Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STERILISASI

Disusun oleh :
Henny Sulistyarini
P1337420321046

Dosen Pengampu:
Ns. M.Projo Angkasa, S.Kep,Ns,M.Kes

Program Studi DIII Keperawatan Pekalongan


Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Ns. M.Projo Angkasa, S.Kep,Ns,M.Kes selaku dosen pengampu mata
kuliah ini, dan saya berterimakasih juga kepada pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Saya sangat berharap semoga makalah yang berjudul “Sterilisasi” ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekalongan, 15 April 2022

Fatimah Azzahro
P1337420321071

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i

Kata Pengantar...................................................................................ii

Daftar Isi ………………………………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2

1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Sterilisasi .........................................................................................3

2.2 Tujuan Sterilisasi................................................................................................3

2.3 Jenis-jenis Sterilisasi..........................................................................................3

2.4 Cara Sterilisasi................................................................................................... 4

2.5 SPO Sterilisasi....................................................................................................6

Daftar Pustaka .......................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Sterilisasi adalah proses destruksi atau mematikan mikroorganisme.
Proses pemanasan yang digunakan dalam proses sterilisasi tidak menghasilkan produk
yang steril atau terbebas dari mikroorganisme karena tidak semua mikroba mati pada
proses sterilisasi. Akan tetapi, pengaturan pH atau kondisi penyimpanan produk, seperti
pengemasan vakum dan pendinginan dapat mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk
dan penyebab keracunan makanan. Sterilisasi merupakan proses pemanasan, yaitu
produk pangan diberi suhu dan lama proses pemanasan yang cukup untuk menghasilkan
produk yang steril secara komersial. Oleh karena itu, proses sterilisasi untuk produk
pangan sering disebut sterilisasi komersial. Pengemasan merupakan suatu cara atau
perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan
pangan baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat
sampai ketangan konsumen dengan selamat, secara kuantitas maupun kualitas. Interaksi
bahan pangan atau makanan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang
merugikan bagi bahan pangan tersebut, antara lain ; interaksi massa, yaitu kontaminasi
mikrobia (jamur, bakteri, dll), kontaminasi serangga, penambahan air atau menguapnya
air, benturan / gesekan. Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi
atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu ; bahan pengemasnya
harus memenuhi persyaratan tertentu, metode atau tehnik pengemasan bahan pangan
harus tepat, pola distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik.
Persyaratan bahan pengemas yaitu ; memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan)
udara yang sesuai dengan jenis bahan pangan yang akan dikemas, harus bersifat tidak
beracun dan inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan), harus kedap air, tahan panas,
mudah dikarjakan secara masinal dan harganya relatif murah. PT. Bangun Wenang
Beverages Company memproduksi minuman berkarbonasi yaitu, coca-cola, sprite, dan
fanta yang bahan pengemasannya menggunakan botol kaca. PT. Bangun Wenang
menggunakan botol kaca bekas dari pengumpul, selain botol kaca bekas, terdapat juga
botol kaca baru yang siap diproduksi untuk bahan pengemasan minuman tetapi melalui
sterilisasi. Kemasan kaca memberikan kenyamanan bagi konsumen karena makanan dan
minuman mereka bersih dan murni. Kaca tidak mengalami korosi, ternoda/luntur,

1
terurai, sehingga produk didalamnya tetap segar seperti ketika pertama kali dikemas.
Adapun kelebihan bahan pengemasan kaca yaitu ; Kedap terhadap air, gas, bau-bauan
dan mikroorganisme. Inert dan tidak dapat bereaksi atau bermigrasi kedalam bahan
pangan. Kecepatan pengisian hampir sama dengan kemasan kaleng. Produk yang
mengalami pemanasan dan penutupan secara hermetis. Pengemasan dapat didaur ulang.
Setelah dibuka dapat ditutup kembali. Transparan sehingga isinya dapat diperlihatkan
dan dapat dihias. Memberikan nilai tambah bagi produk. Riqid (kaku), kuat dan dapat
ditumpuk tanpa mengalami kerusakan. Kelemahan bahan pengemas kaca yaitu ; Berat
sehingga biaya transport mahal. Resistensi terhadap pecah dan mempunyai thermal
shock yang rendah. Dimensinya bervariasi. Berpotensi menimbulkan bahaya yaitu dari
pecahan kaca.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian sterilisasi ?
2. Apa tujuan sterilisasi ?
3. Apa jenis-jenis sterilisasi ?
4. Bagaimana cara sterilisasi ?
5. Bagaimana SPO sterilisasi ?

1.3. Tujuan Makalah


1. Mengetahui pengertian sterilisasi
2. Mengetahui tujuan sterilsasi
3. Mengetahui jenis sterilisasi
4. Memahami cara sterilisasi
5. Memahami SPO Sterilisasi

2
BAB II
PEMBAHASAN
21. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal
ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang
terdapat dalam suatu benda. Prosesini melibatkan aplikasi biocidal agent atau
proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Sterilisasi di desain untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Target suatumetode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe
mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membran
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,
2006).
Cahyani (2014) menyatakan bahwa, sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan
suatu cara untuk mematikan dan menghilangkan semua organisme yang terdapat
pada suatu benda. Pemindahan biakan bakteri secara aseptik menggunakan salah
satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, ada pula beberapa peralatan dan
media yang menjadi rusak apabila dibakar. Tiga cara utama yang biasa dipakai
dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan atau
filtrasi.

22. Tujuan Sterilisasi


1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai
2. Mencegah peralatan cepat rusak
3. Mencegah terjadunya infeksi silang
4. Menjamin kebersihan alat
5. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan
pasien.

23. Jenis Sterilisasi


a. Sterilisasi Fisika
Metode Sterilisasi Secara Fisik. Metode Fisik adalah metode yang digunakan
untuk membunuh/membasmi/menghilangkan mikroorganisme patogen secara
fisik. Yakni menghancurkan bentuk secara fisik. Metode ini terbagi menjadi dua
macam yakni Pemanasan Penyinaran, dan filtrasi.

3
b. Sterilisasi dengan metode kimiawi
Sterilisasi kimia merupakan proses sterilisasi dengan cara perendaman alat
kesehatan dalam larutan kimia. Larutan kima yang biasanya digunakan untuk
sterilisasi kimia alat kesehatan adalah hydrogen dan glutaraldehyde.

24. Cara Sterilisasi


1. Sterilisasi uap
Adalah proses sterilisasi thermal yang menggunakan uap jenuh
dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu 121o . Kecuali dinyatakan
lain, berlangsung di suatu bejana yang disebut otoklaf, dan mungkin
merupakan proses sterilisasi paling banyak dilakukan. Alat : Disebut
otoklaf, yaitu suatu panci logam yang kuat dengan tutup yang berat,
mempunyai lubang tempat mengeluarkan uap air beserta krannya,
termometer, pengatur tekanan udara, klep pengaman. Cara bekerja : Otoklaf
dipanaskan, ventilasi dibuka untuk membiarkan udara keluar. Pengusiran
udara pada otoklaf berdinding dua, uap air masuk dari bagian atas dan udara
keluar dari bagian bawah yang dapat ditunjukkan pada gelembung yang
keluar dari ujung pipa karet dalam air.
Setelah udara bersih, bahan yang akan disterilkan dimasukkan sebelum
air mendidih, tutup otoklaf dan dikunci, ventilasi ditutup dan suhu serta
tekanan akan naik sesuai dengan yang dikehendaki. Atur klep pengaman
supaya tekanan stabil. Setelah sterilisasi selesai, otoklaf dibiarkan dingin
hingga tekanannya sama dengan tekanan atmosfir. Cara sterilisasi ini lebih
efektif dibanding dengan pemanasan basah yang lain, karena suhunya lebih
tinggi. Bahan / alat yang dapat disterilkan : Alat pembalut, kertas saring,
alat gelas ( buret, labu ukur ) dan banyak obat-obat tertentu.

2. Sterilisasi panas kering


Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus Oven modern yang
dilengkapi udara yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang
dapat diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15o ,
jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250o . Alat :
Oven yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi dengan
termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan dari

4
bawah dengan gas atau listrik. Bahan / alat yang dapat disterilkan dengan
cara kering Alat-alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur,
erlemeyer, botol-botol, corong), bahan obat yang tahan pemanasan tinggi
(minyak lemak, vaselin).
Ciri-ciri pemanasan kering :
1. Yang dipanaskan adalah udara kering
2. Proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi O2 udara
3. Suhu yang digunakan lebih tinggi, kira-kira 150o . Satu gram
udara pada suhu 100o , jika didinginkan menjadi 99o hanya
membebaskan 0,237 kalori.
4. Waktu yang diperlukan lebih lama, antara 1 jam sampai 2 jam,
kecuali pemijaran.
5. Digunakan untuk sterilisasi bahan obat / alat yang tahan
pemanasan tinggi.
3. Sterilisasi gas Bahan aktif
Digunakan adalah gas etilen oksida yang dinetralkan dengan gas inert,
tetapi keburukan gas etilen oksida ini adalah sangat mudah terbakar,
bersifat mutagenik, kemungkinan meninggalkan residu toksik di dalam
bahan yang disterilkan, terutama yang mengandung ion klorida. Pemilihan
untuk menggunakan sterilisasi gas ini sebagai alternatif dari sterilisasi
termal, jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan terhadap suhu tinggi
pada sterilisasi uap atau panas kering. Proses sterilisasinya berlangsung di
dalam bejana bertekanan yang didesain seperti pada otoklaf dengan
modifikasi tertentu. Salah satu keterbatasan utama dari proses sterilisasi
dengan gas etilen oksida adalah terbatasnya kemampuan gas tersebut untuk
berdifusi sampai ke daerah yang paling dalam dari produk yang disterilkan.
4. Sterilisasi dengan radiasi ion
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radioaktif
dari radioisotop (radiasi gamma) dan radiasi berkas elektron. Digunakan
isotop radio aktif, misalnya Cobalt 60. Pada kedua jenis ini, dosis yang
menghasilkan derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan
sedemikian rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan
maksimum, sifat bahan yang disterilkan dapat diterima. Walaupun
berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad (Mrad) radiasi yang

5
diserap, tetapi dalam beberapa hal, diinginkan dan dapat diterima
penggunaan dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan obat dan bentuk
sediaan akhir. Cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan
terhadap sterilisasi panas dan khawatir tentang keamanan etilen oksida.
Keunggulan sterilisasi ini adalah reaktivitas kimia rendah, residu rendah
yang dapat diukur serta variabel yang dikendalikan lebih sedikit.
5. Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan dengan
penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba, hingga
mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan secara fisika. Perangkat
penyaring umumnya terdiri dari suatu matriks berpori bertutup kedap atau
dirangkaikan pada wadah yang tidak permeable. Efektivitas penyaring
media atau penyaring subtrat tergantung pada ukuran pori matriks, daya
adsorpsi bakteri dari matriks dan mekanisme pengayakan. Penyaring yang
melepas serat, terutama yang mengandung asbes harus dihindari
penggunaannya kecuali tidak ada penyaringan alternatif lain yang mungkin
bisa digunakan. Ukuran porositas minimal membran matriks tersebut
berkisar 0,2 mm – 0,45 mm tergantung pada bakteri apa yang hendak
disaring. Penyaring yang tersedia saat ini adalah selulosa asetat, selulosa
nitrat, flourokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil
klorida, vinil nilon, potef dan juga membran logam. Larutan disaring
melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalam wadah steril, kemudian
ditutup kedap menurut teknik aseptik .

2.5 SPO Sterilisasi

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR STERILISASI ALAT


KESEHATAN BAHAN LOGAM

1. Pengertian : Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan


apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan
cara merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia.
2. Tujuan : Untuk menjamin kualitas alat kesehatan, laboratorium dan linen
dalam keadaan steril.

6
3. Alat dan bahan :
a) Sterilisator kering yang terhubung dengan aliran listrik 1 buah.
b) Sterilisator basah atau autoclave 1 buah.
c) Sterilisator panas kering ( OVEN ) d) Larutan hypochlorite/klorin 0,5%.
e) Sarung tangan 1 pasang.
f) Sikat g) Baskom
h) Handuk kering

4. Langkah-langkah
a) Dekontaminasi
1) Memakai sarung tangan (Lihat SOP Memakai dan Melepas
Handscoen).
2) Menyiapkan bak perendaman yang diisi dengan larutan klorin 0,5 %
dengan cara : Mencampur 1 sendok makan kaporit dengan 1 liter air.
3) Mengaduk larutan sampai terlarut.
4) Memasukkan alat – alat kesehatan yang sudah terpakai dan bisa
digunakan lagi kedalam bak perendaman
5) Memasukan satu persatu alat kesehatan kedalam bak perendaman
klorin 0,5% dengan korentang.
6) Biarkan selama kurang lebih 10 menit.

b) Pencucian dan pembilasan


1) Membuka kran air dengan cara memutar searah jarum jam (model kran
bukan putaran) dengan tangan kanan.
2) Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi
(hatihati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum
jahit). Agar tidak merusak benda – benda yang terbuat dari plastik atau
karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari logam atau
kaca.
3) Bila memungkinkan gunakan bak perendaman yang berbeda caranya
dengan mengambil satu persatu alkes atau peralatan laboratorium yang
sudah didekontaminasi dengan korentang.
4) Mencuci dengan hati-hati semua benda tajam atau yang terbuat dari
kaca dengan cara :

7
i. Menggunakan sikat dengan air dan sabun untukmenghilangkan sisa
darah dan kotoran dengan cara : menyikat dengan perlahan, searah dan
berulang-ulang di bawah air mengalir sampai sisa darah dan kotoran bersih
di semua permukaan.
ii. Membuka engsel, gunting dan klem dengan cara memutar skrup secara
perlahan ke kiri sampai terlepas. Menyikat dengan seksama terutama pada
bagian sambungan dan sudut peralatan dengan cara : menyikat dengan
perlahan, searah dan berulang-ulang di bawah air mengalir sampai tidak
tampak noda darah atau kotoran.
iii. iii.Memastikan sudah tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal
pada peralatan dengan cara melihat dengan membolak balik di bawah
penerangan yang cukup terang.
5) Mengulangi prosedur di atas setiap benda sedikitnya tiga kali ( atau
lebih bila perlu ) dengan air dan sabun atau detergen.
6) Membilas benda- benda tersebut dengan air bersih dengan cara
7) Mengambil satu persatu alkes dan peralatan laboratorium.
8) Membilas satu persatu di bawah air mengalir.
9) Mengulangi prosedur tersebut untuk benda- benda lain. Jika peralatan
akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi ( misalkan dalam larutan
klorin 0,5% ), tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan
kering sebelum mulai proses (DTT) dengan cara :
i. Menyiapkan baki yang bersih dan kering.
ii. Ambil alat satu-persatu sesuai dengan jenisnya ( mis : tabung reaksi
dengan tabung reaksi, beaker glass dengan beaker glass).
10) Peralatan yang akan di desinfeksi tingkat tinggi dengan cara dikukus /
rebus, atau di sterilisasi di dalam autoclave / oven panas kering, tidak perlu
dikeringkan dulu sebelum proses sterilisasi dimulai.
11) Selagi masih menggunakan sarung tangan, cuci sarung tangan dengan
air dan sabun, kemudian bilas dengan seksama menggunakan air bersih
dengan cara :
i. Meletakan tangan yang masih bersarung tangan di bawah air mengalir.
ii. Mengambil sabun. Menggosokkan kedua tangan dengan sabun sampai
bersih.
12) Melepas sarung tangan (lihat SOP memasang dan melepas handscoen).

8
13) Menggantung sarung tangan dan biarkan kering
14) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir (lihat SOP mencuci
tangan).

c) Sterilisasi Instrument STERILISASI PANAS KERING ( OVEN )


1) Membuka pintu oven dan meletakkan alat-alat yang akan disterilisasi
dengan rapi. Bila memungkinkan letakkan dalam nampan sesuai dengan
klasifikasi penggunaannya ( misal : heacting set, partus set, THT set dan
lain-lain ) dengan cara : Menyusun alat yang akan disterilkan dalam bak
instrument tertutup dengan posisi yang sama (searah).
2) Memasukkan bak instrumen yang telah disusun ke dalam oven.
3) Menutup pintu oven dengan cara : Memastikan semua peralatan sudah
masuk dengan benar. Menutup pintu oven dengan rapat.
4) Tunggu sampai suhu mencapai 1700 C dan biarkan selama 60 menit.
5) Setelah selesai, tunggu sampai suhu turun, buka pintu oven, keluarkan
alat-alat yang sudah steril dengan menggunakan korentang steril dengan
cara : Menunggu sekitar 15 menit setelah lampu indikator mati, membuka
pintu oven pelan-pelan, mengeluarkan alat yang telah disterilkan dengan
korentang.
6) Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus atau
tutupnya.

STERILISASI MENGGUNAKAN AUTOCLOVE


1) Menuangkan air suling secukupnya ke dalam autoclave.
2) Menuang air suling sampai batas tertentu ke dalam autoclave.
3) Menata tabung reaksi atau peralatan gelas lain di dalam wadah
aluminium bagian dalam sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk
bergeraknya uap air secara bebas diantara alat-alat selama sterilisasi,
letakkan wadah ke dalam autoclave dengan cara : tabung reaksi diambil
satu-persatu dengan korentang, kemudian disusun di dalam wadah
alumunium yang udah terdapat di dalam autoclave dengan jarak minimal
0,5 cm dengan alat yang lain.
4) Meletakkan tutup sterilisator pada tubuh sterilisator dan meletakkan
baut-baut penahan ke atas tempat yang sesuai dengan tutup sterilisator,

9
kemudian kencangkan masing-masing murnya secara bersama pada tempat
yang berlawanan dengan cara : memutar baut pada sudut yang bersilangan
dan diputar kearah kanan, baru pada dua baut pada sisi sebelahnya kearah
kanan sampai erat dan tidak bisa diputar lagi.
5) Membuka pengatur klep pengaman, dalam keadaan terbuka penahan
tersebut letaknya lurus. Pasang pemanasnya. Uap yang terbentuk pada dasar
sterilisator akan mengalir ke atas di seputar wadah bagian dalam dan
kemudian ke bawah diantara labu-labu dan tabung-tabung ke dasar wadah,
memaksa keluarnya udara dari dasar ke atas melalui tabung pengeluran
fleksibel dan klep pengaman. 6) Bila uap air mulai keluar dengan deras
( menimbulkan bunyi mendesis ) tutuplah klep pengaman dengan cara
mendorong pengaturnya ke bawah sehingga posisinya mendatar. Tekanan
dalam sterilisator akan naik dan dapat dibaca pada alat pengukur tekanan.
6) Mempertahankan tekanan pada suhu 1210C, dengan cara mengurangi
pemanasan seperlunya untuk mempertahankan tekanan tersebut dengan cara
: mengecek tekanan dan suhu pada alat penunjuk suhu dan tekanan.
7) Menyeterilkan media dan peralatan dengan cara mempertahankan
tekanan 1 atm selama 15-20 menit dengan cara : membiarkan alat bekerja
selama 15-20 menit sambil terus diawasi pada tekanan 1 atm.
8) Mengawasi tekanan selama proses sterilisasi dengan cara : mengawasi
angka yang tertera pada penunjuk tekanan.
9) Mematikan pemanasan dan tunggulah sampai tekanan kembali nol.
dengan cara : mematikan alat dengan cara mencabut steker listrik dan
mendiamkannya selama 15 menit sambil dibuka penutupnya.
10) Bila alat penunjuk tekanan sudah mencapai nol dan suhu telah turun
sampai jauh di bawah 1000C, bukalah pengatur klep pengaman dengan cara
meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap yang tertinggal di dalam.
Kendurkan mur, lepaskan baut -bautnya dan angkat tutupnya.
11) Membuang air yang tersisa di dalam sterilisator dan keringkan
baikbaik semua bagiannya dengan cara : menunggu sampai alatnya dingin
kemudian membersihkan air yang tersisa sebanyak kurang lebih 1 cm
dengan lap yang bersih sampai kering.

d) Penyimapanan Istrument

10
1) Alat yang sudah disteril dikeluarkan dari autoclave atau sterilisasi
panas kering.
2) Kemudian alat steril tersebut dimasukkan ke dalam lemari kaca di
ruang penyimpanan alat steril sesuai dengan tempat set yang sudah
disediakan. Kassa dimasukkan ke dalam lemari kassa, tromol di simpan
dimeja instrumen.
3) Setiap hari alat dicek tanggal kadaluarsanya jika sudah melewati
tanggal kadaluarsa alat disterilkan kembali.
4) Pintu lemari/ruang steril harus selalu dalam keadaan tertutup

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-nosokomial. Infeksi nosocomial, diakses pada


tanggal 14 april 2022

Tille, P. M. (2017). Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical


Microbiology (fourteenth, p. 45). St. Louis Missouri: Elsevier.

https://hot.liputan6.com/read/4592068/sterilisasi-adalah-proses-pemusnahan-
mikroorganisme-ini-perbedaannya-dengan-disinfeksi. Sterilisasi, diakses pada tanggal 14
april 2022

http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1601410033/
lampiran_lampiran.pdf. SOP sterilisasi, diakses pada tanggal 15 april 2022

12

Anda mungkin juga menyukai