Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

SMALL GROUP DISCUSSION


BLOK NEUROMUSKULOSKELETAL I

NAMA : M Yayan Abdullah

NIM : 020.06.0047

KELAS :B

Kelompok : SGD 11

Dosen : dr. Fahriana Azmi, M. Biomed.

Blok : Neuromuskuloskeletal I

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2021







KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya dan
dengan kemampuan yang kami miliki, penyusunan makalah SGD (Small Group Discussion) LBM 1
yang berjudul ‘kesadaran’ dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini membahas mengenai hasil SGD lembar belajar mahasiswa (LBM) 1 yang
berjudul ‘kesadaran’ meliputi seven jumps step yang dibagi menjadi dua sesi diskusi. Penyusunan
makalah ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Fahriana Azmi, M. Biomed. sebagai dosen fasilitator SGD 11 yang senantiasa
memberikan saran serta bimbingan dalam pelaksanaan SGD.

2. Sumber literatur dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi kami dalam berdiskusi.

3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi.

Mengingat pengetahuan dan pengalaman kami yang terbatas untuk menyusun makalah ini, maka
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 11 April 2021

Penyusun



DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... .2

DAFTAR ISI ....................................................................................................................3


BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................... 4
1.1 Skenario .....................................................................................................................4
Deskripsi Masalah .................................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................5

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................. 14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 14


DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Skenario

KESADARAN

Seorang mahasiswa FK UNIZAR diajak menjenguk teman ayahnya di RS yang sedang tidak
sadar. Dokter yang merawat mengatakan penyebab tidak sadar adalah adanya perdarahan di otak.
Seminggu kemudian, dia diajak menjenguk lagi dan kondisi teman ayahnya sekarang sudah sadar,
tapi dikatakan sering lupa. Melihat hal ini, mahasiswa tersebut bertekad untuk mempelajari tentang
kesadaran, vaskularisasi dan fungsi otak.

1.2. Deskripsi masalah

Dari skenario di atas ada sebuah kasus seseorang yang tidak sadarkan diri yang di sebabkan
oleh pendarahan di otak. Namun setelah pasien tersebut tersadar dia sering mengalami lupa atau
gangguan dalam mengingat, hal tersebeut pastinya sangat mengganggu bagi pasien tersebut. Hal
tersebut tentunya berkaitan dengan vaskularisasi otak dan tentunya berhubungan dengan kesadaran.
Karena kesadaran seseorang di atur oleh otak.


BAB II

PEMBAHASAN

Anatomi Dan Fisiologi

Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf
pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan. Sistem atau susunan saraf
merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling
kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan
pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf).

Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga tahap. Suatu
stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik akan menginduksi
pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat (SSP) (impuls afferent), terjadi
proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai hasil
pengolahan, SSP membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan
mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus.

Pada gambar di atas di sebutkan bahwa sistem saraf terbagi atas dua yaitu secara anatomis
dan secara fisiologis. Secara anatomis di bagi lagi menjadi dua bagian yaitu sistem saraf tepi(PNS)
dan sistem saraf pusat(CNS). Pada sistem saraf pusat terbagi menjadi otak/brain dan spinal cord/
medula spinalis.

1. Sistem Saraf Pusat





Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis, yang merupakan pusat
integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Bagian fungsional pada susunan saraf pusat adalah
neuron akson sebagai penghubung dan transmisi elektrik antar neuron, serta dikelilingi oleh sel glia
yang menunjang secara mekanik dan metabolik (Bahrudin, 2013).

A. Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga tengkorak. Bagian utama otak adalah otak besar
(cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah. Otak besar merupakan pusat pengendali
kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan
kiri. Tiap belahan tersebut terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal.
Sedangkan disenfalon adalah bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus, hipotalamus, dan
epitalamus. Otak belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu metensefalon dan
mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan cereblum. Sedangkan
mielensefalon akan menjadi medulla oblongata. Otak tengah/ sistem limbic terdiri dari hipokampus,
hipotalamus, dan amigdala.

Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan serebrospinalis. Cairan
cerebrospinalis ini mengelilingi ruang sub araknoid disekitar otak dan medula spinalis. Cairan ini
juga mengisi ventrikel otak. Cairan ini menyerupai plasma darah dan cairan interstisial dan
dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel epindemal yang mengelilingi pembuluh darah
serebral dan melapisi kanal sentral medula spinalis. Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan untuk
pemeriksaan lunak otak dan medula spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan
zat buangan antara darah dan otak serta medula spinalis.


B. Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas
tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi
menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna putih (white area) dan lapisan dalam berwarna kelabu
(grey area) (Chamidah, 2013). Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam
mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik
dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta
sebagai pusat pengatur gerak refleks.

Perbedaan Sistem Saraf Pusat Dan Sistem Saraf Tepi

Komponen utama keduanya berbeda. Saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis.
Sementara pada saraf tepi komponennya adalah ganglia, serabut saraf serta ujung saraf. Selubung
sel kedua jenis saraf ini juga berbeda. Pada saraf pusat selubungnya adalah oligodendrosit
sementara saraf tepi adalah sel schwan

Sistem pada saraf perifer ini terdiri atas saraf otonom juga saraf somatik. Sementara pada
saraf pusat terdiri atas otak dan juga sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi mengelola
informasi yang sifatnya sadar sementara sistem saraf pusat mengelola informasi yang sifatnya
refleks. Kerusakan pada saraf tepi hanya berakbat lokal sementara pada saraf pusat berakibat global
pada tubuh.


Vasikularisasi Otak

Pengaliran darah ke otak dilakukan oleh dua pembuluh arteri utama yaitu oleh sepasang
arteri karotis interna dan sepasang arteri vertebralis. Keempat arteri ini terletak didalam ruang
subarkhonoid dan cabang- cabangnya ber anastomosis pada permukaan inferior otak untuk
membentuk circulus willisi. Arteri carotis interna, arteri basilaris, arteri cerebri anterior,arteri
communicans anterior, arteri cerebri posterior da communicans posterior dan arteria basilaris ikut
membentuk sirkulus ini
Otak manusia merupakan organ yang paling aktif metabolismenya. Meskipun beratnya
hanya 2% dari berat badan, tetapi otak menerima 17% curah jantung dan memakai 20% oksigen
yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk metabolismenya. Sirkulasi utama tersebut adalah (1)
sirkulasi arteri serebri anterior yang memberikan suplai pada sebagian besar kortex serebri dan
massa putih sub kortikal, ganglis basalis dan kapsula interna. (2) sirkulasi arteri serebri posterior
memebrikan suplai ke korteks oksipital serebri, lobus temporalis medialis, thalamus, dan bagian
rostral dari mesensefalon (otak tengah).


Impuls
Neuron merupakan elemen dasar yang berkaitan dengan proses penyaluran sinyal di dalam
tubuh. Suatu neuron terdiri atas badan sel atau disebut dengan soma, dendrit dan serabut saraf yang
disebut dengan akson. Dendrit merupakan suatu struktur terspesialisasi yang merupakan bagian dari
badan sel. Akson dari suatu neuron biasanya akan berakhir dan membentuk suatu sinaps dengan
badan sel ataupun dendrit dari neuron lainnya. Akson terhubung dengan sel neuron lain pada
terminal pre-sinaps. Terdapat celah sinaps yang memisahkan terminap pre- sinaps dengan badan sel
atau dendrit dari neuron lainnya dalam kaskade pesinyalan impuls saraf. Transmisi impuls antara
neuron satu dengan neuron lainnya pada sinaps dimediasi oleh pelepasan suatu mediator kimiawi
yaitu suatu neurotransmiter seperti glutamat atau γ-aminobutyric acid (GABA) yang dilepaskan dari
terminal pre-sinaps. Membran pada neuron post-sinaps memiliki reseptor tempat terikatnya
neurotransmiter yang dilepas dari terminal pre-sinaps, dimana selanjutnya impuls saraf selanjutnya
akan diteruskan oleh neuron.

Impuls saraf akan melewati membran sel saraf sebagai suatu potensial aksi. Proses ini
difasilitasi oleh adanya reseptor yang terdapat pada membran sel saraf. Dengan demikian, jika
aksoplasma (sitoplasma dari akson) dihilangkan maka hal ini tidak akan mengganggu proses
konduksi impuls saraf. Serabut saraf mendapatkan sumber nutrisinya dari badan sel. Sehingga, jika
serabut saraf ini dirusak maka serabut saraf di bagian perifer akan mengalami degenerasi yang
dikenal dengan degenerasi Wallerian. Akson-akson pada saraf tepi atau saraf perifer memiliki


kemampuan untuk regenerasi, begitu pula selubung mielinnya. Akan tetapi, kemampuan regenerasi
ini tidak dimiliki oleh sel saraf di otak serta di medula spinalis. Saat ini, banyak studi sedang
dilakukan untuk mempelajari tentang kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan proses regenrasi
saraf pusat khususnya pada kasus-kasus injuri saraf pusat.

Bagian Otak dan Fungsinya


Otak memiliki 3 bagian utama, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan
batang otak (brainstem). Berikut ini penjelasannya:
Otak besar (cerebrum)
Cerebrum merupakan bagian terbesar dari otak. Cerebrum terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
otak kanan dan otak kiri. Belahan otak kanan berfungsi untuk mengontrol pergerakan di sisi kiri
tubuh dan belahan otak kiri mengontrol gerakan di sisi kanan tubuh.
Permukaan luar cerebrum disebut cerebral cortex. Bagian ini merupakan area otak di mana sel saraf
membuat koneksi yang disebut sinaps. Sinaps merupakan sistem saraf yang mengendalikan
aktivitas otak.


Sementara bagian dalam cerebrum mengandung sel-sel saraf berselubung (mielin) yang
berperan dalam menyampaikan informasi antara otak dan saraf tulang belakang. Otak besar dibagi
lagi menjadi 4 bagian, yaitu:
• Lobus frontal (bagian depan) yang mengendalikan gerakan, ucapan, perilaku, memori, emosi,
dan kepribadian. Bagian otak ini juga berperan dalam fungsi intelektual, seperti proses
berpikir, penalaran, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan perencanaan.
• Lobus parietal (atas) yang mengendalikan sensasi, seperti sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu.
Lobus ini juga mengendalikan orientasi spasial atau pemahaman tentang ukuran, bentuk, dan
arah.
• Lobus temporal (samping) yang mengendalikan indra pendengaran, ingatan, dan emosi.
Lobus temporal kiri juga berperan dalam fungsi bicara.
• Lobus oksipital (belakang) yang mengendalikan fungsi penglihatan.
Otak kecil (cerebellum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar pada bagian belakang otak, tepatnya di bawah lobus
oksipital. Sama seperti otak besar, otak kecil juga memiliki 2 belahan.
Otak kecil bertanggung jawab dalam mengendalikan gerakan, menjaga keseimbangan, serta
mengatur posisi dan koordinasi gerakan tubuh. Bagian otak ini juga berperan dalam mengendalikan
gerakan halus, seperti menulis dan melukis.
Batang otak (brainstem)
Batang otak adalah seikat jaringan saraf di dasar otak. Fungsinya sebagai stasiun pemancar
yang menghubungkan otak besar ke saraf tulang belakang, serta mengirim dan menerima pesan
antara berbagai bagian tubuh dan otak.
Batang otak terdiri dari 3 struktur utama, yakni otak tengah, pons, dan medulla oblongata.
Otak tengah adalah pusat pengatur gerakan otot mata, sedangkan pons terlibat dalam koordinasi
gerakan mata dan otot wajah, pendengaran, dan keseimbangan.
Bagian Penting Otak Lainnya
Selain ketiga struktur utama di atas, terdapat bagian-bagian otak lainnya yang tidak kalah penting,
yaitu:
1. Cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal berwarna bening dan jernih yang mengelilingi dan melindungi otak
serta saraf tulang belakang. Selain untuk melindungi otak dan saraf tulang belakang, cairan ini juga
berfungsi untuk membawa nutrisi melalui darah ke otak, serta menghilangkan produk limbah atau





sisa metabolisme dari otak. Cairan serebrospinal dihasilkan di bagian ventrikel otak. Banyaknya
jumlah cairan ini dikendalikan oleh jaringan otak.
2. Meninges
Meninges adalah lapisan atau membran tipis yang berfungsi menutupi dan melindungi otak
dan saraf tulang belakang. Ada 3 lapisan meninges, yaitu dura mater (lapisan luar paling tebal),
lapisan arachnoid (membran tengah dan tipis), dan pia mater (lapisan dalam).
3. Corpus Callosum
Corpus Callosum adalah seikat serabut saraf yang terdapat di antara belahan otak kiri dan kanan.
Serabut saraf ini menghubungkan dan memungkinkan komunikasi antara kedua belahan otak
tersebut.
4. Talamus
Bagian ini merupakan struktur dari otak tengah yang memiliki 2 lobus (bagian). Talamus
bertindak sebagai pemancar untuk hampir semua informasi yang datang dan berjalan di antara otak
dan seluruh sistem saraf di tubuh.
5. Hipotalamus
Hipotalamus adalah struktur kecil yang berada di tengah otak, tepatnya di bawah talamus.
Fungsinya untuk mengendalikan suhu tubuh, sistem reproduksi, tekanan darah, emosi, nafsu makan,
pola tidur, dan produksi hormon.
6. Kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis)
Kelenjar hipofisis atau pituitari adalah organ kecil seukuran kacang polong yang terletak di
dasar otak. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon yang berfungsi untuk mengatur dan
merangsang kelenjar lain di tubuh untuk bekerja. Contoh kelenjar yang diatur oeh hipofisis ini
adalah kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal.
Hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis prolaktin, oksitosin, LH, FSH, TSH,
antidiuretik, adrekortikotropin, dan hormon pertumbuhan.
7. Ventrikel
Ventrikel adalah ruangan berisi cairan di dalam otak. Ada 4 ventrikel otak, yakni 2 ventrikel
samping di belahan otak besar, di tengah otak, dan di belakang otak. Ventrikel saling terhubung satu
sama lain oleh serangkaian tabung. Cairan di dalam ventrikel inilah yang disebut cairan
serebrospinal.
8. Kelenjar pineal





Kelenjar pineal adalah kelenjar kecil yang berada di ventrikel otak. Kelenjar ini berperan
dalam perkembangan sistem reproduksi dan menghasilkan hormon melatonin yang memengaruhi
pola tidur sehari-hari.
Namun, di luar manfaat tersebut, fungsi kelenjar ini belum diketahui secara menyeluruh dan masih
diteliti lebih lanjut.
9. Saraf kranial
Terdapat 12 pasang saraf kranial dengan fungsi spesifik di area kepala dan leher. Satu
pasang saraf kranial pertama berada di otak besar, sedangkan 11 pasang lainnya ada di batang otak.
Fungsi saraf kranial antara lain mengendalikan pergerakan mata dan otot wajah, memengaruhi indra
perasa dan pendengaran, menjaga keseimbangan tubuh, dan mengendalikan otot-otot dan kinerja
organ di dalam tubuh.
10. Sistem limbik
Sistem ini berperan dalam mengendalikan amarah dan rasa takut serta memengaruhi daya
ingat.
Karena rumit dan canggihnya fungsi otak, hingga saat ini kemampuan dan fungsi otak belum
diketahui sepenuhnya. Itulah alasannya mengapa masih banyak penelitian yang dilakukan untuk
mengenal lebih lanjut fungsi dari setiap bagian otak.
Fungsi Luhur
Adalah semua aktifitas manusia yang sesuai dengan etika yang berguna bagi masyarakat,
segala fungsi dari dari bagian otak yang berintegerasi untuk membuat sebuah tindakan, misalnya
dari lobus oksipital
Fungsi kortikal luhur (FKL) atau fungsi luhur merupakan sifat khas manusia, yang
merupakan suatu kesatuan fungsi otak tingkat tinggi yang membedakan manusia dengan hewan.
FKL mencakup fungsi-fungsi memori, orientasi, konsentrasi, bahasa, kemampuan melaksanakan
perintah (praxis), dan kemampuan rekognisi stimulus (gnosia). Salah satu instrumen untuk menilai
fungsi kortikal luhur adalah dengan perangkat Mini Mental State Examination (MMSE).





BAB III
PENUTUP

Stimulus yang diterima tubuh kita akan diteruskan ke sistem saraf pusat melalui sistem saraf

sensorik dan sumsum tulang belakang, kemudian ke batang otak, dan impuls dari serabut retikuler
transversal akan dikirim ke hipotalamus. Di hipotalamus inilah semua impuls saraf berkumpul.
Kemudian melalui pembentukan aktivator retikuler, impuls dari hipotalamus akan dikirim ke
korteks serebral untuk menerjemahkan semua informasi yang dibawa oleh impuls tersebut, sehingga
orang dapat menyadari perasaannya. Setelah itu, impuls dari korteks serebral akan kembali ke
hipotalamus dan sumsum tulang belakang, kemudian sebagai respons terhadap reseptor yang
diberikan, akan dikirim ke efektor melalui sistem saraf motorik. Anatomi saraf kranial terbagi
menjadi 12 jenis yang memiliki fungsi masing-masing di otak. Dimulai dari reseptor, jalur impuls
dari saraf kranial dikirim ke hipotalamus dan kemudian ke korteks.
Sistem saraf adalah sistem terkoordinasi yang tugasnya mengantarkan rangsangan dari
reseptor untuk dideteksi dan dari reseptor tubuh manusia. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf
(neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan informasi (impuls) dalam bentuk rangsangan atau
tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi dua bagian, sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf
sadar dan sistem saraf bawah sadar.

DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, Lauralee.Introduction To Human Physiology, 9th ed US: Cengage Learning 2015
Pradnyawati, Ni Putu Winda. Jurnal Neurofisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2017
Jurnal Pemeriksaan Neurofisiologi Dasar, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, 2017

Anda mungkin juga menyukai