

3. Struktur fisiologis

4. Lingkungan

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara:

1. Sterilisasi

Proses pembinasaan seluruh bentuk kehidupan dari mikroba pada sebuah


objek ataudidalam suatu material.

2. Disinfeksi

Proses pembinasaan patogen vegetatif namun tidak termasuk endospora


dan virus.Bakteri yang menghasilkan endospora contohnya Bacillus anthraxis.

3. Bakteriostatis

Suatu kondisi pertumbuhan bakteri dan multiplikasinya dihambat, namun


bakteritersebut tidak mati.

4. Asepsis

Kondisi ketiadaan patogen pada suatu obyek atau daerah. Teknik aseptik
dirancang dengan tujuan untuk mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh.
Filtrasi udara,sinar UV. penggunaan masker, sarung tangan, dan sterilisasi
peralatan merupakan keseluruhan faktor yang dibutuhkan untuk mencapai
asepsis.

5. Sanitasi

Mengurangi patogen pada peralatan makan untuk mengamankan


Kesehatan masyarakat dengan cara pencucian secara mekanik/kimia.

6. Status fisiologi
Bakteri dalam pertumbuhan mudah terbunuh karena sel-sel helum tumbuh
secara sempurna. Ketika mikroba telah membentuk endospora, endospora
tersebut bersifatlebih resisten dibanding sel vegetati. Contohnya Endospora
clostriduumbotulinom tahan dalam air mendidih selama berjam-jam.
Umumnya Endospora clostridiumbotulinom tinggal dibawah tanah.

7. Lingkungan

Dengan menggunakan tingkat keasaaman Ph.

8. Kinerja dari agen-agen pembunuh mikroba target utamanya membran


sel.Targetnya membran sel karena membran sebagai pelindung dan
sebagai alattranspor. Agen-agen ini merusak protein dan asam-asam nukleat
sehingga bakteribaru tidak dapat berkembang. Kerusakan ikatan tersebut
mengakibatkan denaturasiprotein dan dapat terjadi kerusakan pada DNA dan
RNA (DNA dan RNA merupakanpebawapesan genetik).

9. Metode-metode fisik dalam kontrol mikroba panas

 Panas dibagi atas 2, yaitu:

1. Bentuk panas basah (bersentuhan langsung dengan cair).

2. Panas kering (terhadap uap air)

 Konsep titik mati panas

Thermal Death Point: temperature terendah yang diperlukan untuk


membunuhmikroorganisme di dalam suatu supensi cair dalam 10 menit.
Thermal DeathTime: waktu minimum yang dibutuhkan untuk
membunuh semua bakteri didalam suatu medium cair pada suhu
tertentu.

 Panas uap (100°C)

10. Pasteurisasi

Dengan menggunakan suhu rendah yaitu 63°C Louis pasteur dengan


melakukan percobaan yaitu pencegahan kerusakan bir dananggur dengan
menggunaka pemanasan yang cukup untuk mikroba
Denganmenggunakan suhu yang rendah saja karena jika dengan menggunakan
suhu yangtinggi maka akan dapat merusak warna.

11. HTST (High Temperature Short Time)

Dengan menggunakan suhu 72° C dengan waktu 15 detik.

12. LTLT (Long Temperature Long Time)

Dengan menggunakan suhu 61° C dengan waktu 30 menit.

13. UHT (Ultra High Temperature)

Dengan menggunakan suhu 131 C dengan waktu 0,5 detik.


Biasanya UHT inidigunakan pada produsen susu kemasan).

14. Sterilisasi panas kering

- Pembakaran langsung (direct flaming)

- Pekerjaan di laboratorium mikrobiologi ketika mensterilkan loop inokulasi.

15. Sterilisasi udara panas: bahan-bahan yang akan disterilkan di tempatkan di dalam
sebuah oven. Dengan menggunakan suhu 170°C dengan waktu 2 jam.

16. Autolavisasi

Digunakan untuk sterilisasi alat-alat filtrasi atau penyinaran mikroba.


Temperatur digunakan rendah tergantung pada jenis mikroba dan intesitas
aplikaisnya.

17. Tekanan osmosis

Penggunaan larutan garam dan gula berkonsentrasi tinggi dalam


pengawetanmakanan didasarkan pada efek tekanan osmosis.

18. Radiasi ionisasi, contohnya sinar gammaMetode ini dilakukan untuk menyeleksi
disinfektan. Jenis-jenis disinfektan:
- Fenol dan fenolik

- Fenol (asam karbol) dengan konentrasi 1% fenol memiliki efek anti bakterial.

- Hologen Memiliki efektivitas antimikroba baik sendiri-sendiri ataupun


dalamkombinasi: Clorine (C2) & lodine (12).

- Alkohol untuk merusak protein. Contohnya etanol dan isopropanol. Kosentrasi


optimum yang direkomendasikan untuk ethanol yaitu 70%. Ethanol
bersifatkurang efektif dibanding larutan ethanol.

- Senyawa logam berat

Contohnya: perak, merkuri, dan koper dapat bersifat germisidas atau


antisptik.

- Silver digunakan sebagai antiseptik pada (1%) siver nitrate.Larutan ini


bersifat baktericidal bagi sebagian besar organisme.

 Aldehida

 Formaldehida

 Formalin

 Agen oksidasi

 Agen-agen oksidatif, contohnya ozone (O3)

 Hidrogen peroksida digunakan pada industri makanan untuk


pangepakanyang aseptik.

G. Metode Kultivasi Mikroba

Di habitat alaminya, mikroorganisme biasanya tumbuh dalam


populasi yangkompleks dan terdiri dari beberapa spesies. Hal ini menyebabkan
penelitian mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat menjadi sulit untuk
dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik untuk memisahkan populasi
yang kompleks ini menjadi spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni.
Biakan murni adalah suatu populasi sel yang ditumbuhkan dari satu sel
induk.Proses isolasi dan upaya mempertahankan keadaan murni
memerlukan Teknik aseptik. Oleh karena itu, sebelum mengkultur suatu
mikroba harus dilakukan suatu proses sterilisasi.

H. Teknik Kultivasi Mikroba

Setelah semua bahan dan alat yang akan digunakan dalam


proses kultivasi disterilkan, maka dimulailah proses isolasi untuk mendapatkan
biakan murni. Bahanyang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Di bawah
ini ada beberapa teknikinokulasi yang umum dilakukan di laboratorium mikrobiologi

a. Teknik Penyebaran (The Spread-Plate Technique)

Teknik penyebaran yang lebih sering disebut dengan Spread-


Plate adalah teknik langsung dan mudah untuk mendapatkan suatu
biakan murni. Campuran dari beberapa spesies bakteri disebarkan
di permukaan medium sehingga setiap sel akan tumbuh menjadi
koloni yang terpisah sempurna dan dapat dilihat secara makroskopis
berupa kumpulan mikroba di atas medium padat. Setiap koloni yang
terbentuk merupakan biakan murni. Di bawah ini adalah gambar dari
biakan murni yang diperoleh dengan menggunakan teknik Spread-Plate.

b. Teknik Goresan (The Streak-Plate Technique)

Biakan murni juga dapat diperoleh dengan teknik goresan ( Streak-


Plate Technique). Inokulum digoreskan di atas medium dengan memakai
ose menurut pola tertentu, yaitu:

1. Goresan T

Untuk membuat biakan murni dangan teknik goresan T, ada


beberapa langkahyang harus diikuti, yaitu :

 Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan hutuf T


pada bagian luar dasarcawan petri.

 Inokulasi daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan


sinambung.
 Panaskan ose dan biarkan dingin kembali.

 Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan


goresan di daerah II.

 Pijarkan kembali ose dan biarkan dingin kembali.

 Prosedur diatas diulang untuk daerah III

2. Goresan Kuadran, Teknik ini sama dengan goresan T, hanya


lempengan agar dibagi menjadi empat.

3. Goresan Radian

a. Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.

b. Pijarkan ose dan dinginkan kembali.

c. Putar lempengan agar 90derajat dan buat goresan terputus


dimulai dari bagian pinggir lempengan.

d. Putar lempengan agar 900 dan buat goresan


terputus di atas goresan sebelumnya.

e. Pijarkan ose.

4. Goresan Sinambung

1. Ambil satu mata ose suspensi dan goreskan setengah


permukaan lempengan agar.

2. Jangan pijarkan ose, putar lempengan 1800, gunakan


sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa permukaan
lempengan agar. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba
memperbanyak diri dan dalam waktu 18-24jam akan
terbentuk suatu massa sel yang disebut koloni. Koloni yang
terbentuk ini adalah biakan murni.

c. teknik lempeng tuang (Pour Plate Technique )

Teknik pour-plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik di


dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri.
Teknik ini biasa digunakan pada uji TPC (Total Plate Count). Kelebihan
teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapa ttersebar merata
pada media agar. Kultivasi mikroba dengan teknik ini dimulai
dengan mengencerkan kultur bakteri yang telah ada dengan aquades.
Selanjutnya, diaduk hingga rata dengan cara memutar tabung
reaksi dengan telapak tangan selama beberapa kali. Larutan dilusi
tadi sebanyak + 1 ml dituang ke dalam cawan petri. Cawan petri
diputar secara perlahan-lahan di atas meja horizontal untuk
mengaduk campuran media agar dengan dilusi kultur mikroba. Terakhir,
inkubasi kultur ini pada kondisi yang sesuai.

Biakan murni yang dihasilkan, jika disimpan dalam jangka waktu


yang lama akan mudah sekali mengalami mutasi. Ini berarti, biakan
murni yang disimpan terlalu lama bukan lagi biakan murni yang semula.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk
mencegah atau setidaknya mengurangi kemungkinan terjadinya
mutasi, yaitu :

1. Secara periodik, biakan harus dipindahkan ke medium


baru, sebaiknyapemindahan dilakukan pada fase log.

2. Biakan harus disimpan pada suhu rendah dan terhindar dari


radiasi. Mikroba diliofilisasikan, yaitu dimasukkan dalam
ampul berisis susu kering bercampur CO2 kemudian
disimpan pada tempat bersuhu rendah.

I. Karakteristik Biakan Mikroba

Karakteristik pertumbuhan mikroba dalam medium pertumbuhan


menunjukkan morfologi, mekanisme pembelahan, dan aktivitas metabolismenya.
Pertumbuhan antara medium cair dan medium padat memberikan bentuk dan
karakteristik yang berbeda.Pada biakan di medium cair, karakteristik yang
ditimbulkan oleh pertumbuhan mikroba,yaitu :

A. Terbentuk endapan
Terbentuknya endapan menunjukkan sel mikroba membentuk
agregat sehingga beratdan mengendap, misalnya Staphylococcus
aureus.

B. Terbentuk pelikel

Terbentuknya pelikel disebabkan karena mikroba memiliki pili atau


glikokaliks yangmenyebabkan sel yang satu melekat dengan yang lain,
misalnya Mycobacteriumphlei

C. Terlihat keruh

Terlihatnya kekeruhan menunjukkan bahwa mikroba yang tumbuh


tersebar meratadan biasanya mikrobanya bersifat motil.

Pada biakan di medium padat, karakteristik yang ditimbulkan oleh pertumbuhan


mikroba adalah dengan terbentuknya suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk
koloni berbeda-beda untuk setiap spesies, dan bentuk itu merupakan ciri khas bagi suatu
spesies tertentu. Pengamatan mikroba dapat dilakukan secara individual, satu persatu,
maupun secara kelompok dalam bentuk koloni, dan sifat-sifatnya dapat
diketahui melalui koloni yang tumbuh di medium permukaannya. Satu koloni
bakteri yang terpisah dengan koloni lainnya dapat diamati tipe pertumbuhan pada
masing-masing media, diantaranya dilakukan terhadap konsistensi, bentuk koloni, warna
koloni dan permukaan koloni. Koloni yang tumbuh terpisah ditumbuhkan kembali
untuk mendapatkan isolate murni. Isolasi murni dilakukan dengan mengoleskan ose
steril pada koloni dalam kultur campuran yang benar-benar terpisah satu sama lain. Olesan
tersebut digores pada mediapadat agar miring dalam tabung reaksi.Koloni yang tumbuh
dalam media ini merupakan isolat murni, yang hanya berasal dari satu jenis bakteri saja.
Koloni yang tumbuh dapat dikarakerisasi berdasarkan tipe pertumbuhannya pada
media agar miring.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi


normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi
didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk
keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan
makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan seldan untuk mendapatkan energi.
Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-
bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut
dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses
nutrisi (Suriawiria, 1985).

Di habitat alaminya, mikroorganisme biasanya tumbuh dalam populasi yang


kompleks dan terdiri dari beberapa spesies. Hal ini menyebabkan penelitian
mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat menjadi sulit untuk
dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik untuk memisahkan
populasi yang kompleks ini menjadi spesies yang berbeda-beda sebagai biakan
murni. Biakan murni adalah suatu populasi sel yang ditumbuhkan dari satu
selinduk. Proses isolasi dan upaya mempertahankan keadaan murni memerlukan
teknik aseptik.Oleh karena itu, sebelum mengkultur suatu mikroba harus dilakukan
suatu proses sterilisasi.

REFERENSI

Anonim, 2009. Nutrisi Mikroba, Sebuah Esensi Dasar Untuk Kehidupan Mikroba.

http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/31/nutrisi-mikroba-sebuah-esensi-dasar-untuk-
kehidupan-mikroba/. Diakses pada tanggal 22 September 2022.

Djide, M., dan Sartini. 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Hasanuddin :
Makassar.

Dwyana, Zaraswaty dan Nur Haedar. 2009. Penuntun praktikum Mikrobiologi Pangan.
Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin : Makassar.

Jawetz, dkk. 1995. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika, Surabaya.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. CV. Yrama Widya :

Anda mungkin juga menyukai