Anda di halaman 1dari 20

UJI KUALIITATIF PROTEIN

A. Tujuan

1. Untuk Mengetahui adanya kandungan protein dalam sampel


2. Menganalisis secara klinis perubahan fisik yang terjadi jika suatu sampel mengandung protein

B. Landasan Teori

Protein adalah instrumen yang mengekspresikan informasi genetik juga terdapat ribuan gen di dalam
inti sel masing-masing memberikan 1 sifat senyawa dari organisme di dalam sel terdapat ribuan jenis
protein yang berbeda masing-masing membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai
protein, keduanya bukan hanya merupakan mikro molekul yang paling berlimpah, tetapi juga amat
berfariasi fungsinya (Maggic, T., 1988)

Protein merupakan salah satu makromolekul penting di dalam sel yang mempunyai struktur beberapa
rangkaian asam amino. Protein melaksanakan sebagian besar fungsi di dalam sel. Golongan protein yang
sangat penting adalah enzim yang mampu menganalisis suatu reaksi kimia, yakni mengubah substrat
menjadi produk (Sumindari, 2021).

Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang tersusun dari atom nitrogen,
karbon, hidrogen dan oksigen. Beberapa jenis asam amino yang mengandung sulfat (metionin, sistin dan
sisteina) yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Dalam makhluk hidup protein berperan sebagai
pembentuk struktur sel dan beberapa jenis protein memiliki peran fisiologi (Maria, B., 2018).

Kolagen adalah protein yang paling banyak terdapat dalam tubuh mamalia, yaitu sekitar 25oC dari
seluruh protein yang ada. Kolagen merupakan protein struktural yang menjadi Komponen utama
jaringan perhubungan (connective tissu). Kedua jaringan ini membutuhkan struktur yang kuat namun
sekaligus elastis (Ernawati 2012).

Protein adalah molekul penting dalam semua sistem Biologi dalam sel dengan sebagian besar protein
yang dibutuhkan interaksi protein protein (PPI) yang berfungsi dengan protein struktur dan hormon
peptida. Berinteraksi dengan reseptor beberapa protein membentuk complete structure dari interaksi
antara kompleks protein berbeda diperlukan sary untuk fungsi sel (Changchuan, Y., dkk., 2017).

Protein merupakan salah satu komponen makromolekul utama yang tersusun dari asam amino melalui
ikatan peptida dalam urutan dan jenis tertentu. Asam amino mengandung beberapa unsur seperti C, H,
O dan N. Selain itu protein dihubungkan oleh salah satu ikatan yang disebut ikatan peptida. Protein
berfungsi membentuk jaringan tubuh, pertumbuhan, dan membentuk berbagai senyawa bioaktif (Edi, S.,
2020).

Memahami proses biologis pada sel dan tingkat sistem merupakan tugas penting dalam semua makhluk
hidup. Kompleks protein memberikan peran penting dalam suasana proses biologis bermaksud sintesis
protein. Sinyal dan proses degradasi sel sampai sekarang tidak ada perkiraan yang dapat dipercaya
tentang jumlah ideal protein Kompleks dalam sel (kompleks), tetapi data dari organisasi sel tunggal
menyediakan bukti bahwa lebih dari setengah patogen terlibat dalam pembentukan Kompleks protein
(Mandalina, G, 2018).

Protein dan asam nukleat adalah dua jenis makromolekul biologi yang paling penting di dalam sel.
Interaksi mereka sangat penting bagi banyak proses biologis seperti transaksi sinyal, peraturan sel,
sintesis protein, replikasi dan perbaikan DNA, transkripsi RNA, dll. Oleh karena itu menentukan struktur
Kompleks mereka sangat berharga untuk membahas proses biologis di tingkat atom dan dengan
demikian veterop terapi terminasifik atom obat-obatan yang menargetkan ini (Yumeng, Y., 2017).

Uji xantoprotein, digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino terusin, fanilalanin dan tripofan
dalam protein. Inti benzena yang terdapat dalam molekul terusin, fenilalanin, dan triptofan akan
ternitrasi dengan penambahan HNO3 senyawa nitrogen yang terbentuk warna kuning dan dalam
lingkungan alkalis akan terionisasi dengan bebas dan warnanya menjadi lebih tua atau berubah menjadi
Jingga ( K. Jnom, W. Dkk, 2018).

Uji Biuret, larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH encer Kemudian ditambahkan larutan CuSO4
encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus Ami dan asam
yang berada bersama gugus ameda yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan
timbulnya warna merah violet atau biru violet (Robby, C.P. dkk., 2019).

Uji ninhidrin warna ungu pada larutan disebabkan karena adanya Reaksi yang terjadi antara a-amino
acide dengan ninhydrin yang bersifat oksidasi tinggi menyebabkan terjadinya dekarboksilasi. Oxidative
terhadap a-amino acide menghasilkan hidrinti CO2NH3 dan aldehid bergabung dengan senyawa NH3
hidridanti dan ninhydrin tersebut yang memberikan warna ungu pada larutan (Kadek, L, dkk., 2019).

Pemeriksaan senyawa sulfat dilakukan dengan cara menambahkan 1 mL NaOH 40% dan larutan
penambahan asetat ke dalam 1 ml larutan ekstrak kental lalu diamati adanya sulfur menunjukkan
perubahan warna larutan menjadi coklat muda dan endapan (Pretty, N., dkk, 2017).

C. Alat Dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :

a. Gelas kimia
b. Gegep
c. Pemanas Air
d. Pipet tetes
e. Rak tabung reaksi
f. Sikat tabung
g. Tabung reaksi
2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :

a. Ayam kampung
b. Ayam ras
c. CuSo4
d. Frisian flaet
e. HNO3 pekat
f. Milo
g. NaOH 10% dan NaOH 40%
h. Ninhidrin
i. Pb asetat
j. Susu beruang

D. Uraian Bahan

1. CuSO4 (Ditjen POm, 1979 : 731)

Nama Resmi : CUPRII SULFAT

Nama Lain : Tembaga [Ii] sulfat

Rumus Molekul : CuSO4. SH2O

Berat Molekul : 159,60 g/mol

Pemerian : Prisma triksinat Atau serbuk, hablur

kelarutan : biru larut dalam 3 bagian Air dan dalam 3 bagian gliserol P: sangat sukar larut dalam etanol
(95%) P

penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

penggunaan : pereaksi

2. HNO3 (Ditjen POM, 1979: 650)

Nama resmi : ACIDUM NATRIUM

nama lain : natrate acid, asam nitrat

rumus molekul : HNO3

berat molekul : 63,01 g/mol

rumus struktur :
Pemerian : cairan jernih berasap tidak berwarna berbau khas rasa agak tajam

Kegunaan : sebagai pereaksi

3. NaOH (Ditjen POM, 1979: 412)

Nama Resmi :NATRII HYDROXYDUM

Nama lain : natrium hidroksida

berat molekul : 40,00 g/mol

rumus molekul : NaOH

Rumus Struktur : Na - OH

Pemerian : bentuk batang, butiran masa hablur atau keping kering, keras tajam dan menunjukkan
susunan hablur putih, mudah meleleh, basa, sangat alkalis dan korosif; segera menyerap karbondioksida

kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P

penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

penggunaan : Zat tambahan

4. Ninhidrin (Ditjen POM, 1979 : 717)

Nama Resmi : NINHIDRINA

nama Lain : mesometrian hidrat, ninhidrina

Berat molekul : 178,14 g/mol

Rumus Molekul : CaH4O3. H2O

Rumus Struktur :

Pemerian : serbuk hablur putih, atau kuning sangat pucat

Kelarutan : larut dalam suhu 60o dalam 20 bagian air

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sebagai pereaksi

5. PB. Asetat (Ditjen POM, 1979: 733)

Nama Resmi : PIUMBI ACETAS

nama lain : Timban asetat


Berat molekul : 379, 33 g/mol

Pemerian : Prisma monodrik, kecil tembus cahaya atau masa hablur, putih, bau asetat, merapuh di
udara hangat, jika dihangatkan bereaksi alkalis

Kelarutan : larut dalam 2 bagian air dan 63 bagian etanol (95%) P. Sangat mudah larut dalam gliserol P
Susu Beruang Milo Ayam Ras Frisian Flag
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sebagai pereaksi.

E. Prosedur Kerja

1. Uji Xantroprotein

Di isi tabung reaksi dengan 2 mil larutan yang akan diuji


Frisian flag Susu Beruang Ayam ras Milo
Ditambahkan 1 ml HNO3 pekat ke dalam larutan uji

Dididihkan larutan uji selama 1 menit

Didinginkan larutan uji di air yang mengalir

Ditambahkan NaOH 40% ke dalam larutan uji dengan perlahan-lahan sampai perubahan warna

Diamati hasilnya

Hasil pengamatan

2. Uji Biuret

Di isi tabung
Milo reaksi dengan
Susu 2 ml larutan
Beruang yang Flag
Frisian akan diuji Ayam ras

Ditambahkan 1 ml NaOH 10% ke dalam larutan uji

Ditambahkan 2-3 tetes larutan CuSO4 ke dalam larutan uji

Diamati hasilnya

Hasil pengamatan

3. Uji Ninhidrin
Di isi tabung reaksi dengan 3 ml larutan protein yang akan diuji

Ditambahkan 10 tetes larutan ninhidrin ke dalam larutan uji

Dididihkan larutan uji selama 1-2 menit

Diamkan sampai dingin

Diamati hasilnya

Hasil pengamatan

4. Uji Sulfur

Di isi tabung reaksi dengan 1 ml larutan protein yang akan diuji

Ditambahkan 1 ml NaOH 40% ke dalam larutan uji

Dididihkan larutan uji selama 1 menit untuk merubah S organik menjadi NaS

Ditambahkan 1 tetes PB asetat ke dalam larutan uji

Diamati hasilnya

Hasil pengamatan

F. Hasil Pengamatan

Uji xantoprotein

No Sampel Perlakuan Hasil Keterangan

1 Milo 2 mL sampel + 1 ml HNO3 + Panaskan (+)


+ dinginkan + NaOH
Milo Frisian Flag Ayam Ras 40% Susu Beruang Ayam Kampung
Positif

2 Susu Beruang 2 mL sampel + 1 ml HNO3 + (+)


Panaskan + dinginkan + NaOH 40%
Positif

3 Frisian Flag 2 mL sampel + 1 ml HNO3 + (+)


Panaskan + dinginkan + NaOH 40%
Positif

4 Ayam Ras 2 mL sampel + 1 ml HNO3 + (+)


Panaskan + dinginkan + NaOH 40%
Positif
Uji Biuret

No Sampel Perlakuan Hasil Keterangan

1 Susu Beruang 2 mL Sampel + uji biuret 5 tetes (+)

Positif

2 Milo 2 mL sampel + uji biuret 5 tetes (-)

Negatif

3 Ayam ras 2 mL sampel + uji biuret 5 tetes (+)

Positif

4 Frisian Flag 2 mL sampel + uji biuret 5 tetes (+)

Positif

Uji Ninhidrin

No Sampel Perlakuan Hasil Keterangan

1 Frisian flag 3 mL sampel + 10 tetes ninhidrin + (+)


pamaskan + dinginkan
Positif

2 Susu Beruang 3 mL sampel + 10 tetes ninhidrin + (+)


pamaskan + dinginkan
Positif

3 Ayam ras 3 mL sampel + 10 tetes ninhidrin + (+)


pamaskan + dinginkan
Positif

4 Milo 3 mL sampel + 10 tetes ninhidrin + (+)


pamaskan + dinginkan
Positif

Uji sulfur

No Sampel Perlakuan Hasil Keterangan

1 Milo 1 mL sampel + 1 mL NaOH 40% + 1 (+)


tetes Pb Asetat Positif

2 Frisian flag 1 mL sampel + 1 mL NaOH 40% + 1 (+)


tetes Pb Asetat
Positif

3 Ayam ras 1 mL sampel + 1 mL NaOH 40% + 1 (+)


tetes Pb Asetat
Positif

4 Susu Beruang 1 mL sampel + 1 mL NaOH 40% + 1 (+)


tetes Pb Asetat
Positif

5 Ayam Kampung 1 mL sampel + 1 mL NaOH 40% + 1 (+)


tetes Pb Asetat
Positif

G. Pembahasan

Uji xantoprotein melalui uji ini asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan sampel
yang yang diperkirakan mengandung protein setelah dicampur terjadi endapan putih reaksi yang terjadi
ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada ada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein
yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan.

Uji biure,t larutan sampel sebelumnya dibuat dalam suasana basa menggunakan NaOH Kemudian
ditambahkan larutan CuSO4 eter. Uji ini berguna untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang
mengandung gugus Amida asam yang berada bersama gugus ameda yang lain. Uji ini membakar reaksi
positif yang ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet.

Uji Ninhidrin : ninhydrin bereaksi dengan asam amino bebas pada protein yang akan menghasilkan
warna biru reaksi ini yang termasuk paling Umum dilakukan untuk analisis kualitatif protein serta pada
produk hasil hidrosaksinya.

Uji sulfur, protein yang mengandung asam amino berinti benzena. Jika ditambahkan asam nitrat pekat,
maka akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang berubah menjadi kuning sewaktu
dipanaskan. Senyawa nitrogen yang terbentuk dalam suasana basa juga akan terionisasi dan warnanya
berubah menjadi lebih tua atau Jingga. Reaksi ini dapat dilakukan dengan penambahan PB asetat dan
basa, reaksi PB asetat dengan asam-asam amino tersebut akan membentuk endapan berwarna kelabu
yaitu garam bbs. Penambahan NaOH dalam hal ini adalah untuk mendenaturasi kan protein sehingga
ikatan yang mengandung atom S dapat terputus oleh PB asetat membentuk PbS. Dari data yang
diperoleh dapat diketahui bahwa kasein dan sistein mengandung unsur S dalam molekulnya. Hal ini
ditunjukkan oleh perubahan warna pada sistein yang menjadi hitam bening dan terbentuk endapan
hitam serta pada kasein yang berwarna putih keruh kehitaman yang mengindikasikan adanya senyawa
PbS.

H. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan uji kualitatif protein dalam uji xantoprotein sampel Milo susu beruang Frisian
Flag dan ayam ras positif mengandung protein dan Dalam uji biuret Sampel Milo negatif, sampel susu
beruang, te ayam ras dan Frisian Flag positif. Kemudian Dalam uji ninhidrin sampel Milo, susu beruang,
Frisian Flag dan ayam ras positif mengandung protein dan juga uji sulfur sampel Milo, susu beruang,
Frisian Flag ayam ras dan ayam kampung positif mengandung protein.

DAFTAR PUSTAKA

Changchuan Yin, Stephen S.T. Yan, 2017, A


PENENTUAN ANGKA PENYABUNAN

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar asam lemak pada sebuah sampel.

B. Landasan Teori

Minyak jagung merupakan trigliserida yang disusun oleh gliserol dan asam asam lemak komposisi
trigliserida yang tinggi membuat minyak jagung juga cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan
biosel (Kiagus, I, dkk., 2020).

Trigliserida murni tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, tidak larut dalam air, warna, bau, rasa
lemak dan minyak disebabkan oleh adanya fraksi non minyak. Warna lemak/minyak disebabkan oleh
adanya bermacam-macam pigmen, warna merah orange atau kuning biasanya disebabkan oleh adanya
kareteroid yang larut dalam minyak (Sugiyono, 1992).

Trigliserida cepat menjadi tengik menimbulkan bau dan cita rasa tidak enak apabila dibiarkan pada
udara lembab pada suhu kamar. Hidrolisis lemak atau minyak sering dikatalisis oleh enzim lipase, adanya
di dalam bakteri udara. Ketengikan hidrolitik dapat dicegah atau ditunda dengan menyimpan bahan
makanan dalam lemari pendingin (Christine F.M, 2017).
UJI KUALITATIF VITAMIN

A. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat menentukan kandungan vitamin.

B. Landasan Teori

Vitamin A bukanlah senyawa tunggal tetapi ada dalam beberapa bentuk retinol (Alkohol), retina
(aldehida) asam retinoat dan senyawa Terkait lainnya semua dikenal sebagai retinoat. Fungsi vitamin A
dalam peran yang berbeda sebagai bentuk asam retinoat teroksidasi yang tidak dapat diubah yang
merupakan pertumbuhan penting seperti hewan penting untuk sel epitel dan sel lainnya (Duster, 2008).

Dalam bahan makanan vitamin B1, B2, B3 dan B6 dapat hadir dalam bentuk gratis (tiamin rabofasin,
misin, pridoksol, pridoksal) pada dasarnya tiamin prifosfat, ribovisin so fosfat (FMIO) ribovavin 50
adenesylosiphosphate (FDA) dan pyidoxalpospate. Lebih lanjut mereka mungkin terkait erat tetapi
secara non kovalen pada protein hanya sebagian kecil dari rumpun yang diperkirakan terkait secara
kovalen dengan asam amino dalam jaringan Manusia (Anymeyulu, 2017).

Vitamin C juga dikenal sebagai asam askorbat adalah salah satu vitamin terpenting dan esensial bagi
kehidupan manusia dan hewan. Vitamin yang larut dalam air ini berkontribusi pada banyak manfaat
kesehatan seperti pencegah penyakit kudis dan kanker menghilangkan flu biasa merangsang sintesis
Kolatagen dan memberikan peran penting dalam proses penyembuhan luka (Iqbal, et al 2004).

Vitamin D sangat penting untuk metabolisme tulang dan mineral dan objektif dalam pencegahan dan
pengobatan rakitis dan osteomalaria. Meningkatkan bahwa respon vitamin D (VDR) diekspresikan di
hampir setiap jaringan sel, ada banyak Penyelidikan tentang potensi efek extra kerangka vitamin D. Studi
epidemiologi memungkinkan bahwa konsentrasi 25 hidroksi vitamin D [25(OH)] yang dikaitkan dengan
berbagai akut dan kronik penyakit sehingga meningkatkan minat tinggi pada vitamin D (Stefan, 2019).

Vitamin B1 (tiamin hidroklorida) berperan dalam metabolisme glukosa lipid dan neurotransmitter (Ceuk
et. Al., 1998). Kekurangan tiamin dapat menyebabkan polymearithis. Dalam makanan thiamin dapat
ditentukan dalam bentuk bebas akan bentuk kompleks dengan protein atau Kompleks protein fosfat
(Winarno 2004).

Vitamin B6 (piridoksin) diperlukan dalam beberapa proses metabolisme tubuh membutuhkan vitamin B6
untuk reaksi lebih dari 100 enzim perkembangan efek selama masa kehamilan serta fungsi kekebalan
tubuh vitamin B6 juga berperan sebagai kofaktor dalam reaksi enzimatis tubuh yang esensial (Veri,
2018).

Vitamin C sangat penting perannya bagi tubuh yaitu dalam pembentukan kolagen merupakan senyawa
protein yang banyak terdapat dalam lorawan kulit di bagian dalam tulang dentim dan Vaskular
Endolehim. Pencegahan agar fungsi itu tetap baik banyak dipengaruhi cukup atau tidaknya kandungan
vitamin C dalam tubuh (Winarno 1997).

Vitamin D dapat diperoleh dari paparan sinar matahari diet dan suplemen terpaparnya kulit oleh sinar
matahari merupakan proses katalisis pertama basis tesis vitamin D (Mytahut Zamah, 2019).

Vitamin D banyak ditemukan pada sumber makanan hewani seperti ikan, telur, susu dan keju. Selain dari
makanan vitamin D dapat disintesis oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari melalui proses aktivitas
vitamin D yang ada di kulit menjadi vitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet (UV) B pada jam 6-9 pagi
(Bikle, 2011).

Vitamin A atau retinol adalah suatu substansi yang larut dalam lemak dan terdapat pada hati (terutama
hati ikan) dan pada kuning telur dan produk susu. Karatenoid-prekursor provitamin A potensial yang
akan dibutuhkan menjadi retinol dalam dinding usus- terdapat pada sayuran berwarna hijau minyak
kelapa sawit buah-buahan berwarna kuning dan sejenisnya ( Alfasi, 1996).

Vitamin A memiliki beberapa fungsi yakni penting untuk pertumbuhan dan pengembangan untuk
memelihara sistem kekebalan tubuh (sistem imun) dan indra penglihatan (visi) yang baik (Agung
Sumbono, 2016).

Vitamin C (asam askorbat) merupakan vitamin yang larut dalam air yang mudah dioksidasi dan
dipercepat oleh panas atau cahaya. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan lamanya proses
penyembuhan luka. Vitamin ini dapat diproses dari tomat semangka kubis dan sayur-sayuran hijau
(Kuswarini, 2018).

C. Alat dan Bahan

1. Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:


a. Bunsen 3 buah
b. Botol gelap 100 ml 17 buah
c. Gelas kimia 100 ml 56 buah
d. Gegep 1 buah
e. Pipet tetes 83 buah
f. Rak tabung 1 buah
g. Sikat tabung 1 buah
h. Spatula 1 buah
i. Tabung reaksi 56 buah

2. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:

a. Asam asetat anhidrat


b. asam trikloasetat
c. Benedict
d. Bismuth nitrat
e. Carr-Pice
f. CuSO4
g. FeCl3
h. H2O2 5%
i. Handscoon
j. KI 5%
k. Kloroform
l. NaOH
m. PB asetat
n. SbCl3
o. Sampel (asam askorbat, ronevit, scont Emulsion, thiamin murni, vitamin B (p), vitamin B
kompleks dan vitamin C (P)).

D. Uraian Bahan

1. Asam Askorbat (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : ACIDUM ASCORBACUM

Nama Lain : Asam askorbat, vitamin C

Rumus Molekul : C6H8O6

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 176,13 g/mol

Pemerian : serbuk atau hablur; putih atau agak kuning; tidak berbau; rasa asam.
Kelarutan : mudah larut dalam air agak sukar larut dalam etanol (95%) P: praktis tidak larut dalam
kloroform P dalam eter P dan dalam Banzen P.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat terlindungi dari cahaya

Kegunaan : antiskorbat

2. Asam Trikloasetat (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : ACIDUM TRIKLOASETAT

Nama Lain : Asam trikloasetat

Rumus Molekul : Cu3-CO2H

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 163,39 g/mol

Pemerian : hablur atau massa hablur

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dalam etanol (95%) P dan dalam eter p

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : murni pereaksi

3. CuSO4 (Ditjen POM, 1979:731)

Nama Resmi : CUPRII SULFAT

Nama Lain : Tembaga II Sulfat

Rumus Molekul : CuSO4. 5H2O

Berat Molekul : 159,60 g/mol

Pemerian : Prisma trickle Milo atau serbuk hablur biru

Kelarutan : larut dalam 3 bagian air dan dalam 03.00 bagian gliserol P sangat sukar larut dalam etanol
95% p

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan :

4. H2O2 (Ditjen POM, 1979: 296)

Nama Resmi : HYDROGEN PEROXYDUM


Nama Lain : hidrogen peroksida

Rumus Molekul : H2O2

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 34,02 g/mol

Pemerian : cairan tidak berwarna, hampir tidak berbau

Penyimpanan : dalam botol tersumbat kaca atau tersumbat plastik yang cocok. Dilengkapi dengan
lubang udara; di tempat sejuk terhindar dari cahaya

Kegunaan : antiseptikum eksternal

5. KI (Ditjen POM, 1979:330)

Nama Resmi : KALIUM IODIDUM

Nama Lain : kalium iodidum

Rumus Molekul : KI

Rumus Struktur : K - I

Berat Molekul : 166,00 g/mol

Pemerian : hablur heaksahedrat; transparan atau tidak berwarna, opak dan putih atau serbuk butiran
putih

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih; larut dalam etanol
(95%) P, mudah larut dalam gliserol P.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

6. Kloroform (Ditjen POM, 1979: 151)

Nama Resmi : CHLORO FORUM

Nama Lain : Kloroform

Rumus Molekul : CHCl3

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 119,38 g/mol

Pemerian : cairan, mudah menguap: tidak berwarna: bau khas: rasa manis dan membakar.
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 200 bagian air: mudah larut dalam etanol mutlak p, dalam eter p,
dalam bagian besar pelarut organik dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemak.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik tersumbat kacang terlindung cahaya

Kegunaan : antiseptikum umum; pengawet; Zat tambahan

7. FeCl3 (Ditjen POM, 1979: 699)

Nama Resmi : BESI [II] KLORIDA

Nama Lain : Feri klorida

Rumus Molekul : FeCl3

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 270, 29 g/mol

Pemerian : hablur atau serbuk hablur; hitam kehijauan, bebas warna jingga dari gram hidrat yang telah
terpengaruh oleh kelembaban.

Kelarutan : larut dalam air, larutan beropalensi berwarna jingga.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : murni pereaksi.

8. NaOH (Ditjen POM, 1979: 412)

Nama Resmi : NATRI HYDROXYDUM

Nama Lain : natrium hidroksida

Rumus Molekul : NaOH

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 40,00 g/mol

Pemerian : bentuk batang; butiran massa hablur atau keping kering, keras rapuh dan menunjukkan
susunan hablur; putih mudah meleleh.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) p

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

9. PB asetat (Ditjen POM, 1979: 503)


Nama Resmi : PLUMBI ACETAT

Nama Lain : timbal asetat

Rumus Molekul : C4H6O4 PB.3H2O

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 379, 33 g/mol

Pemerian : hablur Prisma menekan, kecil; putih; transparan atau massa hablur berat; bau cuka

Kelarutan : larut dalam 2 bagian air; umum berpotensi dalam 63 bagian etanol (95%) dan dalam 2 bagian
gliserol p

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : AD Strigan

10. SbCl3 (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : ANTUM [III] KLORIDA

Nama Lain : Antum hiklorida

Rumus Molekul : SbCl3

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 228,19 g/mol

Pemerian : hablur; tidak berwarna; berasap di udara lembab.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam etanol mutlak p dan dalam kloroform p. larutan yang terjadi
hanya boleh agak keruh

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : pereaksi

11. Vitamin A (Ditjen POM, 2020: 1788)

Nama Resmi : AXROPHTHOLUM

Nama Lain : Aksortan, retin, vitamin A

Rumus Molekul : C20H30O

Rumus Struktur :
Berat Molekul : 286, 46 g/mol

Pemerian : dalam bentuk cair berupa minyak; berwarna kuning muda sampai merah; dapat membeku
pada pendinginan.

Kelarutan : dalam bentuk cair tidak larut dalam air dan dalam gliserol; sangat larut dalam kloroform dan
dalam eter; larut dalam etanol mutlak dan dalam minyak nabati.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, Sebaiknya dalam gas Inter, terlindung cahaya.

Kegunaan :

12. Vitamin B1 (Ditjen POM, 1979:598)

Nama Resmi : THIAMIN HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : Tiamin hidroklorida, Vitamin B1

Rumus Molekul : C12H17ClN4OS, HCl

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 337,27 g/mol

Pemerian : hablur kecil atau serbuk hablur putih: bau khas lemah mirip ragi rasa pahit

Kelarutan : mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P: praktis tidak larut dalam gliserol P.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari cahaya

Kegunaan : antineuritikum: kelompok vitamin B kompleks

13. Vitamin B6 (Ditjen POM, 1979: 541)

Nama Resmi : PYRIDOXINI HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : Pridokisina, hidroklorida vitamin B6

Rumus Molekul :C8H11NO3. HCl

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 205,64 g/mo

Pemerian : Hablur putih tidak berwarna, serbuk hablur putih.

Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol (95%) P tidak larut dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindungi dari cahaya.


Kegunaan : Komponen vitamin B kompleks

14. Vitamin
AsamD Askorbat
(Ditjen POM, 1979: 374)

Nama Resmi : ERGOKALSIFEROL

Nama Lain : Vitamin D egokalsiferol

Rumus Molekul : C20H44 O

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 396,65 g/mol

Pemerian : Hablur putih; tidak berbau; dapat terpengaruh oleh cahaya dan udara

Kelarutan : tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dan dalam minyak
lemak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap berisi nitrogen p, ditempat sejuk terlindungi dari cahaya

E. Prosedur kerja

1. Penentuan Vitamin A

Disiapkan alat dan bahan


Asam Askorbat
Dimasukkan sampel dalam tabung sebanyak 5 tetes

Ditambahkan 5 tetes kloroform, lalu dicampur

Ditambahkan 4 tetes asam asetat anhidrat

Dibubuhkan Sepucuk sendok kristal SbCl3 ke dalam tabung reaksi

Diulangi langkah tersebut pada sampel Renovit, scout emulsion, thiamin murni, vitamin B (p), vitamin B
kompleks, dan vitamin C (p).

Dicatat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

Hasil pengamatan

2. Penentuan Vitamin A
Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan sampel dalam tabung sebanyak 5 tetes

Ditambahkan 3 ml asam trikloroasetat dalam kloroform lalu dicampur

Diamati perubahan warna yang terjadi

Diulangi langkah tersebut pada sampel Renovit, scout emulsion, thiamin murni, vitamin B (p), vitamin B
kompleks, dan vitamin C (p).

Di catat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan

Hasil pengamatan

3. Penentuan Vitamin B1

Asam
Disiapkan alatAskorbat
dan bahan

Dimasukkan 1 ml larutan sampel ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 1 ml larutan Pb asetat 10% dan 1 ml NaOH 6 N, lalu dicampur

Diamati perubahan warna yang terjadi

Diulangi langkah tersebut pada sampel Renovit, scout emulsion, thiamin murni, vitamin B (p), vitamin B
kompleks, dan vitamin C (p).

Di catat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan

Hasil pengamatan

4.

Anda mungkin juga menyukai