PENDAHULUAN
berhasil
melakukan paduan dalam beberapa penelitiannya yang kini dikenal sebagai Stainless Steel.
Baja tahan karat atau stainless steel sendiri adalah paduan besi dengan minimal 12%
kromium. Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindung anti korosi) yang
merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap krom yang terjadi secara spontan. Tentunya harus
dibedakan mekanisme protective layer ini dibandingkan baja yang dilindungi dengan coating
(misal seng dan cadmium) ataupun cat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
7.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kandungan Atom dan ikatan
Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit
baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe.Daya tahan Stainless
Steel terhadap oksidasi yang tinggi di udara dalam suhu lingkungan biasanya dicapai karena
adanya tambahan minimal 13% (dari berat) krom. Krom membentuk sebuah lapisan tidak
aktif Kromium(III) Oksida (Cr2O3) ketika bertemu oksigen. Lapisan ini terlalu tipis untuk
dilihat, sehingga logamnya akan tetap berkilau. Logam ini menjadi tahan air dan udara,
melindungi logam yang ada di bawah lapisan tersebut. Fenomena ini disebut Passivation dan
dapat dilihat pada logam yang lain, seperti pada alumunium dan titanium. Pada dasarnya
untuk membuat besi yang tahan terhadap karat, krom merupakan salah satu bahan paduan
yang paling penting. Untuk mendapatkan besi yang lebih baik lagi, dintaranya dilakukan
penambahan beberapa zat-zat berikut, Penambahan Molibdenum (Mo) bertujuan untuk
memperbaiki ketahanan korosi pitting dan korosi celah Unsur karbon rendah dan
penambahan unsur penstabil karbida (titanium atau niobium) bertujuan menekan korosi batas
butir pada material yang mengalami proses sensitasi.Penambahan kromium (Cr) bertujuan
meningkatkan ketahanan korosi dengan membentuk lapisan oksida (Cr2O3) dan ketahanan
terhadap oksidasi temperatur tinggi. Penambahan nikel (Ni) bertujuan untuk meningkatkan
ketahanan korosi dalam media pengkorosi netral atau lemah. Nikel juga meningkatkan
keuletan dan mampu bentuk logam. Penambahan nikel meningkatkan ketahanan korosi
tegangan. Penambahan unsur molybdenum (Mo) untuk meningkatkan ketahanan korosi
pitting di lingkungan klorida. Unsur aluminium (Al) meningkatkan pembentukan lapisan
oksida pada temperature tinggi.
membentuk lapisan oksida (Cr2O3) dan ketahanan terhadap oksidasi temperatur tinggi.
c.
korosi netral atau lemah. Selain itu, nikel juga meningkatkan ketahanan korosi
tegangan.
d.
niobium) berfungsi menekan korosi batas butir pada material yang mengalami proses
sensitasi.
Lima golongan utama Stainless Steel adalah Austenitic, Ferritic, Martensitic, Duplex dan
Precipitation Hardening Stainless Steel.
1. Austenitic Stainless Steel
Austenitic SS mengandung sedikitnya 16% Krom dan 6% Nikel (grade standar untuk
304), sampai ke grade Super Autenitic SS seperti 904L (dengan kadar Krom dan Nikel lebih
tinggi serta unsur tambahan Mo sampai 6%). Molybdenum (Mo), Titanium (Ti) atau Copper
(Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap temperatur serta korosi. Austenitic
cocok juga untuk aplikasi temperature rendah disebabkan unsur Nikel membuat SS tidak
menjadi rapuh pada temperatur rendah.
Sifat-sifat Dasar Baja Austenitic
1. Daya tahan korosi yang sangat bagus dalam asam organik, industri, dan lingkungan
laut. Kemampuan mengelas yang sangat bagus (semua proses).
2. Kemampuan membentuk, kemampuan pembuatan dan sifat kenyal yang sangat bagus.
3. Sifat-sifat suhu tingginya bagus dan suhu rendahnya sangat bagus (kekerasan tinggi
pada semua suhu)
4. Tidak mengandung magnit (jika dikuatkan)
5. Dapat dikeraskan hanya dengan dibentuk profil logam dengan temperatur dingin
(logam-logam campuran ini tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas)
Pemakaian Umum
1. Alat pengatur cahaya floppy disk komputer (304)
2. Per kunci keyboard komputer (301)
3. Bak cuci dapur (304D)
Stainless Steel jenis ini memiliki unsur utama Krom (masih lebih sedikit jika dibanding
Ferritic SS) dan kadar karbon relatif tinggi (0,1 - 1,2%) misal grade 410 dan 416. Grade 431
memiliki Krom sampai 16% tetapi mikrostrukturnya masih martensitic disebabkan hanya
memiliki Nikel 2%. Merupakan baja pertama yang dikembangkan secara komersial (sebagai
cutlery).
Sifat-sifat Dasar Baja Martensitic
1. Daya tahan korosinya sedang
2. Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dan oleh karena itu tingkat kekerasan dan
daya tahannya tinggi
3. Kemampuan mengelasnya kurang
4. Bersifat magnetic
Pemakaian Umum
1.
2.
3.
4.
5.
Mata pisau
Alatalat bedah
Tangkai / batang
Kumparan
Peniti
4. Duplex Stainless Steel
Disebut Duplex dikarenakan kandungan Nikel tidak cukup untuk menghasilkan susunan
austenitic secara penuh dan hasil kombinasi susunan ferritic dan austenitic. Duplex SS seperti
2304 dan 2205 (dua angka pertama menyatakan persentase Krom dan dua angka terakhir
menyatakan persentase Nikel) memiliki bentuk mikrostruktur campuran austenitic dan
ferritic. Duplex ferritic-austenitic memiliki kombinasi sifat tahan korosi dan temperatur
relatif tinggi atau secara khusus tahan terhadap Stress Corrosion Cracking. Meskipun
kemampuan Stress Corrosion Cracking-nya tidak sebaik ferritic SS tetapi ketangguhannya
jauh lebih baik jika dibandingkan dengan ferritic SS dan lebih buruk dibanding austenitic SS.
Sementara kekuatannya lebih baik dibanding austenitic SS (yang di annealing) kira-kira 2
kali lipat. Sebagai tambahan, Duplex SS ketahanan korosinya sedikit lebih baik dibanding
304 dan 316 tetapi ketahanan terhadap pitting corrosion jauh lebih baik dibanding 316.
Ketangguhannya Duplex SS akan menurun pada temperatur dibawah - 50C dan diatas
300C.
Kebanyakan
baja
Duplex
mengandung
Mo
dalam
jarak
2,5-4%.
Pemakaian Umum
1. Penerapan di laut, terutama sekali pada suhu-suhu yang dinaikkan dengan rendah
(eksplorasi gas lepas pantai)
2. Instalasi penghilangan zat garam / rasa asin
3. Perubah panas
4. Instalasi petro kimia
5. Precipitation Hardening Steel
Precipitation hardening stainless steel adalah SS yang keras dan kuat akibat dari
dibentuknya suatu presipitat (endapan) dalam struktur mikro logam. Sehingga gerakan
deformasi menjadi terhambat dan memperkuat material SS. Pembentukan ini disebabkan oleh
penambahan unsur tembaga (Cu), Titanium (Ti), Niobium (Nb) dan Alumunium. Proses
penguatan umumnya terjadi pada saat dilakukan pengerjaan dingin (cold work).
Sifat-sifat Dasar Baja Precipitation Hardening
1.
2.
3.
4.
Pemakaian Umum
Tangkai/batang untuk pompa air dan katup
2.3 Proses Pembuatan Stainless Steel
Stainless steel atau baja paduan. Kandungan Kromium membuat logam non-korosif
dan mengkilap. Logam anti karat dan logam bebas noda ini digunakan secara luas dalam
industri penerbangan dan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita
melalui penggunaannya dalam alat-alat makan dan barang rumah tangga lainnya.
Baja stainless metallurgically didefinisikan sebagai paduan dengan kromium 11%. Logam ini
populer digunakan di peralatan rumah tangga dan industri, karena tidak menimbulkan korosi,
karat noda. Paduan ini juga disebut sebagai CRES atau baja tahan korosi, terutama ketika
paduan tidak dinilai. Nilai yang berbeda dari baja stainless mempunyai jumlah yang berbeda
dari Kromium untuk menghasilkan film yang diinginkan Kromium oksida. Ini adalah reaksi
kimia antara Kromium dan Oksigen atmosfer yang mencegah korosi permukaan, dan
sepanjang struktur internal.
Pada dasarnya stainless steel merupakan salah satu jenis dari baja paduan, sehingga
pembuatan stainless steel tidak jauh berbeda dengan proses pembuatan baja paduan, yang
membedakan adalah penambahan unsur-unsur paduan, antara lain Kromium, Nikel, Mangan,
dan Aluminium.
1. Proses konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
a. Dipanaskan dengan kokas sampai 1500 0C,
b. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. ( 1/8 dari volume konvertor)
c. Kembali ditegakkan.
d. Udara dengan tekanan 1,5 2 atm dihembuskan dari kompresor.
CaSiO3
sifat
fisik
penting
dari
stainless
steel
tercantum
di
bawah
ini:
Aluminium (Al). Secara umum protective layer terbentuk dari reaksi Kromium + oksigen
secara spontan membentuk Krom-oksida. Jika lapisan oksida SS digores/terkelupas, maka
protective layer akan segera terbentuk secara spontan, tentunya jika kondisi lingkungan
cukup mengandung oksigen. Walaupun demikian kondisi lingkungan tetap menjadi penyebab
kerusakan protective layer tersebut. Pada keadaan dimana protective layer tidak dapat lagi
terbentuk, maka korosi akan terjadi. Banyak media yang dapat menjadi penyebab korosi,
seperti halnya udara, cairan/ larutan yang bersifat asam/basa, gas-gas proses (misal gas asap
hasil buangan ruang bakar atau reaksi kimia lainnya), logam yang berlainan jenis dan saling
berhubungan dan sebagainya.
Sifat-sifat kekerasan yang dibentuk profil logam dengan temperature indin dari kebanyakan baja-baja
stainless dapat digunakan dalam merancang mengurangi ketebalan bahan dan mengurangi berat dan beaya.
Baja-baja stainless mungkin diperlakukan panas untuk membuat komponen-komponen daya yang sangat
tinggi.
e. Pertimbangan estetika
Baja-baja stainless tersedia pada kebanyakan lapisan-lapisan penutup permukaan. Baja stainless ini
diatur dengan mudah dan sederhana menghasilkan kualitas yang tinggi, penampilannnya menyenangkan.
f. Sifat-sifat higienis
Kemampuan membersihkan dari baja-baja stainless menjadikan pilihan-pilihan utama di rumah
sakit- rumah sakit, dapur- dapur, fasilitas proses farmasi dan makanan.
g. Karakteristik dalam kehidupan
Baja stainless adalah sebuah bahan yang pemeliharaannya rendah dan tahan lama dan sering
merupakan pilihan paling sedikit mahal dalam perbandingan biaya jalan kehidupan.
2. Kelemahan Menggunakan Stainless Steel
Setiap bahan memiliki kelemahan dan Stainless Steel tidak terkecuali. Beberapa
kelemahan utama termasuk nya:
a. Tinggi biaya awal, terutama ketika logam alternatif yang dipertimbangkan.
b. Kesulitan dalam pengelasan karena disipasi yang cepat panas yang juga dapat
menghasilkan potongan hancur atau biaya pemborosan tinggi
3. Aplikasi Stainless Steel
Aplikasi baja Stainless Steel di bagi menjadi 3 yaitu :
Perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan
a.
b.
c.
d.
e.
Jenis
Stainless
Ke-liat-an
Ketahanan
Ketahanan
Temperatur
Temperatur
Tinggi
Rendah
Magnet Korosi
Hardening (Ductility)
Austenitic
Tdk
Sgt Tinggi
Sgt Tinggi
Duplex
Ya
Sedang
Tidak ada
Sedang
Rendah
Sedang
Ferritic
Ya
Sedang
Tidak ada
Sedang
Tinggi
Rendah
Martensitic Ya
Sedang
Q&T
Rendah
Rendah
Rendah
Steel
Kemampuan Welding
Sgt Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stainless Steel sebagai salah satu baja paduan yang memiliki sifat tahan karat yang tinggi,
juga merupakan baja paduan dengan kadar karbon yang rendah. Dibagi dalam 5 klasifikasi
yaitu, Austenitic, Ferritic, Martensitic, Duplex dan Precipitation Hardening Stainless Steel.
Dengan tingkat kekerasan yang juga tinggi Stainless Steel biasa dijadikan sebagai bahan
dasar utama perabotan rumah tangga dan peralatan serta perkakas, alat alat pemotong dan
bagian mesin.