Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

INDUKSI PERSALINAN
Disusun Oleh:
Kinanthi S. Pangestuningtyas (1102014145)

Dosen Pembimbing:
dr. Reino Rambey, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RS BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
DEFINISI PERSALINAN

Rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil


konsepsi oleh ibu
DEFINISI INDUKSI PERSALINAN
Induksi -> stimulasi kontraksi

Induksi Persalinan-> upaya menstimulasi uterus untuk


memulai terjadinya persalinan

Berbeda dengan,
akselerasi persalinan -> Upaya meningkatkan
frekuensi, lama dan kekuatan kontraksi uterus dalam
persalinan sehingga proses persalinan lebih cepat.
TUJUAN

 Mengantisipasi hasil yang berlainan sehubungan dengan


kelanjutan kehamilan
 Untuk menimbulkan aktifitas uterus yang cukup untuk
perubahan serviks dan penurunan janin tanpa
meyebabkan hiperstimulasi uterus atau komplikasi janin
 Agar terjadi pengalaman melahirkan yang alami dan
seaman mungkin dan memaksimalkan kepuasan ibu
INDIKASI
INDUKSI PERSALINAN
Indikasi Indikasi
Ibu Janin

Kehamilan Kehamilan lewat


Hipertensi bulan

Kehamilan diabetes
KPD
melitus

Perdarahan
antepartum tanpa
kontraindikasi PJT
persalinan
Syarat Induksi Persalinan

 Sebaiknya serviks uteri sudah matang, yakni serviks


sudah mendatar dan menipis dan sudah dapat dilalui
oleh sedikitnya 1 jari, serta sumbu serviks mengarah ke
depan.
 Tidak ada disproporsi sefalopelvik (CPD).
 Tidak terdapat kelainan letak janin yang tidak dapat
dibetulkan.
 Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun ke dalam
rongga panggul.
TAHAPAN INDUKSI/AKSELERASI PERSALINAN

 Penilaian kembali kondisi ibu dan janin


 SKOR BISHOP

Yang Dinilai Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3

Pembukaan Tidak ada 1-2 cm 3 – 4 cm Lebih dari 5

Panjang > 4 cm 3 – 4 cm 1 – 2 cm < 1 cm


servik/efface
ment
Konsistensi Kenyal Rata-rata Lunak Lunak

Posisi Posterior Tengah Anterior Anterior

Penurunan -3 -2 -1 +1,+2
Kepala (4/5) (3/5) (2/5) (1/5)
Nilai • kondisi serviks baik
• persalinan biasanya berhasil diinduksi
skor ≥ 5 dengan hanya menggunakan induksi

Nilai • kondisi serviks tidak baik


• matangkan serviks terlebih dahulu
skor ≤ 5 sebelum melakukan induksi
Nilai • kondisi serviks baik
• persalinan biasanya berhasil diinduksi
skor ≥ 5 dengan hanya menggunakan induksi

Nilai • kondisi serviks tidak baik


• matangkan serviks terlebih dahulu
skor ≤ 5 sebelum melakukan induksi
KONTRA INDIKASI
INDUKSI PERSALINAN
• riwayat trauma pada uterus
• abnormalitas dari uterus, vagina
atau panggul
• adanya plasenta previa atau
dugaan obrupsio placenta
Faktor Ibu
• adanya herpes type II dalam
traktus genetalis
• grandemultipara
• overdistensi dari uterus
• adanya carcinoma servikal.

• kelainan letak janin (lintang atau


bokong)
faktor janin
• berat badan bayi
• adanya fetal distress
Metode Induksi Persalinan

• Prostaglandin E2
Farmakologis • Prostaglandin E1
• Oksitosin

• Amniotomi
• Dilator servis
Mekanis higroskopis
• Stripping membranes
• Catheter Foley
FARMAKOLOGIS
PENGGUNAAN PROSTAGLANDIN E2

• Dosis : prostaglandin E2 bentuk pessarium 3 mg atau gel


2-3 mg ditempatkan pada froniks posterior vagina
• Pemberian diulang setiap 6 jam jika his masih belum baik

• Pemberian dihentikan jika :


▫ Ketuban sudah pecah
▫ Serviks sudah matang
▫ Pemakaian prostaglandin sudah 24 jam
FARMAKOLOGIS
PENGGUNAAN PROSTAGLANDIN E1

• Misoprostol (Prostaglandin E1)


• Hanya pada kasus tertentu mengingat efeknya yang sangat kuat
(risiko ruptur uteri)
• Misalnya pada kasus : PEB/EKLAMPSI , serviks belum matang, SC
tidak bisa dilakukan atau bayi tertalu prematur untuk bisa hidup
• Atau bisa juga dilakukan pada kasus :
• IUFD yang lebih dari 4 minggu dan sudah ada tanda gangguan
pembekuan darah
Dosis Misoprostol :
• Contoh : citotek, Gastrul 200 mcg
• Tablet 25 mcg diletakkan di forniks posterior vagina dan jika tidak ada
his dapat diulangi 6 jam kemudian dengan dosis 25 mcg
• Jika setelah 6 jam kemudian tidak ada reaksi naikkan dosis 50 mcg
untukk pemberian misoprostol berikutnya
• Jumlah misoprostol yang diberikan jangan lebih dari 200 mcg

Perlu diperhatikan:
• Oksitoksin tidak diberikan 8 jam setelh pemberian misoprostol
• Pantau kondisi ibudan janin , terutama his dan DJJ
• Hati-hati terjadi ruptur uteri
FARMAKOLOGIS
PEMBERIAN OKSTITOKSIN
• Cara dan Dosis Oksitoksin
• Oksitoksin di drip dalam NaCL atau RL
• Mulai dengan 2,5UI dalam 500 cc, tetesan mulai dengan 10 tts/m dan
naikkan tiap 30 menit sampai kontraksi baik (3 x/ 10 m/ 40 dtk) dan
pertahankan sampai terjadi persalinan
• Jika his belum baik sampai tetesan ke 60, tingkatkan pemberian
oktitoksi menjadi 5 UI/500 cc
• Mulai dengan tetesan 30 dan tingkatkan 10 tts tiap 30 menit

Yang harus diperhatikan ;


Pemantaun kondisi ibu dan janin dengan menggunakan partograf
Baringkan ibu dengan posisi miring kiri
Jangan meninggalkan ibu yang dipasang infus dengna oksitoksin
Lanjutan……..
Jika tetap tidak ada kemajuan his sampai dengan tetesan ke-
60, maka :
• Pada multi dianggap gagal dan lakukan SC
• Pada primi dapat dinaikkan :
• Tingkatkan pemberian oktitoksin menjadi 10
UI/500 cc
• Mulai dengan tetesan 30 dan tingkatkan 10 tts tiap
30 menit
• Jika tetap tidak adekuat hisnya setelah tetesan ke-60,
lakukan SC
MEKANIS
DILATOR HIGROSKOPIK

Dilatasi serviks dapat juga di


timbulkan menggunakan dilator
serviks osmotic higroskopik. Teknik
yang dilakukan yakni dengan batang Saat ini alat ini juga
laminaria dan pada keadaan digunakan untuk
dimana serviks masih belum pematangan serviks
membuka. sebelum induksi
persalinan. Pemasangan
laminaria dalam kanalis
servikalis dan dibiarkan
selama 12-18 jam,
kemudian jika perlu
dilanjutkan dengan infus
oksitosin
MEKANIS
KATETER FOLEY
Cara melakukan :
• Pasang spekulum di vagina
• Masukkan foley catater ke
dalam vagina, masukkan
perlahan-lahan ke dalam
serviks, sampai melewati
ostium uteri internum
• Isi balon kateter dengan 10
cc aquadest
• Gulung sisa kateter dan
letakkan ke dalam vagina
• Diamkan sampai timbul
kontraksi atau maks 12 jam
• Kempiskan balon kateter
sebelum mengeluarkan
kateter, kemudian lanjutkan
dengan infus oksitoksin
MEKANIS
STRIPPING OF MEMBRANES
Risiko dari teknik ini
meliputi infeksi,
perdarahan, dan pecah
Melucuti atau menyisir selaput ketuban spontan serta
ketuban merupakan praktik ketidaknyamanan
relative yang sering dilakukan. pasien.
Pelucutan dilakukan dengan
memasukkan telunjuk sejauh
mungkin melalui os internal dan
membuat putaran dua kali sebesar
360 derajat untuk memisahkan
selaput ketuban dari segmen
bawah uterus.
MEKANIS
AMNIOTOMI

Tindakan untuk membuka


selaput amnion dengan
jalanmembuat robekan kecil
yang kemudian akan
melebar secaraspontan akibat
gaya berat cairan dan adanya
tekanan di dalamrongga
amnion->
dilakukan pada saat
pembukaan lengkapatau
hampir lengkap

Anda mungkin juga menyukai