Anda di halaman 1dari 5

A.

JUDUL

: Pengaruh pH Terhadap Aktivutas Enzim Ptialin

B. TANGGAL PRAKTIKUM : 15 Oktober 2014


C. TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap kerja enzim ptialin.
D. DASAR TEORI
Selama proses pencernaan makanan mengalami perubahan fisik baik secara
mekanik maupun kimiawi. Perubahan secara kimiawi pada umumnya menggunakan
suatu enzim yang terkandung di dalam cairan pencernaan, misalnya saliva, getah
lambing, caira usus, cairan pankreas dan hati (Tim Anatomi Dan Fiologi Manusia). Pada
saat mekanan mencapai mulut, terdapat pencernaan mekanik, melalui pengunyahan dan
melalui kimiawi dengan menggunakan enzim.

Keduanya saling beerja sama.

Pengunyahan (mastifikasi) memecah partikel makanan yang besar dan mencampur


makanan dengan sekresi kelenjar salivalis. Saliva mengandung dua enzim yaitu lipase
lingualis yang diskeresi oleh kelenjar paa lidah dan ptialin diskresi oleh kelenjar salivalis.
Soewolo, 1999: 275)
Enzim mempercepat reaksi dengan faktor antara 108 dan 1020. Dibandingkan
dengan kata lisator buatan manusia, enzim 108 hingga 109 lebih efektif. Kerja enzim
bersifat spesifik, daripada kata lisator anorganik atau organik buatan dalam macam reaksi
yang

dikatalisisnya

(Sasmitamiharja,

1998:89).

Sifat-sifat

enzim

menurut

Sasmitamiharja, (1998:90):
o enzim akif dalam jumlah yang sangat sedikit, dalam reaksi biokimia hanya
sejumlah kecil enzim yang diperlukan untuk mengubah sejumlah besar substrat
menjadi hasil
o enzim tidak terpengaruh reaksi yang dikatalisisnya dalam kondisi stabil. Tatapi
pada pada kondisi idak satbil, reaksi dapat terganggu. Hal ini menyebabkan kerja
enzim dipengaruhi oleh keasaman dan suhu.
o enzim tidak mempengarui kesetibangan reaksi. Walaupun kerja enzim
mempercepat penyelesaian suatu reaksi, enzim tidak mempengarui kesetibangan
reaksi tersebut. Tanpa enzim, rekasi dapat balik yang biasanya terdapat dalam
sistem hidup berlangsung ke arah kesetimbanganpada laju yang sangat lambat.

o Kerja enzim spesifik. Enzim menunjukkan kekhasan untuk reaksi yang


dikatalisisnnya. Enzim yang mengkatalisis suatu reaksi tidak akan mengkatalisis
reaksi yang lain.
Enzim adalah suatu protein. Seperti halnya protein lain lain, enzim dapat
mengalami perubahan struktur apabila dikenakan pada suhu ekstrim. Bila terjadi
perubahan struktur, enzim menjadi tidak fungsional lagi. Supaya dapat bekerja secara
optimal, enzim memerlukan kondisi (pH, suhu, dan kepekatan) tertentu. Kerja enzim
bersifat spesifik, enzim ptialin hanya bekerja untuk amilum, enzim katalase untuk
hidrogen perioksida, dan sebagainya (Tim Anatomi Dan Fiologi Manusia). Misalnya saja
pembongkaran amilum oleh ptialin membutukan enzim 0,7 dan kerja ini akan berhenti
setelah sampai di lambung, karena dihamabt oleh getah lambung yang asam. (Soewolo,
1999: 275)

E. ALAT BAHAN
Alat:
-

Gelas piala 100 cc

Tabung reaksi

Rak tabung reaksi

Gelas ukur 10 cc

Corong kaca

Pipet

Plat tetes

Bahan
-

Larutan amilum 1%

Larutan iodin 10%

Larutan buffer pH 3

Larutan buffer pH 5

Larutan buffer pH 7

Larutan buffer pH 9

Saliva dan Aquades

F. PROSEDUR KERJA
menamung saliva sebanya 5 cc dalam gelas piala, menambahkan akuades mengocok
kemadian menyaring

menyediakan 4 buah tabung reaksi, memberi tanda A, B, C, dan D

mengisi tabung A dengan 1 cc larutan amilum 1% ditambah 1 cc larutan buffer pH 3

mengisi tabung B dengan 1 cc larutan amilum 1% ditambah 1 cc larutan buffer pH 5

mengisi tabung C dengan 1 cc larutan amilum 1% ditambah 1 cc larutan buffer pH 7

mengisi tabung D dengan 1 cc larutan amilum 1% ditambah 1 cc larutan buffer pH 9

menambahkan 1 cc larutan saliva ke dalam masing-masing tabung reaksi, kemudia


mengocom. mencata sebagi nol
lima menit kemudian meneteteskan 4tetes larutan masing-masing tabung reaksi pada 4
lubang deret pertama plat tetes. menambahkan iodin 10%

lima menit berikutnya, meneteteskan 4tetes larutan masing-masing tabung reaksi pada
4 lubang deret kedua plat tetes. menambahkan iodin 10%
lima menit berikutnya, meneteteskan 4tetes larutan masing-masing tabung reaksi pada
4 lubang deret ketiga plat tetes. menambahkan iodin 10%
lima menit berikutnya, meneteteskan 4 tetes larutan masing-masing tabung reaksi pada
4 lubang deret keempat plat tetes. menambahkan iodin 10%

G. DATA PENGAMATAN

Perubahan warna pada menit ke- setelah diberi iodin


Larutan

A (pH 3)

Bening

B (pH 5)

Bening

C (pH 7)

Bening

D (pH 9)

Bening

5 menit

5 menit

5 menit

5 menit

ke-1

ke-2

ke-3

ke-4

Biru

Biru

Biru

Biru

kehitaman

kehitaman

kehitaman

kehitaman

(+++++)

(++++)

(+++)

(++)

Kuning

Kuning tua Kuning tua

(+++)

(++++)

(++++)

Kuning

Kuning

Kuning

Kuning

muda (++)

muda (+++)

(++++)

(++++)

Bening

Bening

Kuning (++)

Bening agak Kuning


kuning (+)

muda (++)

Keterangan :
-

tabung A dengan 1 cc larutan amilum 1% ditambah 1 cc larutan buffer pH 3

tabung B dengan 1 cc larutan amilum 1% ditambah 1 cc larutan buffer pH 5

tabung C dengan 1 cc larutan amilum 1% ditambah 1 cc larutan buffer pH 7

tabung D dengan 1 cc larutan amilum 1% ditambah 1 cc larutan buffer pH 9

daftar Rujukan
Soewolo.1999.Fisiologi Manusia. Malang. Imstpep-JICA
Sasmitamiharja, dardjat., Dkk.1999. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung ITS
Tim pengampu mata kuliah anatomi fisiologi Manusia.Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia.
Malang. Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai