Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN HASIL PERCOBAAN:

LARUTAN PENYANGGA
KIMIA

Disusun Oleh:

Andre Leo
Hanna Farah Vania
Ichsan Basra
Kinanthi Setya P

Jalan Puspitaloka III. 2 Bumi Serpong Damai,


Tangerang Selatan Banten

I PENJIWAAN AGAMA ISLAM


QS : Al Mulk : 3
Artinya : Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah
sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

II TUJUAN

Mengukur pH larutan penyangga dan bukan penyangga


setelah penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau

pengenceran.
Mengetahui sifat larutan penyangga
Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit
asam, sedikit basa, atau pengenceran

III LANDASAN TEORI


Sifat-sifat larutan penyangga
Bila ke dalam air ditambahkan asam kuat atau basa kuat maka pHnya akan berubah secara drastis. Misalnya, ke dalam 5 ml air
ditambahkan 17 tetes larutan HCl 0,1 M, maka pH air akan berubah
dari 7 menjadi sekitar 2. Bila ke dalam larutan tersebut kemudian
ditambahkan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 19 tetes, maka pH
larutan tersebut akan melonjak sekitar 11. Adakah larutan yang pHnya tidak berubah secara drastis bila ditambah sedikit asam kuat,
basa kuat atau diencerkan? Perhatikan percobaan berikut dan
buktikan di laboratorium!

Dapat Disimpulkan 3 hal tentang sifat-sifat larutan penyangga, yaitu


dapat mempertahankan pH walaupun:
1.

ditambah sedikit asam kuat.

2.

ditambah sedikit basa kuat.

3.

diencerkan.
Komposisi Larutan Penyangga
Larutan penyangga terbentuk dari campuran asam/ basa dengan
pasangan basa/ asam konjugasi yang biasa diperoleh dari garamnya.
Namun asam/basa yang mana? Kuat atau lemah? Perhatikan peta
konsep berikut!

Sekarang perhatikan Gambar 1 berikut!


Diketahui, zat X, Y, dan Z adalah larutan penyangga.

Berdasarkan Gambar 2:
Zat X adalah larutan penyangga basa , zat Y adalah larutan
penyangga asam , dan zat Z adalah larutan penyangga basa.
Jadi, ada 2 jenis larutan penyangga yaitu:
1.

larutan penyangga asam yang terdiri dari campuran asam lemah


dan basa konjugasinya.

2.

larutan penyangga basa yang terdiri dari campuran basa lemah dan
asam konjugasinya.

Larutan
tidak

penyangga
langsung.

dapat
Hal

dibuat secara langsung dan secara

ini

tergantung

dari

sumber

asam

konjugasi/basa konjugasi dari asam lemah/ basa lemahnya.


Perhatikan peta konsep berikut!

Perhatikanlah Gambar 3 berikut!

Berdasarkan Gambar 3, jika larutan penyangga terbentuk dengan


cara

tersebut

maka

larutan

secara langsung.

Perhatikanlah Gambar 4 berikut!

penyangga

dinamakan

dibuat

Berdasarkan Gambar 4, jika larutan penyangga terbentuk dengan


cara

tersebut

maka

larutan

penyangga

dinamakan

dibuat

secara tidak langsung . Setiap reaksi asam lemah dengan basa


kuat

atau

basa

lemah

menghasilkan larutan

dengan

asam

kuat

akan selalu

penyangga, asalkankonsentrasi

asam

lemah/basa lemah harus lebih besar dari pada konsentrasi basa


kuat/asam kuat.
Perhatikan Gambar 5 berikut untuk menjelaskan bagaimana reaksi
asam lemah dengan basa kuat menghasilkan larutan penyangga!

Berdasarkan keterangan dapat disimpulkan:


Selain campuran asam lemah dengan garamnya / basa lemah
dengan

garamnya,

suatu

larutan

penyangga juga dapat

dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan basa kuat atau


basa lemah dengan asam kuat Asalkan konsentrasi yang lemah harus
lebih besar daripada yang kuat.
Prinsip Kerja Larutan Penyangga

Larutan

penyangga

mempertahankan

pH

berdasarkan

prinsip

kesetimbangan. Anda masih ingat apa yang mempengaruhi nilai pH?

Konsentrasi H+ untuk larutan yang bersifat asam dan konsentrasi


OH- untuk larutan yang bersifat basa.
Bagaimana nilai pH jika konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan adalah
tetap? Yaa..anda benar lagi! Nilai pH juga akan tetap.
1.

Prinsip Kerja Larutan Penyangga Asam

(Misal: HNO2/NO2- yang dibuat dari campuran HNO2 dengan


NaNO2)
Perhatikanlah gambar berikut!
a.

Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal: HCl)

Berdasarkan Gambar 6a, Larutan penyangga HNO2/NO2- dapat dibuat


dari campuran HNO2 dan NaNO2. Berarti dalam larutan ini terkandung
molekul HNO2, ion H+, Na+ dan NO2-. Penambahan sedikit asam kuat
akan menambah konsentrasi H+ dalam larutan (6b), namun kelebihan
ini dinetralisasi oleh NO2-, membentuk HNO2 sehingga kesetimbangan
bergeser ke arah HNO2. Hal ini membuat jumlah H+dalam larutan
menjadi tetap. Akibatnya (6c) nilai pH tetap.
b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)

Berdasarkan

Gambar 7b,

penambahan sedikit basa kuat akan

memunculkan ion baru dalam larutan penyangga HNO 2/NO2- yaitu


OH-, namun ion tersebut dinetralisasi oleh HNO 2, membentuk
NO2- sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NO2-. Hal ini membuat
OH- tidak

mengganggu

H+dalam

larutan. Akibatnya

(7c)

nilai

pH tetap.

c. Apabila dilakukan pengenceran dengan H2O

Berdasarkan
maka

Gambar 8, jika dilakukan pengenceran dengan H 2O

derajat

ionisasi

()

asam

lemah

akan naik (Hukum

Pengenceran Ostwald) yang berarti menambah jumlah ion H+ dan


NO2- dari ionisasi asam lemah (8b). Akan tetapi karena volume larutan
juga bertambah maka penambahan konsentrasi H+ menjadi tidak
berarti. Akibatnya (8c) nilai pH tetap.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja


larutan penyangga asam dalam mempertahankan pH adalah
sebagai berikut:
1.

Setiap penambahan H+ akan dinetralisasi oleh basa konjugasi.

2.

Setiap penambahan OH- akan dinetralisasi oleh asam lemah.

3.

Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah


ion H+ dan

basa

konjugasi dari

ionisasi

asam

lemah

namun

penambahan konsentrasi H+ menjadi tidak berarti karena volume


larutan juga bertambah.
2. Prinsip Kerja Larutan Penyangga Basa
(Misal: NH3/NH4+ yang dibuat dari campuran NH4OH dengan
NH4Cl)
a.

Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal: HCl)

Berdasarkan Gambar 9a, Larutan penyangga NH3/NH4+ dapat dibuat


dari campuran NH4OH(bentuk NH3 dalam air) dan NH4Cl. Berarti
dalam larutan ini terkandung molekul NH4OH, ion NH4+, ion OH- dan
Cl-. Penambahan sedikit asam kuat akan memunculkan ion baru
dalam larutan (9b) yaitu H+, namun ion tersebut dinetralisasi
oleh NH4OH, membentuk NH4+ sehingga kesetimbangan bergeser ke
arah NH4+. Hal ini membuat H+ tidak mengganggu OH- dalam larutan.
Akibatnya (9c) nilai pH tetap.
b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)

Berdasarkan Gambar 10, Penambahan sedikit basa kuat akan


menambah konsentrasi OH- dalam larutan, namun kelebihan ini
dinetralisasi oleh NH4+, membentuk NH4OH sehingga kesetimbangan
bergeser ke arah NH4OH. Hal ini membuat jumlah OH- dalam larutan
menjadi tetap. Akibatnya (10c) nilai pH tetap.
c. Apabila dilakukan pengenceran dengan H2O

Berdasarkan Gambar 11, jika dilakukan pengenceran dengan H 2O


maka derajat ionisasi () basa lemah akan naik/turun*(29) (Hukum
Pengenceran Ostwald) yang berarti menambah jumlah ion OH- dan
NH4+ dari ionisasi basa lemah (11b). Akan tetapi karena volume
larutan juga bertambah maka penambahan konsentrasi OH - menjadi
tidak berarti. Hal ini (11c) membuat nilai pH tetap.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja
larutan penyangga basa dalam mempertahankan pH adalah
sebagai berikut:
1.

Setiap penambahan H+akan dinetralisasi oleh basa lemah.

2.

Setiap

penambahan

OH- akan

dinetralisasi

oleh asam

konjugasi.
3.

Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah


ion

OH- dan asam konjugasi dari ionisasi basa

lemah, namun

penambahan konsentrasi OH- menjadi tidak berarti karena volume


larutan juga bertambah.
pH Larutan Penyangga
pH larutan penyangga tergantung oleh konsentrasi asam lemah/ basa
lemah, konstanta kesetimbangan asam lemah/ basa lemah dan
konsentrasi garamnya. Dalam suatu sistem larutan penyangga akan
terdapat dua jenis reaksi yaitu reaksi kesetimbangan asam lemah/
basa lemah dan reaksi ionisasi garamnya.

1. Menghitung pH Larutan Penyangga Asam

Konstanta kesetimbangan asam lemah:

sehingga:

maka:

dan diperoleh:

2. Menghitung pH Larutan Penyangga Basa

Konstanta kesetimbangan basa lemah:

sehingga:

maka:

Sehingga diperoleh:

Manfaat Larutan Penyangga


Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam
analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan

industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan bakteri


mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH.
Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai
7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan
organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran
pHnya dengan larutan penyangga.
1.

Darah Sebagai Larutan Penyangga


Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah,
diantaranya

penyangga

karbonat,

penyangga

hemoglobin

dan

penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 )
dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).
H 2 CO 3 (aq) > HCO 3(aq) + H +

(aq)

Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH


darah. Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu
penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi
sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini
dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus
(penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa
oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH
darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para
pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang
dilepas

terlalu

banyak,

padahal

CO 2 dapat

larut

dalam

air

menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik.


Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu
berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).
b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk
selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari
larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:

HHb + O 2 (g) HbO 2 - + H +


Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi
konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya.
Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah
melepaskan

O 2 dapat

mengikat

H + dan

membentuk

asam

hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian


H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut
dalam air saat metabolisme.
c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting
dalam mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran
dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan monohidrogen fosfat (HPO 3
H 2 PO 4

H 2 PO 4 -

(aq)

+ H+

(aq)

+ OH -

(aq)

2-

).

> H 2 PO 4(aq)

(aq)

> HPO 4

2-

(aq) )

+ H 2 O (aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga


di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk
larutan penyangga urin.
2. Air Ludah sebagai Larutan Penyangga
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email
gigi yang rusak dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air
ludah dapat mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur
mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam
yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.
3. Menjaga keseimbangan pH tanaman.
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya
ikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan mendium air yang
berisi zat hara, disebut dengan hidroponik . Setiap tanaman memiliki
pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu
dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.

4. Larutan Penyangga pada Obat-Obatan


Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin,
merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin
dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini
mengakibakan

pembentukan

hormon,

untuk

merangsang

penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat


dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang
dapat mentransfer kelebihan asam.

IV

ALAT & BAHAN


A. ALAT

Gelas ukur
Pipet tetes
pH meter

B. BAHAN

Larutan HCl 0,1 M


Larutan CH3COOH 0,1 M
Larutan CH3COONa 0,1 M
Larutan NaOh 0,1M
Aquades

V CARA KERJA
A. 1. Ambil 15ml CH3COOH. Ukur pH dengan pH meter
2. Tambahkan 3 tetes HCl 0,1 M. Ukur kembalipH dengan
menggunakan pH meter.
B. 1. Ambil 15 ml CH3COOH 0,1 M & 15ml CH3COONa 0,1M ukur
kembali pH.
2. Bagi larutan tersebut menjadi tiga:
Tabung pertama ditambahkan 3 tetes HCl. Ukur pH.
Tabung kedua ditambahkan 3 tetes NaOH. Ukur pH.
Tabung ketiga ditambahkan 2ml aquades. Ukur pH.

VI DATA PENGAMATAN
1. pengukuran pH CH3COOH 0,1 M setelah penambahan air, sedikit
asam dan sedikit basa.
Tabun
g
1
2
3
4

Campuran Larutan

pH

CH3COOH
CH3COOH
CH3COOH
CH3COOH

3,1

0,1
0,1
0,1
0,1

M
M + air
M + sedikit asam
M + sedikit basa

Perubahan
pH

2,8

0,3

2. pengukuran pH larutan penyangga (CH3COOH 0,1 M dan


CH3COONa 0,1 M ) setelah penambahan air, sedikit asam dan
sedikit basa.
Tabun
g
1
2
3
4

Campuran Larutan

pH

larutan
larutan
larutan
larutan

4,4
3,1
3,3
3,2

penyangga
penyangga + air
penyangga + sedikit asam
penyangga + sedikti basa

Perubahan
pH
1,3
1,2
1,1

VIIANALISIS DATA & PEMBAHASAN


Di percobaan kali ini, kami berusaha untuk mengukur pH dari berbagai
macam larutan menggunakan pH meter. Larutan pertama yang kami uji
adalah CH3COOH 0,1 M. Pertama, ambil sebanyak 15ml larutan
CH3COOH 0,1 M ke dalam gelas ukur. Ke dalam gelas lalu pH meter
dicelupkan untuk mengukur besar angka pH yang dimiliki CH3COOH 0,1
M. Alat pH meter menunjukkan angka 3,1 sebagai pH milik CH3COOH 0,1
M. Ke dalam larutan CH3COOH 0,1 M yang sama, lalu dimasukkan
sebanyak tiga tetes HCl 0,1M. Larutan yang telah diteteskan lalu diaduk,
dan dicari kembali pH-nya. pH meter lalu menunjukkan bahwa larutan
campuran memiliki pH 2,8 setelah diukur. Menurut teori, larutan
dikatakan larutan penyangga atau bufffer, apabila ketika larutan
diencerkan, atau ditambahkan sedikit asam, atau sedikit basa, pH-nya
tidak berbeda jauh dengan pH awalnya. Menurut percobaan kami ini,
ketika CH3COOH 0,1 M ditambahkan tetesan HCl 0,1M yang bekerja
sebagai sedikit asam menunjukkan perbedaan angka yang tidak besar
dengan angka pH awal. Yaitu sebesar 0,3 (3,1 2,8). Oleh karena itu
dapat dikatakan larutan CH3COOH 0,1 M ditambah sedikit asam adalah
larutan penyangga atau buffer.
Di percobaan kedua, kami siapkan campuran larutan penyangga yaitu
CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1M masing-masing sebanyak 15ml ke
dalam gelas. Larutan penyangga tersebut lalu dihitung pH-nya yaitu
sebesar 4,4 sebelum dipisahkan ke dalam tiga gelas ukur yang berbeda.
Ke dalam gelas pertama, dilakukan pengenceran pada larutan
penyangga dengan menambahkan 2ml aquades kedalamnya. Setelah
diaduk, larutan diukur kembali pH-nya dengan menggunakan pH meter.
Angka pH menunjukkan angka 3,1 setelah diencerkan. Pada gelas ukur
kedua, ditambahkan tiga tetes HCl ke dalam larutan sebagai penambah
sifat sedikit asam kemudian diukur kembali pH-nya. Penambahan sedikit
asam ke dalam larutan penyangga membuat larutan memiliki pH 3,2. Di
gelas ketiga, ditambahkan tiga tetes NaOH sebagai penambah sifat basa
ke dalam larutan. Larutan penyangga yang telah dicampur sedikit basa
kemudian dihitung kembali pH-nya dan mendapatkan angka 3,3
berdasarkan pH meter.
Berdasarkan teori, dikatakan bahwa larutan penyangga ketika
ditambahkan apapun (pengenceran, sedikit asam, atau sedikit basa),

tidak akan mengalami perubahan pH akibat sifat penyangga yang


berusaha mempertahankan nilai pH. Namun dapat dilihat berdasarkan
hasil percobaan kami, besar pH penyangga dan pH setelah penyangga
ditambahkan dengan larutan yang lain mengalami perubahan yang tidak
sesuai jika dicocokkan dengan teori yang ada. Perbedaan yang kami
dapati diantaranya dapat disebabkan baik oleh kesalahan dari pH meter
yang mungkin digunakan bukan dalam kondisi netral, rusak atau tidak
sesuai, terlalu banyaknya penambahan larutan yang dimasukkan ke
dalam larutan penyangga, terlalu pekatnya konsentrasi milik larutan
penambah sehingga langsung mempengaruhi angka pH, ataupun
humans dan instruments error lainnya. Dapat diketahui dari sifat pencam
pur larutan penyangga yang kami gunakan (CH3COOH bersifat asam
lemah. Ditambah CH3COONa yang bersifat garam) bahwa sifat yang
dibawa dari larutan penyangga yang kami uji ini adalah bersifat asam.

VIII

KESIMPULAN

Larutan penyangga tidak berubah banyak atau bahkan tidak


berubah jika ditambahkan sedikit air, asam maupun basa. Hal ini
dibuktikan dengan percobaan pertama kami saat perbedaan pH
hanya sebesar 0,3 saat CH3COOH ditambahkan sedikit asam dan
juga larutan penyangga yang tidak memiliki angka perbedaan pH
yang terlalu jauh saat ditambahkan sedikit air, asam, basa.
Larutan penyangga yang kami uji (CH3COOH dan CH3COONa)
membawa sifat asam. Hal ini dapat diketahui dari larutan tersebut adalah
pencampuran dari larutan yang bersifat asam lemah dengan garam
sehingga sifat asam lemah lebih mendominasi yang membuat larutan
penyangga tersebut lebih membawa sifat asam. Dan hal ini diperkuat
dengan pH penyangga yang menunjukkan angka 4,4. Angka <7
mengandung sifat asam berdasarkan ukuran pH.

IX PERTANYAAN
1. Bagaimana pengaruh penambahan asam, basa dan pengenceran
terhadap larutan bukan penyangga?
Larutan bukan penyangga ketika ditambahkan asam cenderung
akan memiliki angka pH yang kecil/ lebih kecil dari angka pH larutan
sebelumnya. Dan larutan bukan penyangga ketika ditambahkan

basa cenderung akan memiliki angka pH yang besar/ lebih besar


dari angka pH larutan sebelumnya.
2. Bagaimana pengaruh penambahan asam, basa dan pengenceran
terhadap larutan penyangga?
a. Pengaruh Penambahan Asam
Larutan penyangga CH3COOH + CH3COONa ketika ditambah asam maka:
*) H+ dari asam kuat akan bergabung dengan CH3COO-, Karena
CH3COO- merupakan basa kuat sehingga lebih suka (lebih kuat)
menerima proton, dan terbentuk CH3COOH
*) dalam kesetimbangan penyangga, [CH3COO-] berkurang, dan
[CH3COOH] bertambah untuk mencapai susunan kesetimbangan
baru
Dan juga, penurunannya tidak > 10%, artinya sangat kecil sekali dan
dianggap pH larutan penyangga tidak berubah (konstan)
b. Pengaruh Penambahan Basa
Larutan penyangga CH3COOH + CH3COONa ketika ditambah basa maka:
*) OH- dari basa kuat akan bergabung dengan H+ menjadi H2O
*) dalam kesetimbangan penyangga, [CH3COO-] bertambah, dan
[CH3COOH] berkurang untuk mencapai susunan kesetimbangan baru
c. Pengaruh Penambahan Pengenceran
Larutan

penyangga

CH3COOH

CH3COONa

ketika

ditambah

air

(pengenceran) maka pH larutan akan tetap (konstan). Ditambah air


artinya pengenceran (volume bertambah), ini mengakibatkan konsentrasi
berkurang dari konsentrasi awal

3. Bagaimana larutan penyangga dapat mempertahankan nilai pH?

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan


asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+
maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau
basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan

Anda mungkin juga menyukai