Anda di halaman 1dari 5

4.2.1.

Standarisasi NaOH dengan H2C2O4

Gambar 4.1

Gambar 4.1 merupakan grafik yang menggambarkan perubahan pH larutan NaOH saat
dititrasi dengan larutan H2C2O4 dan menunjukkan pengeruh penambahan volume H2C2O4
terhadap penurunan pH. Pada grafik terlihat bahwa pH menurun seiring dengan penambahan
H2C2O4 dan mengalami perubahan drastis pada daerah penambahan 18-20ml. Pada grafik
ini,sumbu x menunjukkan jumlah volume H2C2O4 yang digunakan dan sumbu y menunjukkan
pH larutan.

Penurunan pH pada sampel terjadi dalam skala yang kecil pada awal-awal reaksi yakni
setelah penambahan asam oksalat sebanyak 0-18 ml, dimana selanjuntnya akan terjadi penuruan
pH yang drastis hingga pada volume 20 ml. Setelah penambahan asam oksalat sebanyak 20 ml,
penurunan pH sampel Kembali berkurang dan Kembali stabil. Grafik ini dibuat dengan tujuan
untuk mempermudah dalam menentukan titik ekuivalen yang dapat ditemukan pada penurunan
pH yang paling curam dalam grafik(sitasi). Penurunan paling jura mini terjadi pada percobaan
kami didapatkan setelah penambahan asam oksalat sebanyak 19,1 ml. . Maka berdasarkan
gambar 4.1, titik ekuivalen reaksi ini tercapai Ketika asam oksalat memiliki volume 19,1 ml.

DAFPUS: underwood

Gambar 4.2

∆ pH / ∆V vs Volume oksalat
18.000
16.000
14.000
12.000
10.000
∆ pH / ∆V

8.000 ∆ pH / ∆V
6.000
4.000
2.000
0.000
0 8 16 8.3 8.7 9.1 9.5 9.9
1 1 1 1 1
Volume Oksalat 0.1N

Grafik diatas menunjukkan pengaruh penambahan H2C2O4 dengan ∆pH/∆V. Dari


grafik ini, nilai ∆pH/∆V akan semakin kecil Ketika volume penambahan H2C2O4 mendekati
volume ekuivalen dan mencapai titik terkecil pada volume ekuivalen. Sumbu x pada grafik
jumlah volume H2C2O4 yang digunakan dan sumbu y menyatakan menyatakan nilai ∆pH/∆V.

Karena grafik ini merupakan hasil turunan dari grafik pertama, grafik ini menunjukkan kemiringan
dari perubahan pH terhadap penambahan volume asam oksalat(underwood). Oleh karena itu,
hanya wajar bilamana hasilnya berbanding lurus dengan hasil pertama. Seperti yang dapat
dilihat, Perubahan nilai ∆pH/∆V di awal-awal percobaan sangatlah kecil dan semakin dekat
system dengan titik ekuivalen(Underwood), semakin besar perubahannya. Grafik ini dibuat untuk
menentukan titik ekuivalen lebih jelas lagi(Underwood). Pada grafik di gambar 4.1, perubahan
yang paling juram terjadi setelah penambahan asam oksalat 19.1 ml, ini dapat kita lihat
digambarkan lebih jelas lagi pada gambar 4.2. . Maka berdasarkan gambar 4.3 titik ekuivalen
terjadi pada titik 19,1 ml.
Gambar 4.3

∆ ²pH/ ∆V² vs Volume oksalat


15.000

10.000

5.000
∆ ²pH/ ∆V²

∆ ²pH/ ∆V²
0.000
0 4 8 12 16 8.1 8.3 8.5 8.7 8.9 9.1 9.3 9.5 9.7 9.9 22
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
-5.000

-10.000

-15.000
Volume Oksalat 0.1N

Grafik diatas menunjukkan pengaruh penambahan H2C2O4 dengan ∆2pH/∆V2. Dari


grafik itu diketahui adanya nilai yang fluktuatif setiap penambahan H2C2O4. Sumbu x pada
grafik menyatakan jumlah volume H2C2O4 yang digunakan dan sumbu y menyatakan nilai
∆2pH/∆V2.

Grafik ini merupakan turunan kedua dari grafik pada gambar 4.1 dan merupakan
turunan dari grafik pada gambar 4.2 sehingga hanya wajar apabila hasilnya juga searah dengan
hasil dari kedua grafik sebelumnya. Pada awal dari percobaan, dapat dilihat perubahan nilai dari
∆2pH/∆V2 sangatlah kecil hingga pada titik 19,1 dimana terjadi kenaikan yang tinggi yang
dilanjutkan dengan penurunan yang drastis setelah penambahan asam oksalat sebanyak 19,1
ml. Grafik ini dapat dipakai untuk memperkukuh hasil titik ekuivalen yang didapatkan dari kedua
grafik sebelumnya dengan nilai ∆2pH/∆V2 mendekati 0 pada titik ekuivalen(Underwood). Maka
berdasarkan gambar 4.3, titik ekuivalen terjadi pada pH 7,99 dan pada volume H2CO4 sebanyak
19,1ml.

4.2.2 Penatapan Kadar HCL


Gambar 4.4

pH Larutan, ∆ pH / ∆V and ∆ pH² / ∆V


12.00

10.00

8.00

6.00 pH Larutan

4.00

2.00

0.00
0 4 8 2 4 6 8 9 2 4 6 8 10 14
8. 8. 8. 8. 9. 9. 9. 9.
volume NaOh

Grafik diatas menjelaskan perubahan pH sampel Ketika dititrasi dengan NaOH. Dapat
diketahui bahwa setiap penambahan 2ml NaOH,pH mengalami kenaikan secara bertahap hingga
mengalami lonjakan pH pada penambahan NaOH sebanyak 16ml-18ml dan kemudian stabil
Kembali. Sumbu x pada grafik menyatakan volume NaOH yang digunakan dalam titrasi dan
sumbu y menyatakan pH.

Penurunan pH ini disebabkan oleh reaksi penetralan HCL oleh NaOH yang akan
membentuk garam. Penurunan pH pada sampel terjadi dalam skala yang kecil pada awal-awal
reaksi yakni setelah penambahan NaOHsebanyak 0-8.4 ml, dimana selanjuntnya akan terjadi
kenaikan pH yang drastis dari titik 8.4 hingga 8.6 ml. Setelah penambahan NaOH sebanyak 8.6 ml,
kenaikan pH sampel Kembali berkurang dan Kembali stabil. Grafik ini dibuat dengan tujuan untuk
mempermudah dalam menentukan titik ekuivalen yang dapat ditemukan pada penurunan pH
yang paling curam dalam grafik(sitasi). Penurunan paling juram disini terjadi pada penambahan
asam oksalat sebanyak 8.6 ml . Maka berdasarkan gambar 4.4, titik ekuivalen reaksi ini tercapai
Ketika NaOH memiliki volume 8.6 ml.
Gambar 4.5
Volume NaOH vs ∆ pH / ∆V
40.000
35.000
30.000
25.000
20.000
∆ pH / ∆V
15.000
10.000
5.000
0.000
024688888888889999999999111
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 024
123456789 123456789
volume NaOh

Grafik diatas menunjukkan pengaruh penambahan NaOH dengan ∆pH/∆V.


Penambahan NaOH membuat nilai ∆pH/∆V naik secara bertah sampai akhinya terjadi lonjakan
yang
membentuk puncak diantara kaki bukit yang landai.Sumbu x pada grafik ini menyatakan volume
NaOH yang digunakan dalam titrasi dan sumbu y menyatakan nilai ∆pH/∆V.

Terjadi perubahan nilai ∆pH/∆V yang awalnya landai kemudian berubah secara ekstrim pada
daerah penambahan 8.4-8.6 NaOH, membentuk sebuah puncak. Karena grafik ini merupakan
hasil turunan dari grafik pertama, grafik ini menunjukkan kemiringan dari perubahan pH
terhadap penambahan volume NaOH(underwood). Oleh karena itu, hanya wajar bilamana
hasilnya berbanding lurus dengan yang ditemukan pada grafik di gambar 4.4. Grafik ini dibuat
untuk menentukan titik ekuivalen lebih jelas lagi(Underwood) dan titik itu dapat dilihat pada
grafik di perubahan yang paling juram terjadi setelah penambahan NaOH sebanyak 8.6 .Maka
berdasarkan gambar 4.5 titik ekuivalen terjadi pada titik 8.6 ml.
Gambar 4.6
Volume NaOH vs ∆ ²pH/ ∆V²
30.000

20.000

10.000

∆ ²pH / ∆V²
0.000
0 4 8 2 4 6 8 9 2 4 6 8 10 14
8. 8. 8. 8. 9. 9. 9. 9.
-10.000

-20.000

-30.000

-40.000

Grafik diatas menunjukkan pengaruh NaOH dengan ∆2pH/∆V2. Dari grafik diketahui
terjadi fluktuasi nilai setiap penambahan NaOH dan semakin membesar selisihnya.Sumbu x
pada grafik menyatakan volume NaOH yang digunakan dalam titrasi dan sumbu y menyatakan
nilai
∆2pH/∆V2.

Grafik ini merupakan turunan kedua dari grafik pada gambar 4.1 dan merupakan
turunan dari grafik pada gambar 4.2 sehingga hanya wajar apabila hasilnya juga searah dengan
hasil dari kedua grafik sebelumnya. Pada awal dari percobaan, dapat dilihat perubahan nilai dari
∆2pH/∆V2 sangatlah kecil hingga pada titik 8,4 dimana terjadi kenaikan yang tinggi yang
dilanjutkan dengan penurunan yang drastis setelah penambahan NaOH sebanyak 8.7ml. Grafik
ini dapat dipakai untuk memperkukuh hasil titik ekuivalen yang didapatkan dari kedua grafik
sebelumnya dengan nilai ∆2pH/∆V2 mendekati 0 pada titik ekuivalen(Underwood). Maka
berdasarkan gambar 4.6, titik ekuivalen terjadi pada penambahan volume NaOH sebanyak 8.6
ml.

Anda mungkin juga menyukai