LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia yang diampu oleh
Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M. Sc, Drs. Suhara, M. Pd, dan Dr. Mimin
Nurjhani Kusumastuti, M. Pd.
oleh:
Kelompok 4
Kelas A 2015
C. Tujuan
1. Uji Ninhidrin bertujuan untuk menunjukkan adanya asam amino dalam
zat yang diuji.
2. Uji Xantoprotein bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan asam
amino yang mengandung cincin aromatik.
3. Uji Millon bertujuan untuk menunjukkan adanya asam amino tirosin
pada zat yang diuji.
4. Uji Komposisi Protein bertujuan untuk membuktikan komposisi yang
ada dalam suatu protein.
5. Uji Biuret bertujuan untuk menguji adanya ikatan peptida pada protein.
6. Denaturasi protein oleh pH ekstrim, reagen asam dan logam berat
bertujuan untuk membuktikan proses denaturasi yang dapat terjadi
pada protein.
D. Landasan Teori
1. Uji Ninhidrin
Dalam uji ini digunakan larutan ninhidrin untuk mendeteksi semua
jenis asam amino. Ninhidrin (triketohidrinden hidrat) merupakan
pengoksidasi kuat, bereaksi dengan semua α-asam amino diantara pH
4-8 menghasilkan senyawa berwarna ungu. Asam amino prolin dan
hidroksi prolin juga bereaksi dengan ninhidrin, tetapi senyawa yang
dihasilkan berwarna kuning (Adisendjaja, dkk, 2016).
Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida
dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH3 dan
CO2. Ninhidrin yang telah bereaksi akan membentuk hidrindantin
(Panji, 2013).
2. Uji Xanthoprotein
Uji xanthoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang
digunakan untuk menunjukkan keberadaan gugus benzene. Asam
amino yang mengandung cincin aromatic membentuk turunan nitro
yang berwarna kuning pada pemanasan dengan asam nitrat pekat.
Garam-garam dari turunan berwarna jingga (orange). Asam amino
yang menunjukkan reaksi positif untuk uji ini adalah tirosin, fenil
lalanin, dan triptofan.
3. Uji Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam
asam nitrat. Uji millon umumnya digunakan untuk menunjukkan
adanya asam amino tirosin pada suatu zat. Uji millon bekerja terhadap
derivat-derivat monofenol seperti tirosin. Pereaksi yang digunakan
merupakan larutan merkuri (Hg) dalam asam nitrat (HNO3) (Panji,
2013).
Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwarna.Tetapi khusus untuk proteoso dan pepton secara langsung
akan menghasilkan larutan yang berwarna merah. Endapan yang
terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi.
Tirosin akan ternitrasi oleh asam nitrat sehingga memperoleh
penambahan gugus N=O, gugus tersebut secara reversibel (bolak-
balik) dapat berubah menjadi N-OH (hidroksifenil). Merkuri dalam
pereaksi millon akan bereaksi dengan gugus hidroksifenil dari tirosin
membentuk warna merah.
4. Uji Komposisi Protein
Protein berasal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang
paling utama”. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot
molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam
struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Suatu protein merupakan untaian dari asam amino yang saling
berikatan melalui suatu ikatan peptida. Ikatan peptida merupakan suatu
kovalen antara gugus α-amino dari suatu asam amino dengan gugus α-
karboksilat dari asam amino lainnya. Penambahan sejumlah asam
amino menghasilkan rantai yang panjang dari gabungan asam-asam
amino yang dinamakan oligopeptida (mengandung sampai 25 residu
asam amino) dan polipeptida (mengandung > 25 residu asam amino).
5. Uji Biuret
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida
dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan
adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang
lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida
merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus
karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus
amina molekul lain.
Kupri sulfat dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang
mengandung dua ikatan peptide atau lebih memberikan senyawa
komplek berwarna ungu. Keadaan warna ungu menunjukkan jumla
ikatan peptide dalam protein. Reaksi menunjukkan hasil positif
terhadap senyawa yang mengandung dua gugus karbonil yang
dihubungkan melalui satu atom N atau C (Adisendjaja, 2016).
6. Denaturasi Protein
Panas dapat mempengaruhi sifat pada semua protein globular,
tanpa memandang ukuran atau fungsi biologisnya, walaupun suhu
yang tepat bagi fenomena ini mungkin bervariasi. Protein dalam
keadaan alamiahnya disebut protein asli (natif), dan setelah perubahan
menjadi protein terdenaturasi. Terdapat akibat kedua yang penting dari
denaturasi protein, protein yang bersangkutan hampir selalu
kehilangan aktivitas biologi khususnya.
Denaturasi protein dapat diakibatkan bukan hanya oleh panas,
tetapi juga oleh pH ekstrim, oleh beberapa pelarut organik seperti
alcohol atau aseton, oleh zat terlarut teretntu seperti urea, oleh
deterjen, atau hanya dengan cara pengguncangan intensif larutan
protein dan bersinggungan dengan udara sehingga terbentuk busa
(Suhara, 2008).
G. Hasil Pengamatan
1. Uji Ninhidrin
Tabel 17. Hasil Pengamatan Uji Ninhidrin
No. Larutan Reaksi Keterangan Gambar Hasil Pengamatan
Gambar 9. Larutan A
(Dokumentasi kelompok 4,
2016)
5. Gambar
Tabel 27. Gambar Hasil Pengamatan Denaturasi Protein oleh Logam Berat
No Protein Setelah ditetesi Logam Berat
1. Albumin
I. Kesimpulan
1. Uji Ninhidrin
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa pada uji ninhidrin larutan B, C, F dan G mengandung asam
amino karena warna larutannya berubah menjadi ungu yang
menandakan bahwa larutan tersebut bereaksi positif dengan larutan
ninhidrin.
2. Uji Xanthoprotein
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas, Asam
amino ditambah HNO₃ yang menujukkan reaksi positif untuk uji
xanthoprotein adalah asam amino B karena mengandung cincin
aromatik dan berwarna jingga (oranye).
3. Uji Millon
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa pada uji millon larutan B dan H merupakan asam amino tirosin
karena warna larutannya berubah menjadi warna merah bata yang
menandakan bahwa larutan tersebut mengandung gugus radikal
hidroksi benzen yang bereaksi positif dengan reagen millon.
4. Uji Komposisi Protein
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat
diketahui bahwa protein tersusun atas unsur karbon, karena dapat
terlihat dari berubahnya warna putih pada albumin menjadi hitam,
mengandung oksigen terlihat dari dinding tabung yang mengandung
uap air, mengandung basa karena dapat membirukan lakmus merah,
sehingga basa tersebut menjadi indicator adanya unsur nitrogen,
mengandung unsur sulfur (belerang) nampak dari kertas saring
berubah menjadi hitam dan berbau.
5. Uji Biuret
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa semakin pekat warna ungunya, maka semakin
banyak jumlah ikatan peptidanya. Semakin banyak jumlah ikatan
peptida, maka akan semakin banyak jumlah asam aminonya. Ikatan
peptida hanya akan terbentuk apabila ada dua atau lebih asam amino
esensial yang bereaksi. Adapun protein yang paling banyak
mengandung ikatan peptida secara berurutan yaitu gelatin, albumin,
pepton da casein.
6. Denaturasi Protein oleh pH Ekstrim
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar protein globuer mudah mengalami
denaturasi. Protein yang terdenaturasi terjadi bila susunan ruang atau
rantai polipeptida suatu molekul protein berubah. Apabila ikatan-
ikatan yang membentuk konfigurasi molekul tersebut rusak, molekul
akan mengembang dan terjadi denaturasi. Oleh karena itu dapat
dikatakan pepton juga mengalami denaturasi namun tidak terlihat
perubahan yang signifikan dikarenakan susunan ruang atau rantai
polipeptida suatu molekul protein tidak banyak mengalami perubahan.
7. Denaturasi Protein oleh Logam Berat
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa senyawa protein Albumin, Casein, Gelatin, dan
Pepton terdenaturasi oleh larutan logam berat CuSO4 0,1 M, dan Pb-
Asetat 0,1 M. Sedangkan larutan-larutan protein yang ditetesi HgCl 0,1
M tidak terjadi denaturasi karena tidak ada endapan ataupun tidak
berubah menjadi keruh, kecuali Albumin dan Casein yang ditetesi
HgCl 0,1 M berubah menjadi keruh dan ada sedikit endapan.
8. Denaturasi Protein oleh Reagen Asam
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan terhadap uji yang
telah dilakukan, protein dapat terdenaturasi oleh reagen asam.
Denaturasi merupakan proses yang mengubah struktur molekul tanpa
memutuskan ikatan kovalen. Salah satu yang dapat menyebabkan
denaturasi pada protein adalah reagen asam. Hal ini dapat dilihat dari
endapan pada larutan protein serta perubahan warna yang terjadi.
Daftar Pustaka