II.
III.
Judul
Tujuan
adalah
menyengat.
cairan
HCl
kimia
termasuk
yang
bahan
sangat
kimia
korosif
dan
berbahaya
berbau
atau
B3.
Di dalam tubuh HCl diproduksi dalam perut dan secara alami membantu
menghancurkan bahan makanan yang masuk ke dalam usus. Asam klorida
digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak besi oksida
dari besi atau baja (Anonim, 2009).
Larutan protein direaksikan dengan menggunakan HCl. Baik protein telur
maupun protein susu memberikan endapan berwarna kuning yang sedikit demi
sedikit menghilang saat ditambhakan HCl berlebih. Pengendapan ini dikarenakan
adanya reaksi antara asam dengan gugus amino dari protein yang menyebabkan
terbentuknya endapan. (Hadiyanti, 2011).
NaOH
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam
bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair
dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol
dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil
daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain
dan kertas (Anonim, 2011).
Halini
atau
karena
keseluruhan.
terjadi
Ion
pemecahan
OH
akan
ikatan
bereaksi
peptida
dengan
baik
gugus
IV.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pipet tetes
Gelas ukur
Beker gelas
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Sentrifuge
Tabung sentrifuge
Bahan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
V.
HCl 0,1 M
NaOH 0,1 M
Buffer Asetat,pH 4,7
Etil Alkohol 95%
Albumin
Larutan Putih telur 1-5%
Prosedur
1
2
5 mL 5 mL
1 mL
1 mL
-
M)
Etil Alkohol 95%
6 mL 6 mL
3
5 mL
1 mL
6
mL
Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
Penambahan
No
Sampel
HCl
NaOH
Buffer
Asetat
Penambahan C2H5OH 6 mL
Sebelum
Sesudah
Kelarutan
Penambahan
air
Kelarutan
1
2
Albumin
Albumin
Albumin
4
5
Putih Telur 1%
Putih Telur 1%
Putih Telur 1%
7
8
Putih Telur 2%
Putih Telur 2%
Putih Telur 2%
10
11
Putih Telur 3%
Putih Telur 3%
12
Putih Telur 3%
13
14
Putih Telur 4%
Putih Telur 4%
15
Putih Telur 4%
16
17
Putih Telur 5%
Putih Telur 5%
18
Putih Telur 5%
VII.
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening +
Larut
Larut
Tidak
Larut
Endapan
Bening
Bening
Bening +
Larut
Larut
Larut
Tidak
Sebagian
-
Endapan
Bening
Bening
Bening +
Larut
Larut
Larut
Tidak
Endapan
Bening
Bening
Bening +
Larut
Larut
Larut
Tidak
Endapan
Bening
Bening
Bening +
Larut
Larut
Larut
Tidak
Sebagian
Larut
Endapan
Bening
Bening
Bening +
Larut
Larut
Larut
Tidak
Sebagian
Larut
Endapan
Larut
Sebagian
Persamaan Reaks
Reaksi dengan HCl 0,1 M dan dilanjutkan dengan alkohol
Larut
Larut
Larut
IX. Pembahasan
Praktikum ini membahas mengenai uji protein dengan reaksi pengendapan
dengan alkohol, . Pada Uji pengendapan dengan alkohol sampel yang digunakan
yaitu larutan putih telur 1%-5% dan albumin. Prinsipnya pengendapan dengan
alkohol menyebabkan penurunan kelarutan protein akibat penambahan pelarut
organik. Penentuan protein Metode pengendapan alkohol adalah kompetisi
pembentukan antara protein-air dengan alkohol-air.Alkohol dapat mengendapkan
protein karena gugus fungsional dari alkohol lebih kuat mengikat air sehingga
kelarutan protein dalam ar berkurang Rismaka (2009).
Sampel sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 1 ml larutan HCL 0,1 M dan terbentuklah larutan bening dan tidak
terdapat endapan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
larutan protein direaksikan dengan menggunakan HCl. Baik protein telur maupun
penambahan basa misalnya KOH atau NaOH dapat menyebabkan denaturasi. Hal
ini karena terjadi pemecahan ikatan peptida baik sebagian atau keseluruhan. Ion
OH akan bereaksi dengan gugus amino. Sari (2011). Penambahan NaOH ini akan
menyebabkan pH larutan protein berada di atas titik isoelektrik.
Tabung ke-3 yang berisi 5 ml sampel diberi perlakuan dengan penambahan
1 ml larutan buffer asetat,pH 4,7. Maka terbentuk warna putih bening dengan
sedikt endapan. Penambahan buffer asetat menyebabkan protein mengendap. Hal
ini dikarenakan kondisi larutan berada di bawah pH isoelektrik
Ketiga tabung kemudian diberi perlakuan berupa penambahan alkohol 95%
sebanyak 6 ml. Pada tabung pertama sampel dan larutan HCl 0,1 M, penambahan
alkohol larutan tetap bening dan tidak terdapat endapan dan pada tabung ke-dua
sampel dan larutan NaOH 0,1 M, penambahan alkohol larutan tetap bening dan
tidak terdapat endapan. Pada tabung ke tiga sampel dan larutan buffer asetat pH
4,7 Endapan yang terjadi semakin banyak. Endapan yang terjadi setelah
penambahan alkohol menunjukan adanya kandungan protein dalam bahan pangan
yang diuji. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penambahan alkohol yang
merupakan pelarut organik akan menurunkan kelarutan protein, karena kelarutaan
suatu protein tergantung dari kedudukan dan distribusi dari gugus hidrofil polar
dan hidrofob polar pada molekul. Endapan tersebut menunjukan adanya
kandungan protein dalam suatu bahan.Ariwulan (2011).
Selanjutnya endapan yang dihasilkan pada tabung tiga diuji kelarutannya
dengan air,semua sampel larut sebagian dengan air. Penambahan pelarut nonpolar
terutama etanol , ke dalam larutan protein dapat menurunkan kelarutan protein
dalam air sehingga terjadi pengendapan. Kesalahan yang terjadi dalam praktikum
bisa disebabkan oleh kesalahan praktikan,alat maupun bahan.
VIII.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Uji protein dengan pengendapan alkohol positif jika terdapat endapan putih.
2. Sampel dengan penambahn buffer asetat menghasilkan endapan putih yang
menunjukkan bahwa hasil positif terhadap pengendapan dengan alkohol dan
terdapat protein di dalam sampel tersebut.
3. Endapan yang paling banyak dihasilkan adalah pada albumin dengan
penambahan buffer asetat