Anda di halaman 1dari 4

1.

Prinsip Kerja Larutan Penyangga Asam (Misal: HNO2/NO2- yang dibuat dari campuran HNO2 dengan NaNO2) Perhatikanlah gambar berikut! a. Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal: HCl)

Berdasarkan Gambar 6a, Larutan penyangga HNO2/NO2- dapat dibuat dari campuran HNO2 dan NaNO2. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul HNO2, ion H+, Na+ dan NO2-. Penambahan sedikit asam kuat akan menambah konsentrasi H+ dalam larutan (6b), namun kelebihan ini dinetralisasi oleh NO2-, membentuk HNO2 sehingga kesetimbangan bergeser ke arah HNO2. Hal ini membuat jumlah H+ dalam larutan menjadi tetap. Akibatnya (6c) nilai pH tetap b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)

Berdasarkan Gambar 7b, penambahan sedikit basa kuat akan memunculkan ion baru dalam larutan penyangga HNO 2/NO2- yaitu OH-, namun ion tersebut dinetralisasi oleh HNO2, membentuk NO2- sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NO2-. Hal ini membuat OH- tidak mengganggu H+ dalam larutan. Akibatnya (7c) nilai pH tetap. c. Apabila dilakukan pengenceran dengan H2O

Berdasarkan Gambar 8, jika dilakukan pengenceran dengan H 2O maka derajat ionisasi () asam lemah akan naik (Hukum Pengenceran Ostwald) yang berarti menambah jumlah ion H + dan NO2- dari ionisasi asam lemah (8b). Akan tetapi karena volume larutan juga bertambah maka penambahan konsentrasi H+ menjadi tidak berarti. Akibatnya (8c) nilai pH tetap. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan penyangga asam dalam mempertahankan pH adalah sebagai berikut: 1. Setiap penambahan H+ akan dinetralisasi oleh basa konjugasi. 2. Setiap penambahan OH- akan dinetralisasi oleh asam lemah. 3. Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah ion H+ dan basa konjugasi dari ionisasi asam lemah namun penambahan konsentrasi H+ menjadi tidak berarti karena volume larutan juga bertambah. 2. Prinsip Kerja Larutan Penyangga Basa (Misal: NH3/NH4+ yang dibuat dari campuran NH4OH dengan NH4Cl) a. Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal: HCl)

Berdasarkan Gambar 9a, Larutan penyangga NH3/NH4+ dapat dibuat dari campuran NH4OH(bentuk NH3 dalam air) dan NH4Cl. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul NH4OH, ion NH4+, ion OH- dan Cl-. Penambahan sedikit

asam kuat akan memunculkan ion baru dalam larutan (9b) yaitu H +, namun ion tersebut dinetralisasi oleh NH4OH, membentuk NH4+ sehingga + kesetimbangan bergeser ke arah NH4 . Hal ini membuat H+ tidak mengganggu OH- dalam larutan. Akibatnya (9c) nilai pH tetap. b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)

Berdasarkan Gambar 10, Penambahan sedikit basa kuat akan menambah konsentrasi OH- dalam larutan, namun kelebihan ini dinetralisasi oleh NH4+, membentuk NH4OH sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NH4OH. Hal ini membuat jumlah OH- dalam larutan menjadi tetap. Akibatnya (10c) nilai pH tetap. c. Apabila dilakukan pengenceran dengan H2O

Berdasarkan Gambar 11, jika dilakukan pengenceran dengan H 2O maka derajat ionisasi () basa lemah akan naik/turun*(29) (Hukum Pengenceran Ostwald) yang berarti menambah jumlah ion OH- dan NH4+ dari ionisasi basa lemah (11b). Akan tetapi karena volume larutan juga bertambah maka penambahan konsentrasi OH- menjadi tidak berarti. Hal ini (11c) membuat nilai pH tetap. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan penyangga basa dalam mempertahankan pH adalah sebagai berikut: 1. Setiap penambahan H+akan dinetralisasi oleh basa lemah. 2. Setiap penambahan OH- akan dinetralisasi oleh asam konjugasi. 3. Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah ion OH- dan asam konjugasi dari ionisasi basa lemah, namun penambahan

konsentrasi OH- menjadi tidak berarti karena volume larutan juga bertambah.

Anda mungkin juga menyukai