Anda di halaman 1dari 11

DISTILASI, ASTM D 86

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUK MIGAS

Oleh:
Nama Fikri Ahmad
Mahasiswa Haekal
NIM 181420006
Program Teknik
Studi Pengolahan
Migas
Bidang Refinery
Minat
Tingkat I (satu)

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
(PEM Akamigas)

Cepu, Maret 2019


DISTILASI, ASTM D 86

I. TUJUAN

Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:

1. Mahasiswa dapat menentukan secara kuantitatif karakteristik trayek titik didih


menggunakan unit distilasi secara laboratories, meliputi distilasi atmosferik produk
minyak bumi (Mogas, Avgas, Avtur, Kerosine, Gas Oil dan produk lain sejenis)
2. Mahasiswa dapat menentukan Initial Boiling Point (IBP).

3. Mahasiswa dapat menetukan End Point (EP) atau Final Boiling Point (FBP).

II. KESELAMATAN KERJA

1. Hati – hati bekerja menggunakan peralatan – peralatan yang mudah pecah.

2. Bila menggunakan peralatan bertenaga listrik, lihat terlebih dahulu tegangan jaringan
listrik yang ada.

III. TEORI DASAR


Distilasi didefinisikan sebagai sebuah proses dimana campuran dua atau lebih zat
liquid atau vapor dipisahkan menjadi komponen fraksi yang murni, dengan pengaplikasian
dari perpindahan massa dan panas. Umumnya proses distilasi dalam skala industri dilakukan
dalam menara, oleh karena itu unit proses dari distilasi ini sering disebut sebagai menara
distilasi atau kolom distilasi. Kolom distilasi biasanya berukuran 2-5 meter dalam diameter
dan tinggi berkisar antara 6-15 meter.Masukan dari Kolom Distilasi biasanya berupa cair
jenuh (cairan yang dengan berkurang tekanan sedikit saja sudah akan terbentuk uap) dan
memiliki dua arus keluaran, arus yang diatas adalah arus yang lebih volatil (lebih
ringan/mudah menguap) dan arus bawah yang terdiri dari komponen
(http://jtk.unsri.ac.id).
Komponen Alat Destilasi (eprints.polsri.ac.id).
 Tabung Reaktor
Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan baku).
Tabung reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang di rekatkan dengan
menggunakan baut sehingga dapat dibuka dan ditutup.
 Kondensor (Pendingin)
Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air
disirkulasikan kedalam tabung condenser sebagai media pendingin.
 Pipa Penyalur
Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk menghubungkan
dan menyalurkan gas dari tabung reaktor ke condenser.
 Burner
Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan baku
didalam tangki pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak
ataupun juga tungku menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien dan mudah
mendapatkan bahan bakar maka digunakan kompor gas yang menggunakan bahan
bakar LPG.
Pemeriksaan distilasi laboratorium yang dilakukan untuk gasolin, nafta, dan
kerosin adalah dengan metode ASTM D – 86, untuk bensin alam dengan ASTM D – 216,
dan untuk gas oildengan ASTM D – 158. Distilasi laboratorium dilakukan pada volume
100 ml dengan kecepatan tetesan yang keluar adalah 5 ml per menit. Suhu uap mula-mula
menetes (setelah mengembun) adalah disebut IBP (Initial Boiling Point). Suhu uap dicatat
pada setiap 10 ml tetesan yang terkumpul. Maksimum suhu yang dicapai dicatat sebagai
end point atau FBP (Final Boiling Point).Distilasi ASTM merupakan informasi untuk
operasi di kilang bagaimana fraksi-fraksi seperti komponen gasolin, bahan bakar jet,
minyak diesel, dapat diambil dari minyak mentah yang disajikan melalui kinerja dan
volatilitas dalam bentuk persen penguapannya
(afriansyahpolteksriwijaya.blogspot.com).

IV. BAHAN DAN PERALATAN

A. Bahan

1. Pertamax

B. Peralatan
1. Labu Distilasi 125 mL

2. Gelas ukur 100 mL & 10 mL

3. Thermometer 7 oC atau 8 oC

4. Condensor (bak pendingin)

5. Pemanas (burner atau elektrik)

V. LANGKAH KERJA

A. Cara Penyiapan Peralatan

1. Siapkan labu distilasi volume 125 mL. Bila labu kotor (ada karbon residu) pada bagian
dasar labu bersihkan dengan cara dibakar dengan nyala api burner.
2. Siapkan termometer (ASTM 7 oC atau ASTM 8 oC) sesuai dengan contoh yang akan
diuji.

3. Siapkan penyangga labu, dengan ukuran yang sesuai dengan contoh yang akan diuji.
Dan pasang pada alat pemanas.
 Untuk contoh group 1 dan 2, diameter lobang 38 mm.

 Untuk contoh group 3 dan 4, diameter lobang 50 mm

4. Siapkan gelas ukur bersih dan kering dengan skala 0 s/d 100 mL.

5. Bak kondensor diisi air, suhunya diatur sesuai jenis contoh yang akan diuji.

 Contoh group 1, 2 dan 3 bak kondensor diisi air (suhu 0 s/d 5oC).

 Contoh group 4, bak kondensor diisi air panas (suhu 0 s/d 60 oC).
6. Bersihkan / hilangkan cairan pada tabung kondensor dengan cara mengelap / menyerap
dengan kolok yang diberi kain.

B. Cara Pemasangan Peralatan


1. Pasang thermometer serapat mungkin ke dalam labu distilasi yang berisi contoh. Atur
posisi termometer, dimana ujung bulb dari thermometer berada sejajar dengan lubang
keluarnya uap.

2. Pasang labu distilasi yang berisi contoh, sehingga ujung labu masuk ke dalam tabung
kondensor serapat mungkin. Posisi labu tegak sehingga pipa uap labu masuk ke dalam
tabung kondensor dalam jarak 1 s/d 2 inchi.
3. Naikkan dan atur penyangga labu hingga pas dengan dasar labu distilasi.

C. Langkah Kerja Pengujian


1. Ukur contoh 100 mL menggunakan gelas ukur 100 mL, tuangkan ke dalam labu distilasi
dan pasang thermometer yang sesuai.

2. Pasang Nyalakan pemanas dan atur kecepatannya sehingga mencapai IBP (initial boiling
point):
 Untuk grup 1 s/d 3 dalam waktu 5 – 10 menit.

 Untuk grup 4 dalam waktu 5 – 15 menit.

3. Atur pemanasan dari IBP sampai 5 % volume dalam waktu 60 – 70 detik atau dengan
kecepatan tetesan 4 – 5 mL / menit. Setelah IBP terbaca, gelas ukur digeser sehingga ujung
kondensor menempel dinding gelas.
4. Baca dan catat suhu setiap kenaikan 10 % volume.

5. Atur pemanasan sehingga dari 95 % volume sampai FBP (final boiling point) waktunya 3
– 5 menit. FBP adalah suhu tertinggi yang terbaca saat uji distilasi.
6. Setelah FBP tercapai, matikan pemanas dan labu dibiarkan dingin kemudian ukur volume
residu.
7. Hitung % volume Losses dengan formula:

Losses, % vol. = 100 mL – (Total Recovery + Residu) mL


8. gelas ukur 100 mL pada ujung kondensor sebagai penampung kondensat.

VI. KETELITIAN
VII. HASIL PENGAMATAN
Penguapan Suhu (Celcius) Waktu (menit,
detik)
IBP 50 6’54’’
5% 56 8’7’’
10 % 59 8’40’’
20 % 65 10’3’’
30 % 73 11’44’’
40 % 80 13’16’’
50 % 93 15’3’’
60 % 109 16’54’’
70 % 131 18’42’’
80 % 155 20’22’’
90 % 180 21’53’’
EBP 204 25’13’’

 Volume hasil distilasi : 97 ml


 Volume air yang terkandung : 0,4 ml
 Residu : 1,6 ml

VIII. ANALISIS
Sampel yang diuji adalah Pertamax, dibutuhkan waktu 6 menit 54 detik untuk mencapai IBP (Initial

Boiling Point), bernilai 50 oC. Sebenarnya, waktu yang dibutuhkan itu tergantung pengaturan
pembakaran burner. Semakin tinggi suhu burner, semakin cepat penguapannya.
T~Q
Kami menggunakan pengaturan pembakaran burner sekitar 20 oC. Hal ini bertujuan untuk
menghasilkan flowrate yang tidak terlalu besar agar terlihat jelas tetesan pertama kondensatnya.
Setelah mencapai IBP, kami menggunakan suhu yang sedikit lebih tinggi agar proses penguapan
menjadi sedikit lebih cepat. Pencatatan dilakukan setiap kenaikan 10 % volume ( 10 ml). Pengaturan
burner lebih baik tidak menggunakan suhu yang terlalu tinggi, karena saat penguapannya lebih cepat
maka tetesannya pun frekuensinya semakin besar sehingga tetesannya menyebabkan air tidak
tenang. Hal itu menyebabkan pembacaan volume sulit dilihat.

Nilai EBP (End Boiling Point) dicapai pada suhu 204 oC dengan waktu 25 menit 13 detik. Hasil
yang kami dapat memenuhi persyaratan untuk sampel Pertamax. Berikut adalah spesifikasi pertamax
yang telah ditetapkan oleh Pertamina.
Pembatasan nilai penguapan bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja dari mesin dan safety. Jika
mesin mudah menguap maka tekanan pada tangki akan membesar sehingga potensi untuk terjadi
ledakan semakin besar.
Tidak semua hasil dari distilasi itu adalah murni, tetapi terdapat juga impurities. Itulah sebabnya
mengapa distilasi digunakan untuk memisahkan fraksi-fraksi berdasarkan titik didih dan berat
molekulnya. Hasil yang diperoleh dari praktikum distilasi yaitu recovery volume, air, dan residu.
Recovery volume merupakan kondensat dari sampel. Untuk menghitung recovery volume dapat
menggunakan hitungan sederhana :

Recovery volume = volume hasil distilasi – volume air yang terkandung

Volume air dapat dilihat ketika volume hasil distilasi berada dalam gelas ukur. Pada dasarnya,
minyak tidak dapat larut dalam air sehingga cukup mudah untuk menentukan volume air. Volume air
biasanya terletak di dasar gelas ukur. Cara menentukan volume airnya adalah dengan cara
pengosongan volume hasil distilasi hingga mendekati volume air. Kemudian, masukkan sisa volume
di gelas ukur itu ke gelas ukur yang mempunyai skala lebih kecil. Dari hasil praktikum, kami
memperoleh :
Recovery volume = 97 ml – 0,4 ml
= 96,6 ml

Sisa dalam labu distilasi merupakan residu. Untuk mengukur residu, kami menggunakan gelas ukur
yang kecil. Volume residu yang kami peroleh adalah 1,6 ml. Residu mempunyai titik didih yang
tinggi, sehingga sukar untuk menguap. Untuk menguapkan residu, dibutuhkan panas yang sangat
tinggi.
Selain recovery volume dan residu, terdapat juga losses. Losses merupakan volume yang hilang,
disebabkan oleh beberapa faktor. Jika terdapat celah antara labu distilasi dan termometer, bisa
menjadi sumber adanya losses. Selain itu, distribusi panas yang tidak merata dapat menyebabkan
losses, karena sampel tidak teruapkan semua.
Untuk mengukur losses, dapat menggunakan selisih antara volume awal dengan voume hasil
distilasi.
Losses = volume awal - (volume hasil distilasi + residu )

Losses = 100 ml – (97 ml + 1,6 ml)


Losses = 1,4 ml (1,4 %)

Nilai losses yang kami dapatkan memenuhi spesifikasi yang dimuat oleh Pertamina..

IX. SIMPULAN
Produk yang diuji diklasifikasikan sebagai ON-SPEC karena memiliki nilai IBP, persen penguapan,
EBP, dan losses yang sesuai dengan spesifikasi pertamax.

X. SARAN
Disarankan agar peralatan distilasi dicoba semua agar dapat membandingkan

XI. DAFTAR PUSTAKA


1. Anonim, 2015.Modul Praktikum Minyak Bumi. PEM AKAMIGAS:Cepu
2. http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/viewfile/90/89).
3. http://eprints.polsri.ac.id/318/3/BAB%20II%20%28CLEAR%29.pdf
4. http://afriansyahpolteksriwijaya.blogspot.com/2016/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai