A. PENDAHULUAN
Menurut Tim Laboratorium Kimia FTK (2021) daya hantar jenis suatu larutan (Ls)
merupakan besarnya daya hantar 1 cm larutan dengan luas penampang 1 cm2, dengan satuan
ohm-1cm-1. Daya hantar jenis dapat ditentukan secara langsung menggunakan alat
konduktometer.
Untuk larutan elektrolit, daya hantar ekivalen mempunyai arti yang lebih penting, karena
lebih banyak aplikasinya. Daya hantar ekivalen didefinisikan sebagai daya hantar 1 mol ekivalen
larutan elektrolit yang terdapat antara dua buah elektrode yang berjarak 1 cm. Hubungan antara
daya hantar ekivalen dan daya hantar elektrolit dapat dinyatakan sebagai berikut :
1000
= Ls ohm-1 cm2 mol ekivalen-1
C
C : adalah konsentrasi elektrolit dalam mol ekivalen / liter
Ls : daya hantar jenis dalam ohm
Bila harga Ls dan konsentrasi diketahui, maka harga dapat dihitung atau ditentukan.
Besarnya tetapan sel K untuk setiap jenis elektrode pada suatu suhu adalah tetap. Data tentang K
dapat dilihat dapat manual dari setiap alat konduktometer yang digunakan.
Untuk larutan elektrolit kuat encer, berlaku hubungan Kohlrousch seperti berikut :
c = o- b√ C ………………………………………………………….(2)
c : daya hantar ekivalen pada konsentrasi C
o : daya hantar ekivalen pada pengenceran tak hingga
C : konsentrasi
b : tetapan
persamaan (2) dibuat dengan mengalurkan grafik c terhadap √ C , sehingga o dan b dapat
ditentukan, yaitu o melalui ekstrapolasi dan b merupakan slope.
Untuk elektrolit lemah, rumus persamaan (2) tidak berlaku, namun pada pengenceran tak
hingga elekrolit lemah juga akan terion sempurna dan masing-masing ion akan bergerak bebas
tanpa dipengaruhi ion lawan. Dengan kata lain daya hantar ekivalen pada pengenceran tak
hingga adalah jumlah daya hantar ekivalen ion-ionnya. Sehingga
o = lo+ + lo-…………………………………………………………(3)
lo+ dan lo- adalah daya hantar ekivalen ion positif dan negatif
untuk asam asetat, maka akan berlaku :
o H Ac = loH+ + loAc- ………………………………………………(4)
Yang dapat juga dinyatakan sebagai
o H Ac = (loH+ + loCl-) + (loNa+ + loAc-) - (loNa+ + loCl-)…………….(5)
Atau
o H Ac = o HCl + o Na Ac + o NaCl …………………………(6)
Untuk elektrolit lemah pada setiap konsentrasi berlaku hubungan berikut :
c
α= ……………………………………………………………….(7)
o
α adalah derajat ionisasi. Dalam larutan asam asetat terjadi keseimbangan :
HAc H+ + Ac-
C (1- α ) Cα Cα
(C α )(C α) C α2
Kc¿ =
C(1−α ) (1−α )
Dengan Kc = keseimbangan ionisasi asam asetat. Dengan mengukur harga-harga c dan
o maka besarnya α dan Kc asam asetat dapat ditentukan.
Menurut Utami (2020) konsep asam dan basa merupakan salah satu konsep dasar kimia
yang penting. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian terkait miskonsepsi siswa pada
konsep asam basa. Berdasar review literatur yang ditulis oleh Pan dan Henriques, miskonsepsi
pada konsep asam basa banyak ditemukan pada sub konsep sifat mikroskopik dan makroskopik
asam dan basa, netralisasi, disosiasi, pH dan skala pH, titrasi asam dan basa serta kekuatan
asam dan basa.
Menurut Svehla : 1990 menyatakan bahwa konstanta disosiasi berhubungan derajat
disosiasi. Derajat disosiasi bergantung pada konsentrasi sehingga derajat ionisasi tidak bias
djadikan pengukuran asam basa. Namun, nilai kesetibangan disosiasi, tidak bergantung pada
konsentrasi tetapi bergantung pada keaktifan asam sehingga dapat dijadikan ukuran kuantitatif
untuk kekuatan asam atau basa.
Menurut Eleonora : 2016 meyatakan bahwa Melalui grafik hubungan antara volume titran
dan pH dapat ditentukan titik akhir titrasinya. Titik akivalen tercapai ketika terjadi perubahan pH
secara drastic pada volume penambahan titran yang sedikit. Nilai pKa dihitung dengan
menggunakan data pH dan volume pada titik ekivalen.
Praktikum dilakukan pada hari selasa tanggal 18 Mei 2021 dengan dosen pengampu bapak
Muammar Yulian M.Si dan ibu Mutia Farida, dan tujuan pada praktikum ini adalah menentukan
besarnya derajat ionisasi (Alpha) dan harga tetapan kesetimbangan ionisasi (Ki) Asam asetat.
B. METODE
1) Ditentukan hantaran ekivalen larutan NaCl pada berbagai konsentrasi 0,1M, 0,05M,
0,025M, 0,0125M, 0,00625M dengan konduktometer
2) Ditentukan hantaran ekivalen larutan HCl pada berbagai konsentrasi 0,1M, 0,05M,
0,025M, 0,0125M, 0,00625M dengan konduktometer
3) Ditentukan hantaran ekivalen larutan Natrium Asetat pada berbagai konsentrasi 0,1M,
0,05M, 0,025M, 0,0125M, 0,00625M dengan konduktometer
4) Ditentukan hantaran ekivalen larutan Asam asetat pada berbagai konsentrasi 0,1M,
0,05M, 0,025M, 0,01M dengan koduktometer
5) Dibuat grafik c tehadap √ C untuk larutan terpilih pada kertas grafik maka akan
diperoleh harga o
6) Besarnya o asam lemah =
7) Besarnya derajat ionisasi Asam lemah =
8) Harga tetapan keseimbangan =
C. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
a) Hasil pengamatan
Air suling = 231
0,02 M KCl = 258
0,01 M HCl = 777
Ph buffer 4
pH stok asam asetat 2,52
dititrasi asam asetat 5 ml diencerkan dengan 20 ml air, dan ditambahkan 5
ml indicator kubis (merah).
Asam asetat titran adalah NaOH yang mengandung natrium hidroksida
35
30
25
20
Volume Air (ml)
15
pH
10
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34
pKa = pH
pKa = 2,52
Ka = 10-2,52
= 0,003 atau 3 x 10-2
c. data pengamatan video kedua
100 ml 0,02 N KCl Konduktifitas= 241
1000
= Ls
C
1000
= 241
100 ml
= 2410
100 ML 0,04 N HCl Konduktifitas= 793
1000
= Ls
C
1000
= 793
100 ml
= 7930
D. PEMBAHASAN
∝= ❑
0
Hal tersebut telah diungkapn oleh Tim Laboratorium Kimia : 2021 yang
meyatakan bahwa Dengan Kc = keseimbangan ionisasi asam asetat. Dengan mengukur
harga-harga c dan o maka besarnya α dan Kc asam asetat dapat ditentukan.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan kesimpulan dari hasil pengamatan adalah nilai dari konstanta asam asetat
adalah 3 x 10-2, kurangnya informasi yang didapat dalam video sehingga pengamat tidak
dapat menghitung nilai derajat ionisasi juga kesetimbangan.
F. REFERNSI
Tim Laboratorium Kimia FTK. 2021. Modul Praktikum Kimia Fisik II. UIN Ar-raniry :
Banda Aceh
Utami Ika dkk. 2020. Identifikasi Miskonsepsi Asam – Basa Dengan Two Tier Multiple
Choice Dilengkapi Interview. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol. 9, No. 1,
hal.90
Eleonora. 2016. Pengukuran Konstanta Disosiasi Asam Monoetanolamine Pada Suhu 30-
60o C. Teknoin. Vol 22(7)
Svehla. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro. Jakarta : Kalman Media Pustaka