(Amilase Mulut)
I. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap kerja enzim ptialin
2. Mengetahui pengaruh keasaman terhadap kerja enzim ptialin
3. Mengetahui pengaruh kebasaan terhadap kerja enzim ptialin
Ludah atau air liur dihasilkan oleh kelenjar ludah yang berjumlah tiga
pasang.Ketiga pasang kelenjar tersebut menghasilkan satu sampai dua liter ludah
setiap hari. Air liur mengandung enzim ptialin atau enzim amilase yang bekerja pada
suasana netral.Enzim ini berfungsi mengubah amilum menjadi glokusa.Ketika
amilum masuk ke dalam rongga mulut,pada suhu dan pH tertentu ,enzim ptialin akan
bekerja mengubah amilum menjadi glokusa.Tetapi pada saat tubuh dalam suhu dan
pH yang menyimpang dari normal ,maka kinerja enzim ini akan berkurang ,bahkan
terhenti.
A B C D
a. b. c. d.
A B 36 - 37ºC C 36-37ºC D
1 ml HCl 1ml NaOH
6. Mengamati perubahan warna pada tiap – tiap tabung yang mencatat hasilnya pada
tabel pengamatan.
A B C D A B C D
V. DATA HASIL PENGAMATAN
Tabung
No Pengujian Perlakuan Warna Akhir Grade
Reaksi
Air Liur + Larutan Tepung + Tidak
1. A Hijau +
Benedict Dipanaskan
Air Liur + Larutan Tepung +
2. B Dipanaskan Kuning ++
Benedict
Air Liur + Larutan Tepung +
3. C Dipanaskan Putih -
HCl + Benedict
Air Liur + Larutan Tepung + Tidak Biru-Orange
4. D -
NaOH + Benedict Dipanaskan (membeku)
Ludah atau air liur dihasilkan oleh kelenjar ludah yang berjumlah tiga
pasang.Ketiga pasang kelenjar tersebut menghasilkan satu sampai dua liter
ludah setiap hari. Air liur mengandung enzim ptialin atau enzim amilase yang
bekerja pada suasana netral.Enzim ini berfungsi mengubah amilum menjadi
glokusa.Ketika amilum masuk ke dalam rongga mulut,pada suhu dan pH
tertentu ,enzim ptialin akan bekerja mengubah amilum menjadi glokusa. Tetapi
pada saat tubuh dalam suhu dan pH yang menyimpang dari normal, maka
kinerja enzim ini akan berkurang, bahkan terhenti.
Berdasarkan pengaruh suhu ,enzim ptialin yang terkandung dalam air
liur akan bekerja dengan optimal pada suhu normal tubuh.Jika tubuh dalam
kondisi tertentu, misalnya sedang sakit, yang mengakibatkan suhu tubuh
berubah, maka kinerja enzim ini akan berkurang,yang mengakibatkan
perubahan amilum menjadi glokusa tidak efektif.
Berdasarkan pengaruh pH, enzim ptialin ini akan bekerja maksimal saat
pHnya hampir netral atau sudah netral. Keberadaan pH ini akan mendekati
netral, saat kondisi tubuh dalam keadaan normal,dan jika kondisi tubuh kurang
bagus, maka pHnya akan melenceng yang mengakibatkan berkurangnya kinerja
enzim ptialin yang diproduksi oleh air liur ini.
Pada saat kita sakit,biasanya nafsu makan kita berkurang dan adanya
rasa tidak enak saat kita makan. Keadaan ini adalah akibat dari faktor-faktor
penyebab maksimalnya kinerja enzim ptialin, seperti suhu normal, pH normal,
konsentrasi , dan lain-lain akan berubah menjadi tidak normal, sehingga kinerja
enzim ptialin yang harusnya seperti biasa yang membuat nafsu makan normal,
berubah menjadi berkurang sehingga nafsu makan berkurang.
Kinerja enzim dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Berikut ini adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja enzim :
1. Suhu
Setiap kenaikan 10 derajat celcius, kecepatan reaksi enzim meningkat
hingga 2 kali lipat. Hal ini berlaku pada batas suhu yang wajar.
Meningkatnya suhu berkaitan dengan peningkatan energi kinetik pada enzim
dan molekul substrat. Dalam suhu yang lebih tinggi, kecepatan molekul
substrat mengalami peningkatan. Sehingga, bertumbukan dengan enzim,
energi molekul substrat mengalami pengurangan. Hal ini mempermudah
molekul substrat terikat pada sisi enzim yang aktif. Meningkatnya suhu
secara ekstrim, dapat menyebabkan bergetarnya atom-atom penyusun enzim
sehingga ikatan hidrogen terputus dan enzim mengalami denaturasi.
Denaturasi merupakan kerusakan bentuk tiga dimensi enzim dan membuat
enzim terlepas dari substratnya. Hal ini membuat aktivitas enzim mengalami
penurunan. Denaturasi bersifat tidak dapat balik (irreversible). Tiap-tiap
enzim memiliki suhu optimum, mayoritas enzim memiliki suhu optimum 37
derajat celcius. Mayoritas enzim tumbuhan memiliki suhu optimum 25
derajat celcius.
2. pH
enzim memiliki kepekaan tinggi terhadap perubahan derajat keasaman
dan kebasaan lingkungan. Enzim bisa tidak aktif pada basa kuat atau asam
kuat.
Enzim Intrasel biasanya bekerja secara efektif pada kisaran pH 7,0.
Apabila pH ditingkatkan atau diturunkan diluar pH optimalnya, maka
aktivitas enzim akan mengalami penurunan secara cepat. Namun, terdapat
enzim yang mempunyai pH optimal agak basa seperti amilase, dan sangat
asam seperti pepsin. Amilase mempunyai pH optimum sekitar 7,5 (agak
basa) sedangkan pepsin mempunyai pH optimal sekitar 2 (sangat asam).
3. Inhibitor
Kinerja enzim bisa terhambat oleh zat-zat lain. Zat yang menghalangi
kinerja enzim dinamakan inhibitor. Inhibitor dapat menghalangi kinerja
enzim secara tetap atau sementara. Inhibitor enzim dibagi menjadi 2 yaitu :
inhibitor kompetitif dan nonkompetitif.
a) Inhibitor kompetitif
Inhibitor kompetitif merupakan molekul penghalang yang bersaing
dengan substrat untuk memperoleh sisi aktif enzim.
b) Inhibitor nonkompetitif
Yaitu molekul penghambat enzim yang kerjanya dengan
menempelkan diri pada bagian sisi luar aktif enzim. Sehingga,
bentuk enzim mengalami perubahan dan sisi aktif enzim tidak
berfungsi.
VII.DISKUSI
1. a. Jelaskan karakteristik enzim!
b. Jelaskan peranan enzim dalam proses pencernaan makanan!
Jawab :
a. Karakteristik enzim :
Sebagai katalisator
Berfungsi untuk mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi
Tersusun dari protein
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam amino
Dibuat dalam sel
Enzim dibuat didalam sel hidup melalui proses anabolisme berupa sintesa
protein
Dipengaruhi faktor lingkungan (suhu dan Ph)
Tiap enzim memerlukan suhu dan Ph optimum yang berbeda – beda,
karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika
suhu dan keasaman berubah
Bekerja bolak balik
Enzim akan terbentuk kembali setelah reaksi seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya
Bekerja didalam dan diluar sel
Enzim yang bekerja diluar sel disebut enzim ekstraseluler
2. Jelaskan secara urut proses pencernaan karbohidrat baik secara mekanik maupun
enzimatik!
Jawab :
Proses pencernaan karbohidrat berlangsung dimulut dan diusus halus. Saat dimulut
pati dipecah menjadi maltosa oleh enzim ptialin. Saat dilambung, aktivitas enzim
ptialin dari air liur dihambat oleh zat asam yang disekresikan oleh lambung. Saat
makanan masuk kedalam duodenum, makanan bercampur dengan getah pankreas.
Hasil akhir proses pencernaan makanan adalah glukosa, fruktosa, galaktosa,
maltosa, dan monosakarida lainnya. Senyawa – senyawa tersebut kemudian
diabsorbsi melalui dinding usus halus dan dibawa ke hati.
3. Jelaskan secara urut proses pencernaan protein baik secara mekanik maupun
enzimatik!
Jawab :
Prose pencernaan protein diawali dengan pencernaaan makanan secara mekanik
dimulut. Saat dilambung protein diubahmenjadi pepton oleh enzin pepsin, dimana
enzim pepsin tesebut merupakan hasil pengaktifan enzim pepsinogen mrnjadi enzim
pepsin oleh HCl. Saat diduodenum terdapat enzim tripsin yang mengubah pepton
menjadi asam amino, kemudian saat diusus kosong terdapat enzim – enzim yang
dihasilkan didinding usus. Antara lain, enzim erepsin yang mengubah dipeptida
menjadi asam amino. Enzim peptisade yang mengubah polipeptida menjadi asam
amino kemudian diileum terjadi penyerapan asam amino oleh kapiler darahdalam
vili kemudian diangkut ke hati melalui pembuluh darah.
4. Jelaskan secara urut proses pencernaan lemak baik secara mekanik maupun
enzimatik!
Jawab :
Prose pencernaan protein diawali dengan pencernaaan makanan secara mekanik
dimulut. Saat dilambung lemak mengalami pencernaan, namun belum sempurna.
Pencernaan tersebut dilakukan oleh enzim lipase, diduodenum lemak dirombak
menjadi emulsi lemak oleh empedu, dimana empedu dihasilkan dihati. Kemudian
emulsi lemak diubah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase diusus 12
jari dandiusus kosong. Diileum asam lemak dan gliserol diserap oleh kapiler darah
dalam vili yang kemudian diangkut melalui pembuluh kill dan menuju hati.
5. a. Mengapa kelebihan protein dan vitamin tidak bisa diserap oleh tubuh kita?
Jawab :
Karena kelebihan protein dan vitamin tersebut akan dirombak didalam hati
menjadi senyawa N dan yang tidak mengandung senyawa N. Aenyawa yang
mengandung senyawa N misalnya NH3 (Amonia) NH4OH (Amonium
Hidroksida). Senyawa yang mengandung unsur senyawa N akan disintesis
menjadi urea. Pembentukan urea berlangsung didalam hati karena sel – sel nya
memproduksi enzim arginase. Urea yang dihasilkan tersebut tidak diperlukan
oleh tubuh dan akan dikeluarkan bersama urine. Sementara itu, senyawa yang
tidak mengandung unsur N akan mengalami sintesis ulang menjadi bahan baku
karbodidrat dan lemak. Dengan demikian dapat dioksidasi didalam tubuh untuk
mnghasilkan energi
b. Mengapa mineral tidak ikut dalam proses pencernaan makanan?
Jawab :
Karena mineral mudah larut dalam air, dan ketika dilambung mineral langsung
diserap oleh usus duodenum dan kelebihannya dikeluarkan dalam bentuk urine
VIII. KESIMPULAN
Dari pengamatan diatas dapat diambil kesimpulan :
1. Air liur berisi enzim ptialin yang mampu mendegradasi ikatan pati menjadi
sebuah rantai linier. Ikatan pati dipecah menjadi dua buah ikatan gula
(disakarida). Hasil akhir proses enzim ptialin adalah dua buah molekul glukosa
yang dikenal dengan maltosa.
2. Enzim ptialin tidak dapat bekerja apabila dalam keadaan asam atau basa.
Jika terlalu asam akan mengakibatkan denaturasi protein yang
mengakibatkan hilangnya aktivitas kerja enzim.
3. Enzim ptialin hanya dapat bekerja secara optimum apabila terdapat pada
suhu 300-400.
Mengetahui,