Laporan Acara 1 Uji Karbohidrat
Laporan Acara 1 Uji Karbohidrat
AMELIA ISTIQOMAH
2011050001
JUNI 2021
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 2011050001
Telah dikoreksi dan diterima oleh dosen pengampu mata kuliah Biokimia II
semester genap 2020-2021 sebagai salah satu komponen penilaian akhir
perkuliahan.
Ditetapkan di : Purwokerto
Menyetujui:
NIK. 2160723
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang memberi rahmat dan Karunia-
Nya sehingga kita dapat menyelesaikan rangkaian acara praktikum biokimia II
semester genap 2020-2021 Program Studi Teknologi Laboratorium Medik D4
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penulisan
laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu komponen penilaian dari
mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, arahan dan masukan dari asisten
mahasiswa dan juga dosen pengampu, mungkin pelaksanaan praktikum ini akan
jauh lebih dari kata sempurna. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
Akhir kata, Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan praktikum ini membawa
manfaat bagi semuanya. Aamiin
Penulis
iii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 19
B. Saran .......................................................................................................... 20
LAMPIRAN ......................................................................................................... 22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
a) Apa yang dimaksud dengan karbohidrat?
b) Apa prinsip dan tujuan pada setiap uji karbohidrat?
c) Bagaimana kandungan karbohidrat pada masing masing larutan uji?
d) Bagaimana reaksi kimia yang terjadi antara reagen dan larutan uji?
e) Bagaimana hasil positif dan negatif dari setiap uji karbohidrat?
f) Bagaimana perbandingan hasil pada masing masing uji karbohidrat?
C. TUJUAN
a) Praktikan dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan karbohidrat
b) Praktikan dapat mengetahui prinsip dan tujuan setiap uji karbohidrat
c) Praktikan dapat memahami kandungan karbohidrat pada lartutan uji
d) Praktikan dapat mengetahui reaksi kimia pada reagen dan larutan uji
e) Praktikan dapat memahami hasil positif dan negatif dari setiap uji
karbohidrat
f) Praktikan dapat membandingkan hasil pada setiap uji karbohidrat
D. MANFAAT
a) Mengetahui apa yang dimaksud dengan karbohidrat
b) Mengetahui prinsip dan tujuan setiap uji karbohidrat
c) Memahami kandungan karbohidrat pada lartutan uji
d) Mengetahui reaksi kimia pada reagen dan larutan uji
e) Memahami hasil positif dan negatif dari setiap uji karbohidrat
f) Memahami perbandingan hasil pada setiap uji karbohidrat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
3
Polisakarida merupakan kelompok karbohidrat yang paling banyak
terdapat di alam. Jumlah polisakarida ini terdapat jauh lebih banyak daripada
oligo maupun monoakarida. Karbohidrat digolongkan ke dalam beberapa
jenis berdasarkan aspek-aspek tertentu. Untuk membedakan antara satu jenis
karbohidrat dengan karbohidrat yang lainnya dapat dilakukan dengan
beberapa pengujian sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan. Uji Barfoed
untuk mengetahui adanya gula monosakarida pereduksi dan untuk
membedakan sampel yang termasuk jenis karbohidrat monosakarida dan
disakarida. Uji Barfoed memiliki prinsip berupa mekanisme Cu2+ dari
pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula
reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro
oksida) berwarna merah bata. Sampel monosakarida mempunyai waktu yang
lebih cepat membentuk warna merah bata pada uji Barfoed (Rahayu dan
Karlina , 2014).
Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat terdiri dari lima
atau enam atom C, sedangkan oligosakarida merupakan polimer dari 2 – 10
monosakarida, dan polisakarida pada umumnya merupakan polimer yang
terdiri dari 10 monomer monosakarida. Monosakarida yang mengandung satu
gusus aldehida disebut aldosa , sedangkan ketosa mempunyai satu gugus
keton . Monosakarida dengan enam atom C disebut heksosa, misalnya
glukosa , fruktosa, dan galaktosa, sedangkan lima atom C disebut pentose,
misalnya xilosa, arabinosa, dan ribosa. Disakarida adalah oligosakarida yang
paling sederhana yang tersusun atas dua molekul monosakarida. Dua molekul
monosakarida tersebut saling berkaitan tersebut kurang dari 10, substansi
yang terbentuk dinamakan juga oligosakarida. Uji Benedict bertujuan untuk
mengidentifikasi gula pereduksi. Na- sitrat dalam reagen Benedict dapat
membentuk senyawa kompleks yang larut dan sedikit terdisosiasi. Alkali
yang terdapat dalam reagen Benedict mereduksi Cu++ dari senyawa kompleks
tersebut menjadi Cu+ . Ion Cu+ tersebut bersama dengan OH- membentuk
CuOH yang berwarna kuning, dan jika mengalami pemanasan berubah
menjadi Cu2O yang berwarna merah bata (Kurniawan dan Retno , 2021).
4
Uji Benedict dilakukan untuk mendeteksi gula pereduksi yang terdapat
dalam sampel. Contoh gula pereduksi adalah glukosa dan fruktosa yang
dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron. Uji benedict
menggunakan larutan glukosa 1% sebagai pembanding positif. Hasil uji
positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah. Dalam beberapa
kondisi tertentu, hasil positif uji Benedict ditunjukkan dengan berubahnya
larutan menjadi warna hijau, kuning, jingga atau merah dan terbentuknya
endapan kuning atau jingga tergantung dari kemampuan enzim tersebut untuk
menghidrolisis disakarida/polisakarida. Beberapa metabolit menunjukkan
hasil yang positif berupa endapan warna merah atau orange yaitu warna yang
hampir sama ketika dibandingkan dengan glukosa 1% yang berfungsi sebagai
pembanding . Uji Iodium dilakukan untuk mendeteksi aktivitas enzim amilase
dalam metabo.lit kapang isolat. Prinsip uji berdasarkan hidrolisis amilum
menjadi karbohidrat sederhana seperti glukosa dan fruktosa. Pada uji ini,
digunakan amilum sebagai substrat bagi enzim amilase tersebut. Amilum 1%,
glukosa 1% menjadi pembanding positif dan negatif. Seluruh metabolit
kapang isolat menunjukkan hasil uji iodium negatif, yaitu dihasilkan warna
biru. Berarti hasil ini sama dengan pembanding negatif atau tidak
menunjukkan terjadinya pemecahan amilum menjadi gula sederhana. Kapang
isolat yang memiliki aktivitas enzim amilase akan menghasilkan warna
kuning pada saat dilakukan uji iodium. Uji aktivitas enzim amilase secara
semikuantitatif dilakukan dengan mengidentifikasi keberadaan zona bening
ketika metabolit isolat diinkubasi pada media yang mengandung amilum
sebagai substratnya, kemudian dihitung indeks amilolitiknya. Hasilnya
ditunjukkan dengan adanya zona bening pada sekeliling kapang isolat setelah
media digenangi larutan iodium (Puspadewi , Adirestuti , dkk , 2020).
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
BAHAN :
1. Larutan uji glukosa
2. Larutan uji sukrosa
3. Larutan uji amilum
4. Lartutan uji sakarin
5. Larutan uji aquades
6. Larutan uji air perasan jeruk
7. Reagent Benedict
8. Reagent Barfoed
9. Reagent Iodium
6
B. PROSEDUR KERJA
a) Uji Benedict :
1. Mengambil 6 buah tabung reaksi yang bersih, dan menambahkan
reagent Benedict pada masing – masing tabung reaksi
2. Menambahkan setiap tabung reaksi dengan 10 tetes larutan uji seperti
sakarin, amilum, aquades, glukosa, sukrosa, dan air perasan jeruk.
3. Kemudian mencampurkan larutan uji dengan reagent Benedict hingga
homogen.
4. Menyalakan penangas air atau api spirtus dengan hati – hati ,
kemudian memanaskan setiap tabung reaksi selama 5 menit sambil
digoyangkan . Hindari mulut tabung reaksi menghadap wajah ketika
proses pemanasan .
5. Kemudian mendinginkan tabung reaksi dan mengamati perubahan
yang terjadi pada larutan yang terbentuk dengan berubahnya warna
serta ada tidaknya endapan
6. Menganalisis larutan yang menunjukan hasil positif dan negatif dengan
reagent Benedict
b) Uji Barfoed :
1. Mengambil 6 buah tabung reaksi yang bersih, kemudian mengisi
tabung reaksi dengan 4 ml reagent Barfoed
2. Menambahkan setiap tabung reaksi dengan 2ml larutan uji seperti
amilum , aquades, sakarin, sukrosa, glukosa, dan air perasan jeruk.
3. Menghomogenkan reagent Barfoed dengan larutan uji hingga
tercampur rata.
4. Memanaskan setiap tabung reaksi diatas api spirtus atau penangas air
secara hati hati selama 5 menit sambil digoyangkan, dan hindari mulut
tabung reaksi menghadap wajah ketika pemanasan.
5. Kemudian mendinginkan tabung reaksi dan mengamati perubahan
yang terjadi seperti warna dan ada atau tidaknya endapan.
6. Menganalisis larutan yang menunjukan hasil positif dan negatif dengan
reagent Barfoed.
7
c) Uji Iodium :
1. Mengambil 6 buah tabung reaksi bersih , kemudian setiap tabung diisi
dengan 2 ml larutan uji seperti aquades, amilum, sakarin, sukrosa, air
perasan jeruk, dan glukosa
2. Menambahkan 4 tetes larutan Iod ke dalam masing – masing tabung
reaksi, kemudian mengocok hingga homogen.
3. Mengamati perubahan yang terjadi dan menentukan tabung reaksi
dengan hasil positif pada larutan iodium.
4. Memanaskan tabung reaksi dengan penangas air selama 5 menit dan
mengamati kembali perubahan yang terjadi.
5. Kemudian mendinginkan kembali tabung reaksi dan menganalisis
perubahan yang terjadi.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PEMBAHASAN
Tabel hasil uji karbohidrat setiap kelompok pada kloter 1 TLM 2A :
Hasil
Kelompok Nama Uji
Sebelum Sesudah
1. Benedict
a. Aquades Biru jernih Biru jernih
b. Amilum Biru jernih Biru jernih
c. Sakarin Biru jernih Biru jernih
d. Sukrosa Biru jernih Biru jernih
e. Air Jeruk Biru kehijauan Coklat , ada endapan
f. Glukosa Biru jernih Coklat , ada endapan
2. Barfoed
a. Aquades Biru jernih Biru jernih
b. Amilum Biru jernih Biru jernih
c. Sakarin Biru jernih Biru jernih
d. Sukrosa Biru jernih Biru jernih
e. Air Jeruk Biru , endapan Biru kehijauan, endapan
kuning merah coklat
f. Glukosa Biru jernih Biru, endapan merah
3. Benedict
a. Aquades Biru jernih Biru jernih
b. Amilum Biru jernih Biru pekat, kadar berkurang
c. Sakarin Biru jernih Biru pekat, kadar berkurang
d. Sukrosa Biru jernih Biru pekat
e. Air Jeruk Biru kehijauan Coklat , ada endapan
f. Glukosa Biru jernih Coklat , ada endapan
9
4. Barfoed
a. Aquades Biru jernih Biru jernih
b. Amilum Biru jernih Biru jernih
c. Sakarin Biru jernih Biru jernih
d. Sukrosa Biru jernih Biru jernih
e. Air Jeruk Biru jernih Biru pekat, ada endapan
hijau
f. Glukosa Biru jernih Biru jernih, endapan merah
5. Iodium
a. Aquades Kuning Kuning
b. Amilum Biru Biru hilang ,ada endapan
c. Sakarin Kuning Kuning
d. Sukrosa Kuning Kuning
e. Air Jeruk Orange kuning Kuning keruh
f. Glukosa Kuning Kuning
6. Iodium
a. Aquades Kuning bening Kuning bening
b. Amilum Biru pekat Biru pekat , ada endapan
c. Sakarin Kuning bening Kuning bening
d. Sukrosa Kuning bening Kuning bening
e. Air Jeruk Orange Orange, ada endapan
f. Glukosa Kuning bening Kuning bening
10
B. PEMBAHASAN
1. Definisi Karbohidrat
Pada pembahasan praktikum uji biokimia karbohidrat akan membahas
tentang karbohidrat, perbedaan monosakarida dan disakarida , prinsip dan
tujuan setiap uji karbohidrat, kandungan karbohidrat pada setiap larutan uji,
reaksi kimia yang terjadi antara reagent dan larutan uji. dan perbandingan
hasil pada setiap uji karbohidrat. Karbohidrat pada dasarnya merupakan
sumber tenaga bagi makhluk hidup dan sebagai sumber kalori utama,
Walaupun jumlah kalori yang terdapat pada karbohidrat tidak begitu banyak.
Jumlah kalori yang terdapat pada karbohidrat yaitu untuk 1 gram hanya 4 kal
(kkal) tidak sebanyak kalori yang terdapat pada protein dan lemak. Bagi
makhluk hidup , karbohidrat memiliki peranan yang sangat penting yaitu
sebagai penentu karakteristik bahan makanan, seperti rasa , warna, tekstur, dan
lainnya. Di dalam tubuh makhluk hidup, karbohidrat dapat melindungi dari
adanya ketosis , pemecahan pada kelebihan protein tubuh , kehilangan jumlah
mineral , serta dapat mempercepat metabolism lemak dan protein.
Karbohidrat memiliki beberapa jenis , diantaranya monosakarida ,
oligosakarida, dan polisakarida. Perbedaan diantara ketiga jenis karbohidrat
tersebut yaitu dari jumlah molekul atom dan polimernya. Monosakarida terdiri
dari lima atau enam atom C, oligosakarida yaitu polimer dari 2 hingga 10
monosakarida, sedangkan polisakarida sebagai polimer dari 10 monomer
monosakarida. Setiap jenis karbohidrat memiliki sifat yang berbeda beda, pada
monosakarida dan disakaridayang biasa disebut dengan golongan gula
memiliki rasa yang cenderung manis. Rasa manis yang ditimbulkan dari
karbohidrat disebabkan karena gugus hidroksil pada karbohidrat. Berbeda
dengan monosakarida dan disakarida, pada polisakarida memiliki rasa yang
cenderung tidak manis dikarenakan ukuran molekul yang terdapat di dalam
polisakarida lebih besar disbanding monosakarida dan disakarida , sehingga
tidak bisa masuk ke dalam sel – sel yang ada di permukaan lidah. Pada
oligosakarida kandungan karbohidrat terdiri dari 3 hingga 10 unit
monosakarida, contohnya yaitu rafinosa trisakarida (Gal - Gle – Fue) serta
stasiosa tetrasakarida (Gal – Gal – Gle – Fue).
11
2. Prinsip dan Tujuan Uji Karbohidrat
Pada praktikum uji karbohidrat kali ini, hanya melakukan praktikum
tentang tigauji karbohidrat , diantaranya yaitu uji benedict, uji barfoed, dan uji
iodium. Pada uji yang pertama yaitu uji benedict , bertujuan untuk
mengidentifikasi gula pereduksi atau disebut juga gula inverse seperti glukosa
dan fruktosa. Di dalam gula pereduksi terdapat gugus karbonil bebas atau
gugus aldehid dan keton di dalam strukturnya. Pada uji karbohidrat benedict
menggunakan 2ml cairan reagent benedict , dimana reagent benedict tersebut
ditambahkan dengan 10 tetes larutan uji seperti glukosa, sakarin, sukrosa,
amilum, aquades, dan air perasan jeruk. Setelah ditambahkan dengan larutan
uji, kemudian larutan dipanaskan menggunakan api spirtus atau penangas air
selama 5 menit dan menganalisis perubahan yang terjadi pada setiap tabung
reaksi. Prinsip uji benedict yaitu terjadi dalam suasana basa dikarenakan pada
suasana uji benedict gula dapat tereduksi. Natrium sitrat berfungsi untuk
mengikat sebagai senyawa kelat dengan membentuk kompleks Cu sitrat. Hasil
positif pada proses uji benedict ini akan menghasilkan warna merah coklat
pada larutan.
Pada uji karbohidrat kedua yakni uji barfoed, uji ini bertujuan untuk
membedakan larutan yang termasuk dalam karbohidrat monosakarida atau
disakarida. Monosakarida mengandung satu gugus aldehida seperti glukosa,
galaktosa, dan fruktosa. Sedangkan disakarida mengandung dua molekul
monosakarida, seperti sukrosa, laktosa, dan maltose. Uji barfoed memiliki
prinsip sebagai mekanisme Cu2+ yang dalam suasana asam akan bereduksi
lebih cepat dengan gula reduksi monosakarida disbanding dengan disakarida.
Pada uji barfoed monosakarida akan menghasilkan endapan warna merah
kuprooksida (CuO), sedangkan disakarida tidak menghasilkan endapan merah
kecuali apabila waktu percobaan lebih lama. Pada uji barfoed menggunakan
4ml reagent barfoed yang ditambahkan dengan 2 ml larutan uji seperti glukosa,
sakarin, sukrosa, amilum, air perasan jeruk, dan aquades.
Sedangkan pada uji iodium bertujuan untuk menganalisis adanya pati
atau amilum. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α –
glikosidik , dan memiliki berbagai sifat tergantung panjang rantai C nya, serta
12
lurus atau bercabang rantai molekulnya. Prinsip pada uji iodium yaitu
mengubah amilum menjadi bentuk yang lebih sederhana seperti glukosa dan
fruktosa. Uji iodium menggunakan amilum atau pati sebagai substract untuk
enzim amilase. Praktikum uji iodium kali ini menggunakan 2 ml larutan uji
seperti aquades, amilum, sukrosa, glukosa, sakarin, dan air perasan jeruk yang
kemudian ditambahkan 4 tetes reagent iodium dan dipanaskan selama 5 menit
diatas api spirtus atau penangas air. Hasil positif dari uji iodium ini akan
menghasilkan warna biru.
13
gula. Sakarin memiliki tingkat kemanisan 550 kali dari gula biasa. Amilum
atau pati merupakan karbohidrat jenis polisakarida yang terdapat homopolimer
glukosa dengan ikanan α – glikosidik. Amilum terdiri dari dua fraksi , dimana
terbagi antara amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan fraksi yang
terlarut sedangkan amilopektin merupakan fraksi yang tidak larut. Amilosa
memiliki struktur lurus dengan cabang ikatan α – (1,4) D – glukosa sebanyak
4 – 5% dari berat total. Air jeruk peras memiliki kandungan seperti
karbohidrat, vitamin A, vitamin C, potassium, folat , thiamin, tembaga,
magnesium, mineral, dan enzim. Di dalam 250 ml air jeruk peras terdapat 118
kalori , 0, 52g lemak , 27, 25 g karbohidrat , dan 1, 83 gr protein. Karbohidrat
yang terdapat di dalam air jeruk peras yaitu gula sederhana seperti glukosa,
fruktosa , dan sukrosa.
14
Pada uji barfoed , reaksi kimia terjadi ketika monosakarida akan
teroksida oleh ion Cu2+ membentuk gugus karboksilat dan endapan tembaga
(I) oksida yang berwarna merah bata serta mengendap. Larutan barfoed
bereaksi dengan gula pereduksi sehingga akan menghasilkan suatu endapan
yang berwarna merah kuprooksida (CuO) . Pada reaksi barfoed terjadi dalam
suasana asam sekitar pH 4,6 . Maka dari itu, perlu adanya asam asetat dalam
pembuatan reagen barfoed. Reaksi kimia dalam uji barfoed yaitu :
15
dihasilkan yaitu adanya warna merah coklat pada larutan. Pada praktikum uji
benedict kali ini, sampel yang dinyatakan positif yaitu pada sampel berisi
larutan glukosa dan larutan air perasan jeruk. Hal ini dikarenakan glukosa
merupakan gula pereduksi yang jika dipanaskan maka akan membentuk
endapan kupro oksida atau Cu2O yang berwarna merah coklat. Pada air perasan
jeruk juga mengandung gula sederhana seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
Sedangkan hasil negatif pada uji benedict yaitu tidak terjadinya perubahan
pada saat proses pemanasan di atas api spirtus, dimana warna pada larutan
sampel masih sama seperti warna asli dari reagent benedict yaitu biru jernih.
Hasil negatif terjadi pada aquades, amilum, sakarin, dan sukrosa.
Pada uji barfoed hasil positif dan negatif ditandai dengan berubahnya
warna pada larutan sampel . Hasil positif pada uji barfoed , monosakarida akan
menghasilkan adanya endapan merah bata setelah proses pemanasan sedangkan
pada disakarida tidak menghasilkan endapan merah. Hal tersebut dikarenakan
proses monosakarida lebih cepat dibandingkan dengan disakarida.Hasil positif
terjadi pada sampel air jeruk dan glukosa, dikarenakan kedua sampel tersebut
mengandung monosakarida yaitu glukosa. Sedangkan hasil negatif yang
muncul yaitu dengan tidak adanya endapan merah dan larutan akan tetap biru
seperti reagent barfoed. Hasil negatif terjadi pada sampel aquades, amilum,
sakarin, dan sukrosa.
Pada uji iodium , hasil positif ditandai dengan berubahnya larutan dari
kuning menjadi warna biru . Dimana di dalam suatu senyawa yang
mengandung polisakarida kemudian ditambahkan dengan iodium, maka akan
membentuk kompleks adsorpsi yang spesifik berwarna biru. Hasil positif
terjadi pada sampel amilum, hal ini dikarenakan pati yang berikatan dengan
iodine atau I2 akan menghasilkan warna biru. Namun apabila dipanaskan,
warna biru akan menghilang dan muncul kembali setelah didinginkan.
Sedangkan hasil negatif terjadi pada sampel selain amilum, yaitu aquades,
glukosa, sakarin, sukrosa, dan air perasan jeruk. Hasil negative ditandai dengan
tidak terjadinya perubahan pada larutan, warna setelah pemanasan masih sama
seperti sebelum pemanasan.
16
6. Perbandingan hasil setiap uji karbohidrat
Pada praktikum uji karbohidrat kali ini , di dalam satu kloter terdapat
enam kelompok, yang kemudian dibagi dua kelompok untuk melakukan satu
uji karbohidrat yang sama. Namun satu uji karbohidrat yang sama , ada
beberapa hasil sampel yang sedikit berbeda. Pada uji benedict, hasil positif dari
kelompok 1 dan kelompok 3 menunjukan hasil yang sama , yaitu berubahnya
warna coklat dan terdapat endapan. Warna coklat terjadi setelah munculnya
warna merah bata pada sampel glukosa. Hasil positif dari kedua kelompok
sesuai dengan teori , dimana pada uji benedict akan menghasilkan warna merah
yang kemudian menjadi coklat dan terdaopat endapan. Pada hasil negatif uji
benedict sampel amilum dan sakarin kelompok 3 menunjukan hasil yang
berbeda, yakni warna biru lebih pekat dan jumlah sampel berkurang .
Perbedaan hasil tersebut bisa terjadi karena proses pengukuran larutan uji atau
reagent benedict yang kurang tepat , bisa lebih atau kurang dari ukuran yang
dibutuhkan. Selain itu bisa terjadi apabila pemanasan terlalu lama atau terlalu
cepat dari batas waktu yang seharusnya.
Pada uji barfoed pernyataan hasil positif dari kedua kelompok sedikit
berbeda ,yakni pada sampel air perasan jeruk dan glukosa. Kelompok 2
menyatakan bahwa hasil sampel air perasan jeruk dan glukosa terdapat
endapan berwarna merah , sedangkan pada kelompok 4 hanya sampel glukosa
saja yang mengandung endapan merah tetapi pada sampel air perasan jeruk
terdapat endapan berwarna hijau. Berdasarkan modul praktikum biokimia ,
hasil positif pada uji barfoed yaitu adanya endapan merah untuk golongan
monosakarida. Di dalam sampel glukosa dan air perasan jeruk terdapat
monosakarida yakni glukosa. Perbedaan hasil tersebut dapat dikarenakan
adanya human error seperti pengukuran sampel yang kurang tepat ataupun
proses pemanasan yang kurang lama. Selain itu, perbedaan hasil bisa
disebabkan karena adanya zat lain yang mempengaruhi larutan uji atau reagent
barfoed. Pada kelompok 4 hasil sebelum pemanasan sampel air jeruk berwarna
biru pekat , hal ini jika dibayangkan maka akan cukup mustahil apabila warna
orange dari perasan jeruk bercampur dengan warna biru dari reagent barfoed
menjadi warna biru pekat. Hal ini dapat terjadi apabila ukuran volume pada
17
barfoed lebih banyak dibandingkan ukuran volume yang dianjurkan. Maka
warna biru dari reagent barfoed dapat menutupi warna orange dari air jeruk.
Sedangkan hasil negative uji barfoed dari kedua kelompok menunjukkan hasil
yang sama , yakni tidak adanya perubahan warna yang terjadi pada sampel.
Pada uji iodium kelompok 5 dan 6 terdapat sedikit perbedaan hasil ,
yakni pada hasil positif yang terdapat di sampel amilum. Kelompok 5
menyatakan bahwa warna biru sampel amilum semakin menghilang tetapi
masih terdapat endapan. Sedangkan pada kelompok 6 menyatakan bahwa
warna sampel amilum yaitu berwarna biru pekat dan terdapat endapan.
Berdasarkan teori modul praktikum menyatakan bahwa warna biru pada
amilum akan menghilang apabila terjadi pemanasan, dan akan menjadi biru
kembali apabila suhu sudah didinginkan. Pada hal ini, kemungkinan pada
kelompok 5 menyimpulkan hasil akhir pada saat tabung reaksi dari proses
pemanasan dan tidak menunggu untuk didinginkan terlebih dahulu. Sedangkan
pada kelompok 6 yang menyatakan hasil akhir menjadi biru pekat , hal ini
dapat terjadi karena menunggu tabung reaksi didinginkan terlebih dahulu. Pada
hasil negatif menunjukan hasil yang sedikit berbeda , yakni pada sampel air
perasan jeruk yang menyatakan warna kuning keruh dari kelompok 5 dan
warna orange ada endapan dari kelompok 6. Hal ini dapat disimpulkan ,
semakin lama waktu maka zat padat yang menyebabkan larutan berwarna
keruh akan semakin menurun dan mengumpul lalu membentuk sebuah
endapan. Hal tersebut maka menunjukan hasil yang berbeda diantara kedua
kelompok.
18
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan praktikum uji karbohidrat yang telah disampaikan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
19
B. SARAN
Pada praktikum uji karbohidrat kali ini terdapat saran yang ingin saya sampaikan
yaitu perlu adanya efisiensi waktu agar praktikum dapat selesai sesuai dengan
waktunya, sehingga tidak membuang buang waktu terlalu banyak.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sa'adah, H., & Nurhasnawati, H ,2017, Perbandingan pelarut etanol dan air pada
pembuatan ekstrak umbi bawang tiwai (Eleutherine americana Merr)
menggunakan metode maserasi, Jurnal ilmiah manuntung, 1(2), 149-153.
Rahayu , A. O. , & Karlina, S., 2014 , Uji Kualitatif Karbohidrat (Uji Barfoed dan
Uji Selliwanof) , Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas
Pendidikan Indonesia , Bandung .
21
LAMPIRAN
22
b. Tabung reaksi masing masing dimasukan 2 ml reagent benedict
23
d. Hasil setelah dipanaskan diatas api spirtus selama 5 menit
24