Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOKIMIA

“ENZIM”

Oleh :

Kelompok 6

Kelas F

Tri Yulianti 200110180073

Siti Zahra Nurmalasari 200110180078

Virya Trifiana Sahar 200110180141

Sholihah Amrina Rosyada 200110180275

LABORAT

ORIUM FISIOLOGI TERNAK DAN BIOKIMIA

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS

PADJADJARAN

SUMEDANG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, hingga penulis dapat

menyelesaikan laporan akhir praktikum Biokimia “Uji Enzim” ini. Shalawat serta

salam tak lupa selalu tercurah kepada junjungan kita, Baginda Rasulullah SAW,

juga kepada para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir jaman, aamiin.

Adapun isi dari laporan akhir ini adalah hasil dari praktikum “Uji Enzim”

kami pada tanggal 3 May 2019. Laporan akhir ini dibuat untuk memenuhi salah

satu tugas praktikum Biokimia.

Dalam penyusunan laporan akhir ini, penulis menyadari keterbatasan dan

kekurangan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen serta staf pengajar mata kuliah

praktikum Biokimia yang selalu membimbing dan mengajari kami dalam

melaksanakan praktikum.

Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik serta saran
yang membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan akhir

ini. Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan laporan akhir ini,

penulis ucapkan terimakasih.

Sumedang, 9 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................ ii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah.............................................................. 1

1.3 Maksud dan Tujuan............................................................... 2

1.4 Waktu dan Tempat................................................................. 2

II. ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Bahan........................................................................ 3

2.1.1 Derajat Keasaman.................................................... 3

2.1.2 Komposisi Dasar.................................................... 3

2.1.3 pH Optimum............................................................... 4

2.1.4 Aktivitas Kerja Enzim................................................. 4

2.2 Prosedur Kerja....................................................................... 5

2.2.1 Derajat Keasaman....................................................... 5

2.2.2 Komposisi Dasar...................................................... 5

2.2.3 pH Optimum................................................................. 5

2.2.4 Aktivitas Kerja Enzim.................................................. 6

ii
Bab Halaman

III. HASIL PENGAMATAN

3.1 Derajat Keasaman.................................................................... 7

3.2 Komposisi Dasar...................................................................... 7

3.3 pH Optimum............................................................................. 8

3.4 Aktivitas Kerja Enzim.............................................................. 9

IV. PEMBAHASAN

4.1 Derajat Keasaman...................................................................... 10

4.2 Komposisi Dasar....................................................................... 11

4.3 pH Optimum............................................................................... 12

4.4 Aktivitas Kerja Enzim................................................................ 14

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan................................................................................. 16

5.2 Saran........................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 17

LAMPIRAN........................................................................................ 18

iii
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Enzim adalah biomolekuk berupa protein berbentuk bulat (globular), yang

terdiri atas satu rantai polopetida atau lebih dari satu rantai polipeptida. Enzim

berfungsi sebagai katalis atau senyawa yang dapat mempercepat proses reaksi

tanpa habis bereaksi. Dengan adanya enzim, molekul awal yang disebut substrat

akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Enzim

bekerja secara spesifik, artinya enzim mempunyai fungsi yang khusus. Bentuk

perubahan zat tertentu, diperlukan enzim tertentu. Jika enzimnya berbeda, maka

hasil akhirnya akan berbeda pula.

Contoh enzim yang digunakan pada praktikum ini adalah saliva. Saliva

adalah suatu cairan tidak berwarna yang memiliki konsistensi seperti lendir dan

merupakan hasil sekresi kelenjar yang membasahi gigi serta rongga mulut. Enzim

yang terdapat pada saliva adalah enzim amylase yang dapat memecah zat tepung

lainnya yang lebih halus dengan tujuan mencernanya, sehingga nantinya dapat

diserap oleh dinding usus halus.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah saliva bersifat asam, netral, atau basa.

2. Apakah saliva mengandung protein dan karbohidrat.

3. Apakah enzim dapat terhidrolisis dalam suasana asam, netral, dan basa.

4. Apakah enzim dapat terhidrolisis menjadi monosakarida, dan apakah enzim

mengandung gugus aldehid dan gula pereduksi.

1
1.3 Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui bahwa saliva bersifat netral.

2. Untuk mengetahui bahwa saliva yang diuji dengan uji biuret akan

mengandung protein, dan saliva yang diuji dengan uji molish akan

mengandung karbohidrat.

3. Untuk mengetahui bahwa enzim terhidrolisis dalam suasana asam, basa, dan

netral.

4. Untuk mengetahui bahwa enzim terhidrolisis menjadi monosakarida dan

untuk mengetahui bahwa enzim mengandung gugus aldehid dan gula

pereduksi.

1.4 Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Jumat, 3 May 2019

Waktu : 10.00-12.00 WIB

Tempat : Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

2
II

ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Bahan

Menyiapkan contoh enzim yaitu saliva atau air ludah.

2.1.1 Derajat keasaman

1. Plat tetes berfungsi sebagai penguji keasaman suatu larutan atau mereaksi

larutan.

2. Saliva berfungsi sebagai larutan contoh dalam percobaan.

3. Kertas lakmus merah dan biru berfungsi untuk menguji suatu zat apakah

zat tersebut asam atau basa.

2.1.2 Komposisi Dasar

 Uji Biuret

1. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan susatu zat di

laboratorium.

2. Saliva berfungsi sebagai larutan contoh dalam percobaan.

3. NaOH 10% berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

4. CuSO₄ 0,1% berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

 Uji Molish

1. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan suatu zat di

laboratorium.

2. Saliva berfungsi sebagai larutan contoh dalam percobaan.

3. Pereaksi molish berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

3
4. H₂SO₄ pekat berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

2.1.3 pH Optimum

1. tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan suatu zat di

laboratorium.

2. Saliva berfungsi sebagai larutan contoh dalam percobaan.

3. Amilum berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

4. HCl 0,4% berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

5. Asam laktat berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

6. H₂O berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

7. Na₂CO₃ 1% berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

8. Penangas air berfungsi sebagai pemanas untuk mempercepat kelarutan.

9. Larutan Benedict berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

10. Plat tetes berfungsi penguji keasaman atau mereaksi larutan.

2.1.4 Aktivitas Kerja Enzim

1. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan suatu zat di

laboratorium.

2. Salva berfungsi sebagai larutan contoh dalam percobaan.

3. Ekstrak jagung berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

4. Penangas air berfungsi sebagai pemanas untuk mempercepat kelarutan.

5. Plat tetes berfungsi sebagai penguji keasaman atau mereaksi larutan.

6. Larutan Benedict berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

7. Pembakar Bunsen berfungsi untuk pemanasan atau pembakaran dan

sterilisasi alat-alat laboratorium.

4
8. Larutan barfoed berfungsi sebagai larutan penguji dalam percobaan.

2.2 Prosedur Kerja

 Menyiapkan larutan contoh, yaitu saliva.

2.2.1 Derajat Keasaman

1. Meneteskan air ludah diatas kertas lakmus.

2.2.2 Komposisi Dasar

 Uji Biuret

1. Menyiapkan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Memasukkan 3 ml larutan saliva + 2 ml NaOH 10% + 1 tetes larutan

CuSO₄ 0,1%. Campurkan dengan baik, lalu amati.

 Uji Molish

1. Menyiapkan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Memasukkan 3 ml larutan saliva + 5 tetes pereaksi molish. Campurkan

dengan baik, lalu menambahkan perlahan melewati dinding tabung

sebanyak 3 ml H₂SO₄ pekat. Lalu amati.

2.2.3 pH Optimum

1. menyiapkan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Memasukkan 1 ml larutan saliva ke 4 tabung lalu tambahkan 1 ml amilum

dan masing masing tabung diberi larutan yang berbeda sebanyak 2 ml

HCL 0,4%, 2 ml asam laktat, 2 ml H₂O, 2 ml Na₂CO₃ 1%.

5
3. Kocok masing-masing tabung, lalu ditaruh di penangas air selama 15

menit.

4. Setiap tabung dibagi dua, dan dilakukan uji yodium dan uji Benedict.

2.2.4 Aktivitas Kerja Enzim

1. Menyiapkan tabung reaksi.

2. Memasukkan 5 ml ekstrak jagung + 1 ml saliva, lalu simpan dalam

penangas air (37C)

3. Setiap 3 menit lakukan uji yodium sampai pada pengujian terakhir iodium

negative.

4. Hidrolisa diangkat dan melakukan uji Benedict dan barfoed.

5. Dalam uji Benedict, memasukkan 1 ml larutan saliva yang sudah di

hidrolisa ke dalam tabung reaksi + 3 ml larutan Benedict, dan di panaskan

diatas Bunsen.

6. Dalam uji Barfoed, memasukkan 1 ml larutan saliva yang sudah di

hidrolisa ke dalam tabung reaksi + 3 ml larutan barfoed, lalu dipanaskan di

atas api.

6
III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Derajat Keasaman


Tabel 3.1 Hasil Derajat Keasaman
Gambar Keterangan
Hasil tidak difoto. 1. Asam = lakmus merah tetap
berwarna merah (negatif).
2. Netral = lakmus tidak berubah
(positif).
3. Basa = lakmus biru tetap biru
(negatif).

3.2 Komposisi Dasar


Tabel 3.2 Hasil Komposisi Dasar
Gambar Keterangan
1. Uji biuret = larutan berubah
menjadi warna ungu (positif).
2. Uji iodium = larutan
membentuk cincin warna merah
(positif).

3.3 pH Optimum
Tabel 3.3.1 Tabel Uji Iodium
Gambar Keterangan

7
1. HCl 0,4% = larutan warna
kuning (positif).
2. Asam laktat = larutan warna
kuning (positif).
3. H₂O = larutan warna kuning
(positif).
4. Na₂CO₃ = larutan warna
kuning (positif).

Tabel 3.3.2 Tabel Uji Benedict


Gambar Keterangan
1. HCl 0,4% = larutan tidak
berubah (negatif).
2. Asam laktat = larutan tidak
berubah (negatif).
3. H₂O = larutan tidak berubah
(negatif).
Na₂CO₃ = larutan tidak
berubah (negatif).

3.4 Aktivitas Kerja Enzim


Tabel 3.4.1 Tabel Uji Iodium
Gambar Keterangan
1. Larutan berubah menjadi
warna bening pada menit ke-
48 (negatif).

Tabel 3.4.2 Tabel Uji Benedict

8
Gambar Keterangan
1. Terbentuk endapan warna
merah bata (positif).

Tabel 3.4.3 Tabel Uji Barfoed


Gambar Keterangan
1. Terbentuk endapan warna
merah bata (positif).

IV

9
PEMBAHASAN

4.1 Derajat Keasaman

Nama Uji Sampel Hasil pengamatan Keterangan

Asam (-) lakmus merah tetap


Uji
merah
Derajat Saliva bersifat netral
Netral (+) lakmus tidak berubah
keasaman
Basa (-) lakmus biru tetap biru

Berdasarkan hasil praktikum di ketahui bahwa hasil saliva menujukan

hasil yang positif netral pada uji keasaman hal ini karena pH menunjukan angka

7, hal ini juga bisa di tunjukkan pada kertas lakmus, jika dimasukan kertas

lakmus merah dan kertas lakmus biru pada saliva atau enzim maka warna dari

kertas lakmus tersebut tidak akan berubah.

Keasaman saliva dapat diukur dengan satuan pH (Potential of Hydrogen).

Skala pH berkisar 0-14, dengan perbandingan terbalik,di mana makin rendah

nilai pH makin banyak asam dalam larutan. Sebaliknya, meningkatnya nilai

pH berarti bertambahnya basa dalam larutan. Pada pH 7, tidak ada keasaman

atau kebasaan larutan, dan disebut netral. Air ludah secara normal sedikit asam

pH nya 6,5; dapat berubah sedikit dengan perubahan kecepatan aliran

dan perbedaan waktu dalam sehari, titik kritis untuk kerusakan gigi adalah

5,7; dan ini terlampaui sekitar 2 menit setelah gula masuk dalam plak (Prasko,

2011).

10
Derajat asam saliva dapat berubah-ubah yang disebabkan oleh beberapa

hal yang mempengaruhi, diantaranya adalah :Irama siang dan malam. Diet

kaya karbohidrat akan menaikkan metabolisme produksi asam oleh bakteri-

bakteri mulut dan menurunkan kapasitas buffer, sedangkan diet kaya protein

mempunyai efek menaikkan karena protein sebagai sumber makanan bakteri.

Perangsang kecepatan sekresi saliva, misalnya mengunyah permen karet dan

menaikkan kapasitas buffer.

4.2 Komposisi Dasar

Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa hasil dari percobaan

komposisi dasar adalah :

Nama Uji Sampel Hasil pengamatan Keterangan

Biuret (+),larutan berubah Saliva mengandung


Uji
menjadi warna ungu protein
Komposisi
Molish (+)larutan membentuk Saliva mengandung
Dasar
cincin warna werah karbohidrat

Uji biuret dikatakan positif maka membuktikan bahwa komponen utama

penyusun enzim saliva adalah protein, dan dalam praktikum larutan biuret

berubah warna menjadi warna ungu hal ini menunjukkan bahwa saliva

mengandung protein.

Uji molish umumnya dilakukan untuk mengetahui karbohidrat, Jika uji

molish dikatakan positif maka membuktikan bahwa saliva mengandung

karbohidrat yang di tunjukkan dengan membentuk cincin berawarna merah maka

11
saliva mengandung karbohidrat yang mungkin terdapat karena adanya sisa

makanan didalam mulut yang bercampur dengan saliva tersebut.

4.3 pH Optimum

pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dari larutan. Pengukuran pH

(potensial Hidrogen) akan mengungkapkan jika larutan bersifat asam, alkali, atau

basa. Jika larutan tersebut memiliki jumlah molekul asam dan basa yang sama,

maka pH dianggap netral. pH dianggap optimum apabila aktivitas enzim

mencapai nilai tertinggi.

Uji penentuan pH optimum ini dilakukan untuk membuktikan bahwa

derajat keasaman (pH), mempengaruhi aktivitas enzim. Enzim bekerja pada

kisaran pH tertentu dan umumnya tergantung pada pH lingkungannya. Enzim

menunjukan aktivitas maksimal pada pH optimum, umumnya antara pH 6,0-8,0.

Jika pH rendah atau tinggi, maka dapat menyebabkan enzim mengalami

denaturasi, sehingga menurunkan aktivitasnya.

Setiap enzim, mempunyai suhu optimum, yaitu suhu dimana enzim dapat

menjalankan aktivitasnya secara maksimal. Enzim didalam tubuh manusia

mempunyai suhu optimal sebesar 37⁰C. Dibawah atau diatas suhu optimum,

aktivitas enzim akan menurun. Suhu mendekati titik beku tidak merusak enzim,

tetapi enzim tidak aktif. Jika suhu dinaikkan, maka aktivitas enzim akan

meningkat. Namun, kenaikan enzim yang cukup besar dapat menyebabkan enzim

mengalami denaturasi dan mematikan aktivitas katalisnya.

Berdasarkan hasil praktikum kami, diketahui bahwa hasil dari percobaan

pH optimum adalah :

12
Sampel Nama Uji Hasil Pengamatan Keterangan

1. HCl 0,4% Iodium + Larutan berwarna bening.

Benedict - Larutan tidak berubah.

2. Asam Iodium + Larutan berwarna bening.

Laktat Benedict - Larutan tidak berubah.

3. H₂O Iodium + Larutan berwarna bening.

Benedict - Larutan tidak berubah.

4. Na₂CO₃ Iodium + Larutan berwarna bening.

Benedict - Larutan tidak berubah.

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa dengan semua

sampel, pada uji iodium hasilnya adalah positif. Dan pada uji benedict, dengan

semua sampel, semua hasilnya adalah negatif. Hal ini dikarenakan, kami hanya

berhasil menghidrolisa amilum hingga menjadi disakarida, dan belum menjadi

monosakarida. Itulah penyebab uji iodium masih menunjukan hasil yang positif,

dan tentu saja jika uji iodium menunjukan hasil yang positif, uji benedict akan

menunjukan hasil yang sebaliknya atau negatif.

Hal ini menunjukan, bahwa pada suasana asam (HCl 0,4%, asam laktat),

suasana basa (Na₂CO₃), maupun suasana netral (H₂O), enzim pada saliva tidak

dapat bekerja secara optimal, sehingga tidak dapat menghidrolisa amilum menjadi

monosakarida. Namun, hal ini juga dikarenakan suhu pemanasan yang hanya 15

menit. Hasil pengamatan kami menunjukan, walaupun suhu pemanasan yang

diberikan sudah optimal, yaitu 37⁰C, namun, waktu 15 menit terlalu singkat untuk

membuat enzim bekerja secara optimal untuk menghidrolisa amilum menjadi

monosakarida.

13
4.4 Aktivitas Kerja Enzim

Enzim merupakan protein yang memiliki aktivitas biologis. Bila dilakukan

analisis maka komposisi kimia, baik yang masih aktif maupun yang tidak aktif

ternyata sama, karena itu kita tidak bisa menentukan keaktifan enzim dengan

analisis atau komposisi kimia saja. Keaktifan kerja enzim bisa ditentukan secara

kualitatif dengan reaksi kimia yaitu dengan substrat yang bisa dikatalisis oleh

enzim dan secara kualitatif dilakukan dengan mengukur laju reaksi, karena itu

jumlah enzim lebih banyak dinyatakan dalam bentuk keaktifan enzim dan satuan

satun enzim.

Katalis merupakan molekul yang mampu mempercepat laju reaksi, namun

tidak merubah kesetimbagan kimia dari suatu reaksi. Cara kerja katalis yaitu

dengan menurunkan energi aktivasi yang menybabkan kerja lebih cepat. Enzim

dapat bekerja pada ph netral dan pada suhu rendah,realistis pada substrat

tertentu. Enzim hanya mempercepat reaksi pembentukan produk bukan merubah

produk.

Beberapa hal yang bisa mempengaruhi kerja enzim yaitu suhu, pH,

konsentrasi enzim, konsentrasi substrat danpengaruh penggerak atau inhibitor.

Nama uji Hasil pengamatan Keterangan

(-) larutan menjadi bening di menit ke Larutan terhidrolisis


Uji yodium
30 menjadi disakarida

(+) terdapat endapan berwarna merah Mengandung gula


benedict
bata pereduksi aldehid
(+) terdapat endapan berwarna merah Mengandung
barfoed
bata monosakarida

14
Hasi pengamatan meliputi:

a. Uji yodium negatif bertujuan untuk menghidrolisa larutan ektra jagung

dan larutan saliva dari polisakarida menjadi monosakarida. Dengan cara

dipanaskan pada penangas air yang bersuhu tubuh manusia yaitu 37

derajat celcius. Selama 30 menit. Larutan dikatakan negatif dengan

percobaan larutan ditetesi larutan iodium tidak mengalami perubahan

warna.

b. Uji benedict bertujuan untuk membuktikan bahwa larutan mengandung

gula reduksi. Uji benedict dilakukan dengan cara memanaskan 1 ml

larutan saiva ditambah 3 ml larutan benedict diatas api langsung , larutan

membuktikan positif dengan perubahan warna dan bentuk endapan merah

bata.

c. Uji barfoed bertujuan untuk membedakan antara monosakarida dan

disakarida. Ion CU2+ dari pereaksi barfoed dalam suasana asam akan

direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida

dan menghasilkan endapan CU2O berwarna merah bata. Pembuktian ini

dilakukan dengan cara memanaskan 1 ml larutan saliva dan 3ml larutan

barfoed diatas api langsung dan hasilakhir menunjukan larutan

mengandung monosakarida.

15
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Saliva bersifat netral.

2. Saliva yang diuji dengan biuret mengandung protein, sedangkan saliva yang

diuji dengan molish mengandung karbohidrat.

3. Dalam suasana asam terdapat HCl, dan asam laktat, dalam suasana basa

terdapat Na₂CO₃. dan dalam suasana netral terdapat H₂O.

4. Enzim yang terhidrolisis hanya sampai pada tahap disakarida. Enzim yang

diuji dengan benedict mengandung gugus aldehid, dan enzim yang diuji

dengan barfoed mengandung gula pereduksi.

5.2. Saran

Saran untuk praktikum ini, seharusnya lebih di tekankan memakai sarung

tangan, dan dilarang untuk berlalu-lalang jika tidak memiliki keperluan, serta

tidak berkumpul untuk menghalangi jalan.

DAFTAR PUSTAKA

16
Anonym. II. Tinjauan Pustaka. http://digilib.unila.ac.id/1967/6/BAB%20II.pdf

diakses pada tanggal 9 May 2019.

Anonym. Fisiologi Tumbuhan Suatu Pengantar.

http://digilib.unimed.ac.id/1641/80/Bab%20VI.pdf diakses pada tanggal

9 May 2019.

Lumbanturoan, Hendrico. 2015. Enzim. Bandung: Universitas Padjadjaran.

LAMPIRAN

17
Pembagian Tugas
NPM Nama Tugas
200110180275 Sholihah Amrina Rosyada Hasil Pengamatan,
Pembahasan pH
Optimum.
200110180141 Virya Trifiana Sahar Pembahasan Komposisi
Dasar.
200110180078 Siti Zahra Nurmalasari Pembahasan Derajat
Keasaman.
200110180073 Tri Yulianti Pembahasan Aktivitas
Kerja Enzim.

18

Anda mungkin juga menyukai