PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi netralisasi dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan asam
atau basa. Caranya dengan menambahkan setetes demi tetes basa kepada larutan
asam. Setiap basa yang diteteskan bereaksi dengan asam, dan penetesan
dihentikan pada saat jumlah mol H + setara dengan mol OH-. Pada saat itu larutan
bersifat netral dan disebut titik ekivalen. Cara seperti ini disebut titrasi, yaitu
analisis dengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat
sama dengan larutan lain disebut titrasi. Analisis ini disebut juga analisis
volumetri, karena yang diukur adalah volume larutan basa yang terpakai dengan
volume tertentu larutan asam (Syukuri, 1999).
Titrasi asam basa sangat berguna dalam dunia kefarmasian terutama untuk
reaksi-reaksi dalam pembuatan obat. Oleh karena itu asidi alkalimetri sangat
perlu untuk dipelajari.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan Asidi-Alkalimetri adalah:
1.
2.
3.
2.
3.
Untuk mengetahui tahapan titrasi yang terjadi dalam proses titrasi larutan.
2.
3.
larutan.
1.5 Ruang Lingkup Percobaan
Pelaksanaan percobaan modul Analisis Volumetri: Asidi-Alkalimetri ini
dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa Departemen Teknik Kimia Univeritas
Sumatera Utara. Kondisi ruangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Suhu Ruangan
: 30 oC
Tekanan Udara
: 760 mmHg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asidi-Alkalimetri
Asidi-alkalimetri termasuk kedalam reaksi penetralan, yakni reaksi hidrogen
yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang bersifat netral.
H+
OH- H2O
2.
2.2.2
H+, dan ikatan ion antara NH4+ dan OH- (Utami, 2011).
Nitroferoin, 5-metilferoin.
Indikator kulometrik
(berupa elektroda pembanding)
d. Indikator kelometrik
Contoh: Erichrome black-T, Kalmagit, Difenil karbazida
e. Indikator pengendapan
Contoh: Eosin, Fluoresin, Diklorofluoresin, Ortokrom
(HAM, 2006)
c.
Mulai
Dipotong kecil-kecil
Disaring
Selesai
Gambar 2.1 Preparasi Ekstrak Mahkota Bunga Sepatu
(Nuryanti,dkk., 2010)
2.6.2
Tidak
Apakah sudah
mengganti indikator
dengan
phenolphthalein
sebagai pembanding?
Ya
Selesai
Gambar 2.2 Titrasi Asam Kuat dan Basa Kuat
(Nuryanti,dkk., 2010)
2.6.2.2 Titrasi Basa Lemah dan Asam Kuat
Mulai
Diukur sebanyak 45 mL larutan NaHCO3 yang sudah
distandarisasi
Apakah sudah
mengganti indikator
dengan
phenolphthalein
sebagai pembanding?
Ya
Selesai
Gambar 2.3 Titrasi Basa Lemah dan Asam Kuat
(Nuryanti,dkk., 2010)
2.6.2.3 Titrasi Asam Lemah dan Basa Kuat
Mulai
Diukur sebanyak 45 mL larutan CH3COOH yang
sudah distandarisasi
Tidak
Apakah sudah
mengganti indikator
dengan
phenolphthalein
sebagai pembanding?
Ya
Selesai
Gambar 2.4 Titrasi Basa Kuat dan Asam Lemah
(Nuryanti, dkk., 2010)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bahan
Tidak
3.1.1
Densitas
: 1.049 g/ml
2.
Titik didih
: 118.1C (244.6F)
3.
Titik beku
: 16.6C (61.9F)
4.
Tekanan
: 1.5 kPa
5.
Berat molekul
: 60.05 g/mole
B. Sifat Kimia :
1.
2.
3.
4.
Tidak berwarna
5.
Korosif
(ScienceLab, 2013a)
3.1.2
Densitas
: 1.685 g/ml
2.
Titik didih
: 158C (316.4F)
3.
Titik beku
: 21C (69.8F)
4.
Tekanan
5.
Warna
: Tidak berwarna
B. Sifat Kimia :
1.
2.
Tidak berbau
3.
4.
Mudah larut dalam air hangat dapat pula larut dalam air dingin
5.
(ScienceLab, 2013b)
3.1.3
Aquadest (H2O)
Fungsi : sebagai pelarut.
A. Sifat Fisika:
1. Berat Molekul
: 18,02 g/mol
2.
PH
:7
3.
Titik didih
: 100 oC
4.
Titik lebur
: 0 C
5.
Densitas
: 1 g/cm3
B. Sifat Kimia :
1.
2.
Pelarut universal.
3.
Bersifat polar.
4.
5.
(ScienceLab, 2013c).
3.1.4
Berat molekul
: 40 g/mole
2.
3.
Titik lebur
: 318 C
4.
Titik didih
: 1390 C
5.
Penampilan
B. Sifat Kimia :
1.
2.
3.
4.
5.
(ScienceLab, 2013d)
3.1.5
Phenolphthalein (C20H14O4)
Fungsi: sebagai indikator yang menunjukkan titik akhir titrasi (titik
ekivalen).
A. Sifat Fisika :
1.
Massa jenis
2.
Titik Lebur
: 262,5C
3.
Titik didih
: 79.58C (175.2F)
4.
Massa molar
: 318 g/mol
5.
Tekanan
: 5.7 kPa
B. Sifat Kimia :
1. Trayek pH 8,2 10.
2.
5.
(ScienceLab, 2013e)
3.2 Peralatan
1. Gelas ukur
Fungsi : untuk mengukur volume bahan yang akan digunakan dalam
percobaan.
2. Pipet tetes
Fungsi : untuk mengambil indikator (phenolphtalein) dalam botol dan
meneteskannya ke erlenmeyer.
3. Buret
Fungsi : untuk wadah pentiter (NaOH).
4. Erlenmeyer
Fungsi : untuk wadah larutan yang akan di titrasi.
5. Statif dan klem
Fungsi : untuk menyangga buret agar tetap dapat berdiri.
6. Corong
Fungsi : untuk memasukkan NaOH ke dalam buret.
7. Batang pengaduk
Fungsi : untuk mengaduk dua zat yang dicampur agar terjadi larutan
homogen.
8. Beaker glass
Fungsi : wadah penyiapan larutan
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1
3.3.2
2.
3.
4.
3.3.3
2.
3.
Lakukan titrasi diatas secara duplo lalu hitung kadar asam asetat
yang diperoleh.
Selesai
Gambar 3.1 Flowchart Persiapan Larutan NaOH 0,3 N
3.4.2
Standarisasi NaOH
Mulai
Ditambahkan 2 tetes
phenolpthalein
Dititrasi dengan larutan
NaOH
Tidak
Apakah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi
merah rosa yang stabil?
Ya
Ya
Dicatat volume NaOH yang terpakai
Tidak
Apakah percobaan sudah
dilakukan titrasi duplo?
?
Selesai
Gambar 3.2 Flowchart standarisasi NaOH 0,3 N
3.4.3
Tidak
Apakah larutan
berubah warna
menjadi rosa ?
Tidak
Ya
Apakah percobaan
sudah dilakukan 2
kali ?
Ya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
4.1.1
Volume Pelarut
Konsentrasi NaOH
6 gram
500 ml
0,3 M
4.1.2
No
Volume larutan
H3PO4
25 ml
25 ml
25 ml
1.
2.
Rata-rata
4.1.3
Volume NaOH
N NaOH teori
N NaOH praktek
18,2 ml
18,8 ml
18,5 ml
0,3 N
0,18 N
No
1
2
Rata-rata
Volume
Sampel
25 ml
25 ml
25 ml
Volume NaOH
69,4 ml
69,2 ml
69,3 ml
Konsentrasi
Konsenrasi
CH3COOH
CH3COOH
teori
praktek
0,875 N
0,83 N
4.2 Pembahasan
Grafik Penambahan Volume NaOH pada Sampel Asam Cuka Beras
penimbangannya.
Kurang teliti dalam memperhatikan perubahan warna indikator.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil percobaan standarisasi larutan NaOH, diperoleh konsentrasi NaOH
0,18N
2. Dari hasil percobaan penentuan kadar asam asetat (CH 3COOH) pada sampel
asam cuka beras "Heinz White Destiled diperoleh konsentrasi asam asetat
0,83 M
3. Dari hasil percobaan standarisasi larutan NaOH diperoleh % ralat sebesar
39,93%
4. Dari hasil percobaan penentuan kadar asam asetat dalam cuka beras Heinz
DAFTAR PUSTAKA
HAM, Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi
Aksara
Nuryanti, dkk. 2010. Indikator Titrasi Asam-Basa Dari Ekstrak Bunga Sepatu.
Yogyakatya: Universitas Gadjah Mada
Petrucci, Ralph. 1992. Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:
Erlangga
Syukuri. 1999. Kimia Dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Sciencelab. 2013. Material Safety Data Sheet Sodium hydroxide MSDS.
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924998. Diakeses 9 Maret
2015 pukul 22.34
.
2013.
Material
Safety
Data
Sheet
Acetic
acid
MSDS.
2013.
Material
Safety
Data
Sheet
Water
MSDS.
LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN
LA.1
Hasil Percobaan
Tabel LA.1 Hasil Penyiapan Larutan Standar NaOH 0,3 N
Berat NaOH
LA.2
Volume Pelarut
Konsentrasi NaOH
6 gram
500 ml
Standarisasi Larutan NaOH 0,3 N
0,3 M
Volume larutan
H3PO4
25 ml
25 ml
25 ml
Volume NaOH
N NaOH teori
N NaOH praktek
18,2 ml
18,8 ml
18,5 ml
0,3 N
0,18 N
LA.3
No
Volume NaOH
Volume
Sampel
1
2
Rata-rata
25 ml
25 ml
25 ml
Konsentrasi
Konsenrasi
CH3COOH
CH3COOH
teori
praktek
0,875 N
0,83 N
69,4 ml
69,2 ml
69,3 ml
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
LB.1
=exM
=1x
0,3 N = x
0,3x 40 x 500
= 1000 W
6000
= 1000 W
W
= 6,0 gram
: 18,5 mL
V H3PO4
: 25 mL
M1 = 0,13 N
V1 x M1
= V2 x M2
V H3PO4 x N H3PO4
= V NaOH x N NaOH
25 mL x 0,13 N
= 18,5 mL x N NaOH
N NaOH
= 0,18 N
0,3 0,18
0,3
LB.3
% Ralat =
=
x 100 %
39,93%
: 25 mL
: 69,2 mL
= 0,83 M
% 10
Mr
Masetat
5 1,049 10
60
Masetat =
=
=
0,875 M
M Ka
0.83 1.8 10 5
pH 1.494 10 5
B.
3.8 10 3
nasetat
= 20,75 mmol
nNaOH
= MNaOH x VNaOH
= 0,3 M x 20 mL
= 6 mmol
NaOH + CH3COOH
CH3COONa + H2O
M: 6
20,75
B: 6
6
6
S: 0
14,75
6
C.
H+ = Ka x
= 1,8 x 10-5 x
= 1,8 x 10-5 x 2,425
= 4,425 x 10-5
pH = - log [H+]
= - log [4,425 x 10-5]
= 5 log 4,425
= 5 (0,646) = 4,354
Pada penambahan 40 mL NaOH
nasetat = Masetat x Vasetat
= 0.83 M x 25 mL
= 20,75 mmol
nNaOH
= MNaOH x VNaOH
= 0,3 M x 40 mL
= 12 mmol
NaOH + CH3COOH
CH3COONa + H2O
M:
12
20,75
B:
12
12
S:
8,75
12
12
H+ = Ka x
= 1,8 x 10-5 x
= 1,8 x 10-5 x 0,729
= 1,313 x 10-5
pH = - log [H+]
= - log [1,313 x 10-5]
= 5 log 1,313
= 5 (0,118) = 4,88
D.
= MNaOH x VNaOH
= 0,3 M x 69,3 mL
= 20,79 mmol
NaOH + CH3COOH
CH3COONa + H2O
M:
20,79 20,75
B:
20,75 20,75
20,75
S:
20,75
M CH3COOH = 0,83 M
pOH = - log
pOH = - log
pOH = 3 - log 0,68
pOH = 2,32
pH = 14 pOH = 14 2,32 = 11,68
LAMPIRAN C
FOTO HASIL PERCOBAAN
C.1 Sampel
C.1.1
Standarisasi NaOH
Gambar C.2 Foto Sampel Asam Cuka Beras Heinz White Destiled Sebelum
Titrasi
Standarisasi NaOH
Gambar C.5 Foto Sampel Asam Cuka Beras Heinz White Destiled
Sesudah Titrasi