DENGAN METODE
POTENSIOMETRI
TUJUAN
Pada titrasi asam kuat dan basa kuat digunakan larutan NaOH 0.1 N sebagai titran dan larutan HCl 0.1 N sebagi titratnya.Pada
percobaan digunakan NaOH 0.1 N sebagai larutan standarnya. Pertama tama diencerkan 25 mL larutan HCl 0.1 N kedalam labu
ukur 100 mL,kemudian dimasukkan erlenmeyer sebanyak 50 mL dan ditambah dengan indikator PP. Fungsi penambahan
indikator PP yaitu untuk mengetahui tiik ekuivalen titrasi ditandai dengan perubahan warn larutan. Larutan kemudian dititrasi
dengan NaOH 0.1 N sampai terjadi perubahan warna sampai warna ungu dan diulang sebanyak 3 kali titrasi. Pada volume NaOH
10.6 mL dan 11 mL telah tercapai titik ekuivalen dengan terjadina perubahan warna menjadi warna merah muda. Perubahan
warna terjadi karena adanya peningkatan pH karena penambahan basa dalam larutan.
Pada percobaan titrasi asam kuat dan basa kuat secara potensiometri dilakukan dengan mengkalibrasi pH meter
dahulu dengan larutan buffer standar dengan pH 4,7 dan 10 untuk menjaga pengukuran tetap akurat.Titik ekuivalen terjadi saat
terjadi lonjakan potensial atau pH terhadap penambahan titran. HCl ditambah NaOH o.1 N dalam seling volume 1 mL sampai
titik kesetaraan hampir tercapai.
Lalu penambahan titran dengan selang volume 0.1 mL sampai titik kesetaraan terlewati. Dalam
percobaan terjadi lonjakan potensial atau pH pada saat volume NaOH 10.3 mL. Setelah itu kurva titrasi dapat
dibuat melalui kurva pH vs voume NaOH pada kurva tersebut diketahui titik akhir titrasi terjadi pada volume NaOH
10.2 mL dan pH 7.3. Pada kurva turunan pertama volume rata rata NaOH vs ∆pH/∆V titik akhir titrasi terjadi pada
Vrata rata 10.25 mL dan ∆pH/∆V = 24.Pada kurva turunan kedua yaitu Vrata rata vs ∆2 pH/ ∆v2 titik akhir titrasi
terjadi pada Vrata rata 10.2 mL dan ∆2 pH/ ∆v2 = 30.
Pada kurva dapat dilihat bahwa semakin banyak volume larutan NaOH yang ditambahkan dalam larutan
HCl, pH larutan menjadi semakn turu (basa). Karena semakin banyak NaOH yang ditambahkan, semakin sedikit ion
ion hidrogen yang terdapat dalam lrutan HCl, kaena ion hidrogen bereaksi dengan ion hidroksida (OH-) dan
membentuk air. Semakin sedikit ion hidrogen maka niai pHnya meningkat.
Dari hasil analisis berdasarkan titrasi dengan indikator PP didapatkan 10.8 mL volume NaOH yang
dititrasi. Sedangkan berdasarkan titrasi potensiometri titik akhir tirasi antara HCl 0.1 dan NaOH 0.1 didapatkan 10.2
mL volume NaOH.
HASIL Tabel NaOH vs pH
v pH
0 1,8
5 2
6 2
7 2,2
8 2,3
9 2,6
9,5 2,8 Volume NaOH vs pH
10 3,7 14
10,1 5,4
12
10,2 7,5
10,3 9,9 10
10,4 10,4
8
10,5 10,6
pH
10,6 10,8 6
10,7 10,9 4
10,8 11
2
10,9 11,1
11 11,2 0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
12 11,5
V NaOH
13 11,7
14 11,8
HASIL Turunan Pertama NaOH vs Δph/Δv
Δph/Δv v̄
- -
0,04 2,5
0 5,5
0,2 6,5
0,1 7,5
0,3 8,5
0,4 9,25
1,8 9,75 v̄ vs Δph/Δv
17 10,05
30
21 10,15
24 10,25 25
5 10,35
20
2 10,45
Δph/Δv
2 10,55 15
1 10,65
10
1 10,75
1 10,85 5
1 10,95
0
0,3 11,5 0 2 4 6 8 10 12 14 16
0,2 12,5 v̄
0,1 13,5
HASIL Turunan Kedua Volume NaOH vs Δ²pH/ΔV²
v̄̄ Δ²pH/ΔV²
- -
- -
4 -0,013333333
6 0,2
7 -0,1
8 0,2
8,875 0,133333333
9,5 2,8
9,9 50,66666667
10,1 40
10,2 30
10,3 -190
10,4 -30
10,5 1,77636E-13
10,6 -10
10,7 -1,77636E-13
10,8 1,77636E-13
10,9 0
11,225 -1,272727273
12 -0,1
13 -0,1
1. Titik ekuivalen titrasi asam kuat dan basa kuat
dengan indikator PP terjadi saat penambahan
10.8 mL NaOH