Anda di halaman 1dari 34

Kamis, 07 Mei 2020

Laporan Praktikum Biokimia

ISOLASI PATI

CITRA ICHSANI AMALIA MAKKARAKA

H031 18 1302

KELOMPOK II

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
Kamis, 07 Mei 2020

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi yang diperlukan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari dapat

diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Pada umumnya, bahan-bahan makanan

mengandung tiga kelompok senyawa kimia, yaitu protein, lemak dan karbohidrat.

Ketiga unsur utama ini memiliki peranan penting, termasuk karbohidrat yang

merupakan sumber energi bagi tubuh, utamanya pada otot dan otak. Energi tersebut

dibutuhkan mulai dari bernapas hingga aktivitas tubuh yang lebih intens seperti

berlari. Tanpa adanya karbohidrat, kemungkinan aktivitas yang dilakukan akan

terhambat (Lim dkk., 1992).

Karbohidrat yang berasal dari makanan mengalami metabolisme di dalam

tubuh. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain adalah glukosa yang terdapat dalam

darah dan glikogen yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada

jaringan otot sebagai sumber energi. Jadi ada bermacam-macam senyawa yang

termasuk dalam golongan karbohidrat ini (Poedjiadi dan Supriyanti, 1994).

Pati atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat banyak di alam pada

sebagian besar tumbuhan. Pati atau amilum terdapat pada daun, batang, biji dan

umbi-umbian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya

adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya adalah

amilopektin (Ngili, 2009). Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan percobaan

mengenai isolasi pati dari kentang dengan tujuan untuk mengetahui kadar amilum

pada kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar, dan talas serta mengetahui cara uji

iodida pada amilum.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui teknik

isolasi amilum dari sampel dan uji amilum dengan iodida pada berbagai keadaan.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk:

1. menentukan kadar amilum dari kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar, dan talas.

2. mereaksikan amilum dengan iodida dalam suasana netral, asam, dan basa.

1.3 Prinsip Percobaan

1.3.1 Isolasi Pati dari Kentang, Ubi Kayu (Singkong), Ubi Jalar, dan Talas

Menentukan kadar amilum dari kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar, dan

talas dengan menghomogenasikan dan mendekantasi menggunakan akuades dan

etanol sehingga diperoleh amilum murni.

1.3.2 Uji Iodida pada Kentang, Ubi Kayu (Singkong), Ubi Jalar, dan Talas

Mereaksikan amilum dengan iodida dengan menambahkan pereaksi asam,

basa, dan netral kemudian melihat perubahan warna yang terjadi sebelum dan setelah

pemanasan dan pendinginan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karbohidrat

Karbohidrat berasal dari rumus molekulnya yang dapat dituliskan sebagai

hidrat dari karbon. Sebagai contoh, glukosa memiliki rumus molekul C 6H12O6, yang

dapat dituliskan sebagai C6(H2O)6. Meskipun rumus ini tidak dapat digunakan untuk

menjelaskan sifat-sifat karbohidrat, namanya tetap digunakan. Berdasarkan

strukturnya, karbohidrat didefiniskan sebagai polihidroksialdehid, polihidroksiketon,

atau zat yang memberikan senyawa itu pada hidrolisis. Sifat kimia karbohidrat

merupakan gabungan sifat dari 2 gugus fungsi yaitu gugus hidroksil dan gugus

karbonil (Hart dkk., 2012).

Karbohidrat adalah campuran aldehid atau keton dengan berbagai kelompok

hidroksil. Karbohidrat menyusun kebanyakan senyawa organik di atas bumi karena

mempunyai fungsi dalam setiap sisi kehidupan. Karbohidrat bertindak sebagai

gudang energi, bahan bakar dan metabolit intermediet. Gula ribosa dan deoksiribosa

membentuk bagian dari kerangka struktural RNA dan DNA. Karbohidrat berkaitan

dengan protein dan lipid. Karbohidrat memiliki peranan utama dalam interaksi antar

sel dan interaksi antara sel dengan unsur lain dalam sel (Adugna dkk., 2004).

Karbohidrat sangat penting karena merupakan penyusun utama dalam suatu

tumbuhan. Karbohidrat adalah biomolekul yang paling melimpah di bumi. Proses

fotosintesis setiap tahun mengonversi lebih dari 100 miliar ton karbon dioksida (CO2)

dan air (H2O) ke selulosa dan tanaman lainnya. Pada hewan, karbohidrat berfungsi

sebagai sumber energi utama dan pendukung jaringan tubuh hewan (Mustapha dan

Babura, 2009).
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen.

Jumlah atom hidrogen dan oksigen memiliki perbandingan 2 : 1 seperti pada molekul

air. Sebagai contoh, molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6. Oleh karena

itu, dahulu orang berkesimpulan bahwa terdapat air dalam karbohidrat. Karena hal

inilah dipakai kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon yang berarti

mengandung unsur karbon dan hidrat yang berarti air. Walaupun pada kenyataannya

senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul air, namun kata karbohidrat tetap

digunakan di samping nama lainnya yaitu sakarida. Ada beberapa senyawa yang

mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya

asam asetat (C2H4O2) dan formaldehida (CH2O) atau lazim ditulis HCHO. Dengan

demikian senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus

empirisnya saja, tetapi yang penting ialah rumus strukturnya. Dari rumus struktur

akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul

karbohidrat. Gugus-gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut.

Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat, maka karbohidrat dapat

didefinisikan sebagai polihidroksialdehida atau polihidroksiketon serta senyawa yang

menghasilkan gugus aldehida atau keton pada proses hidrolisis reaksi-reaksi kimia

(Poedjiadi dan Supriyanti, 1994).

2.3 Amilum

Amilum merupakan polisakarida yang paling melimpah di alam pada

sebagian besar tumbuhan. Amilum sering juga disebut sebagai pati. Amilum tersusun

atas polimer glukosa yaitu amilosa sekitar 20-28% dan sisanya yaitu amilopektin.

Ukuran molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas

1000 unit glukosa. Sedangkan amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang
terikat dengan ikatan α-1,4-glikosidik, yang molekulnya merupakan rantai terbuka

(Poedjiadi dan Supriyanti, 1994).

Terdapat dua jenis amilum yang sering digunakan dalam industri farmasi

yang ditinjau berdasarkan proses pembuatannya yaitu amilum yang diolah secara

tradisional dan amilum modifikasi. Amilum yang diolah secara tradisional adalah

amilum yang diambil langsung dari bagian tanaman dan dalam proses pembuatannya

belum mengalami perubahan secara fisika atau kimia. Jika ditinjau dari bentuk

fisiknya, amilum yang diolah secara tradisional masih berbentuk serbuk. Amilum

tersebut memiliki kekurangan yaitu tidak mempunyai sifat alir yang baik. Sifat alir

ini sangat penting saat proses pengempaan tablet khususnya dalam formulasi tablet

kempa langsung karena jika tidak dapat mengalir secara baik dapat memberikan

bobot tablet yang berbeda (Sari dkk., 2012).

Butir-butir pati apabila diamati dengan menggunakan mikroskop, ternyata

berbeda-beda bentuknya, tergantung dari jenis tumbuhannya. Bentuk butir pati yang

berasal dari kentang berbeda dengan yang berasal dari terigu atau beras. Butir-butir

pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensinya dalam air dipanaskan,

maka akan terbentuk suatu larutan koloid yang kental. Larutan koloid ini apabila

diberi larutan iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh

molekul amilosa yang membentuk senyawa (Ngili, 2009).

Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga

menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim

amilase. Dalam ludah dan di dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat

amilase yang bekerja terhadap amilum. Amilum diubah menjadi maltosa dalam

bentuk β-maltosa oleh enzim amilase (Poedjiadi dan Supriyanti, 1994).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kentang, ubi kayu

(singkong), ubi jalar, dan talas, larutan amilum 1%, akuades, HCl 6 M, NaOH 6 M,

larutan etanol 95%, iodin 0,01 M, kertas saring Whattman No. 42, kertas label,

sunlight, dan tissue roll.

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca Ohaus, pisau,

blender, kain saring tipis, gelas kimia, gelas ukur, corong, erlenmeyer, desikator,

neraca analitik, tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, vortex, hot plate, batang

pengaduk, sendok tanduk, cawan petri, labu semprot, dan sikat tabung.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Isolasi Starch dari Kentang, Ubi Kayu (Singkong), Ubi Jalar, dan Talas

Kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar, dan talas yang akan digunakan

dibersihkan terlebih dahulu dengan air bersih, lalu dikupas dan dipotong dalam

beberapa bagian. Kemudian masing-masing sampel ditimbang sebanyak 100 gram.

Lalu dihaluskan dengan menggunakan blender selama 1 menit, kemudian

dihomogenasikan dengan 50 mL akuades sehingga terbentuk suspensi. Campuran

tersebut disaring dengan kain saring putih dan cairannya ditampung dalam gelas

kimia sedangkan residunya dibuang. Cairan tersebut dikocok lalu dibiarkan

mengendap. Setelah terbentuk endapan, cairan tersebut didekantasi dengan 50 mL


akuades dan dibiarkan mengendap. Setelah terbentuk endapan putih, filtrat di atasnya

dibuang. Kemudian didekantasi lagi dengan 50 mL akuades, dibiarkan mengendap

hingga terbentuk endapan putih dan dibuang filtrat di atasnya. Selanjutnya endapan

putih didekantasi larutan etanol 95%. Kemudian disaring menggunakan kertas saring

Whattman No. 42 dengan corong. Setelah itu, starch tersebut dikeringkan dalam

desikator dan setelah kering ditimbang. Hasil penimbangan dicatat dan dihitung

kadar amilum dalam kentang.

3.3.2 Uji Iodida untuk Starch

Tiga buah tabung reaksi disediakan, masing-masing diisi dengan 3 mL

larutan amilum 1%. Setelah itu, tabung reaksi pertama ditambahkan akuades, tabung

reaksi kedua ditambahkan HCl 6 M dan tabung reaksi ketiga ditambahkan dengan

NaOH 6 M masing-masing 2 tetes, lalu dihomogenkan. Kemudian, masing-masing

tabung ditambahkan lagi larutan iodin 0,01 M sebanyak 3 tetes dan dihomogenkan,

lalu diamati perubahannya. Setelah itu, tabung reaksi dipanaskan dalam gelas kimia

menggunakan hot plate sampai larutan berwarna bening. Setelah bening, tabung

reaksi kembali didinginkan, kemudian diamati dan dicatat perubahan warna yang

terjadi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Isolasi Starch dari Kentang

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:

a. Kentang

1. Berat sampel (kentang) = 100 g

2. Berat kertas saring kosong = 1,2220 g

3. Berat kertas saring + starch = 7,5079 g

4. Berat starch = 6,2859 g

Berat starch
5. Kadar amilum dalam kentang = × 100%
Berat kentang

6,2859 g
= × 100%
100 g

= 6,2859%

b. Ubi Kayu (Singkong)

1. Berat sampel (Ubi Kayu) = 100 g

2. Berat kertas saring kosong = 1,1251 g

3. Berat kertas saring + starch = 7,9617 g

4. Berat starch = 6,8366 g

Berat starch
5. Kadar amilum dalam kentang = × 100%
Berat kentang

6,8366 g
= × 100%
100 g

= 6,8366%
c. Ubi Jalar

1. Berat sampel (Ubi Jalar) = 100 g

2. Berat kertas saring kosong = 1,0356 g

3. Berat kertas saring + starch = 9,7892 g

4. Berat starch = 8,7536 g

Berat starch
5. Kadar amilum dalam kentang = × 100%
Berat kentang

8,7536 g
= × 100%
100 g

= 8,7536 %

d. Talas

1. Berat sampel (Ubi Jalar) = 100 g

2. Berat kertas saring kosong = 1,0961 g

3. Berat kertas saring + starch = 7,1267 g

4. Berat starch = 6,0306 g

Berat starch
5. Kadar amilum dalam kentang = × 100%
Berat kentang

6,0306 g
= × 100%
100 g

= 6,0306 %

4.1.2 Uji Iodin untuk Starch


Tabel 1. Perubahan warna pada setiap penambahan dan perlakuan.
Tabung I Tabung II Tabung III
Penambahan dan perlakuan
(akuades) (NaOH) (HCl)
bening bening bening
Warna sebelum ditambahkan 3 tetes
iodin 0,01 M
Biru pekat bening Biru pekat
Warna setelah ditambahkan 3 tetes
iodin 0,01 M
Bening Kekuningan Kekuningan
Warna setelah dipanaskan

Bening Kekuningan Biru


Warna setelah didinginkan

4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi amilum, Air, dan Iodin

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
+ H2O + nI2
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
amilum/ bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu muda
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H didinginkan
+ nI2
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
amilum/ bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu muda

4.2.2 Reaksi Amilum, HCl, dan Iodin

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
+ HCl + nI2
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
amilum/ bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu tua

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H didinginkan
+ nI2
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
amilum / bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu tua

4.2.3 Reaksi Amilum, NaOH, dan Iodin

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
+ NaOH + nI2
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
amilum/ bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
+ NaI + NaOI + H2O
OH H OH H
O O O
H OH H OH
n
bening

4.3 Pembahasan

4.3.1 Isolasi Starch dari Kentang, Ubi Kayu (Singkong), Ubi Jalar dan Talas

Pada percobaan ini dilakukan isolasi starch dari kentang, ubi kayu

(singkong), ubi jalar dan talas dengan cara disuspensi dan didekantasi berulang-

ulang, serta melalui suatu penyaringan dan pengeringan untuk memperoleh starch

yang murni. Kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar dan talas yang akan digunakan

dihaluskan dengan menggunakan blender, kemudian dihomogenasikan dengan

akuades sehingga terbentuk suspensi. Penggunaan blender dapat menghancurkan sel

dalam kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar dan talas.


Selanjutnya, campuran tersebut disaring dengan kain saring putih dan

cairannya ditampung dalam gelas kimia sedangkan residunya dibuang. Penyaringan

dilakukan dengan kain putih tipis agar tidak mudah robek dan penyaringan dapat

berlangsung lebih cepat. Kemudian cairan tersebut dikocok lalu dibiarkan

mengendap. Setelah terbentuk endapan, cairan tersebut didekantasi sebanyak 2 kali

dengan akuades, lalu dibiarkan mengendap sampai terbentuk endapan putih. Fungsi

dekantasi adalah untuk memisahkan filtrat dengan residu atau memurnikan cairan,

karena akuades dapat mengikat kotoran dan melarutkan zat-zat dalam sampel.

Selanjutnya endapan putih didekantasi dengan larutan etanol 95%. Etanol berfungsi

untuk melarutkan bahan-bahan organik yang tidak larut dalam akuades dan agar

filtrat yang tersisa hanya amilum saja. Kemudian Hasil dekantasi terakhir disaring

menggunakan kertas saring Whattman No. 42 dengan corong. Setelah itu, starch

tersebut dikeringkan dalam desikator. Tujuan pengeringan adalah untuk memperoleh

starch yang kering dan murni saat ditimbang.

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh data berat starch yaitu dalam 100

gram kentang adalah 6,2859 gram sehingga diperoleh kadar amilum sebesar 6,2859

%; massa amilum dalam 100 gram ubi kayu (singkong) adalah 6,8366 gram sehingga

diperoleh kadar amilum sebesar 6,8366 %; massa amilum dalam 100 gram ubi jalar

adalah 8,7536 gram sehingga diperoleh kadar amilum sebesar 8,7536 % dan massa

amilum dalam 100 gram talas adalah 6,0306 gram sehingga diperoleh kadar amilum

sebesar 6,0306 %.

4.3.2 Uji Iodida untuk Starch

Pada percobaan ini, larutan amilum direaksikan dengan larutan iodin dalam

suasana asam, basa dan netral. Pada proses pengujian, mula-mula larutan amilum 1%
dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda. Tabung reaksi pertama

ditambahkan akuades, tabung reaksi kedua ditambahkan HCl 6 M dan tabung reaksi

ketiga ditambahkan dengan NaOH 6 M. Kemudian, masing-masing tabung

ditambahkan lagi larutan iodin 0,01 M. Penambahan iodin dapat memberi warna biru

pada larutan yang menandakan larutan bereaksi positif. Setelah itu, tabung reaksi

dipanaskan dalam gelas kimia sampai larutan berwarna bening. Setelah bening,

tabung reaksi kembali didinginkan. Tujuan pemanasan adalah untuk menghilangkan

warna biru pada larutan, sedangkan pendinginan bertujuan untuk memunculkan

kembali warna biru pada larutan tersebut.

Berdasarkan proses percobaan, pada suasana netral dihasilkan warna bening

ketika ditambahkan akuades. Setelah ditambahkan iodin, larutan berubah warna

menjadi biru pekat karena adanya ikatan antara amilum dengan iodin yang disebut

ikatan semu. Pada pemanasan, ikatan semu terputus disebabkan karena ikatan semu

pada amilum dapat putus dengan adanya pemanasan sehingga larutan menjadi bening

kembali. Setelah didinginkan warna larutan tetap bening. Hal ini tidak sesuai dengan

teori, dimana seharusnya larutan kembali berwarna biru setelah didinginkan.

Kesalahan ini mungkin disebabkan oleh pemanasan yang terlalu lama, sehingga

merusak ikatan kompleks semu antara iodin dan amilum secara permanen.

Pada kondisi asam, campuran larutan amilum dengan HCl menghasilkan

warna bening. Setelah ditambah iodin, diperoleh larutan tetap berwarna bening. Pada

proses pemanasan, larutan bening berubah menjadi kekuningan. Hal ini disebabkan

karena ikatan semu antara iodin dan amilum mudah putus dengan pemanasan.

Setelah didinginkan, larutan kembali menghasilkan warna kekuningan. Hal ini tidak

sesuai berdasarkan teori yang mungkin saja disebabkan masih terdapat zat pengotor
yang bercampur dengan starch.

Pada suasana basa, campuran larutan amilum dengan NaOH menghasilkan

warna bening. Pada saat penambahan iodin, warna yang dihasilkan tetap bening. Hal

tersebut juga terjadi saat larutan dipanaskan dan didinginkan, larutan tidak menjadi

biru melainkan menghasilan warna kekuningan. Hal ini sesuai teori yang berlaku.

Dimana amilum tidak dapat bereaksi dengan iodin. Akan tetapi larutan iodin bereaksi

dengan basa (NaOH) dan membentuk hipoidida (NaI dan NaOI) sehingga

menghalangi reaksi antara amilum dengan iodin.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Kadar amilum yang terdapat pada kentang, ubi kayu (singkong), ubi jalar, dan

talas masing-masing adalah 6,2859%, 6,8366%, 8,7536% dan 6,0306%.

2. Reaksi antara amilum dan iodin tidak dapat bereaksi (menghasilkan uji

negatif) pada kondisi asam, basa dan netral.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Percobaan

Saran untuk percobaan ini yaitu sebaiknya memilih sampel yang mengandung

lebih banyak amilum agar percobaan yang dilakukan dapat sesuai dengan metode.

Percobaan diperlukan ketelitian dalam proses penimbangan. Kesabaran juga

diperlukan pada saat penyaringan dalam percobaan ini

5.2.2 Saran untuk Laboratorium

Saran untuk laboratorium yaitu agar memperbaiki kran air yang tidak

berfungsi lagi. Sebaiknya alat dan bahan yang sudah rusak dapat segera

diganti.Laboratorium juga sebaiknya telah menyediakan sampel yang akan

digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Adugna, S., Alemu, L.A.M., Tsehayneh, Kelemu, Tekola, H., Kibret, B., dan Genet,
S., 2004, Medical Biochemistry, Ethiopiah Public Health Training Initiative,
USA.
Aryadi, T., dan Anggraini, H., 2010, Penetapan Kadar Karbohidrat pada Nasi Aking
yang Dikonsumsi Masyarakat Desa Singorojo Kabupaten Kendal, Jurnal
Unimus, 2(1): 36-38.
Lim, W.J., Liang, Y.T., Seib, P.A., dan Rao, C.S., 1992, Isolation of Oat Starch from
Oat Flour, Cereal Chemistry, 69(3): 233-236.
Mustapha, Y., dan Babura, S. R., 2009, Determination of Carbohydrate and
ß-Carotene Content of Some Vegetable Consumed in Kano Metropolis,
Nigeria, Bayero Journal of Pure and Applied Sciences, 2(1): 119-121.
Nelson, D.L., dan Cox, M.M., 2013, Principles of Biochemistry, Fourth Edition,
Universitas of Wisconsin, Madison.
Ngili, Y., 2009, Biokimia: Struktur dan Fungsi Biomolekul, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Poedjiadi, A., dan Supriyanti, F.M.T., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, UI-Press,
Jakarta.
Razak, A.R., Sumarni, N.K., dan Rahmat, B., 2012, Optimalisasi Hidrolisis Sukrosa
Menggunakan Resin Penukar Kation Tipe Sulfonat, Jurnal Natural Science,
1(1): 119-131.
Lampiran 1. Bagan Kerja

1. Isolasi Pati dari Labu Siam

100 gram kentang, ubi kayu, ubi jalar dan talas

- Dimasukkan dalam blender


- Ditambahkan akuades secukupnya, dihomogenkan
- Disaring dengan kain putih

Cairan Keruh Residu

- Didekantasi dengan 50 mL akuades


- Dikocok dan dibiarkan mengendap

Endapan Putih Residu

- Didekantasi dengan 50 mL akuades


- Dikocok dan dibiarkan mengendap

Endapan Putih Residu

- Didekantasi dengan 25 mL etanol 95%


- Dikocok dan dibiarkan mengendap
- Disaring dengan kertas saring bunga

Pati Filtrat

- Dikeringkan dalam oven


- Ditimbang setelah kering

Hasil
2. Uji Iodida untuk Pati

Tabung I Tabung II Tabung III


Amilum 1% Amilum 1% Amilum 1%

- Ditambahkan 2 tetes - Ditambahkan 2 tetes - Ditambahkan 2 tetes


akuades HCl 6 M NaOH 6 M
- Dihomogenkan - Dihomogenkan - Dihomogenkan
- Ditambahkan 3 tetes larutan Iod
- Dipanaskan dengan hot plate
- Didinginkan
- Diamati setiap perubahan yang terjadi

Hasil

Anda mungkin juga menyukai