Anda di halaman 1dari 11

JOB SHEET 2

PENGOPERASIAN DAN PERHITUNGAN


SEPARATING AND THROTTLING CALORIMETER

NOMINAL DURASI : 4 Pertemuan(4 x 4 Jam) = 16 Jam


DESKRIPSI SINGKAT : Melakukan pengoperasian Separating and Throttling
Calorimeter dan pengambilan data perhitungan kualitas
uap dari jumlah air yang dipisahkan pada
separating(separator) dan jumlah air kondensat pada
throttling.

KRITERIA PENILAIAN :
1. Mahasiswa dapat mengoperasikan Separating and Throttling Calorimeter
sesuai prosedur yang benar.
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat – alat yang digunakan dalam
Separating and Throttling Calorimeter seperti thermometer, pressure gauge
dan measuring baker.
3. Mahasiswa dapat menganalisa dari pengambilan data perhitungan kualitas
uap dari jumlah air yang dipisahkan pada separating(separator) dan jumlah
air kondensat pada throttling.

I. PENDAHULUAN
Uap adalah sumber utama dari pembangkitan yang menggunakan turbin uap(steam
turbine) dan mesin uap(steam engine). Uap dihasilkan dari air melalui proses pembakaran
di dalam boiler. Uap dari proses pembakaran di dalam boiler selain untuk pembangkitan
juga banyak digunakan di industri seperti sebagai perekat dan pemutih pada pabrik
tekstil, pembuatan gula pada pabrik gula, pengering kertas pada pabrik kertas.
Persyaratan utama dari pembangkit uap atau boiler adalah pertama air baku buat boiler
harus aman dan yang kedua harus memenuhi standar yang di ijinkan baik itu tekanan,
temperatur, kualitas dan kecepatan aliran uap yang dihasilkan boiler. Untuk memenuhi

Laboratorium Motor Bakar II-1


kualitas uap yang di inginkan diperlukan suatu pengujian seberapa besar jumlah uap
kering yang dihasilkan boiler. Alat yang digunakan untuk menguji kualitas uap(fraksi
kekeringan uap) yang dihasilkan yaitu bernama Separating and Throttling Calorimeter.
Separating and Throttling Calorimeter merupakan alat untuk memisahkan kandungan air
dan uap melalui proses mekanis.

Gambar 1.1 Separating and Throttling Calorimeter

Proses mekanis tersebut adalah sebagai berikut :


 Uap basah yang masih mengandung air dilewatkan pada separating(separator) karena
kerapatan air lebih besar dari uap, maka air akan cenderung terlempar dari uap. Air
ini dikumpulkan dan jumlahnya dapat diukur.
 Sedang uap yang relative tidak mengandung air akan dialirkan ke throttling sehingga
tekanannya turun. Tekanan setelah throttling menjadi sedikit dibawah temperature
atmosfer, ini menyebabkan uap menjadi kering. Dengan pengukuran temperature dan
tekanan akhir uap, maka tingkat kekeringan uap dapat dihitung. Karena jenis
kalorimeter tersebut mempunyai keterbatasan. Maka digunakan kombinasi
separating(separator) calorimeter dan throttling calorimeter.

Laboratorium Motor Bakar II-2


II. PENGOPERASIAN SEPARATING AND THROTTLING CALORIMETER
Pada saat uap diproduksi dalam boiler, permukaan air dalam boiler bersifat
turbulen yang mengakibatkan tetesan air terlempar ke uap yang dibawa ke sistem. Uap
yang mengandung air ini dinamakan uap basah(wet steam). Keberadaan uap basah ini
akan dapat menyebabkan kesalahan pengukuran aliran uap dan juga menyebabkan
kesalahan perhitungan effisiensi plant kecuali keberadaan uap basah ini dikehendaki
seperti penggerak mesin uap dan penggunaan di industri kimia yang menngunakan uap
basah sebagai pemanasnya. Untuk menguji kualitas uap(fraksi kekeringan uap) ini
biasanya memakai kombinasi antara separating(separator) calorimeter dan throttling
calorimeter.
Separating calorimeter adalah merupakan peralatan suatu proses mekanis, dimana
uap basah masuk secara langsung melewati susunan berupa sudu-sudu tumpul . Pada saat
melewati sudu-sudu ini,gaya inersia air yang terkandung dalam uap menjadi berkurang
dan mencegahnya terikut dalam uap sehingga mengakibatkan air akan jatuh dan
terkumpul dalam tabung(chamber). Throttling calorimeter adalah merupakan peralatan
pemasukan uap ke dalam tabung melalui orifice sehingga tekanan turun hingga sedikit di
atas tekanan atmosfer(aliran terbuka). Ini menyebabkan uap menjadi superheat. Melalui
pengukuran tekanan dan temperatur uap keluaran ini, maka fraksi kekeringan uap dapat
dihitung karena uap meninggalkan tabung separating kandungan air tidak dapat
dipisahkan seluruhnya. Separating dan throttle calorimeter sangat penting untuk
mengetahui fraksi kekeringan uap.oleh karena itu, hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan eksperimen sampel uap. Ini tidak dapat dilakukan hanya dapat di observasi itu
sendiri, karena tekanan dan temperatur nya tidak berubah dengan perubahan fraksi
kekeringannya tersebut.satu solusi dengan menggunakan alat pemisah(separator) untuk
memisahkan air dan uap, tetapi ini tidak dapat dilakukan 100% efektif jika menggunakan
tabung yang sangat besar.
Separator and throttle calorimeter menggunakan sebuah separator untuk
memisahkan air dari uap(bergantung jumlah sampel) sehingga fraksi kekeringan uap
menjadi lebih tinggi(high dryness), kemudian menggunakan katup pencekkikan(throttling
valve) untuk mencekik uap dan menjadikannya superheat. Alat yang digunakan untuk
menguji kualitas uap(fraksi kekeringan uap) ini di Laboratorium Motor Bakar – Jurusan

Laboratorium Motor Bakar II-3


Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yaitu Separating and
Throttling Calorimeter dengan merk Cussons Technology Ltd.

Gambar 2.1. Separating and Throttling Calorimeter


Cussons Technology Ltd

2.1. Bagian – Bagian Separating and Throttling Calorimeter.


Kerangka dan panel – panel dari Separating and Throttling Calorimeter Cussons
Technology Ltd mempunyai kerangka yang kokoh dan seluruh panelnya dari konstruksi
baja yang disesuaikan dengan kenyamanan dalam pengambilan sampel. Alat – alat
kelengkapan dalam pengambilan data/sampel dari calorimeter ini juga tersedia.

Laboratorium Motor Bakar II-4


Gambar 2.2. Alat Kelengkapan
Separating and Throttling Calorimeter

Adapun alat – alat kelengkapan tersebut meliputi:


1. Pressure Gauge.
Fungsi: untuk mengukur tekanan uap masuk ke sistem calorimeter.
2. Main Steam Valve
Fungsi: katup untuk mengatur buka tutup uap yang mengalir.
3. Sensor alat ukur suhu
Fungsi: untuk mengukur temperatur secara digital.
4. Gelas Ukur/measuring baker
Fungsi: untuk menampung air hasil pengembunan.
5. Thermometer
Fungsi: untuk mengukur temperatur.
6. Saluran ke Throttling
Fungsi: untuk menyalurkan sisa uap dari throttling.
7. Alat ukur beda ketinggian air raksa/Pressure Gauge
Fungsi: untuk mengukur tekanan uap di throttling.
8. Throttling Chamber

Laboratorium Motor Bakar II-5


Fungsi: untuk memasukkan uap ke dalam tabung melalui orifice sehingga
tekanan turun hingga sedikit diatas tekanan atmosfer(aliran terbuka).
9. Condenser
Fungsi: untuk mendinginkan uap dari throttling sehingga menjadi embun.
10. Separator
Fungsi: untuk memisahkan kandungan air dari uap basah yang melalui
separator.

2.2. Prosedur Pengoperasian Separating and Throttling Calorimeter.


1. Jalankan boiler hingga kondisi operasi normal dengan tekanan kerja 10 Bar.
2. Buka katup air pendingin kondenser.
3. Buka katup uap dan biarkan uap mengalir melalui calorimeter untuk
memanaskan sistem. Air pendingin kondenser harus cukup untuk melakukan
kondensasi terhadap seluruh uap.
4. Sediakan gelas ukur atau tabung pengumpul kondensat pada keluaran
kondenser.
5. Biarkan keadaan ini sampai level air dalam separator sudah terlihat.
6. Ukur dan catat jumlah air dalam separator dan jumlah kondensat yang
terkumpul keluar kondenser dalam waktu yang sama. Catat tekanan uap
dalam tabung separator dan tekanan uap setelah throttling, tekanan atmosfer,
temperatut uap dalam separator dan setelah throttling.
7. Catat hasil pembacaan sedikitnya 5 kali untuk memperoleh rata-rata lebih
teliti.
8. Jika pengukuran telah selesai tutup suplai uap, lalu catat jumlah air dan
kondensat.
9. Biarkan peralatan hingga dingin, maka air pendingin kondenser bisa ditutup.
10. Buka katub keluaran separating calorimeter.

Laboratorium Motor Bakar II-6


2.3. Peralatan Dan Bahan Habis.
2.3.1 Peralatan.
1. Suplai energi listrik.
2. Air utilitas Laboratorium.
3. Gelas ukur.
4. Cussons : P7600 : Oil Fired Boiler.
5. Cussons : P7672 : Separating and Trottling Calorimeter.

2.3.2 Bahan Habis


1. Lap/Kain pembersih : 10 kg
2. Gloves : 10 set
3. Gelas ukur : 2 set
4. Air utilitas Laboratorium : 500 Liter
5. Bahan Bakar(Solar) : 100 Liter
6. Larutan Softener(NaCl) : 20 kg
7. Larutan Dosage(Housemen) : 25 Liter

III. PERHITUNGAN SEPARATING AND THROTTLING CALORIMETER.


3.1 Referensi Standart.
Standart acuan untuk uji kualitas uap dengan Separating and Throttling Calorimeter
adalah ASME Performance Test Code 19.11, Water and Steam in the Power Cycle dan
ASTM Standard D1066, Standard Practice for Sampling Steam.

3.2 Rumus Perhitungan Kualitas Uap(Fraksi Kekeringan).


Fraksi Kekeringan adalah banyaknya kandungan uap kering(Ms) yang ada di dalam
campuran uap basah.

Fraksi kekeringan = (Banyaknya Uap kering)/(Banyaknya Uap Kering+Kandungan Air)

Laboratorium Motor Bakar II-7


Separating Calorimeter
Jika uap kering yang dikeluarkan dari separator adalah Ms dan berat air yang dipisahkan
atau tertinggal dalam separator dalam waktu yang sama adalah Ma, maka fraksi
kekeringan yang diukur melalui separating calorimeter ini(Xs) adalah:
Xs = Ms/(Ms+Ma)

Throttling Calorimeter
Memberi aliran fluida melalui throttling oriface dari tekanan tinggi P₁ ke tekanan rendah
P₂. Dari persamaan energi tunak atau konstan(steady-flow) dapat ditunjukkan bahwa
proses entalphi konstan(isenthalphi) pada throttling adiabatis. Aliran uap basah(wet
saturated steam) sebelum throttling(karena ada air terikut), maka akan menjadi uap
superheat pada tekanan rendah setelah throttling.
Enthalphi uap basah(wet saturated steam) sebelum throttling adalah:
h₁= hf₁ + hfg₁
Enthalpi uap superheat setelah throttling adalah:
h₂= hg₂+ Cp(t₂-ts₂)
karena h₁=h₂;
hf₁+x₁hfg₁=hg₂+Cp(t₂-ts₂)
maka,
X₁= ( [hg₂+Cp(t₂-ts₂)]-hf₁)/(hfg₁)

dimana:
hf₁ = panas sensibel pada tekanan P₁[kj/kg]
Xt = fraksi kekeringan masuk throttling calorimeter
hfg₁ = panas laten pada tekanan P₁(kJ/kg)
hg₂ = enthalpi uap jenuh pada tekanan P₂(kJ/kg)
Cp = panas spesifik/jenis pada tekanan konstan
= (1,8-2,0) kJ/kg°C untuk uap
T₂ = temperatur uap keluar throttling calorimeter (°C)
Ts₂ = temperatur uap saturasi pada tekanan P₂(°C)

Laboratorium Motor Bakar II-8


Kombinasi dari Separating and Throttling Calorimeter
Jika m adalah jumlah air dalam uap meninggalkan separating calorimeter dan masuk ke
throttling calorimeter , maka melalui defisi fraksi kekeringan uap diperoleh sbb:
x₁= (Ms-m)/Ms dan m = Ms ( 1-x₁)
tetapi separating calorimeter telah memisahkan air sebesar Ma. Oleh karena itu, total
jumlah berat air adalah (Ma+m) di dalam uap basah. Jumlah uap basah adalah : Ms + Ma
Dengan menggunakan definisi fraksi kekeringan uap juga berlaku:
(Ms + Ma) – (Ma+m)
X = ((Ms+Ma)-(Ma+m))/((Ms+Ma))
Atau ;
X = (Ms-m)/(Ms+Ma)
Tetapi : m= Ms(1-x₁)
X = (Ms-Ms(1-x₁))/(Ms+Ma)
X = Ms/(Ms+Ma) x₁
X = xs . x₁
Dimana:
X = Fraksi kekeringan aktual atau sesungguhnya.

Laboratorium Motor Bakar II-9


3.3 Format sheet dari Data Percobaan/Tabel Hasil Percobaan.

Date :......................................
LOG SHEETS 1 2 3 4 5 Rata - rata
P, Separator(Bar)
P, keluar
Throttling (mmHg)
T1, uap masuk(0C)
T2, keluar
Throttling (0C)
Jumlah air
Separating(ml)
Jumlah air
Kondensat(ml)
Temperatur
atmosfer(0C)
Air dalam uap pipa U

(...........................) (..........................) (...........................)


Lecture Technician Student

Laboratorium Motor Bakar II-10


IV. KOMPETENSI AKHIR
Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan uji kompetensi pengoperasian dan
perhitungan Separating and Throttling Calorimeter dengan acuan standar yaitu
ASME Performance Test Code 19.11, Water and Steam in the Power Cycle dan
ASTM Standard D1066, Standard Practice for Sampling Steam.

Daftar Pustaka
1. G.Cusson Ltd. “Calorimeter, Instructioanal Manual Hand Book” England 1
December 1986, 2 march 1987.
2. Munson and Young., Fundamentals of fluid Mechanics, eds.4.Jakarta, Erlangga,
2004.
3. MsCave, W.L.,Smith. J.C., dan Harriott. P., Unit Operationsin Chemical
Engineering,ed. 4.McGraw-Hill. New York, 1985.
4. Gean Koplis, C.J., Transport Processes and Unit Operations,eds.2, Allyn
and Bacon,inc., 1987.
5. ASME Performance Test Code 19.11, Water and Steam in the Power Cycle.
6. ASTM Standard D1066, Standard Practice for Sampling Steam.

Laboratorium Motor Bakar II-11

Anda mungkin juga menyukai