Anda di halaman 1dari 25

TEKNIK LABORATORIUM

ALAT-ALAT LABORATORIUM ELEKTRONIK

Nama Anggota :1. Ayu sintya ardani

2. Nisa almagfirah

3. Andi ody putri anjani

4. Rahmawati

5. Ambar ardiana salsabiil

6. Fadli andika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
1. ROTARY EVAPORATOR
a. Pengertian Rotary Evaporator
Rotary vakum evaporator atau rotary evaporator merupakan suatu instrumen yang
tergabung antara beberapa instrumen, yang menggabung menjadi satu bagian, dan
bagian ini dinamakan rotary vakum evaporator.
b. Prinsip Kerja Rotary Evaporator
Prinsip kerja dari rotary evaporator yaitu  menggunakan prinsip vakum destilasi,
sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan menguap dibawah titik didihnya.

c. Bagian-Bagian Alat Rotary Evaporator

1. Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan temperatur
yang diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut)
2. Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas
yang berisi “sampel”
3. Ujung rotor “sampel” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel
bergantung.
4. Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang
airnya disedot oleh pompa vakum.
5. Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses perubahan
fasa, dari fasa gas ke fasa cair.
6. Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.
7. Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi penampung pelarut.
8. Ujung rotor “penampung” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat penampung
bergantung
d. Cara Kerja Alat Rotary Evaporator
Cara menggunakan alat ini harus sesuai dengan prosedur yang ada dimana langkah
yang pertama yaitu :
1. Menghidupkan alat, semua kabel disambungkan ke dalam saklar masing-
masing. Pertama pendingin dihidupkan dengan menekan tombol On/Off
untuk power dan On/Off untuk vakum, ditunggu beberapa saat hingga
temperatur menunjukkan temperatur standar yaitu 25⁰C. Temperatur
kemudian diatur dengan cara menekan tombol set kemudian mengatur suhu
sesuai dengan yang diinginkan dengan menekan tombol Up/Down.
2. Setelah suhu diatur, pasanglah labu sampel pada rotor penggerak dan labu
destilat. Untuk memudahkan dalam melepas labu dioleskan vaselin pada
bagian penghubung kedua benda, digunakan juga klip untuk memperkuat
sambungan. Penangas air dinyalakan dengan menekan tombol On/Off dan
suhu diatur dengan menekan tombol set dan Up/Down untuk mengatur
suhunya sesuai dengan yang diinginkan. Rotavapor dinyalakan dengan
menekan tombol On/Off dan kecepatan berputarnya diatur sesuai keinginan
dengan memutar knop pemutar.Kemudian, pompa vakum dinyalakan.

Begitu pula untuk cara mematikan alat ini langkah-langkah yang dilakukan
yaitu  harus berurutan sesuai prosedur:
1. Matikan pompa vakum dengan menekan tombol On/Off. Setelah itu, matikan
penangas air dengan perlahan-lahan menurunkan suhu penangas air secara
bertahap.
2. Matikan rotavapor dengan menurunkan kecepatannya hingga rotor berhenti
berputar.
3. Matikan pendingin dengan mengenbalikan suhu pendingin kembali ke suhu
standar kemudian matikan dengan menekan tombol On/Off untuk power dan
On/Off untuk pompa. Biarkan semua sampel yang telah dipisahkan turun ke
dalam labu destilat.
4. Kemudian labu destilat dan labu yang berisi sampel dilepaskan dari
sambungan dengan kondensor.
e. Skema Alat Rotary Evaporator

kondensor

pemanas Labu putar (sampel)


Labu gantung
(pelarut)

vakum

2. NERACA DIGITAL
a. Pengertian Neraca
Neraca adalah instrumen untuk mengukur massa benda, bukan berat benda.Bahwa
massa itu adalah jumlah molekul pada suatu benda, sedangkan berat adalah massa
benda dikalikan dengan percepatan gravitasi yang dia alami.
Ada banyak jenis neraca, secara garis besar ada 2 jenis neraca:
1. Neraca Digital
2. Neraca Mekanis
a. Neraca Digital
Merupakan neraca yang cara kerjanya menggunakan tenaga listrik berarus
lemah dan indikator nya berupa angka digital.
Beberapa jenis neraca yang termasuk neraca digital:
 Neraca teknis digital, merupakan neraca digital yang sering
digunakan untuk menimbang zat dalam jumlah kecil dan memiliki
ketelitian hingga 0.1 gram (100 mg). Neraca ini banyak digunakan
karena penggunaannya yang praktis dan hemat ruang.

 Neraca analitis digital, merupakan neraca digital yang digunakan di


laboratorium kimia. Neraca ini memiliki ketelitian yang tinggi ingga
0,0001 gram atau 0,1 mg dimana dalam penggunaanya neraca ini
digunakan sebagai instrumen pembantu dalam melakukan uji
kuantitatif pemeriksaan kimia. Neraca ini dilengkapi tutup dari gelas
atau plastik untuk menghindari masuknya udara dan debu karena alat
ini sangat sensitif.

b. Prinsip Kerja
Alat perhitungan satuan massa suatu benda dengan teknik digital dengan tingkat
ketelitian yang cukup tinggi.
c. Bagian-Bagian Neraca
1. Tombol on atau off untuk menghidupkan atau mematikan neraca.
2. Tempat penyimpanan objek yaitu tempat untuk meletakkan zat yang akan
ditimbang
3. Hasil penimbangan dipaparkan di LCD
d. Cara Kerja Neraca
 Neraca analitik digital adalah neraca yang sangat peka, karena itu bekerja dengan
neraca ini harus secara halus dan hati-hati.
 Sebelum mulai menimbang persiapkan semua alat bantu yang dibutuhkan dalam
penimbangan.
 Langkah kerja penimbangan yang meliputi:
1. Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat dan zat yang akan
ditimbang, sendok dan kaca arloji .
2. Pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca meliputi: periksa kebersihan
neraca (terutama piring-piring neraca).
3. Penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan setimbang pada
neraca dan timbangan pada posisi nol, timbang piring kemudian baru
ditimbang zatnya. Hasilnya akan muncul kelayar. Demikian pula setelah
penimbangan selesai posisi timbangan dikembalikan seperti semula.

e. Skema Neraca

Perubahan
Power suplay Timbangan
potensiometer
mendapatkan beban

Layar LCD
3. AUTOCLAVE
a. Pengertian Autoclave
Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu
benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu
yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme.
b. Prinsip Cara Kerja Autoclave
Yaitu mensterilkan dengan bantuan uap.     

c. Bagian-Bagian Alat Autoklaf


1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. pengukur tekanan
4. kelep pengama
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (dH2O)
9. Sekrup pengaman
10. batas penambahan air
d. Cara Kerja Autoclave :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika
air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas
tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan
karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka
tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada
uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan dikencangkan
terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoclave, diaturtimer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121oC.
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman
ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’
dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga   sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum padapreisure
gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan
keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.
e. Skema Autoklaf Vertical

4. LEMARI ASAM
a. Prinsip Kerja
Dengan Lemari Asam/Fume Hood sebagai tempat mereaksikan senyawa yang pekat
atau yang berbahaya yang menghasilkan gas/uap/kabut, dan tempat untuk
penggunaan bahan kimia yang mudah menguap (asam, oksidator kuat). Lemari
asam/fume hood menyedot semua gas-gas yang terbentuk dari senyawa kimia atau
gas yang mudah menguap dengan menggunakan motor blower dan dibuang di udara
bebas.
b. Bagian-Bagian Alat Gambar Fume Hood

Gambar Tombol Kontrol Utama Esco Fume Hood

1. Fan Switch : Tombol untuk mengaktifkan atau menghentikan kerja


blower.
2. Lamp Switch : Tombol untuk mengaktifkan atau menghentikan kerja
lampu pijar.
Gambar Sentinel Xl Kontrol Sistem Esco Fume Hood

1. Main LCD : Display kecepatan , kondisi, pesan operational dan isyarat alarm.
2. Menu Switch :
 Keluar masuk pilihan menu
 Kembali dari level sebelumnya dari pilihan menu
 Kembali dari display data diagnostic
3. Set Switch :
 Memilih menu atau submenu yang sedang ditampilkan pada LCD
 Lanjut ke langkah berikutnya atau urutan dalam salah satu pilihan menu
 Mengakses data diagnostik lemari asam
4. UP and DOWN Button :
 Beralih ke atas atau ke bawah pada pilihan menu
 Menaikkan atau menurunkan nilai yang sesuai dalam salah satu pilihan menu
5. Test Button : Melakukan prosedur self-test lemari asam. Prosedur akan
memeriksa fungsi komponen dalam sistem kontrol.
c. Cara kerja Lemari Asam
1. Tekan tombol “ON” Lamp Switch dan Fan Switch pada tombol kontrol utama
ON/OFF.
2. Pastikan exhaust dan lampu penerangan beroperasi sebelum memulai pekerjaan.
3. Saat menggunakan lemari asam, jaga wajah Anda di luar pembatas kaca.
Bekerja setidaknya 6 inci dari pembatas kaca.
4. Gunakan alat pelindung diri seperti kaca mata percikan (splash goggles) dan
sarung tangan anti asam.
5. Apabila menggunakan peralatan besar di dalam lemari asam, tempatkan
peralatan pada balok agar aman dan praktis, untuk memungkinkan aliran udara
di bawahnya.
6. Pembatas kaca lemari asam harus tetap tertutup, kecuali saat lemari asam
digunakan untuk bekerja.
7. Jika alarm aliran udara berbunyi, hentikan penggunaan, dan tutup pembatas
kaca sepenuhnya.
8. Setelah selesai bekerja matikan, tekan tombol “OFF” Lamp Switch dan Fan
Switch pada tombol kontrol utama ON/OFF.
d. Skema lemari asam

5. SPEKTROFOTOMETRI UV – VIS
a. Pengertian
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh
suatu systempada panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet (UV) mempunyai
panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai
panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat
spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul
yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk
analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif.
Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban
pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.Ia
menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit
dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut
ada beberapa pembatasan, yaitu :
 Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
 Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang
sama
 Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap
yang lain dalam larutan tersebut
 Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi
 Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan

Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sbb :

A = e.b.c

dimana :

A = absorban

e = absorptivitas molar

b = tebal kuvet (cm)

c = konsentrasi

b. Prinsip Kerja Spektrofotometer UV-Vis


Adapun prinsip kerja alat spektrofotometer uv-vis yaitu sumber radiasi untuk
spektroskopi UV-Vis adalah lampu tungsten. Cahaya yang dipancarkan sumber
radiasi adalah cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik UV akan melewati
monokromator yaitu suatu alat yang paling umum dipakai untuk menghasilkan
berkas radiasi dengan satu panjang gelombang (monokromator). Monokromator
radiasi UV, sinar tampak dan infra merah adalah serupa yaitu mempunyai celah
(slit), lensa, cermin dan perisai atau grating.
Wadah sampel umumnya disebut sel/kuvet.Kuvet yang terbuat dari kuarsa
baik untuk spektrosokopi UV dan juga untuk spektroskopi sinar tampak.Kuvet
plastik dapat digunakan untuk spektroskopi sinar tampak.
Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan
pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena
itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer
atau Hukum Beer, berbunyi:
“jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang
diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari
konsentrasi zat dan tebal larutan”.
Radiasi yang melewati sampel akan ditangkap oleh detektor yang berguna
untuk mendeteksi cahaya yang melewati sampel tersebut. Cahaya yang melewati
detektor diubah enjadi arus listrik yang dapat dibaca melalui recorder dalam bentuk
transmitansi absorbansi atau konsentrasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna
Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna,
maka larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang
berwarna. Kecuali apabila diukur dengan menggunakan lampu UV.
 Panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yang
mempunyai absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada panjang
gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang
gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap satuan konsentrasi
adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang gelombang maksimal,
akan terbentuk kurva absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-Beer
dapat terpenuhi. Dan apabila dilakukan pengukuran ulang, tingkat
kesalahannya akan kecil sekali.
 Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang
dipancarkan dan cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum
elektromagnetik yang diabsorb oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa yang terbentuk.
Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban
pada spektrofotometer agar pengukuran yang di dapatkan lebih teliti.
c. Bagian-Bagian Alat Spektrofotometer UV-Vis
1. Sumber cahaya
Pada spektrofotometer harus memeiliki pancaran radiasi yang stabil dan
intensitas yang tinggi. Sumber cahaya pada spektrofotometer UV-Vis ada dua
macam :
 Lampu Tungsten (Wolfram), lampu ini digunakan untuk mengukur
sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip dengna bola lampu
pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum
radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000jam
pemakaian.
 Lampu Deuterium, lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380
nm. Spektrum energi radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur
sampel yang terletak pada daerah uv. Umumnya memiliki waktu 500
jam pemakaian.
2. Wadah Sampel
Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan kebanyakan
wadah sampel adalah sel/kuvet untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya
spektrofotometer. Kuvet itu harus dapat meneruskan energi cahaya dalam
daerah spektral yang diminati, jadi kuvetkaca melayani daerah
tampak, kuvet kuarsa atau silica untuk daerah ultraviolet.

3. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis menjadi 
cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang
tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :
 Prisma
 Grating (kisi difraksi)
 Celah optik
 Filter
4. Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian
diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan
ditampilkan dalam bentuk angka-angka padakomputer.
5. Recorder/Visual Display
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.
d. Cara Kerja Alat Spektrofotometer UV-Vis
Cara kerja alat spektrofotometer UV- Vis yaitu sinar dari sumber radiasi diteruskan
menuju monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah melalui
sampel dengan sebuah cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari sampel
secara bergantian secara berulang-ulang, Sinyal listrik dari detektor diproses, diubah
ke digital dan dilihat hasilnya, selanjutnya perhitungan dilakukan dengan komputer
yang sudah terprogram. Zat yang dapat dianalisis dengan spektrofotometri UV- Vis
yaitu zat dalam bentuk larutan dan zat yang tampak berwarna maupun berwarna dan
memiliki gugus kromofor.
e. Skema Spektrofotometri UV-VIS

6. SPEKTROMETER PRISMA
a. Pengertian
Spektrometer adalah alat untuk mengukur spektrum cahaya. Dalam astronomi
dan beberapa cabang ilmu fisika dan kimia, spektrometer adalah sebuah alat optik
untuk menghasilkan garis spektrumcahaya dan mengukur panjang gelombang serta
intensitasnya. Spektrometer adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati dan
mengukur sudut deviasi cahaya datang karena pembiasan dan dispersi. Dengan
menggunakan Hukum Snellius, indeks bias dari kaca prisma untuk panjang
gelombang tertentu atau warna tertentu dapat ditentukan.
Metoda penyelidikan dengan bantuan spektrometer disebut spektrometri.
Variabel yang diukur adalah yang paling sering adalah lampu. Dalam spektrometer
modern, sinar yang datang pada sampel diubah panjang gelombangnya secara
kontinyu. Hasil percobaan diungkapkan dalam spektrum dengan absisnya
menyatakan panjang gelombang (atau bilangan gelombang atau frekuensi) sinar
datang dan ordinatnya menyatakan energi yang diserap sampel.
b. Prinsip Kerja Spektrometer Prisma
Prinsip kerja untuk spektrometer prisma, cahaya yang sejajar kemudian masuk
kesebuah prisma. Disini, cahaya mengalami dispersi atau peristiwa penguraian
cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik karena
perbedaan indeks bias.
Sebuah lensa menfokuskan cahaya dicelah keluar. Hanya satu warna cahaya
yang dapat melewati celah ini dalam satu waktu. Oleh karena itu, prisma harus
diputar untuk membawa warna-warna lain masuk kedalam celah keluar dan
membaca seluruh spektrum. Skala yang berbentuk lingkaran mencatat sudut prisma
sehingga panjang gelombang cahaya dapat ditentukan.
Namun ada juga spektrometer yang menggunakan cermin datar yang disebut
gratting alur sebagai pengganti prisma. Permukaan sebuah gratting berisi ribuan alur
sejajar yang tipis. Cahaya yang menembus gratting akan menghasilkan sebuah
spektrum.
c. Bagian-Bagian Spektrometer Prisma
Spektroskop prisma merupakan alat yang digunakan untuk melihat spektrum
dari suatu sumber cahaya. Spektrometer prisma merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur spektrum  cahaya yang terurai setelah melewati suatu medium atau
untuk mengukur panjang gelombang dan indeks bias dari suatu prisma. Susunan
spektrometer prisma terdiri dari komponen-komponen kolimator, teleskop, meja
spectrometer, dan skala.
1. Kolimator
Kolimator merupakan sebuah tabung yang dilengkapi dengan lensa akromatik di
mana satu ujungnya (yang menghadap prisma) dan sebuah celah. Fungsi lensa
kolimator adalah untuk mensejajarkan berkas sinar yang keluar dari celah.
Lebar celah dapat diatur dengan menggunakan skrup pengatur yang terdapat
pada ujung kolimator didekat celah. Skrup pengatur PC digunakan untuk
mengatur lebar berkas cahaya yang jatuh pada prisma sedangkan posisi lensa
terhadap celah dapat diatur dengan skrup, PL. Dalam penggunaan spectrometer
prisma ini, celah dihubungkan dengan sumber cahaya yang akan diamati
spektrumnya. Sumber cahaya dibungkus dalam sebuah tabung (agar cahaya
tidak terpencar) dan diberi celah sejajar dengan celah yang terdapat pada
kolimator.
2. Teleskop
Teleskop yang digunakan terdri dari lensa obyektif dan lensa okuler. Posisi
lensa okuler terhadap lensa obyektif dapat diatur dengan skrup,yang terdapat
pada ujung teleskop. Teleskop ini dapat digerak-gerakan, selain berfungsi
sebagai tempat melihat spectrum cahaya yang dihasilkan prisma,, teleskop ini
dapat menunjukan besar sudut yang dihasilkan dari pembiasan prisma. Untuk
menentukan posisi celah dengan tepat, digunakan benang silang sebagai
rujukan.
3. Meja Spektrometer
Meja spectrometer merupakan tempat untuk meletkkan prisma. Kedudukannya
dapat dinaikkan / diturunkan atau diputar dengan melonggarkan skrup dan
mengeratkannya. Prisma merupakan suatu objek yang membiaskan spectrum
dari suatu sumber cahaya.
4. Skala Utama dan Skala Nonius
Dibawah meja spectrometer, terdapat piringan yang merupakan tempat dari
skala utama dan skala nonius. Skala-skala ini menunjukan besar sudut yang
dihasilkan dari pembiasan lensa. Pada sekala utama terdapat 360 skala yang
menunjukan besar sudut pada lingkaran penuh. Sedangkan pada skala nonius
terdapat skala-skala yang lebih kecil. Jumlah skala pada skala nonius todak
tetap, hal ini tergantung pada pada ketelitian spectrometer, semakin banyak
skala nonius dan semakin kecil jarak dari skala satu dan yang lain, maka
ketelitian spectrometer semakin kecil pula. Dan kesalahan dalam pengukuran
juga sangat kecil.
d. Cara Kerja Spektrometer Prisma
Berikut ini merupakan cara untuk menggunakan spectrometer prisma:
 Memasang lampu natrium (Na) atau sumber cahaya lain
 Mengarahkan spektrometer kearah lampu sehingga kolimator tepat berada
didepan lampu
 Mengkalibrasi spektrometer dan mencatat sudut mula-mula ketika teleskop
dan kolimator sesumbu.
 Meletakan prisma yang akan ditentukan indeks biasnya
 Mengatur teleskop pada satu arah sampai terlihat garis-garis spektrum untuk
masing-masing panjang gelombang
 Menggeser teleskop sehingga  benang silang berhimpit dengan garis-garis
spectrum tadi
 Mencatat sudut yang dibentuk ketika telah terbentuk spektrum cahaya, yang
terlihat jelas.
 Selanjutnya menghitung indeks bias prisma dan panjang 
 Setelah mengetahui berapa sudut deviasi minimum maka selanjutnya akan
ditentukan berapa panjang gelombangnya dengan menggunakan rumus
balmer.
e. Skema Spektrometer Prisma

7. HOTPLATE
a. Prinsip kerja
Prinsip kerja adalah menghomogenkan larutan dengan putaran dan suhu.
b. Bagian-Bagian Alat Hotplate

Keterangan:

A : Switch

B : LED Heating

C : Display

D : Rotary knob motor

E : Rotary knob heater

F : Threaded support bore

G : Mains socket

H : Contact thermometer jack

c. Cara Kerja Hotplate:


1. Persiapan
 Pasang saklar (A) pada posisi OFF
 Tancapkan kabel listrik ke G
 Setelah terhubung ke listrik, perangkat dalam mode “stand by”
 Titik decimal pada tampilan C menyala
2. Penggunaan stirring
 Pasang saklar (A) pada posisi ON
 Setiap nilai yang ditetapkan akan dipertahankan apabila perangkat
dimatikan
 Mengatur kecepatan mesin dengan tombol operasi E di sebelah kanan
3. Penggunaan stirring 2
 Pasang saklar (A) pada posisi ON
 Setiap nilai yang ditetapkan akan dipertahankan apabila perangkat
dimatikan atau terputus dari hubungan listrik
 Mengatur suhu target untuk pelat pemanas menggunakan tombol
operasi D [untuk VHP (E)]
 Nilai yang ditetapkan ditunjukkan pada layar C. Jika energy sedang
diberikan ke pelat pemanas, maka LED merah B menyala
 Pada stir dan stand-by mode, “panas” akan berkedip pada layar
setelah panas telah dimatikan, selama suhu set-up pada permukaan
melebihi 50°C
4. Menghubungkan thermometer:
 Pasang saklar (A) pada posisi OFF, cabut penghubung steker
 Pengaman thermometer kontak acc. DIN 12878 kelas 2 terhubung
dengan jack (H)
 Pasang saklar A pada posisi ON
 Waspadalah terhadap instruksi manual dari thermometer kontak
 Penting: Display C juga menunjukkan suhu target dari pelat pemanas
ketika thermometer kontak terhubung
5. Mengakhiri penggunaan hotplate:
 Pasang saklar A pada posisi OFF
 Cabut kabel kontak dari sumber listrik
d. Skema Hotplate
Cara kerja alat ini menghasilkan temperatur yang cukup tinggi. Begitu pula
untuk gerakan kecepatan pengaduknya, kecepatan yang dihasilkan akan sesuai
dengan kecepatan yang diatur melalui keypad tersebut menginisialisasikan
microcontroller yang bertindak sebagai pengendali. Sensor menunjukkan temperatur
yang akan diatur yang kemudian ditampilkan pada display. Actuator berupa motor
sebagai pemutar pengaduk, magnet sebagai pengaduk dan heater yang dirancang
berbentuk hotplate sebagai pemanas.

Keypad : sebagai input untuk menginisialisasikan microcontroller


Microcontroller : sebagai pengendali, dimana sebagai tranceiver yang
mengirimkan nilai Set Point (SP) yang berupa bilangan dan menampilkan nilai
Process Variable (PV).

Prinsipnya pengendali pada alat ini, yaitu kecepatan motor dan temperatur.
Dalam pengendalian stirrer, nilai dari Set Point berupa bilangan akan masuk ke
PWM (Pulse Width Modulation) sebagai output PWM yang akan mengatur
kecepatan motor DC. Pada pengendalian temperatur dikendalikan dengan proses
PID, dari temperatur heater tersebut dibaca dengan sensor termocouple yang akan
menghasilkan nilai temperatur dan nantinya akan kembali ke dalam sistem
pengendali berupa bilangan sebagai nilai Manipulated Variable (MV). Untuk bagian
pengendali, PWM dan counter terdapat di dalam microcontroller. Dalam pengendali
temperatur, sistem pengendali yang digunakan untuk pengendali temperaturnya
adalah PI controller (Proportional Integrator).

8. SENTRIFUGE
a. Pengertian
Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan larutan dengan berat
molekul yang berbeda berdasarkan gaya sentrifugal, contohnya pada darah, urine dan
pemurnian protein. Gaya sentrifugal adalah gaya yang bekerja ke arah luar dari titik
pusat putaran.

b. Prinsip Kerja
Centrifuge memiliki prinsip kerja sesuai dengan fungsinya yaitu berdasarkan gaya
sentrifugal yang timbul apabila suatu benda diputar dari suatu titik semakin tinggi
kecepatan putaran yang diberikan maka semakin besar gaya sentrifugal yang
dihasilkan. Lama tidaknya proses pemisahan zat tergantung dari kekentalan zat
tersebut. Semakin kental larutan maka akan semakin lama pula untuk melakukan
pemisahan zat atau larutan tersebut.
c. Bagian-Bagian Alat Sentrifuge

1. switch on / off button 


2. pengatur kecepatan
3. pengatur waktu
4. rem/brake
5. sistem pendingin
6. tutup / penutup
7. selubung
8. motor listrik
9. rotor
10. tabung
a. Motor
Kecepatan motor yang tinggi akan menghasilkan gaya sentrifugal yang tinggi
pula.
b. Speed Control
Untuk mengatur kecepatan motor agar sesuai dengan kebutuhan, karena tanpa
adanya speed Control motor akan berputar dengan kecepatan maksimum.
c. Timer
Berfungsi untuk mengatur lamanya alat bekerja.
d. Brake system
Pengereman motor diperlukan agar putaran motor dapat dengan segera
dihentikan.
d. Cara Kerja Sentrifuge
1. Cara pengoperasian
 Periksa spesifikasi elektrik alat untuk mengetahui tegangan yang
dibutuhkan
 Hubungkan pesawat dengan jala-jala PLN
 Letakkan sampel dalam alat dengan posisi diagonal (berhadapan) untuk
menjaga keseimbangan rotor.
 Tutup kembali  tempat sampel
 Atur kecepatan yang dibutuhkan
 Tentukan waktu yang dibutuhkan dengan tombol switch timer untuk
menghidupkan alat maka indikator akan menyala
 Alat akan bekerja sesuai dengan timer yang ditentukan
 Jika alat selesai digunakan cabut alat dari hubungan jala-jala PLN.
2. Pemakaian centrifuge 
 Sebelum memulai centrifuge, pastikan bahwa tutupnya terpasang dan
terkunci.- Jangan pernah membuka tutup selama centrifuge berlangsung-
Periksa kebersihan ruang centrifuge, segera bersihkan semua tumpahan.
 Selalu Melakukan Tindakan Pengamanan Universal (Biohazard)
 Setimbangkan muatan centrifuge sebelum pemakaian. Gunakan shield
dan tube yang benar.- Amati dan lakukan tindakan yang sesuai jika ada
bunyi atau getaran yang tidak lazim selamapemakaian- Putar sampel
dengan tutup terpasang- Gunakan hanya tube yang diperuntukkan untuk
centrifuge tersebut
3. Pemeriksaan Kinerja
Frekuensi pemeriksaan bervariasi bergantung pada peraturan pemerintah yang
berlaku danreferensi dari supplier, namun umumnya dianjurkan bahwa
pemeriksaan fungsi dilakukan setiapenam bulan dan didokumentasikan. Ini
meliputi verifikasi RPM centrifuge dengan photo-tachometer external dan
waktu harus diverifikasi dengan digital timer atau stop watch
e. Skema Sentrifuge
Tegangan yang berasal dari PLN masuk ke blok power supply dan
disearahkan sehingga mensupply seluruh rangkaian. Selanjutnya melakukan setting
kecepatan dan waktu. Setelah itu motor dapat berputar sesuai dengan yang telah
disetting.

Pintu centrifuge tidak akan terbuka jika motor masih berputar. Motor akan
berputar saat pintu centrifuge ditutup. Perputaran motor ini akan menggerakkan
tempat sampel sehingga timbul gaya sentrifugal yang memisahkan partikel pada
sampel sesuai berat molekulnya. Setelah timer habis, maka motor akan melambat
dan berhenti berputar. Alasan mengapa motor pada centrifuge tidak langsung
berhenti saat waktu yang telah diatur habis adalah karena jika putaran motor
langsung berhenti ketika waktu habis akan membuat sample atau larutan tercampur
kembali.

Anda mungkin juga menyukai