Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

PENGARUH SUHU DAN pH TERHADAP ENZIM


PTIALIN

Disusun oleh :
1. Ilham Nur Fauzan (17)
2. Muhammad Fathin Raihan (25)
3. Neil Amadeus Yudhistira (29)
4. Raden Deandra Salva (30)

KELAS XI MIPA 6
SMA NEGERI 1 BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Pengaruh Suhu
dan Ph Terhadap Enzim Ptialin”
Laporan ini dapat diselesaikan semata karena bimbingan dari Ibu Sumiati S.Pd.,
sebagai guru mata pelajaran biologi kami. Karena itu, sebelumnya kami mengucapkan terima
kasih tak terhingga kepada beliau.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karenanya, saran dan kritik yang bersifat
membangun akan kami terima dengan senang hati. Kami berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Kelompok Praktikum XI MIPA 6


Bandung, 10 Desember 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam proses pencernaan makanan, selain melibatkan alat pencernaan juga akan
melibatkan kelenjar pencernaan yang akan menghasilkan enzim untuk membantu
mencerna zat-zat makanan yang dimakan oleh kita.

1.2. Rumusan Masalah

1) Apakah fungsi lugol yang diteteskan pada nasi?


2) Enzim apakah yang terdapat pada saliva dan apa fungsinya?
3) Organ apakah yang dapat menghasilkan enzim tersebut di atas?
4) Adakah pengaruh penambahan HCl dan pemanasan terhadap kerja enzim tersebut?

1.3. Hipotesis
Adapun hipotesis kami adalah sebagai berikut:
1) Nasi yang tidak dikunyah mengandung amilum dan tidak mengandung glukosa.
2) Nasi yang dikunyah mengandung glukosa.
3) Suhu dan asam akan menghambat kerja enzim ptialin.

1.4. Tujuan
Mengetahui fungsi dan pengaruh suhu serta pH terhadap kerja enzim ptialin.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Enzim Ptialin


Enzim ptialin adalah enzim yang berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang
mengandung polisakarida (amilum) menjadi disakarida (maltosa).
Enzim Ptialin dihasillkan oleh organ kelenjar ludah manusia di mulut yang terdiri dari
2 macam, yaitu kelenjar palotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis.
Ptialin terdapat pada air liur di mulut dan dapat bekerja dengan efektif pada pH 6.7–
7.0.

B. Fungsi Enzim Ptialin


Enzim ptialin dalam tubuh manusia memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
 Ptialin berfungsi sebagai katalis atau produk yang dapat mempercepat proses h
idrolisis karbohidrat menjadi gula sederhana dalam sistem pencernaan makana
n.
 Enzim ptialin bertanggung jawab untuk merombak atau mendegradasi saripati
makanan menjadi struktur karbohidrat yang lebih sederhana seperti maltosa.
 Karbohidrat dapat diserap oleh tubuh dan dialirkan ke seluruh tubuh oleh dara
h menjadi energi yang dapat digunakan untuk melakukan tugas sehari-hari sete
lah pati dirombak oleh enzim ptialin.
 Enzim ptialin mampu membentuk kembali polisakarida menjadi maltosa deng
an ikatan yang lebih pendek.
 Enzim ptialin hanya dapat mengubah karbohidrat menjadi gula sederhana. Se
mentara enzim pencernaan lainnya mampu menghidrolisis dan mendekomposi
si struktur karbohidrat rantai pendek.
 Enzim ptialin dan enzim amilase merupakan dua enzim karbohidrat yang mem
iliki pengaruh paling besar. Enzim ptialin mirip dengan enzim amilase karena
bekerja di rongga mulut terlebih dahulu, sedangkan enzim amilase diproduksi
secara eksklusif oleh pankreas.

C. Cara Kerja Enzim Ptialin


Enzim ptialin hanya dihasilkan oleh kelenjar ludah. Saat makanan masuk ke dalam m
ulut, kelenjar ludah otomatis terstimulasi untuk memproduksi air liur. Air liur mengand
ung konsentrasi tinggi enzim ptialin.

Dalam air liur, enzim ptialin memecah susunan karbohidrat menjadi gula sederhana s
aat makanan mulai dikunyah. Proses ini perlu waktu lama, sehingga kadang makana
n tertelan sebelum enzim ptialin menyelesaikan pekerjaannya.

Enzim ptialin yang dapat bekerja di ruangan dengan pH tinggi, akan berhenti bekerja
saat masuk ke dalam lambung yang memiliki tingkat keasaman tinggi. Enzim amilase
akan menghidrolisis sebagian besar saripati yang tersisa.
Dengan mengunyah makanan lebih lama dan membiarkan ptialin melakukan tugasny
a, kita dapat meningkatkan kinerja enzim ptialin. Munculnya manisnya nasi yang kita
kunyah dalam waktu lama adalah bukti nyata bahwa ptialin bekerja.

Ptialin telah mempermudah kerja organ pencernaan pada bagian pencernaan selanj
utnya dengan cara mengunyah makanan secara perlahan dan lembut, selain mengo
ptimalkan proses mekanis pencernaan.
BAB III
METODE PENELITIAN

1.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Waktu praktikum : Jumat, 25 November 2022.
Tempat praktikum : Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Bandung.

1.2. Variabel Penelitian


 Variabel Kontrol : Nasi
 Variabel Bebas : Suhu dan Ph
 Variabel Terikat : Kerja ptialin

1.3. Bahan dan Alat Praktikum


1) Lumpung 8) Reagen Benedict
2) Alu 9) Bunset
3) Tabung Reaksi 10) Gelas Kimia
4) Penjepit kayu 11) Nasi tanpa dikunyah
5) Rak tabung reaksi 12) Nasi yang sudah dikunyah
6) Pipet 13) HCl
7) Kertas label 14) Reagen Lugol

1.4. Prosedur atau Langkah-Langkah Praktikum


1) Berilah label pada empat tabung reaksi dengan table A, B, C, dan D.
2) Tumbuklah nasi menggunakan lumpung dan alu, tambahkan sedikit air.
3) Masukkan nasi yang sudah ditumbuk ke dalam tabung reaksi A ± 1 cm, tambahkan 3
tetes lugol, amati perubahan warna yang terjadi.
4) Kunyahlah nasi sebanyak 1 sendok makan, kunyah sebanyak 36 kali kunyahan.
5) Keluarkan kunyahan nasi dan masukkan ke dalam gelas kimia, tambahakan sedikit air
lalu aduk.
6) Masukkan nasi yang dikunyah ke dalam tabung reaksi B, C, D ± 1 cm.
7) Tambahkan 3 tetes benedict ke dalam tabung reaksi B, lalu kocok dan panaskan di
atas bunsen, amati perubahan warna yang terjadi.
8) Tambahkan 3 tetes HCl ke dalam tabung reaksi C lalu kocok, tambahkan 3 tetes
benedict, lalu panaskan di atas bunsen, amati perubahan warna yang terjadi.

Langkah 9
9) Masukkan tabung reaksi D ke dalam gelas kimia yang berisi air mendidih ± 5 cm, lalu
angkat dan dinginkan.

10) Tambahkan 3 tetes benedict ke dalam tabung reaksi D lalu kocok, panaskan tabung
reaksi di atas bunsen, amati perubahan warna yang terjadi.
11) Catat hasil pengamatan Anda ke dalam tabel data hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Tabung Perlakuan Hasil


Reaksi (perubahan
warna)
A1 Nasi ditumbuk+lugol Hitam
A2 Nasi ditumbuk+benedict+dipanaskan Putih buram

B Nasi dikunyah+benedict+dipanaskan Oranye


C Nasi dikunyah+HCl+benedict+dipanaskan Biru muda
D Nasi dikunyah+di air mendidih+benedict+dipanaskan Kuning

Dari tabel di atas, terjadi perubahan warna pada sampel yang telah mendapat perlakuan yang
berbeda-beda.
1. Tabung reaksi A1 ketika ditambahkan lugol warnanya berubah menjadi warna hitam
yang berarti nasi mengandung amilum.
2. Tabung reaksi A2 ketika ditambahkan benedict, warnanya putih buram. Menandakan
bahwa nasi yang belum dikunyah tidak mengandung glukosa.
3. Tabung reaksi B, ketika ditambahkan benedict warnanya berubah menjadi warna
oranye. Menandakan bahwa nasi yang dikunyah mengandung amilum.
4. Tabung reaksi C yang ditambahkan HCl, ketika ditambahkan benedict akan berubah
warnanya menjadi biru muda. Jika dibandingkan dengan tabung reaksi B, perubahan
warna pada tabung reaksi C tidak terlalu berubah. Ini membuktikan bahwa asam
mempengaruhi kerja enzim ptialin menjadi lambat.
5. Tabung reaksi D yang dinaikkan suhunya, ketika ditambahkan benedict akan berubah
warnanya menjadi kuning. Jika dibandingkan tabung reaksi B, tabung reaksi D
warnanya lebih muda dibandingkan dengan tabung reaksi B. Hal ini membuktikan
bahwa suhu dapat menghampat kerja ptialin.

- Tanya jawab:

1) Apakah fungsi lugol yang diteteskan pada nasi?


Untuk mengetahui ada tidaknya amilum dalam nasi. Apabila nasi ditetesi lugol
warnanya menjadi hitam, menandakan bahwa nasi mengandung amilum.

2) Enzim apakah yang terdapat pada saliva dan apa fungsinya?


Enzim ptialin berfungsi mengubah polisakarida (amilum) menjadi disakarida maltosa.

3) Organ apakah yang dapat menghasilkan enzim tersebut di atas?


Organ yang dapat menghasilkan enzim ptialin adalah organ kelenjar ludah manusia di
mulut yang terdiri dari 3 macam yaitu kelenjar palotis, kelenjar submandibularis, dan
kelenjar sublingualis.

4) Adakah pengaruh penambahan HCl dan pemanasan terhadap kerja enzim tersebut?
Penambahan HCl menjadikan kerja enzim ptialin lambat dan faktor suhu juga akan
menghambat kerja enzim ptialin.

5) Tentukan variabel kontrol, bebas, dan terikat dalam penelitian yang Anda lakukan!
- Variabel kontrol : Nasi
- Variabel bebas : Suhu dan pH
- Variabel terikat : Kerja enzim ptialin
BAB V
KESIMPULAN

Nasi pada awalnya (sebelum dikunyah) mengandung amilum. Kemudian, ketika nasi
dikunyah dan bereaksi dengan enzim ptialin, nasi diubah dari polisakarida (amilum)
menjadi disakarida (maltosa).
Kerja enzim ptialin dipengaruhi oleh suhu dan pH. Nasi yang dikunyah yang
ditambahkan HCl menjadikan kerja enzim ptialin lambat dan terhambat. Begitu pula dengan
suhu, pada percobaan suhu dinaikkan dan menghambat kerja enzim ptialin.

PENUTUP

Dengan demikian selesailah laporan praktikum kami sebagai penulis. Penulis


menyadari akan banyaknya kekurangan dalam laporan ini dikarenakan kurangnya
pengalaman serta ilmu untuk waktu ini. Penulis harap pembaca dapat mengambil manfaat
dari membaca tulisan ilmiah ini. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Enzim Ptialin: Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja dalam Tubuh (detik.com)

Anda mungkin juga menyukai