ENZIM
PTIALIN
Dosen Pengampu
Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc.
KELOMPOK
1 Offering C
Saliva adalah cairan yang tidak berwarna dengan konsistensi seperti lendir.
Kelenjar saliva merupakan kelenjar di dalam rongga mulut yang mensekresikan
saliva titik kelenjar saliva terbagi atas kelenjar saliva minor dan kelenjar saliva
Mayor. Kelenjar saliva Mayor dapat dibagi lagi menjadi tiga, yaitu kelenjar parotis
kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis. Saliva memiliki fungsi antara
lain menjaga kadar kelembaban dan membasahi rongga mulut, melumasi dan
melunakkan makanan sehingga proses menelan dan mengecap rasa makanan
akan lebih mudah pencernaan karbohidrat oleh enzim ptialin dan amilase yang
dimulai dalam rongga mulut, membersihkan rongga mulut dari sisa makanan sisa
sel dan bakteri sehingga menjaga mulut dan Gigi agar tetap bersih, mencegah
infeksi karena mulut dan Gigi bersih serta adanya Lg A, lisozim, dan laktoferin
Pada kelenjar ludah mengeluarkan air liur yang mengandung enzim ptialin atau
amilase enzim amilase merupakan enzim yang mampu mengindera lisis amilum
dan menghasilkan glukosa enzim amilase dapat dihasilkan oleh semua makhluk
hidup untuk katalis reaksi Bro kimia, sehingga reaksi-reaksi tersebut dapat
berlangsung lebih cepat titik enzim amilase untuk kebutuhan industri diekstraksi
dari berbagai jenis sel makhluk hidup titik terutama pada mikroorganisme karena
dapat menghasilkan enzim yang dapat dimanfaatkan manusia dalam jumlah dan
jenis yang sangat bervariasi. Selain itu Mikroorganisme dapat dikultur untuk
memperoleh enzim yang dihasilkan (Ningsih,2012)
Metode
C1. Alat dan
Bahan
Bahan:
Alat:
Tabung A Keruh (+) Biru Kehitaman Biru Kehitaman Biru Kehitaman Biru Kehitaman
(++++) (++++) (++++) (++++)
Tabung B Keruh (+) Kuning Sangat Kuning Sedikit Kuning pekat (++ Kuning Pekat (++
Pekat (++++) Pudar (++) +) +)
Tabung C Keruh (+) Kuning Sangat Kuning Pekat (+ Kuning Pekat (++ Kuning Sedikit
Pekat (++++) ++) +) Pudar (++)
Tabung A, berisi larutan saliva yang ditambahkan 1 ml larutan amilum 1% dan 1 ml larutan buffer
pH 4,1 lalu diteteskan larutan iodin 10%.
Tabung B, berisi larutan saliva yang ditambahkan 1 ml larutan amilum 1% dan 1 ml larutan buffer
pH 6,186 lalu diteteskan larutan iodin 10%.
Tabung C, berisi larutan saliva yang ditambahkan 1 ml larutan amilum 1% dan 1 ml larutan buffer
pH 9,18 lalu diteteskan larutan iodin 10%.
Pembahasan
Uji pengaruh pH terhadap kerja enzim ptialin untuk mengetahui Kondisi Optimum enzim dalam
mendegradasi substrat. setiap enzim memiliki aktivitas optimum pada pH tertentu dan hanya bekerja
pada substrat tertentu. seperti enzim ptialın yang hanya bekerja pada untuk amilum. Hal ini sesuai
dengan pernyataan bahwa enzim dikatakan memiliki sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada
substrat tertentu dan bentuk reaksi tertentu.
Penambahan lantan iodin 10% pada masing-masing tabung reaksi bertujuan untuk menguji
karbohidrat pada amilum dengan mengamati perubahan warna yang terjadi. Berdasarkan data
pengamatan yang dihasilkan pada tabung reaksi A dengan larutan buffer pH 4,01 setiap 5 menit
berwarna biru kehitaman. dikarenakan amilum yang bereaksi dengan larutan iodin akan berubah warna
menjadi biru Keunguan. Hal ini berarti pada tabung reaksi A positif mengandung amilum ditunjukkan
dengan adanya perubahan warna dari bening menjadi biru kehitaman dikarenakan masih positif
mengandung amilum, berarti kerja enzim ptialin dalam mengubah amilum menjadi maltosa belum maksimal
dalam PH asam. Pada tabung reaksi B dengan lantan buffer PH 6.86, didapatkan hasil warna setiap 5
menit yaitu orange hingga Orange tua. Hal ini menunjukkan kerja enzim yang sudah optimal dalam
merombak amilum menjadi maltosa pada pH netral, Sedangkan pada tabung C dengan larutan buffer pH
9,18 didapatkan hasil warna orange seperti warna pada tabung reaksi B. Hal ini berarti, pada pH basa
Kerja enzim sudah tidak optimal dikarenakan enzim ptialin akan rusak dan tidak dapat memecah amilum
menjadi maltosa.
Pembahasan
Sesuai dengan data yang telah didapatkan, dari penggunaan larutan buffer dengan pH yang
berbeda-beda menunjukkan bahwa PH sangat berpengaruh terhadap kerja enzim ptialin dalam mengubah
amilum menjadi maltosa. Berdasarkan hasil pengamatan, analisis serta pembahasan diatas, enzim ptialin
dapat bekerja optimal dalam merombak amilum jika dalam keadaan netral dengan rentan nilai pH 6,8, dan
7.
Bahan Diskusi 2). Jelaskan pengaruh pH terhadap kerja
enzim ptialin?
1). Bagaimana mekanisme pengaturan sekresi enzim
ptialin? Jawaban:
Pengaruh pH terhadap kerja enzim
Jawaban: ptialin yaitu saat pH-nya asam maka kerja
Selama sehari, saliva bisa disekresikan sekitar enzim ptialin menjadi kurang maksimal dalam
0,5 sampai 1,5 liter. Tingkat rangsangan saliva mengubah amilum menjadi maltosa. Sedangkan
tergantung pada kecepatan aliran saliva yang saat pH netral, maka kerja enzim akan optimal.
bervariasi antara 0,1 sampai 4 ml/menit. Pada
Sedangkan saat pH-nya basa, Kerja enzim juga
kecepatan 0,5 ml/menit sekitar 95% saliva disekresi
oleh kelenjar parotis dan kelenjar submandibular.
kurang optimal karena enzim ptialin saat pH
Sisanya disekresikan kelenjar sublingual dan basa akan rusak dan tidak dapat memecah
kelenjar-kelenjar di lapisan mukosa mulut. Sekresi anutum menjadi maltosa.
saliva bersifat spontan dan terus menerus tanpa ada
rangsangan yang jelas, disebabkan oleh stimulasi
konstan rendah ujung-ujung saraf parasimpatik yang
berakhir di kelenjar saliva untuk menjaga mulut dan
tenggorokan tetap basah. Enzim ini menghidrolisis
pati menjadi maltosa dan isomaltosa serta dekstrin
lainnya yang dikenal sebagai dekstrin batas.
Bahan Diskusi 4) Jelaskan fungsi enzim ptialin dalam proses
pencernaan !
3). Gambarkan dan sebutkan lokasi-lokasi kelenjar
ludah pada manusia! Jawaban:
Menghidrolisis pati menjadi maltosa dan
isomaltosa, serta dekstrin serta kecil lainnya
yang dikenal sebagai dekstrin batas. Enzim
ptialin di mulut dan bercampur dengan
makanan untuk mengubah pada pati.
Bahan Diskusi
Pro Premium
$
lampiran
Pro Premium
$
lampiran
Pro Premium