ISOLASI PATI
H031 18 1302
KELOMPOK II
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
Kamis, 07 Mei 2020
2020
BAB I
PENDAHULUAN
mengandung tiga kelompok senyawa kimia, yaitu protein, lemak dan karbohidrat.
Ketiga unsur utama ini memiliki peranan penting, termasuk karbohidrat yang
merupakan sumber energi bagi tubuh, utamanya pada otot dan otak. Energi tersebut
dibutuhkan mulai dari bernapas hingga aktivitas tubuh yang lebih intens seperti
tubuh. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain adalah glukosa yang terdapat dalam
darah dan glikogen yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada
jaringan otot sebagai sumber energi. Jadi ada bermacam-macam senyawa yang
Pati atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat banyak di alam pada
sebagian besar tumbuhan. Pati atau amilum terdapat pada daun, batang, biji dan
adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya adalah
mengenai isolasi pati dari kentang dengan tujuan untuk mengetahui kadar amilum
pada kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar, dan talas serta mengetahui cara uji
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui teknik
isolasi amilum dari sampel dan uji amilum dengan iodida pada berbagai keadaan.
1. menentukan kadar amilum dari kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar, dan talas.
2. mereaksikan amilum dengan iodida dalam suasana netral, asam, dan basa.
1.3.1 Isolasi Pati dari Kentang, Ubi Kayu (Singkong), Ubi Jalar, dan Talas
Menentukan kadar amilum dari kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar, dan
1.3.2 Uji Iodida pada Kentang, Ubi Kayu (Singkong), Ubi Jalar, dan Talas
basa, dan netral kemudian melihat perubahan warna yang terjadi sebelum dan setelah
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
hidrat dari karbon. Sebagai contoh, glukosa memiliki rumus molekul C 6H12O6, yang
dapat dituliskan sebagai C6(H2O)6. Meskipun rumus ini tidak dapat digunakan untuk
atau zat yang memberikan senyawa itu pada hidrolisis. Sifat kimia karbohidrat
merupakan gabungan sifat dari 2 gugus fungsi yaitu gugus hidroksil dan gugus
gudang energi, bahan bakar dan metabolit intermediet. Gula ribosa dan deoksiribosa
membentuk bagian dari kerangka struktural RNA dan DNA. Karbohidrat berkaitan
dengan protein dan lipid. Karbohidrat memiliki peranan utama dalam interaksi antar
sel dan interaksi antara sel dengan unsur lain dalam sel (Adugna dkk., 2004).
fotosintesis setiap tahun mengonversi lebih dari 100 miliar ton karbon dioksida (CO2)
dan air (H2O) ke selulosa dan tanaman lainnya. Pada hewan, karbohidrat berfungsi
sebagai sumber energi utama dan pendukung jaringan tubuh hewan (Mustapha dan
Babura, 2009).
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen.
Jumlah atom hidrogen dan oksigen memiliki perbandingan 2 : 1 seperti pada molekul
air. Sebagai contoh, molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6. Oleh karena
itu, dahulu orang berkesimpulan bahwa terdapat air dalam karbohidrat. Karena hal
inilah dipakai kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon yang berarti
mengandung unsur karbon dan hidrat yang berarti air. Walaupun pada kenyataannya
senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul air, namun kata karbohidrat tetap
digunakan di samping nama lainnya yaitu sakarida. Ada beberapa senyawa yang
asam asetat (C2H4O2) dan formaldehida (CH2O) atau lazim ditulis HCHO. Dengan
demikian senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus
empirisnya saja, tetapi yang penting ialah rumus strukturnya. Dari rumus struktur
akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul
Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat, maka karbohidrat dapat
menghasilkan gugus aldehida atau keton pada proses hidrolisis reaksi-reaksi kimia
2.3 Amilum
sebagian besar tumbuhan. Amilum sering juga disebut sebagai pati. Amilum tersusun
atas polimer glukosa yaitu amilosa sekitar 20-28% dan sisanya yaitu amilopektin.
Ukuran molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas
1000 unit glukosa. Sedangkan amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang
terikat dengan ikatan α-1,4-glikosidik, yang molekulnya merupakan rantai terbuka
Terdapat dua jenis amilum yang sering digunakan dalam industri farmasi
yang ditinjau berdasarkan proses pembuatannya yaitu amilum yang diolah secara
tradisional dan amilum modifikasi. Amilum yang diolah secara tradisional adalah
amilum yang diambil langsung dari bagian tanaman dan dalam proses pembuatannya
belum mengalami perubahan secara fisika atau kimia. Jika ditinjau dari bentuk
fisiknya, amilum yang diolah secara tradisional masih berbentuk serbuk. Amilum
tersebut memiliki kekurangan yaitu tidak mempunyai sifat alir yang baik. Sifat alir
ini sangat penting saat proses pengempaan tablet khususnya dalam formulasi tablet
kempa langsung karena jika tidak dapat mengalir secara baik dapat memberikan
berbeda-beda bentuknya, tergantung dari jenis tumbuhannya. Bentuk butir pati yang
berasal dari kentang berbeda dengan yang berasal dari terigu atau beras. Butir-butir
pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensinya dalam air dipanaskan,
maka akan terbentuk suatu larutan koloid yang kental. Larutan koloid ini apabila
diberi larutan iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh
amilase. Dalam ludah dan di dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat
amilase yang bekerja terhadap amilum. Amilum diubah menjadi maltosa dalam
METODE PERCOBAAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kentang, ubi kayu
(singkong), ubi jalar, dan talas, larutan amilum 1%, akuades, HCl 6 M, NaOH 6 M,
larutan etanol 95%, iodin 0,01 M, kertas saring Whattman No. 42, kertas label,
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca Ohaus, pisau,
blender, kain saring tipis, gelas kimia, gelas ukur, corong, erlenmeyer, desikator,
neraca analitik, tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, vortex, hot plate, batang
pengaduk, sendok tanduk, cawan petri, labu semprot, dan sikat tabung.
3.3.1 Isolasi Starch dari Kentang, Ubi Kayu (Singkong), Ubi Jalar, dan Talas
Kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar, dan talas yang akan digunakan
dibersihkan terlebih dahulu dengan air bersih, lalu dikupas dan dipotong dalam
tersebut disaring dengan kain saring putih dan cairannya ditampung dalam gelas
hingga terbentuk endapan putih dan dibuang filtrat di atasnya. Selanjutnya endapan
putih didekantasi larutan etanol 95%. Kemudian disaring menggunakan kertas saring
Whattman No. 42 dengan corong. Setelah itu, starch tersebut dikeringkan dalam
desikator dan setelah kering ditimbang. Hasil penimbangan dicatat dan dihitung
larutan amilum 1%. Setelah itu, tabung reaksi pertama ditambahkan akuades, tabung
reaksi kedua ditambahkan HCl 6 M dan tabung reaksi ketiga ditambahkan dengan
tabung ditambahkan lagi larutan iodin 0,01 M sebanyak 3 tetes dan dihomogenkan,
lalu diamati perubahannya. Setelah itu, tabung reaksi dipanaskan dalam gelas kimia
menggunakan hot plate sampai larutan berwarna bening. Setelah bening, tabung
reaksi kembali didinginkan, kemudian diamati dan dicatat perubahan warna yang
terjadi.
BAB IV
a. Kentang
Berat starch
5. Kadar amilum dalam kentang = × 100%
Berat kentang
6,2859 g
= × 100%
100 g
= 6,2859%
Berat starch
5. Kadar amilum dalam kentang = × 100%
Berat kentang
6,8366 g
= × 100%
100 g
= 6,8366%
c. Ubi Jalar
Berat starch
5. Kadar amilum dalam kentang = × 100%
Berat kentang
8,7536 g
= × 100%
100 g
= 8,7536 %
d. Talas
Berat starch
5. Kadar amilum dalam kentang = × 100%
Berat kentang
6,0306 g
= × 100%
100 g
= 6,0306 %
4.2 Reaksi
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
+ H2O + nI2
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
amilum/ bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu muda
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H didinginkan
+ nI2
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
amilum/ bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu muda
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
+ HCl + nI2
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
amilum/ bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu tua
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H didinginkan
+ nI2
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
amilum / bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu tua
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
+ NaOH + nI2
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
amilum/ bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
+ NaI + NaOI + H2O
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
bening
4.3 Pembahasan
4.3.1 Isolasi Starch dari Kentang, Ubi Kayu (Singkong), Ubi Jalar dan Talas
Pada percobaan ini dilakukan isolasi starch dari kentang, ubi kayu
(singkong), ubi jalar dan talas dengan cara disuspensi dan didekantasi berulang-
ulang, serta melalui suatu penyaringan dan pengeringan untuk memperoleh starch
yang murni. Kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar dan talas yang akan digunakan
dilakukan dengan kain putih tipis agar tidak mudah robek dan penyaringan dapat
dengan akuades, lalu dibiarkan mengendap sampai terbentuk endapan putih. Fungsi
dekantasi adalah untuk memisahkan filtrat dengan residu atau memurnikan cairan,
karena akuades dapat mengikat kotoran dan melarutkan zat-zat dalam sampel.
Selanjutnya endapan putih didekantasi dengan larutan etanol 95%. Etanol berfungsi
untuk melarutkan bahan-bahan organik yang tidak larut dalam akuades dan agar
filtrat yang tersisa hanya amilum saja. Kemudian Hasil dekantasi terakhir disaring
menggunakan kertas saring Whattman No. 42 dengan corong. Setelah itu, starch
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh data berat starch yaitu dalam 100
gram kentang adalah 6,2859 gram sehingga diperoleh kadar amilum sebesar 6,2859
%; massa amilum dalam 100 gram ubi kayu (singkong) adalah 6,8366 gram sehingga
diperoleh kadar amilum sebesar 6,8366 %; massa amilum dalam 100 gram ubi jalar
adalah 8,7536 gram sehingga diperoleh kadar amilum sebesar 8,7536 % dan massa
amilum dalam 100 gram talas adalah 6,0306 gram sehingga diperoleh kadar amilum
sebesar 6,0306 %.
Pada percobaan ini, larutan amilum direaksikan dengan larutan iodin dalam
suasana asam, basa dan netral. Pada proses pengujian, mula-mula larutan amilum 1%
dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda. Tabung reaksi pertama
ditambahkan akuades, tabung reaksi kedua ditambahkan HCl 6 M dan tabung reaksi
ditambahkan lagi larutan iodin 0,01 M. Penambahan iodin dapat memberi warna biru
pada larutan yang menandakan larutan bereaksi positif. Setelah itu, tabung reaksi
dipanaskan dalam gelas kimia sampai larutan berwarna bening. Setelah bening,
menjadi biru pekat karena adanya ikatan antara amilum dengan iodin yang disebut
ikatan semu. Pada pemanasan, ikatan semu terputus disebabkan karena ikatan semu
pada amilum dapat putus dengan adanya pemanasan sehingga larutan menjadi bening
kembali. Setelah didinginkan warna larutan tetap bening. Hal ini tidak sesuai dengan
Kesalahan ini mungkin disebabkan oleh pemanasan yang terlalu lama, sehingga
merusak ikatan kompleks semu antara iodin dan amilum secara permanen.
warna bening. Setelah ditambah iodin, diperoleh larutan tetap berwarna bening. Pada
proses pemanasan, larutan bening berubah menjadi kekuningan. Hal ini disebabkan
karena ikatan semu antara iodin dan amilum mudah putus dengan pemanasan.
Setelah didinginkan, larutan kembali menghasilkan warna kekuningan. Hal ini tidak
sesuai berdasarkan teori yang mungkin saja disebabkan masih terdapat zat pengotor
yang bercampur dengan starch.
warna bening. Pada saat penambahan iodin, warna yang dihasilkan tetap bening. Hal
tersebut juga terjadi saat larutan dipanaskan dan didinginkan, larutan tidak menjadi
biru melainkan menghasilan warna kekuningan. Hal ini sesuai teori yang berlaku.
Dimana amilum tidak dapat bereaksi dengan iodin. Akan tetapi larutan iodin bereaksi
dengan basa (NaOH) dan membentuk hipoidida (NaI dan NaOI) sehingga
5.1 Kesimpulan
1. Kadar amilum yang terdapat pada kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar, dan
2. Reaksi antara amilum dan iodin tidak dapat bereaksi (menghasilkan uji
5.2 Saran
Saran untuk percobaan ini yaitu sebaiknya memilih sampel yang mengandung
lebih banyak amilum agar percobaan yang dilakukan dapat sesuai dengan metode.
Saran untuk laboratorium yaitu agar memperbaiki kran air yang tidak
berfungsi lagi. Sebaiknya alat dan bahan yang sudah rusak dapat segera
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Adugna, S., Alemu, L.A.M., Tsehayneh, Kelemu, Tekola, H., Kibret, B., dan Genet,
S., 2004, Medical Biochemistry, Ethiopiah Public Health Training Initiative,
USA.
Aryadi, T., dan Anggraini, H., 2010, Penetapan Kadar Karbohidrat pada Nasi Aking
yang Dikonsumsi Masyarakat Desa Singorojo Kabupaten Kendal, Jurnal
Unimus, 2(1): 36-38.
Lim, W.J., Liang, Y.T., Seib, P.A., dan Rao, C.S., 1992, Isolation of Oat Starch from
Oat Flour, Cereal Chemistry, 69(3): 233-236.
Mustapha, Y., dan Babura, S. R., 2009, Determination of Carbohydrate and
ß-Carotene Content of Some Vegetable Consumed in Kano Metropolis,
Nigeria, Bayero Journal of Pure and Applied Sciences, 2(1): 119-121.
Nelson, D.L., dan Cox, M.M., 2013, Principles of Biochemistry, Fourth Edition,
Universitas of Wisconsin, Madison.
Ngili, Y., 2009, Biokimia: Struktur dan Fungsi Biomolekul, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Poedjiadi, A., dan Supriyanti, F.M.T., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, UI-Press,
Jakarta.
Razak, A.R., Sumarni, N.K., dan Rahmat, B., 2012, Optimalisasi Hidrolisis Sukrosa
Menggunakan Resin Penukar Kation Tipe Sulfonat, Jurnal Natural Science,
1(1): 119-131.
Lampiran 1. Bagan Kerja
Pati Filtrat
Hasil
2. Uji Iodida untuk Pati
Hasil