Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“DEUTEROMYCOTA & BASIDIOMYCOTA”

Makalah ini diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Botani Tumbuhan
Rendah

Dosen Pembimbing :

Dr. Tabitha Sri Hartati Wulandari, M.Kes


NIDN.0007096502

Disusun Oleh :

Ali Rouf / 1103190001

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya dan tentunya mengandung manfaat bagi para mahasiswa khususnya
jurusan Pendidikan IPA konsentrasi Biologi. Sholawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Rosulullah SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga
sampai kepada kita selaku umatnya.

Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Botani Tumbuhan Rendah“ dan makalah ini berisikan topik tentang “Deuteromycota
& Basidiomycota”. Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu sebagai
pengajar mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah yakni Dr. Tabitha Sri Hartati Wulandari,
M.Kes.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya mendukung untuk kesempurnaan dikesempatan
yang akan datang sangat diharapkan. Harapan kami semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis danumumnya bagi para pembaca.

Tuban, 30 November 2020

Penyusun

Ali Rouf

2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.      Latar Belakang....................................................................................................................4
2.      Rumusan masalah...............................................................................................................4
3.      Tujuan.................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A.    Pengertian Jamur Deuteromycota........................................................................................5
B. Karakteristik Jamur Deuteromycota........................................................................................5
C. Habitat dan Siklus Hidup Duuteomycota................................................................................6
D. Sistem Reproduksi Jamur Deuteromycota..............................................................................7
E. Pengertian Basidiomycota.......................................................................................................8
F. Karakteristik Basidiomycota...................................................................................................8
H. Struktur dan Bentuk Tubuh Basidiomycota............................................................................8
I. Habitat Basidiomycota..............................................................................................................8
J. Siklus Hidup Basidiomycota....................................................................................................9
K. Reproduksi Basidiomycota.....................................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
A.    Kesimpulan........................................................................................................................11
B.            Saran...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di
bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.Struktur
tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula
jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter,
contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
menjadi tubuh buah.Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding
berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar
yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari
sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa
senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi
menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat.
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga
bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan
multiseluler.Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk
anyaman bercabang-cabang yang disebutmiselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara
vegetatif ada pula dengan cara generative.
Jamur dibagi menjadi 6 divisi :
a. Devisi Myxomycota
b. Devisi Oomycota
c. Devisi Zygomycota
d. Devisi Ascomycota
e. Devisi Basidiomycota
f. Devisi Deuteromycota
Dan pada makalah kali ini akan dibahas mengenai dua jenis kolasifikasi dari jamur yakni dari
Devisi Deuteromycota dan Basidiomycota, berikut ulasan lengkapnya.

2.      Rumusan masalah
1. Apa pengertian jamur Deuteromycota dan Basidiomycota?
2. Apa Karakteristik jamur Deuteromycota dan Basidiomycota?
3. Bagaimana Habitat dan Siklus Hidup jamur Deuteromycota dan Basidiomycota?
4. Bagaimana Reproduksi jamur Deuteromycota dan Basidiomycota?
3.      Tujuan
1. Mengetahui arti dari jamur Deuteromycota dan Basidiomycota
2. Mengetahui karakteristik dari jamur Deuteromycota dan Basidiomycota
3. Mengetahui habitat dan siklus hidup jamur Deuteromycota dan Basidiomycota
4. Mengetahui reproduksi jamur Deuteromycota dan Basidiomycota

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Jamur Deuteromycota

Deuteromycota berasal dari 2 kata yaitu deutero yang artinya urutan kedua atau tidak
sempurna, dan mycota yang artinya fungi. Jadi, ia adalah jamur kelas dua atau jamur yang
tidak sempurna.Deuteromycota awalnya adalah suatu kelas dari jamur yang setara dengan
Basidiomycota, Ascomycota, dan sebagainya yang hanya diobservasi dari morfologi dan
fisiologinya saja, namun cara perkembangbiakan secara generatif tidak atau belum ditemukan
atau belum diketahui. Semua jamur yang "tidak jelas" seperti itu masuk ke
Deuteromycota. Namun sejak tahun 1990an, takson Deuteromycota sudah tidak ada lagi, para
ahli mycologi sepakat untuk memasukkan jamur-jamur yang ada pada Deuteromycota ke
kelas lain sesuai dengan aspek fisiologis dan morfologisnya, lalu dengan adanya konsep
pengklasifikasian berbasis DNA, jamur-jamur ex-Deuteromycota berpindah-pindah lagi,
namun bukan secara kelas melainkan pada tingkatan famili atau genus. 
Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum
diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak
termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur
Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).
       Divisi ini disebut juga ‘fungi imperfecti’ atau jamur tidak sempurna.Divisi ini seolah
dibuat untuk mengelompokkan semua jamur yang tidak termasuk ke dalam divisi lainnya.Ciri
utama dari divisi ini adalah belum diketahuinya reproduksi seksual selama siklus
hidupnya.Jamur Deuteromycota hanya ditemukan di daratan.Sebagian besar anggota divisi ini
kemungkinan berkerabat dengan Ascomycota karena adanya pembentukan konidia.Sisanya
kemungkinan adalah Zygomycota dan Basidiomycota yang tidak melakukan reproduksi
seksual. Jika studi lebih lanjut pada suatu spesies Deuteromycota menunjukan adanya
reproduksi seksual, maka spesies itu akan dikeluarkan dari divisi ini.
B. Karakteristik Jamur Deuteromycota

5
Gambar . Jamur Deuteromycota
Jamur Deuteromycota memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Hifa bersekat
2. Tubuh berukuran mikroskopis  
3. Bersifat multiseluler
4. Tidak berklorofil
5. Eukariotik
6. Heterotrof
7. Dinding sel tersusun atas zat kitin
8. Tergolong kedalam fungi imperfect yang banyak menimbulkan penyakit pada tanaman
budidaya dan manusia.
9. Merupakan fingi yang tidak sempurna karena tidak memiliki askus/ basidium.
10. Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa
makanan
11. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui
12. Hidup didaratan dan tempat lembab.

C. Habitat dan Siklus Hidup Duuteomycota


Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain hidup
sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias.
Jamur ini juga menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu dematomikosis (kurap dan panu)
dan menimbulkan pelapukan pada kayu.Contoh klasik jamur Deuteromycota
adalah Moniliasitophila , yaitu jamur oncom. Jamur Deuteromycota umumnya digunakan
untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia sitophila juga dapat tumbuh dari roti ,
sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar,
konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.
Jamur deuteromycota ini dominan memiliki sifat adalah saprofit pada materi organik, yakni
hidup sebagai parasit padatumbuhan tingkat tinggi serta juga sebagai penyebab dari rusaknya
dari beberapa tanaman budidaya. Deuteromycota ini pun juga dapat atau bisa menyebabkan
penyakit pada manusia, contohnya ialah seperti penyakit kurap serta panu. Selain dari itu
mereka juga menyebabkan pelapukan pada kayu.

Seluruh jamur anggota divisi artifisial ini bereproduksi itu dengan secara aseksual yakni
konidia. Konidia tersebut dibentuk pada ujung konidiosfora, secara langsung pada hifa yang
bebas. Beberapa jenis hidupnya itu pada dedaunan serta sisa-sisa tumbuhan yang tenggelam di
dasar sungai yang memiliki arus deras.

Beberapa kelompok atau gologan yang lain itu merupakan parasit pada protozoa serta hewan-
hewan kecil lainnya itu dengan berbagai cara. Beberapa jenis itu juga ditemui pada semut
serta sarang rayap.

Beberapa jamur parasit itu pada hewan-hewan kecil itu dengan mengembangkan unbranched
body di dalam tubuh sang korban, kemudian dengan secara perlahan-lahan ia akan menyerap
nutrien itu sampai korbanya itu mati. Setelah itu jamur itu kemudian memproduksi rantai
spora yang mungkin menempel atau juga termakan oleh hewan-hewan lain yang kemudian
akan menjadi korbannya.

Cara lain ialah dengan cara menangkap mangsanya itu dengan hifa yang bisa menusuk,
dengan menumpangi serta  melekat pada amuba. Salah satu dari kelompok jamur penghuni
tanah ada yang mampu untuk menangkap cacing nematoda itu dengan membentuk cincin hifa
atau juga hyphal loop.

6
Ukuran cicin hifa ini juga lebih kecil dari ukuran tubuh nematoda serta runcing dikedua
ujungnya. pada saat nematoda itu memasukkan kepalanya ke dalam cincin hifa, cacing itu
kemudian cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju, dan bukan mundur, sehingga
cacing itu malah akan terjebak pada kumparan hifa jamur itu . Apabila berhasil menjerat
korbannya itu, jamur itu kemudian akan membentuk haustoria yang tumbuh dan menembus
ke dalam tubuh si cacing kemudian mencernanya.

D. Sistem Reproduksi Jamur Deuteromycota

Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering
disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur
deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.
Jamur ini bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa
khusus yang disebut konidiofor.Kemungkinan jamur ini merupakan suatu peralihan jamur
yang tergolong Ascomycota ke Basidiomycota tetapi tidak diketahui hubungannya.
Jika suatu jamur deuteromycota ini diketahui cara reproduksi seksualnya maka dimasukkan ke
dalam kelompok jamur yang lain. Contohnya Monilia sitophila, setelah diketahui reproduksi
seksualnya dengan menghasilkan askospora, jamur ini dimasukkan ke dalam jamur
Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurospora crassa (jamur oncom).

Fase pembiakan secara vegetatif pada Monilia sitophila  ditemukan oleh Dodge (1927)


dari Amerika serikat, sedangkan fase generatifnya ditemukan oleh Dwidjoseputro (1961).
Setelah diketahui fase generatifnya, jamur ini dimasukkan ke dalam golongan Ascomycota
dan diganti namanya menjadi Neurosora sitophila atau Neurosora crassa.

Perubahan pengelompokan jamur tersebut akan mengubah nama spesiesnya. Sebagai


contoh adalah jamur oncom. Mula-mula, jamur ini digolongkan Deuteromycota dengan
nama Monilia sitophila. Namun, ketika Prof. Dwidjoseputro (almarhum) melakukan
penelitian, ternyata Monilia sitophilia dapat melakukan reproduksi seksual dan menghasilkan
askus. Oleh beliau jamur oncom dimasukkan ke dalam Ascomycota dan namanya berubah
menjadi Neurospora sitophila. Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang diklasifikasi
ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur dari genus Aspergillus sp,
Candidasp, dan Penicillium sp Oleh ahli mikologi, nama genusAspergillussp diubah
menjadi Eurotiumsp, Candida sp
menjadi Pichia sp   dan Penicillium sp  menjadi Talaromyces sp.

 Daur hidup Neurosporasitophila Setelah diketahui reproduksi seksualnya menghasilkan


askus,Neurospora sitophila dimasukkan dalam kelompok Ascomycota
Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara
lain Chladosporium sp, Curvularia sp, Gleosporium spdan  Diploriasp. Untuk memberantas
jamur ini digunakan fungisida, misalnya Lokanol Dithane M-45 dan Copper Sandoz.

7
E. Pengertian Basidiomycota

Basidiomycota adalah takson dengan Kingdom Fungi yang termasuk spesies yang


memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium. Secara esensial
grup Ascomycota, mempunya 22,300 spesies.
Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara
generatif dan vegetatif. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan
dengan melihat basidia, mempunyai dikaryon.

F. Karakteristik Basidiomycota
1. Umumnya anggota basidiomycota berukuran makroskopis.
2. Hyfanya bersekat.
3. Memiliki tubuh buah (basidiokarp) berbentuk panjang, lembaran – lembaran yang
berliku – liku atau bulat.
4. Hidupnya saprofit, parasit, dan mutualisme.
5. Perkembangbiakan secara aseksual (vegetatif) biasa dilakukan dengan konidium,
pertunasan dan fragmentasi miselium dan secara seksual dengan basidiospora yang
dibentuk oleh basidium.
6. Miselia dikariotik berumur panjang.
7. Memiliki tahapan diploid sementara.
8. Habitat jamur yang saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup misalnya serasah daun di
tanah, merang padi dan pohon yang mati. Sedangkan jamur yang bersifat parasit hidup
pada organisme inangnya seperti tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang
bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza. (Rudini, 2010)

H. Struktur dan Bentuk Tubuh Basidiomycota


Struktur morfologisnya yaitu sebagai berikut :
1. Tudung (pileus), merupakan bagian yang ditopang oleh stipe dan di bagian bawahnya
mengandung bilah-bilah. Pada jamur muda, pileus dibungkus oleh selaput (vileum
universal) dan menjelang dewasa pembungkus tersebut akan pecah.
2. Bilah (lamella/gills), merupakan bagian di bawah tudung berbentuk helaian berbilah-
bilah.
3. Tangkai tubuh buah (stipe) merupakan massa miselium yang sangat kompak dan
tumbuh tegak
4. Cincin atau Annulus, merupakan bagian yang melingkari tangkai yang berbentuk
seperti cincin.
5. Volva, merupakan bagian sisa pembungkus yang terdapat pada dasar tangkai. 
Basidiomycota adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa Basidiomycota
memiliki sekat melintang, berinti satu (monokaiotik) atau dua (dikariotik). Miseliumnya
berada pada substrat. Dari hifa dikariotik dapat muncul tubuh buah berbentuk payung
atau bentuk lain yang menjulang di atas substrat.

I. Habitat Basidiomycota
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup,
misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon mati. Jamur yang parasit
hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang
bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza.

8
J. Siklus Hidup Basidiomycota

Spora yang dihasilkan oleh adanya basidium (basidiospora) ini mempunyai suatu sifat
haploid serta tumbuh membentuk hifa-hifa yang bersekat, tiap sekat tersebut berinti satu,
ada yang sebagai hifa + (jantan) serta juga ada hifa – (betina). apabila keduanya bertemu
akan yang akan terjadi plasmogami/percampuran plasma sel serta juga akan terbentuk sel
hifa yang dikariotik/dua inti.

Hifa itu lalu akan terus berkembang serta kemudian membentuk suatu miselium yang
masih sifatnya itu dikariotik, sehingga akan terbentuk tubuh buah basidiokarp yang
bentuknya itu seperti payung. Basidiokarp tersebut akan menghasilkan basidium yang
terdapat pada lapisan yang disebut dengan himenium.

Di tempat seperti itulah kemudian akan terjadi suatu kariogami, yang merupakan suatu
persatuan antara dua inti itu menjadi satu kemudian inti tersebut akan mengalami sebuah
pembelahan meiosis itu di dalam membentuk 4 spora haploid yang disebut dengan
sebutan basidiospora, demikian seterusnya.

K. Reproduksi Basidiomycota
Proses reproduksi basidiomycota ini adalah yang paling sering diperhatikan, karena
dianggap sangat  menarik. Reproduksinya itu bisa atau dapat terjadi secara aseksual serta
seksual sebagai berikut :

a. Reproduksi Aseksual (Vegetatif) Basidiomycota


Reproduksi dengan secara aseksual initerjadi dengan membentuk konidiospora. Konidia
ini ialah sebuahspora yang dihasilkan dengan cara membentuk suatu sekat yang
melintang diujung hifa atau juga dengan cara diferensiasi hingga setelah itu terbentuk
banyak konidia. Hifa haploid yang sudah dewasa tersebut akan menghasilkan konidiofor
(tangkai konidia). Pada ujung konidiofor itu lalu terbentuk spora. Setelah itu spora akan
diterbangkan oleh karna angin. Apabila kondisi lingkungan tersebut menguntungkan,
maka konidia tersebut akan berkecambah dan menjadi hifa yang haploid.

9
b. Reproduksi Seksual (Generatif) Basidiomycota

 Reproduksi seksual ini terjadi dengan pertemuan antara hifa (+) serta hifa (-).
 Pertemuan tersebut akan membuat terjadinya suatu proses plasmogami (larutnya
dinding sel). Setelah itu inti dari salah satu hifa tersebut akan pindah lalu masuk
ke hifa yang lainnya.
 Proses ini membuat terbentuknya hifa dengan dua inti haploid tersebut
berpasangan sehingga kemudian disebut dengan dikariotik.
 Hifa diploid dikariotik ini lalu akan tumbuh menjadi miselium haploid yang
dikariotik.
 Miselium tersebut juga tumbuh membentuk tubuh buah yang disebut dengan
sebutan basidiokarp.
 Pada ujung-ujung hifa basidiokarp tersebut terjadi penyatuan dua inti haploid di
dalam basidium itu menjadi diploid. Proses penyatuan tersebut disebut kariogami.
 Basidium tersebut kemudian membentuk 4 tonjolan yang disebut dengan sterigma
pada ujungnya.
 Inti diploid di dalam basidium itu lalu membelah dengan secara meiosis menjadi 4
inti haploid (n)
 Selanjutnya inti itu akan masuk ke salah satu tonjolan sterigma serta akan
berkembang menjadi basidiospora.
 Apabila basidiospora itu terlepas dari basidium kemudian jatuh pada tempat yang
sesuai, maka selanjutnya mereka akan tumbuh menjadi sebuah hifa baru yang
haploid.

10
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1. Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum
diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga
tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena
itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur
imperfeksi).
2. Deuteromycota memiliki karakteristik yaitu Hifa bersekat, Tubuh berukuran
mikroskopis, Bersifat multiseluler, Tidak berklorofil, Bersifat parasit pada ternak
dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan dan Reproduksi
aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
3. Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain
hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya
dan tanaman hias.
4. Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering
disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur
deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.
5. Basidiomycota adalah takson dengan Kingdom Fungi yang termasuk spesies yang
memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium.
6. Ciri-ciri Basidiomycota antara lain umumnya anggota basidiomycota berukuran
makroskopis, hyfanya bersekat dan memiliki tubuh buah (basidiokarp) berbentuk
panjang, lembaran–lembaran yang berliku–liku atau bulat.
7. Struktur morfologi Basidiomycota meliputi tudung, bilah, tangkai tubuh buah,
cincin dan volva.
8. Jamur Basidiomycota umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk
hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon mati.
9. Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual.
B.            Saran
Demikianlah makalah yang kami berisikan tentang Basidiomycota. Makalah ini
pun tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Adapun kiranya terdapat kritik, saran
maupun teguran digunakan sebagai penunjang pada makalah ini. Sebelum dan
sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA
Source
https://id.wikipedia.org/wiki/Deuteromycota
https://id.wikipedia.org/wiki/BASIDIOMYCOTA
https://www.google.com/search?
q=BASIDIOMYCOTA&oq=BASIDIOMYCOTA&aqs=chrome..69i57j69i59j46i67i131i433j0i6
7l3j69i60l2.2919j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
q=Deuteromycota&oq=Deuteromycota&aqs=chrome..69i57j69i59l2j0l2j69i60l3.588j0j9&sourc
eid=chrome&ie=UTF-8

12

Anda mungkin juga menyukai