Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DENGAN PENDEKATAN


PRODUKSI BERSIH

Oleh :

Kelas :C
Kelompok :3

Annisa Salsabila 200110180035

Haiqal Mutawaqil Agistiana 200110180063

Didah Maidah 200110180112

Dina Syafira Putri 200110180151

Ferdian Muhammad Fasa 200110180153

Agung Juliansyah 200110180219

Sholihah Amrina Rosyada 200110180275

Bagus Pangestu 200110180309

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas curahan nikmat, kasih sayang,

rahmat, dan hidayah-Nya dalam penyusunan makalah ini. Shalawat dan salam kepada

Baginda Nabi Muhammad SAW. Rasa terimakasih penyusun ucapkan kepada Bapak

Deden Zamzam Badruzzaman, S.Pt., MS., selaku dosen pengampu mata kuliah

Pengolahan Limbah Peternakan yang telah memberikan dukungan hingga makalah

berjudul ‘Sistem Usaha Peternakan Sapi Potong dengan Pendekatan Produksi Bersih’

dapat diselesaikan dengan baik.

Makalah ini penyusun buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan

Limbah Peternakan. Meningkatnya jumlah penduduk mendorong adanya peningkatan

konsumsi pangan yang juga mendorong perkembangan industri peternakan selaku

penyedia pangan sumber protein hewani. Produksi peternakan yang terus meningkat

menghasilkan limbah industri yang cukup besar pula. Produksi dari industri peternakan

hendaknya memperhatikan kelestarian lingkungan. Pelestarian dapat dilakukan dengan

mengolah limbah yang dihasilkan dari industri peternakan.

Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca

untuk kesempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya, penyusun ucapkan terimakasih.

Jatinangor, September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3. Tujuan ............................................................................................................. 2

II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3

2.1. Produksi Bersih .............................................................................................. 3

2.2. Penerapan Produksi Bersih pada Usaha Peternakan Sapi Potong .................. 4

2.3. Faktor Pendukung serta Penghambat Penerapan Produksi Bersih pada Usaha

Peternakan Sapi Potong ............................................................................................ 4

III PEMBAHASAN ............................................................................................ 6

3.1. Penerapan Produksi Bersih pada Usaha Peternakan Sapi Potong .................. 6

3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Produksi Bersih pada Usaha

Peternakan Sapi Potong ............................................................................................ 7

3.3. Kendala yang dihadapi Peternak dalam Penerapan Produksi Bersih pada

Usaha Peternakan Sapi Potong dan Cara Penanggulangannya ................................ 8

IV PENUTUP.................................................................................................... 10

4.1. Kesimpulan ................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

ii
I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk yang terus terjadi mengakibatkan peningkatan

jumlah permintaan daging sebagai sumber protein hewani. Indonesia memiliki

mayoritas penduduk muslim sehingga pemenuhan kebutuhan protein hewani biasa

dilakukan menggunakan produksi peternakan unggas, sapi, dan domba atau kambing.

Meningkatnya permintaan produk peternakan mendorong perkembangan dalam


industri peternakan.

Peternakan sapi potong memiliki peran yang cukup penting dalam pemenuhan

kebutuhan masyarakat. Peningkatan peternakan serta ternak yang ada menimbulkan

adanya limbah industri peternakan yang cukup besar juga. Sebagian besar peternakan

terutama peternak tradisional akan membuang limbah usaha peternakan begitu saja.

Sedangkan beberapa peternakan berskala besar biasa menggunakan limbah peternakan

sebagai pupuk untuk lahan hijauan mereka. Namun, penggunaan limbah peternakan

sebagai pupuk hanya dapat menyerap sebagian kecil limbah saja. Limbah yang dibuang

kemudian menumpuk dan akan menghasilkan gas amonia dari penguraian limbah

tersebut. Gas amonia yang menumpuk akan meningkatkan efek rumah kaca.

Melihat bahaya yang dihasilkan dari penumpukan limbah peternakan,

sebaiknya peternakan khususnya peternakan sapi potong dapat menerapkan prinsip

produksi bersih. Makalah ini dibuat sebagai salah satu referensi bagi pembaca untuk

menerapkan produksi bersih pada peternakan sapi potong.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan produksi bersih pada usaha peternakan sapi potong.

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi penerapan produksi bersih pada usaha

peternakan sapi potong.

3. Apa saja kendala yang dihadapi peternak dalam penerapan produksi bersih pada

usaha peternakan sapi potong dan bagaimana penanggulangannya.

1.3. Tujuan

1. Mengetahui penerapan produksi bersih pada usaha peternakan sapi potong.

2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penerapan produksi bersih pada usaha

peternakan sapi potong.

3. Mengetahui kendala yang dihadapi peternak dalam penerapan produksi bersih

pada usaha peternakan sapi potong dan cara penanggulangannya.

2
II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Produksi Bersih

Produksi bersih sangat penting bagi industri-industri peternakan untuk

meningkatkan kualitas lingkungan dengan lebih bersifat proaktif tanpa terkena limbah

yang mudah mencemari lingkungan. Konsep Cleaner Production dicetuskan oleh

United Nation Environmental Program (UNEP) pada bulan Mei 1989. UNEP (1990)

menyatakan bahwa Produksi Bersih (Cleaner Production) merupakan penerapan

strategi lingkungan yang terintegrasi secara terus menerus pada proses, produk, dan

jasa untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko terhadap manusia dan

lingkungan.

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia (2017), produksi bersih

merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu, dan

diterapkan secara berkelanjutan pada proses poduksi, produk, dan jasa untuk

meningkatkan eko-efisien, sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia

dan lingkungan.

Tujuan dari penerapan produksi bersih adalah untuk meningkatkan efisiensi

produksi dari industri-industri seperti penggunaan bahan baku, bahan samping, air dan

sumber produksi sehingga dapat mengurangi limbah yang dapat mencemari

lingkungan.

3
2.2. Penerapan Produksi Bersih pada Usaha Peternakan Sapi Potong
Peternakan sapi potong menghasilkan limbah yang dapat merusak lingkungan

jika tidak diolah terlebih dahulu. Untuk mendapatkan hasil yang efisien, maka

peternakan sapi potong memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari sapi. Hal yang

dapat diterapkan adalah dengan mengolah limbah padat dan limbah cair. Hal yang

dilakukan terhadap kotoran ternak sapi yaitu pembuatan biogas. Biogas diharapkan

menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, menuju kemandirian energi

dan pangan (Chusniatun dkk, 2015).

2.3. Faktor Pendukung serta Penghambat Penerapan Produksi Bersih pada

Usaha Peternakan Sapi Potong

2.3.1. Faktor Pendukung

Dalam produksi bersih pada usaha peternakan sapi potong terdapat beberapa

faktor pendukung, seperti :

1. Keterlibatan karyawan

2. Pengukuran kinerja

3. Komunikasi dalam organisasi

4. Analisis stakeholder (pemerintah - konsumen - karyawan - lembaga swadaya

masyarakat - masyarakat internasional - pengecer - distributor - pemasok -

kontraktor, dsb)

Dalam produksi bersih pada usaha peternakan sapi potong terdapat faktor

penghambat yang berasal dari internal dan eksternal.

4
2.3.2. Faktor Penghambat Internal

1. Kurangnya informasi tentang produksi bersih.

2. Kultur peternakan.

3. Peternakan yang tidak menerima perubahan.

2.3.3. Faktor Penghambat Eksternal

1. Terlalu ketatnya regulasi lingkungan.

2. Rendahnya insentif lingkungan.

3. Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

4. Rendahnya penegakan regulasi lingkungan.

5
III

PEMBAHASAN

3.1. Penerapan Produksi Bersih pada Usaha Peternakan Sapi Potong

Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, maka setiap usaha, disamping mendapatkan keuntungan atau

profit, hendaknya juga menjaga kelestarian lingkungan dengan meminimalisasi

timbulnya limbah bahkan mengolah limbah hingga menjadi produk yang bernilai. Oleh

karena itu, usaha peternakan sapi potong dapat menggunakan konsep produksi bersih

karena dapat berguna untuk meminimalisasi limbah dan pencemaran.

Produksi bersih cocok dilaksanakan pada usaha tani terpadu dimana limbah dari

peternakan dapat bermanfaat bagi produktifitas perkebunan dan perikanan. Pola tanam-

ternak dengan mengintegrasikan peternakan sapi dengan perkebunan dan perikanan

adalah sebuah efisiensi usaha. Pada sistem ini, kotoran sapi dapat diolah menjadi pupuk

organik yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kesuburan tanah, sehingga dapat

mengurangi kebutuhan terhadap pupuk. Bahkan kualitas produk perkebunan akan lebih

baik karena memakai pupuk organik, yaitu hasil pengomposan dari feses sapi.

6
Dalam sektor perikanan, sisa-sisa pakan sapi yang tidak dimakan dapat

diberikan kepada ikan sebagai pakan tambahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar bagan alir dari model pengelolaan sistem usaha tani terpadu CV. Lembah Hijau

Multifarm, Solo, Jawa Tengah diatas.

3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Produksi Bersih pada

Usaha Peternakan Sapi Potong

Upaya penerapan sistem produksi bersih tidak semudah yang dibayangkan.

Aktualisasi sistem produksi bersih khususnya pada usaha ternak sapi potong

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Komitmen perusahaan peternakan dalam menangani limbah.

Dalam hal ini, perusahaan peternakan yang berkomitmen menjaga kelestarian

lingkungan pasti akan mengolah terlebih dahulu limbahnya. Berbeda halnya

dengan perusahaan peternakan yang tidak memikirkan dampak dari limbah jika

langsung dibuang ke alam tanpa diolah terlebih dahulu. Ini d ikarenakan

perusahaan harus mengalokasikan biaya pengolahan limbah yang tidak sedikit.

2. Regulasi pemerintah.

Banyaknya usaha peternakan yang abai terhadap dampak yang ditimbulkan dari

manajemen produksi salah satunya karena kejelasan regulasi pemerintah dalam

membuat peraturan. Tetapi tidak jarang ketika regulasi telah diterbitkan, sistem

pengawasan dan sanksi tegas minim diberlakukan.

7
3. Manajemen pemeliharaan.

Penerapan produksi bersih dapat dilakukan mulai dari sistem pemeliharaan.

Misalnya, menggunakan metode khusus dalam pemberian pakan untuk

meminimalisir limbah pakan. Menggunakan teknologi pakan yang tingkat

kecernaannya tinggi, sehingga dari pakan yang dikonsumsi ternak, persentase

limbah yang dihasilkan dapat diminimalisir.

3.3. Kendala yang dihadapi Peternak dalam Penerapan Produksi Bersih pada

Usaha Peternakan Sapi Potong dan Cara Penanggulangannya

Peningkatan populasi ternak akan mempengaruhi tingkat limbah yang

dihasilkan. Permasalahan ini jika tidak dikelola dengan baik maka akan berpotensi

menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama dari limbah kotoran yang dihasilkan

ternak setiap harinya. Pembuangan limbah secara sembarangan akan menyebabkan

pencemaran air, tanah, dan udara (bau), serta berdampak pula pada penurunan kualitas

lingkungan, kualitas hidup peternak, dan hewan ternaknya itu sendiri. Pengolahan

limbah yang dilakukan dengan baik selain dapat mencegah terjadinya pencemaran

lingkungan, juga memberikan nilai tambah terhadap usaha ternak. Salah satu

pemanfaatan limbah kotoran ternak adalah dijadikan sebagai pupuk kompos.


Dalam penerapan konsep produksi bersih akan timbul beberapa kendala.

Kendala yang dapat timbul yaitu kendala ekonomi, kendala teknologi, dan kendala

sumber daya manusia. Kendala ekonomi akan timbul ketika usaha peternakan itu tidak

mendapatkan keuntungan yang akan menghambat proses produksi bersih. Kendala

teknologi juga menjadi salah satu kendala yang akan timbul karena kurangnya

8
penyebaran informasi tentang konsep produksi bersih dan tidak memungkinkan untuk

adanya penambahan peralatan akibat terbatasnya ruang produksi. Kendala selanjutnya

yang dapat timbul adalah kendala sumber daya manusia, yaitu kurangnya dukungan

dan kemampuan di kalangan peternak berskala kecil.

Solusi untuk menyelesaikan kendala yang ada dalam upaya produksi bersih

adalah dengan adanya pengetahuan, kemampuan, kemauan, serta kesadaran peternak

akan pentingnya penerapan produksi bersih dalam peternakannya. Hal itu akan

menjadikan solusi yang baik karena penerapan produksi bersih sangat baik dilakukan

dalam upaya pengolahan limbah ternak dan limbah peternakan.

9
IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Penerapan produksi bersih pada ternak sapi potong dapat berguna untuk

meminimalisir limbah dan pencemaran. Produksi bersih cocok untuk

dilaksanakan pada usaha tani terpadu dimana limbah dari peternakan dapat

bermanfaat bagi produktifitas perkebunan dan perikanan.

2. Beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan produksi bersih diantaranya,

komitmen perusahaan peternakan dalam menangani limbah, regulasi

pemerintah dan manajemen pemeliharaan.

3. Dalam penerapan konsep produksi bersih akan timbul beberapa kendala, yaitu

kendala ekonomi, kendala teknologi, dan kendala sumber daya manusia. Solusi

untuk menangani beberapa kendala yang timbul dalam upaya produksi bersih

adalah dengan adanya pengetahuan, kemampuan, kemauan, serta kesadaran

peternak akan pentingnya penerapan produksi bersih dalam peternakannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Chusniatun, Dwi Kuswaji P., Harismah Kun, Suharjo, Muhtadi, dan Putro Sartono.
2015. Pengembangan Peternakan Bersih Di Desa Ngunut Kecamatan
Jumantono Kabupaten Karanganyar. Jurnal Warta. 18(1).
Elida, N., Ida, B. S., dan Ega D. Potensi Penerapan Produksi Bersih di Peternakan Sapi
Perah CV. Margo Utomo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Jurnal
Agroteknologi. 12(02). Halaman 116-126.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2017. Kebijakan Produksi Bersih di Indonesia.
(http://www.menlh.go.id/kebijaksanaan-produksi-bersih-di-indonesia).
Diakses tanggal 22 September 2020.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
United Nations Environment Program. Resource Efficient and Cleaner Production.
(http://www.unep.fr/scp/cp). Diakses tanggal 22 September 2020.

11

Anda mungkin juga menyukai