Anda di halaman 1dari 9

“Nilai – Nilai Pancasila Sila Ke- 2”

KELOMPOK 2:
Diusulkan oleh:
Adfiny Okty Wimadani 16612125
Fadhilah R Amalia 16612120
Nurfitri Avdyta R 16612122
Evita Kesuma 16612100
Chichi Amne Utami 16612123
Endrati Dyah Rizky 16612130
Irwansyah 16612136
Erika Yuanita

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


YOGYAKARTA
2016
Sejarah Proses Perumusan Pancasila

Menjelang tahun 1945, Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya,


Jepang banyak menggunakan cara untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa
Indonesia dengan membuat suatu janji bahwa jepang akan memberikan
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang diucapkan oleh Perdana
Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944.

Pembentukan BPUPKI

Jepang meyakinkan akan janjinya terhadap bangsa Indonesia untuk dimerdekakan


dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang BPUPKI berarti Dokuritsji Junbi
Cosakai. Jenderal Kumakichi Harada, merupakan komandan pasukan jepang di
jawa dan mengumumkan pembentukan BPUPKI lalu pada tanggal 28 April 1945
diumumkan pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara peresmiannya di gelar
Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang, Gedung Departemen Luar
Negeri).
BPUPKI beranggotakan 67 orang, termasuk 7 orang Jepang dan 4 orang Cina dan
Arab. Jabatan Ketua BPUPKI adalah Radjiman Wedyodiningrat, Wakil ketua
BPUPKI adalah Icibangase (Jepang), dan sebagai sekretarisnya adalah R.P.
Soeroso.

A. Sejarah Proses Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945) dan
Usulan-Usulan Rumusan Pancasila
Setelah terbentuk BPUPKI segera mengadakan persidangan. Masa persidangan
BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945. Di masa
persidangan, BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka.
Di persidangan BPUPKI yang pertama, terdapat berbagai pendapat mengenai
dasar negara yang dipakai di Indonesia. Pendapat-pendapat rumusan dasar negara
Indonesia disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir.
Soekarno

a. Mr. Mohammad Yamin


Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya mengenai dasar negara
Indonesia merdeka yang dihadapan sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945.
Pemikirannya Mr. Mohammad Yamin diberi judul "Asas dan Dasar Negara
Kebangsaan Republik Indonesia". Usulan rumusan dasar negara Mr. Mohammad
Yamin yang intinya adalah sebagai berikut..
1). Peri kebangsaan
2). Peri kemanusiaan
3). Peri ketuhanan
4). Peri kerakyatan
5). Kesejahteraan rakyat
b. Mr. Supomo
Mr. Supomo mengemukakan usulan rumusan dasar negara di sidang BPUPKI
tanggal 31 Mei 1945, dari pemikiran tersebut merupakan penjelasan masalah-
masalah mengenai hubungan dasar negara Indonesia dimana negara dibentuk
hendaklah integralistik berdasarkan pada hal-hal berikut...
1). Persatuan
2). Kekeluargaan
3). Keseimbangan lahir dan batin
4). Musyawarah
5). Keadilan sosial

c. Ir. Soekarno
Tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mendapat kesempatan untuk menyampaikan
pendapat mengenai rumusan dasar negara Indonesia. Usulan rumusan dasar
negara Ir. Soekarno terdiri atas lima asas antara lain sebagai berikut...
1). Kebangsaan Indonesia
2). Internasionalismee atau perikemanusiaan
3). Mufakat atau demokrasi
4). Kesejahteraan sosial
5). Ketuhanan Yang Maha Esa

B. Sejarah Proses Persidangan Kedua BPUPKI (10-16 Juli 1945)


Persidangan pertama BPUPKI berakhir, namun rumusan dasar negara Indonesia
untuk merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu
bulan penuh. Maka dari itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara
yang anggota terdiri dari sembilan orang yang disebut dengan Panitia Sembilan.
Tugas Panitia Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi mengenai
pembentukan dasar negara Indonesia. Anggota Panitia Sembilan terdiri dari Ir.
Soekarno (ketua), Abdulkahar Muzakir, Drs. Moh. Hatta, K.H. Abdul Wachid
Hasyim, Mr.Moh. Yamin, H. Agus Salim, Ahmad Subardjo, Abikusno
Cokrosuryo, dan A.A. Maramis.

Kerja keras dan cerdas dari Panitia Sembilan membuahkan hasil di tahun 22 Juni
1945 yang berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Rumusan
itu oleh Mr. Moh. Yamin yang diberi nama "Piagam Jakarta atau Jakarta Charter".
D. Piagam Jakarta

E. Pembentukan Panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan di Jepang. Untuk menindaklanjuti
hasil kerja dari BPUPKI, maka jepang membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Lembaga tersebut dalam bahasa Jepang disebut
dengan Dokuritsi Junbi Inkai. Anggota PPKI terdiri dari 21 orang untuk seluruh
masyarakat Indonesia, 12 orang wakil dari jawa, 3 wakil dari sumatera, 2 orang
wakil sulawesi, dan seorang wakil Sunda Kecil, Maluku serta penduduk cina.
Tanggal 18 Agustus 1945, ketua PPKI menambah 6 anggota lagi sehingga
anggota PPKI berjumlah 27 orang.

F. Rumusan Akhir Yang Ditetapkan Tanggal 18 Agustus1945 dalam sidang PPKI


adalah sebagai berikut...
1.Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaran/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Tugas Pendidikan Pancasila

Ilmu Kimia (C) 2016

Kelompok 2

Penjelasan Tentang Pancasila Sila kedua

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

 Makna Sila Kedua dalam Pancasila:


o Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak
masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang
sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-
hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk
menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak
adil dan beradap terhadapnya.

 Kandungan Sila Kedua pada Pancasila:


o Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
o Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
o Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
o Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
o Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
o Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
o Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
o Berani membela kebenaran dan keadilan.
o Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
o Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.

 Inti Isi Sila Kedua dalam Pancasila:


o Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
o Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
o Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
o Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
o Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
o Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
o Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
o Berani membela kebenaran dan keadilan.
o Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
o Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa inti isi dari
Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu mengajak
masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai
sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan
kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi
martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap
terhadapnya.
 Nilai – Nilai yang Terkandung dalam Sila Kedua Pancasila:

Sila kedua mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia diakui dan


diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya selaku makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, sama hak dan kewajibannya, tanpa
membeda-bedakan agama, suku ras, dan keturunan.

Dengan demikian, pada sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab” terkandung
nilai-nilai sebagai berikut:

o Pengakuan terhadap adanya harkat dan martabat manusia.


o Pengakuan terhadap keberadaan manusia sebagai makhluk yang
paling mulia diciptakan Tuhan.
o Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan harus mendapat perlakuan
yang adil terhadap sesama manusia.
o Mengembangkan sikap tenggang rasa agar tidak berbuat semena-
mena terhadap orang lain.

 Etika Politik Kenegaraan:

Dalam kedudukannya sebagai etika politik kenegaraan, ditegaskan bahwa


sila kedua, mewajibkan:

o Negara untuk mengakui dan memperlakukan semua warga sebagai


manusia yang dikaruniai martabat mulia dan hak-hak serta
kewajiban kewajiban asasi.

o Semua bangsa sebagai warga dunia bersama-sama membangun di


dunia baru yang lebih baik berdasar kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
 Butir – Butir Pengamalan Pancasila:

kelima asas dalam Pancasila dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan sebagai


pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Ini ditetapkan dalam Ketetapan
MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa.

Pengamalan Sila Kedua:

o Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan


kewajiban antara sesama manusia.
o Saling mencintai sesama manusia.
o Mengembangkan sikap tenggang rasa.
o Tidak semena-mena terhadap orang lain.
o Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
o Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
o Berani membela kebenaran dan keadilan.
o Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
 Penerapan Sila Kedua dalam Pancasila:

Penerapan Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” yang


dilambangkan dengan RANTAI EMAS adalah:

o Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan


kewajiban antara sesama manusia.
o Saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap tenggang rasa.
o Tidak semena-mena terhadap orang lain.
o Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
o Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
o Berani membela kebenaran dan keadilan.
o DAFTAR PUSTAKA

http://syuekri.blogspot.com/2012/10/hubungan-pancasila-dengan-uud-1945.html
http://buhartini.wordpress.com/2012/10/16/nilai-nilai-dasar-pancasila/

Anda mungkin juga menyukai