Anda di halaman 1dari 29

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana
yang dimaksudkan dalam pancasila dan UUD 45.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang
wajib dilaksanakan diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan,
pelayanan KIA dan KB, pencegahan penyakit menular dan tidak menular,
kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.
Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas
yang berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

1.2. Puskesmas
1.2.1. Definisi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes No. 75 tahun 2014).
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh puskesmas kepada
masyarakat mencakup perencanaan, pelaksanaaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan,

1
dan dituangkan dalam suatu sistem (Permenkes No.75 tahun 2014). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan-bedakan.
Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan
Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, dimana dibicarakan
upaya pengorganisasian system pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan
dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan sebagiannya masih berjalan
sendiri- sendiri dan tidak berhubungan. Melalui Rekerkesnas tersebut timbul
gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam suatu
organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas).
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang
sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain:
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah- pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee
for service menjadi pembayaran secara pra - upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsutif
menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)
menjadi otonomi daerah (decentralization).

2
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring
dengan era desentralisasi.

Menurut Permenkes no. 75 tahun 2014 tentang Pembangunan Kesehatan


yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu Hidup dalam
lingkungan sehat
3. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat

1.2.2. Wilayah Kerja Puskesmas


Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan
karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Puskesmas
dikategorikan menjadi (Permenkes No.75 tahun 2014):
A. Puskesmas Kawasan Perkotaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor
non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa.
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar
radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop atau
hotel.
3. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik.
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan


memiliki karakteristik sebagai berikut:

3
1. Memprioritaskan pelayanan UKM
2. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat
3. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
4. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
5. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat
perkotaan.

B. Puskesmas Kawasan Pedesaan


Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor
agraris
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km,
tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh persen)
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan


memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat
2. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat
3. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

4
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan.

C. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil


Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik
sebagai berikut:
1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau
kecil, gugus pulau, atau pesisir
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh
pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6
jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim
atau cuaca; dan
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak
stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil


dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan
kompetensi tenaga kesehatan
2. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan
3. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan
local
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil
5. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan dan
6. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/kluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk
meningkatkan aksesibilitas.

5
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu,
pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi
tertentu sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan, jumlah penduduk dan aksebilitas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga
pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar
saran teknis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi.

1.2.3. Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:
– Promotif (peningkatan kesehatan)
– Preventif (upaya pencegahan)
– Kuratif (pengobatan)
– Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

1.2.4. Visi Puskesmas


Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan
yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator
utama, yaitu :
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk Kecamatan
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat

6
yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah
Kecamatan setempat.

1.2.5. Misi Puskesmas


Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat
yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah
Kecamatan setempat.
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselanggarakan
4. Memelihara damn meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.

1.2.6. Strategi Puskesmas


Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan (Mubarak,
2014) antara lain:
1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (comprehensive health
care service)
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh
(holistic approach)
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No.75 tahun 2014):
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

7
1.2.7. Fungsi Puskesmas
Menurut Permenkes no. 75 tahun 2014, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi:
1. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan


masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan


masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,


mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
2. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif

8
c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses Pelayanan Kesehatan
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
3. Wahana pendidikan tenaga kesehatan

a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan


kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.

b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana


menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien.

c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan


rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.

d. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam


melaksanankan program puskesmas.

9
1.2.8. Upaya Kesehatan Puskesmas

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama


dan kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan secara
terintegrasi dan berkesinambungan (Permenkes No. 75 tahun 2014).

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan


masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.

1. Upaya kesehatan masyarakat esensial, meliputi:

a. Pelayanan promosi kesehatan

b. Pelayanan kesehatan lingkungan

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana

d. Pelayanan gizi

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan


masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif
dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi
sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya kesejatan
perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:

a. Rawat jalan

b. Pelayanan gawat darurat

c. Pelayanan satu hari (one day care)

d. Home care

e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

1.2.9. Peran Puskesmas

Konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang sangat

10
vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut memiliki kemampuan
manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana kegiatan
yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Puskesmas
juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya
peningkatan pelayanan kesehatan secara komperhensif dan terpadu (Permenkes
No.75 tahun 2014).

Gambar 1. Sistem Rujukan Puskesmas

1.3. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Sawah Besar


1.3.1. Letak Wilayah
Kecamatan Sawah Besar adalah salah satu kecamatan terletak di wilayah
Kotamadya Jakarta Pusat. Kecamatan ini memiliki jumlah penduduk sebesar
133,079 jiwa dan luas wilayah 6.2 km2.

1.3.2. Batas Wilayah Kecamatan Sawah Besar


Batas Wilayah Kecamatan Sawah Besar adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara: Jl Mangga Dua Raya/ Rel KA Kemayoran – Kota/
Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara
b. Sebelah Timur: Kali Mati – Beka lapangan udara Kemayoran, Jl. Angkasa,
Jl. Gunung Sahari Raya

11
c. Sebelah Barat: Rel KA Layang Gambir – Kota, Kali Ciliwung/Kecamatan
Taman Sari Jakarta Barat
d. Sebelah Selatan : Jl. Kalileo, Jl. Abdul Rachman Saleh, Jl. Taman Pejambon

Gambar 2. Peta Wilayah Kecamatan Sawah besar

1.3.3. Keadaan Demografi


Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah RW/ Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah
Rumah tangga dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Sawah Besar Tahun
2017

Luas Jumlah Kepadatan


RW Jumlah
No Kelurahan Wilayah Rumah Penduduk
Penduduk
(Ha) Tangga per km2
1 Karang Anyar 51,10 13 33.540 11.131 65.636
2 Kartini 53,69 9 28.178 9.431 51.419
3 Pasar Baru 188,95 8 15.817 5.358 8373

Mangga Dua
4 129,08 12 34.944 11.898 27.069
Selatan
5 Gunung Sahari 197,65 7 20.600 6.801 10.422
Jumlah 6,2 49 133.079 40.896 21.411

Sumber: Laporan Kelurahan Tahun 2017 Luas Wilayah, Jumlah


RW/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan
Penduduk di Kecamatan Sawah Besar

12
Dilihat dari data pada tabel di atas, Kecamatan Sawah Besar memiliki luas
wilayah sekitar 6.2 km2 dengan jumlah penduduk 133,079 jiwa.

Tabel 2. Data Luas Wilayah dan Jumlah KK, RT, dan RW Kecamatan
Sawah Besar Tahun 2017

No Kelurahan Luas Wilayah (km2) KK RT RW


1 Karang Anyar 0.5 8817 13 13
2 Kartini 0.5 8984 9 9

3 Pasar Baru 1.9 5779 8 8

4 Mangga Dua Selatan 1.3 10848 12 12

5 Gunung Sahari Utara 2.0 6468 7 7


Total 6.2 40896 49 49

Dilihat dari data pada tabel di atas, didapatkan luas wilayah dan
jumlah KK, RT, dan RW terluas di Kecamatan Sawah Besar adalah
Kelurahan Mangga Dua Selatan.

Tabel 3. Data Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Sawah Besar


Tahun 2017
No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Praktek dokter spesialis 60
2 Praktek dokter umum 119
3 Praktek dokter gigi 53
4 Apotik 64
5 Posyandu 53
6 Balai Pengobatan 24
7 Praktek bidan swasta 9
8 Puskesmas 5
9 Laboratorium klinik 5
10 Klinik 24 jam 3
11 Rumah Sakit 2
12 RB Puskesmas 1

13
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Tahun
2017

1.4. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Sawah Besar


1.4.1. Kedudukan Puskesmas Sawah Besar

Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, terletak di Kecamatan Sawah


Besar kota administrasi Jakarta Pusat yang memiliki luas wilayah 6,21 KM2
terbagi dalam 5 kelurahan, 49 RW, 598 RT dengan total penduduk 129.814
jiwa dengan kepadatan penduduk jiwa 20,88 /KM2.

Puskesmas Kecematan Sawah Besar memiliki 5 wilayah Kelurahan


yaitu:

A. Kelurahan Mangga Dua Selatan

B. Kelurahan Karang Anyar

C. Kelurahan Kartini

D. Kelurahan Pasar Baru

E. Kelurahan Gunung Sahari Utama

Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yang terletak di Jl. Mangga Dua


Dalam No 1 Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah Puskesmas Kecamatan
di Wilayah Kecamatan Sawah Besar yang membawahi 3 Puskesmas
Kelurahan di Gunung Sahari Utara, Kartini dan Pasar Baru. Sedangkan
Kelurahan Mangga Dua Selatan dan Karang Anyar tidak memiliki puskesmas
kelurahan sehingga ditangani langsung oleh Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar. Seluruh Puskesmas tersebut memberikan pelayanan dasar kepada
masyarakat di lingkungan wilayah Kecamatan Sawah Besar.

14
1.4.2. Visi dan Misi serta Prinsip-Prinsip Dasar Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar
Visi Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
“Puskesmas yang bermutu bagi semua lapisan masyarakat”

Misi Puskesmas Kecamatan Sawah Besar :

1. Menyelenggarakan dan mempromosikan pelayanan


kesehatan dengan kualitas tinggi bagi semua lapisan
masyarakat
2. Memberdayakan Sumber Daya Manusia secara optimal dan
bekerja sesuai standar pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat
3. Menggalang kemitraan dengan lintas sektoral dan swasta

4. Mengembangkan sistem informasi kesehatan yang professional

Prinsip - Prinsip Dasar :


Budaya dan tata nilai yang dikembangkan oleh Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar dalam sistem PPK-BLUD adalah:
Budaya Kerja:

A. Profesional

B. Ramah

C. Ikhlas

D. Melayani dengan amanah

Tata Nilai :
A. Humanis (Manusiawi)

B. Acceptable (Kemudahan)

C. Normatif (Umum)

D. Demokrasi

15
E. Akurat

1.4.3. Dasar Hukum

Dasar Hukum Penyelenggaraan Puskesmas adalah:


1. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
3. Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
4. SPM Bidang Kesehatan Kemenkes Tahun 2015
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.
6. Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas

1.4.4. Tujuan Umum dan Khusus


Tujuan Umum:
Mendapatkan gambaran hasil pelaksanaaan kegiatan pelayanan
kesehatan perorangan, kesehatan masyarakat serta manajeman puskesmas
kecamatan Sawah Besar tahun 2017.

Tujuan Khusus :
– Diketahui Hasil kegiatan Program Kesehatan Masyarakat
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
– Diketahui Hasil kegiatan PelayananKesehatan Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar
– Diketahui Pelaksanaan manajemen Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar
– Diketahui profil Puskesmas Sawah Besar

– Diketahui Sarana Penunjang Pelayanan di Puskesmas Sawah Besar

– Mengevaluasi Pelaksanaan Program Kesehatan Masyarakat


Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.

16
1.4.5. Daftar 10 Penyakit Terbanyak Bulan Januari-Mei 2018 di Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar

Diagram 1. Daftar 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Kecamatan Sawah


Besar Periode Januari – Juni 2018

10 Penyakit Terbesar

4%
5%
18 %
5%
6%

9% 15 %

9%

15 %
14 %

ISPA Dispepsia Kehamilan Normal Hipertensi


Faringitis Akut Myalgia Diare Common Cold
Atherosclerosis Tifoid

Pada diagram 1 didapatkan bahwa penyakit terbesar di Puskesmas


Kecamatan Sawah Besar periode Januari-Juni 2018 adalah ISPA (18%).

1.5. Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Sawah Besar


Program kesehatan lingkungan di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
meliputi 5 program yaitu:
1. Pengendalian vektor
2. Pemeriksaan tempat-tempat umum (TTU)
3. Pemeriksaan tempat pengolahan makanan (TPM)

17
4. Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Puskesmas
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

1.5.1. Pengendalian Vektor


Puskesmas Kecamatan Sawah Besar menjalani dua kegiatan pengendalian
vektor berupa pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang terdiri dari Fogging
Focus dan pemeriksaan angka bebas jentik (ABJ).

1.5.1.1. Kegiatan Fogging Focus


Setelah pelaksanaan kegiatan penyelidikan epidemiologi (PE)
demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Sawah Besar dari Bulan
Januari – Mei 2018 didapatkan PE positif sebanyak 17 kasus. Kemudian,
dilanjutkan dengan kegiatan Fogging Focus sebanyak 2 siklus dimana jarak
siklus I dan siklus II selama 5 hari.

Tabel 4. Laporan Fogging Focus di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan


Sawah Besar Bulan Januari – Juni 2018

Fogging
Fogging
No Puskesmas Siklus Pencapaian Target
Siklus I
II (%) (%)
1 Kecamatan

Sawah Besar 7 7 100

2 Kel. Gunung
3 3 100
Sahari Utara 100
3 Kel. Kartini 6 6 100
4 Kel. Pasar Baru 1 1 100
Total 17 17 100 100
Sumber: Surveilans Dinkes DKI

Target program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayah


kerja Puskesmas Kecamatan Sawah Besar sebanyak 100% yaitu apabila
dilakukan fogging focus disemua tempat PE yang positif. Target dikatakan
100% jika jumlah fogging focus siklus I dan II sama.

18
1.5.1.2. Kegiatan Pemeriksaan Angka Bebas Jentik (ABJ)
Angka bebas jentik (ABJ) adalah seluruh kegiatan masyarakat
bersama pemerintah untuk mencegah dan mengendalikan penyakit DBD
dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara terus menerus dan
berkesinambungan. (Departemen Kesehatan, Ditjen PP dan PL).
 Tujuan:
Kegiatan Pemeriksaan Jentik berkala (PJB) ini dilakukan bertujuan
mengetahui besarnya resiko populasi di suatu wilayah terhadap
kemungkinan terkena penyakit DBD, di samping sebagai acuan petugas
memberantas tempat-tempat perkembang biakan nyamuk Aedes melalui
upaya pembinaan peran serta masyarakat sehingga penyakit DBD dapat
dicegah dan dibatasi di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Sawah Besar.
 Sasaran:
Dari kegiatan ini sasarannya antara lain pemukiman penduduk di
lima kelurahan. Melalui Pemeriksaan Jentik Berkala (jumantik), abatisasi
selektif, dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Kegiatan program Pengendalian Vektor ini meliputi Pemeriksaan


Jentik Berkala ke rumah-rumah warga serta pemberian abatisasi ke
Puskesmas Kelurahan di wilayah kecamatan dilaksanakan setiap hari
Jum’at oleh tim Jumantik Sukarela. Indikator untuk ABJ yaitu ≥ 95%.
Kegiatan ini dilakukan di pemukiman penduduk kecamatan Sawah
Besar setiap hari Jum’at pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 09.30 WIB.

19
Tabel 5. Laporan Program Kegiatan ABJ oleh Petugas Kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Bulan Januari– Juni
2018

Syarat
Jentik ABJ Minimal
Puskesmas Diperiksa
(+) (%) (≥95 %)

1. Kecamatan
Sawah Besar 481 87 81,90

2. Kel. Gn.
Sahari Utara 239 44 81,59 ≥95 %
3. Kel. Kartini 226 39 82,74
4. Kel. Pasar
Baru 223 39 82,51

Total 1,169 209 82,19 ≥95 %

1.5.2. Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)


Kegiatan pemantauan TTU ini dilaksanakan agar TTU yang ada memenuhi
syarat kesehatan terutama tersedianya sarana sanitasi dasar seperti air bersih,
jamban sehat, tempat pembuangan sampah serta memenuhi syarat dari segi
kebersihan, pencahayaan, kebisingan, kelembapan.

Sanitasi sendiri merupakan suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor


lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang
mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya atau menularnya suatu penyakit.

 Tujuan:
1. Terciptanya rumah dan perumahan/pemukiman/TTU yang memenuhi sarat
kesehatan, terutama pada aspek penyehatan air bersih, pengelolaan limbah
dan kotoran, pengelolaan sampah, konstruksi bangunan, intensitas,

20
pencahayaan, kapasitas kebisingan, penghawaan dan penyehatan makanan
dan minuman, serta sarana dan prasarana pemukiman.
2. Membantu masyarakat menolong dirinya sendiri agar terhindar dari
penyakit yang ditularkan ditempat-tempat umum.
3. Membantu pengusaha dan pengelola tempat-tempat umum (TTU) dengan
memberikan penyuluhan, pembinaan dan pengawasan sehingga TTU tidak
menjadi sumber penularan penyakit.

 Landasan Hukum: SK Gubernur DKI Jakarta No. 502 Tahun 1996 tentang
kewajiban memiliki sertifikat laik sehat bagi restoran dan usaha rumah
makan bagi usaha jasa boga di DKI Jakarta.
 Tolak Ukur: Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan.
 Ruang lingkup: Penyehatan air bersih, kualitas hidup, konstruksi/
bangunan, pengelolaan air limbah, pengolahan sampah, pembuangan
kotoran, intensitas kebisingan, intensitas pencahayaan, penghawaan, dan
penyehatan makanan serta minuman.
 Sasaran TTU: tempat sarana terdiri dari sekolah, tempat ibadah, pasar,
stasiun dan hotel
 Parameter rumah sehat sebagai berikut:
1. Tersedia air bersih, ada penampungan air bekas, ada tempat sampah, ada
jamban, ada saluran pembuangan air hijau
2. Kandang ternak terpisah paling tidak 10 meter jaraknya dari rumah
3. Ada jalan keluar untuk asap dapur melalui lubang langit-langit
4. Halaman rumah harus selalu dibersihkan, pekarangan ditanami tumbuh-
tumbuhan bermanfaat
5. Ruangan rumah cukup luas dan tidak padat penduduknya
6. Dinding dan lantai harus kering dan tidak lembab
7. Kamar-kamar harus berjendela, ada lubang angin dan sinar matahari
dapat masuk ruangan rumah
8. Dimana pun tidak terdapat jentik-jentik nyamuk, kecoa dan tikus

21
Tabel 6. Laporan Program Inspeksi Sanitasi TTU di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawah Besar dari Bulan Januari
– Juni 2018

Tempat – Tempat Umum


Pencapaian Target
Puskesmas Pasar Sekolah Tempat Ibadah Hotel Stasiun Total
(%) (%)
MS TMS MS TMS MS TMS MS TMS MS TMS
Kec. Sawah Besar 0 1 3 0 6 1 1 0 2 0 14 4,18%
Kel. Gn. Sahari Utara 0 0 3 0 1 0 0 0 1 0 5 1,91% 30%
Kel. Kartini 0 1 2 0 4 2 1 0 0 0 10 8%
Kel. Pasar Baru 0 1 4 0 2 0 2 0 2 0 11 15%
Total 3 12 16 4 5 40 7,27% 30%

MS : Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi Syarat

22
Jumlah TTU yang diperiksa oleh tim kesling sebanyak 40 tempat dari bulan
Januari – Juni 2018. Target keberhasilan per tahun dari program ini sebanyak 60%
tetapi dalam menjalankan program tersebut puskesmas membagi target selama 12
bulan sehingga didapatkan target per bulan didapatkan sebanyak 5%. Hal ini
demikian, target keberhasilan program dari bulan Januari – Juni 2018 sebanyak
30%.

1.5.3. Pemeriksaan Tempat Pengolahan Makanan


Tempat pengolahan makanan merupakan suatu sarana yang dikunjungi
banyak orang, dan berpotensi menjadi penyebaran penyakit. Contoh TPM antara
lain hotel, restoran, pasar, dan lain-lain. (Kementrian Kesehatan)
TPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan
minuman harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik,
luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki
pencahayaan ruang yang memadai.

 Tujuan:
1. Membantu masyarakat agar terhindar dari penyakit bawaan makanan,
yang menyertai dan makanan sebagai tempat berkembangnya bibit
penyakit.
2. Membantu pengusaha tempat pengolahan makanan (TPM) dalam
menyiapkan makanan sehat dengan memberikan penyuluhan,
pembinaan dan pengawasan terhadap makanan yang diperdagangkan.

 Landasan Hukum
1. Permenkes RI No. 304/Menkes/Per/IV/1989 tentang Persyaratan
Rumah Makan danRestoran.

23
2. SK Gubernur DKI Jakarta No. 502 Tahun 1996 tentang kewajiban
memiliki sertifikat laik sehat bagi hotel, restoran dan usaha rumah
makan bagi usaha jasa boga di DKI Jakarta.
 Tolak Ukur:
Jumlah TPM yang memenuhi syarat laik sehat.

 Ruang Lingkup:
Mencakup pemeriksaan terhadap perilaku penjamah makanan dan air,
sarana dan prasarana TBM, etalase makanan jadi, bahan baku di jasa boga,
catering, hotel, restoran makanan atau rumah makan.

24
Tabel 7. Laporan Inspeksi TPM di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawah Besar pada bulan Januari – Juni 2018

Pencapaian
Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Total Target
No Puskesmas (%) (%)
Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat
1 Kec. Sawah Besar 2 2 4 10
2 Kel. Gunung Sahari Utara 1 1 2 2,22
15
3 Kel. Kartini 1 1 2 3
4 Kel. Pasar Baru 3 1 4 13
Total 7 5 12 4 15

25
Jumlah TPM yang diperiksa oleh tim kesling sebanyak 14 tempat dari bulan
Januari – Juni 2018. Target keberhasilan per tahun dari program ini sebanyak 30%
tetapi dalam menjalankan program tersebut puskesmas membagi target selama 12
bulan sehingga didapatkan target per bulan didapatkan sebanyak 2,5%. Dengan
demikian, target keberhasilan program dari bulan Januari – Juni 2018 sebanyak
15%.

1.5.4. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Puskesmas

Tabel 8. Laporan program pengelolaan limbah B3 di Wilayah Kerja


Puskesmas Kecamatan Sawah Besar dari Bulan Januari – Juni 2018

Limbah Yang
No. Bulan Pencapaian Target
Dihasilkan (Kg)
1. Januari 95,95 100% 100%
2. Februari 0 0 100%
3. Maret 533 100% 100%
4. April 221 100% 100%
5. Mei 331 100% 100%
6. Juni 257 100% 100%

Total limbah yang dikelola setiap bulan di Puskesmas Kecamatan Sawah


Besar merupakan gabungan limbah dari tiga puskesmas kelurahan yaitu Puskesmas
Gunung Sahari Utara, Puskesmas Kartini dan Puskemas Pasar Baru dan Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar itu sendiri. Target pengelolaan limbah B3 perbulan adalah
sebanyak 100%, artinya puskesmas harus bisa mengelola seluruh limbah yang
dihasilkan berapapun jumlahnya.
Pada tabel 10. didapatkan limbah yang dihasilkan pada bulan Februari
sebanyak 0 kg. Hal ini dikarenakan terdapat kendala yang terjadi di perusahaan
logistik untuk pengangkutan limbah, sehingga limbah yang dihasilkan puskesmas
pada bulan Februari diakumulasi ke bulan selanjutnya.

26
1.5.5. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Tabel 9. Laporan program pengelolaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawah Besar dari Bulan Januari –
Juni 2018
Target
Jumlah BABS Pencapaian
No Puskesmas (%)
KK (KK) (%)
1 Kec. Sawah Besar 9.086 267 0%
2 Kel. Kartini 4.410 39 0%
100%
3 Kel. Pasar Baru 4.671 33 0%
4 Kel. Gn. Sahari Utara 4.017 519 0%

Total 22.184 858 0%

Program STBM di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar hanya dilakukan


satu kali dalam 1 tahun yaitu pada bulan April. Kegiatan yang dilakukan berupa
pendataan rumah yang masih buang air besar sembarangan (BABS) yang kemudian
dilakukan intervensi dalam bentuk pembinaan jamban sehat. Target keberhasilan
program ini tercapai jika setelah di intervensi dan proses verifikasi dilakukan,
didapatkan setidaknya 1 kelurahan dari kecamatan Sawah Besar yang menunjukkan
angka BABS 0 atau 100% masyarakat memiliki akses dan menggunakan jamban.
Dengan demikian, pencapaian tidak mencapai target karena terjadinya kendala dana
dalam melakukan intervensi.

1.6. Identifikasi Masalah


Dari berbagai hasil pencapaian program Kesehatan Lingkungan yang
dievaluasi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Periode Januari –
Juni 2018, program-program yang tidak memenuhi standar yaitu kurang dan lebih
dari target yang selanjutnya akan dilakukan evaluasi. Program dievaluasi karena
adanya masalah pada program tersebut yaitu belum mencapai atau melampaui
target yang sudah ditetapkan, adanya kemudahan dalam mengakses data serta

27
pencatatan dan pelaporan yang lengkap. Adapun identifikasi masalah yang
didapatkan antara lain:
1. Cakupan kegiatan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar Periode Januari – Juni 2018 adalah sebesar 82,19 %.
2. Cakupan program inspeksi sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU) di
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar Periode Januari – Juni 2018 adalah
sebesar 7,27 %.
3. Cakupan program Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar Periode Januari – Juni 2018 adalah sebesar 4 %.
4. Cakupan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) se-Kecamatan Sawah
Besar Periode Januari – Juni 2018 adalah sebesar 0%.

1.7. Rumusan Masalah


Setelah identifikasi masalah dari program-program tersebut pada Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar Periode Januari – Mei 2018 terdapat beberapa poin yang
menjadi masalah. Kemudian dilakukan perhitungan dan pembandingan nilai
kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi
(observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik
sehinggga yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari cakupan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar adalah sebagai berikut:
1. Cakupan kegiatan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar Periode Januari – Juni 2018 adalah sebesar 82,19 %, dibawah
target yaitu 95 %.
2. Cakupan program inspeksi sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU) di
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar Periode Januari – Juni 2018 adalah
sebesar 7,27 %, dibawah target yaitu 30 %.
3. Cakupan program Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar Periode Januari – Juni 2018 adalah sebesar 4 %,
dibawah target yaitu 15 %

28
4. Cakupan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) se-Kecamatan Sawah
Besar Periode Januari – Juni 2018 adalah sebesar 0%, dibawah target yaitu
100 %.

29

Anda mungkin juga menyukai