Anda di halaman 1dari 16

UJI SPESIFIKASI PRODUK AVTUR

Pada produk avtur, spesifikasi yang diuji pada saat praktikum adalah distilasi,
smoke ponit, flash point, dan SG 60/60 oF. Selanjutnya hasil percobaan yang
praktikan lakukan akan dijabarkan sebagai berikut ini:

DISTILASI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa dapat menentukan secara kuantitatif karakteristik trayek titik
didih menggunakan unit distilasi secara laboratories, meliputi distilasi
atmosferik produk minyak bumi (Mogas, Avgas, Avtur, Kerosene,
Gasoil dan produk lain sejenis).
2. Mahasiswa dapat menentukan Initial boiling point (IBP), adalah
pembacaan thermometer yang diperoleh pada waktu tetesan pertama
kondensat jatuh dari ujung tabung kondensor.
3. Mahasiswa dapat menentukan End point (EP) atau Final boiling point
(FBP), adalah pembacaan thermometer yang paling tinggi (maksimal)
yang diperoleh selama pemeriksaan.

II. KESELAMATAN KERJA


1. Hati-hati bekerja menggunakan peralatan-peralatan yang mudah pecah.
2. Bila menggunakan peralatan bertenaga listrik, lihat terlebih dahulu
tegangan jaringan listrik yang ada.

III. TEORI DASAR


Proses distilasi adalah proses pemisahan komponen-komponen dalam suatu
campuran larutan secara fisika berdasarkan titik didih dari masing-masing
komponen tersebut. Hal-hal yang mempengaruhi distilasi antara lain adalah
perbedaan kemudahan penguapan komponen-komponen yang akan
dipisahkan dan kesetimbangan panas dan massa antara fase uap dan cair
masing-masing komponen yang dipisahkan. Proses distilasi pada umumnya
mencakup kegiatan proses pemanasan, proses pemisahan, proses penguapan

22
dan proses pengembunan. Pengujian distilasi berkaitan dengan sifat
penguapan suatu produk yang diuji. Metode distilasi yang akan dilakukan
mencakup distilasi atmosferis produk minyak bumi, termasuk mogas, avgas,
avtur, kerosene, dan gasoil.
Initial Boiling Point (IBP) adalah pembacaan thermometer yang diperoleh
pada waktu tetesan pertama kondensat jatuh dari ujung tabung kondensor
End Point (EP) atau Final Boiling Point (FBP) adalah pembacaan
thermometer yang paling tinggi (Maksimal) yang diperoleh selama
pemeriksaan

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Bahan
a. Avtur
2. Peralatan
a. Alat Automatic Distilation
b. Labu distilasi 125 ml
c. Gelas ukur 100 ml dan 10 ml
d. Kain pembersih
e. Thermometer
f. Condensor (Bak Pendingin)

V. LANGKAH KERJA
1. Masukkan 100 ml contoh (Avtur) ke dalam labu distilasi.
2. Pasang termometer tepat pada sensornya di posisi tengah garis.
3. Posisikan labu agar tegak dan posisi seimbang.
4. Siapkan tabung receiver agar bersih dan tidak ada noda yang
mengganggu untuk volume recovery nya
5. Sambungkan alat ke sumber listrik lalu nyalakan alat dengan menekan
switch.
6. Kemudian atur suhu pemanasan agar penguapan yang terjadi dapat
dikontol.
7. Catat suhu pada saat terjadi tetesan pertama jatuh dari ujung kondensor,
sebagai IBP (Initial Boiling Point).

23
8. Kemudian baca dan catat suhu pada 5%, 10% recovery, dan seterusnya
setiap kenaikan 10% hingga 90%, 95%, dan akhirnya pada EP (End
Point) atau Final Boiling Point (FBP)
9. Setelah suhu pada End Point dicatat, turunkan suhu pemanasan untuk
mendinginkan contoh uji lalu biarkan beberapa saat.
10. Kemudian matikan alat dan cabut dari sumber listrik.
11. Setelah contoh uji dingin, hitung dan catat volume total recovery dan
volume residue yang didapatkan untuk mencari volume losses.
12. Kemudian bersihkan labu dari residue dengan cara dibilas dengan bensin.

VI. Hasil Pengamatan

Karakteristik Satuan Nilai Waktu (sekon)

IBP 153 11,00

5% volume 158 12,27

10% volume 178 14,17

20% volume 187 19,02

30% volume 194 29,00

40 % volume 199 37,14

50 % volume o
C 205 39,55

60% volume 212 42,16

70% volume 219 43,37

80% volume 228 46,11

90% volume 240 50,31

FBP 255 1,10,48

Tabel 6.1 Hasil Pengujian Produk Avtur

Perhitungan

24
Diketahui :
- Volume total avtur = 100 ml
- Volume recovery (kondensat) = 98 ml
- Volume residue = 1,2 ml
Jawab :
% volume losses = volume total avtur – (volume total recovery + volume
residue)
= 100 ml – (98 + 1,2) ml
= 100 ml – 99,2 ml
= 0,8 ml

% volume losses = 0,8 ml x 100 % = 0,8 %


100 ml
Jadi, volume losses dari distilasi avtur adalah sebanyak 0,8 % volume.

VII. ANALISA
Berikut tabel hasil pengujian sampel avtur yang dibandingkan dengan
spesifikasi produk avtur oleh Dirjen Migas No. 33633.K/10/DJM.T/2011

Parameter Hasil
Satuan Standard
Keterangan
Pengujian Pengujian (Dirjen Migas)

IBP ˚C 153 -

10 % ˚C 17 Max 205 Sesuai standard

50 % ˚C 205 -

90 % ˚C 239 -

End Point ˚C 255 Max 300 Sesuai standard

Residue % v/v 1,2 Max 1,5 Sesuai standard

Losses % v/v 0,8 Max 1,5 Sesuai standard

25
Tabel 7.1 Hasil Perbandingan Pengujian Produk Avtur

Dari data di, setelah percobaan menggunakan ASTM D86


mengindikasikan bahwa kualitas contoh uji, baik. Hal ini dikarenakan
semua parameter sesuai dengan spesifikasi yang ada. Oleh karena itu,
produk avtur yang pengamat uji dapat dikatakan on spec.

VIII. KESIMPULAN
Kualitas contoh uji, dalam hal ini adalah avtur sudah on spec.

IX. SARAN
Disarankan kepada para praktikan untuk dapat:
1. Menggunakan alat-alat penunjang praktikum sebelum dan sesudah
digunakan harus dibersihkan agar tidak terjadi kontaminasi pada sampel
yang akan diuji.
2. Hindari hal-hal yang dapat merusak alat-alat praktikum.
3. Pada saat meletakkan pemberat ke dalam gelas ukur usahakan jangan
sampai menyentuh dinding gelas.

26
SMOKE POINT

I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menetapkan titik asap dari avtur

II. KESELAMATAN KERJA


1. Hati-hati bekerja menggunakan peralatan-peralatan yang mudah pecah.
2. Hati-hati dengan menggunakan bahan yang mudah terbakar.

III. TEORI DASAR


Smoke point atau titik asap dapat didefinisikan sebagai tinggi api dimana api
tersebut tidak berjelaga atau menghasilkan asap. Smoke point merupakan
salah satu indikasi mutu pembakaran suatu produk. Semakin tinggi smoke
point, maka mutu pembakaran juga akan semakin baik, karena produk
mampu menghasilkan nyala api yang baik, tidak berasap dan menghasilkan
panas yang tinggi. Rendahnya smoke point dalam suatu produk,
mengindikasikan produk tersebut banyak mengandung senyawa aromat.

IV. BAHAN DAN PERALATAN


a. Bahan
1. Avtur

b. Peralatan
1. Lampu smoke point
2. Sumbu lampu
3. Pipet atau buret

27
V. LANGKAH KERJA
a. Persiapan Sumbu Lampu
1. Lakukan ekstraksi terhadap sumbu smoke point dengan campuran
methanol dan toluene 1:1 (± 25 kali ekstraksi).
2. Keringkan sumbu dalam oven pada suhu 100-110 oC, selama 30
menit.

b. Langkah Kerja
1. Pasang sumbu bersih (panjang tidak kurang dari 125 mm) ke dalam
tabung sumbu.
2. Potong dengan rapi ujung sumbu ± 6 mm dari lubang sumbu.
3. Rendam sumbu dan tabung sumbu ke dalam contoh uji sampai seluruh
sumbu basah.
4. Masukkan 20 ml contoh uji ke dalam wadah contoh uji (candle),
kemudian pasang tabung sumbu ke candle dan pasangkan pada alat
smoke point.
5. Nyalakan dan atur tinggi nyala api ± 10 mm, biarkan menyala ± 5
menit, kemudian naikkan dengan memutar candle sehingga nyala api
berjelaga/berasap.
6. Turunkan dengan memutar candle sedemikian sehingga jelaga/asap
tepat hilang.
7. Baca dan catat ketinggian nyala api tepat saat tidak mengeluarkan
jelaga/asap sebagai titik asap (smoke point), sampai ketelitian 0,5 mm.
8. Untuk mencegah kesalahan pembacaan pada skala, maka ulangi
pekerjaan ini sampai tiga kali, bila perbedaannya lebih dari 1,0 mm.
Catat nilai sebagai smoke point.

VI. HASIL PENGAMATAN


Dari pengujian yang dilakukan menggunakan Panjang Sumbu 6 mm,
didapatkan pembacaan smoke point, sebagai berikut :
Pembacaan Pertama : 15 mm
Pembacaan Kedua : 15 mm
Pembacaan Ketiga : 15 mm

28
VII. ANALISA
Dari pengujian yang dilakukan, api dibesarkan sampai jelaga terbentuk,
kemudian nyala api dikecilkan perlahan. Dan ketika api memiliki tinggi
15 mm, pada mistar smoke point lamp, jelaga atau asap tepat hilang.
Sehingga dilaporkan bahwa smoke point contoh uji adalah 15 mm.

Berdasarkan spesifikasi oleh Dirjen Migas 26 Oktober tahun 2011, titik


asap avtur dibatasi minimal 19 mm dengan syarat kandungan
naphthalene maksimal 3 % volume. Dengan nilai smoke point sebesar 15
mm, artinya contoh uji tidak mengindikasikan kandungan senyawa
aromat yang berlebih, namun apabila dibandingkan dengan spesifikasi
dari Dirjen Migas Tahun 2011, produk avtur ini dikatakan off spec. Hal
ini dikarenakan kesalahan pada saat pengamatan tepat hilangnya jelaga.

VIII. KESIMPULAN
Contoh uji avtur memiliki smoke point 15 mm, hal ini belum memenuhi
spesifikasi atau bisa dikatakan off spec.

IX. SARAN
Disarankan kepada para praktikan untuk dapat:
1. Menggunakan alat-alat penunjang praktikum sebelum dan sesudah
digunakan harus dibersihkan agar tidak terjadi kontaminasi pada sampel
yang akan diuji.
2. Hindari hal-hal yang dapat merusak alat-alat praktikum.
3. Pada saat meletakkan pemberat ke dalam gelas ukur usahakan jangan
sampai menyentuh dinding gelas.

29
FLASH POINT ABEL

I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat
menentukan flash point close cup dari produk-produk minyak bumi yang
mempunyai flash point antara 0o F (-18oC) sampai 160 o F (71 oC).

II. KESELAMATAN KERJA


1. Bila menggunakan peralatan bertenaga listrik, lihat terlebih dahulu
tegangan jaringan listrik yang ada.
2. Hati-hati bekerja menggunakan bahan yang mudah terbakar.

III. TEORI DASAR


Contoh uji ditempatkan dalam mangkuk pengujan yang ditutup,
kemudian dipanaskan perlahan dengan kecepatan kenaikan suhu yang
tetap. Suatu sumber nyala dimasukkan ke dalam mangkuk uji pada
interval yang tetap. Flash point diambil dari suhu terendah dimana
penggunaan sumber nyala mengakibatkan uap di atas contoh uji menyala.

IV. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1. Flash point Abel apparatus
2. Termometer
3. Bath pemanas

b. Bahan
1. Avtur

V. LANGKAH KERJA
1. Waterbath diisi dengan air dan panaskan dengan kenaikan temperatur
tetap 2-2,5 o F per menit
2. Temperatur waterbath diatur pada permulaan test 130 oF

30
3. Temperatur contoh diatur antara 32-50 oF.
4. Bila temperatur contoh mencapai 66oF dimulailah dilakukan test
dengan penyalaan api secara pelan-pelan dan diteruskan penyalaan
tiap kenaikan 1 o F.
5. Temperatur contoh dicatat pada saat api menyambar uap minyak
sebagai falash pointnya.

VI. HASIL PENGAMATAN


Diperoleh flash point sebesar 52oC.

VII. ANALISA
Contoh uji produk avtur tersebut termasuk on spec dalam segi flash
point. Berdasarkan spesifikasi Dirjen Migas 26 Oktober tahun 2011,
flash point avtur minimum yaitu 38oC, yang artinya dengan flash point
52 oC itu produk avtur on spec. Hasil pengujian yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa dari sisi safety, flash point contoh uji telah
memenuhi spesifikasi, karena uap nya tidak akan terbakar secara sesaat
sampai mencapai suhu 52 oC.

VIII. KESIMPULAN
Contoh uji avtur memiliki flash point sebesar 52 oC, sehingga produk ini
tergolong on spec.

IX. SARAN
Disarankan kepada para praktikan untuk dapat:
1. Menggunakan alat-alat penunjang praktikum sebelum dan sesudah
digunakan harus dibersihkan agar tidak terjadi kontaminasi pada sampel
yang akan diuji.
2. Hindari hal-hal yang dapat merusak alat-alat praktikum.
3. Pada saat meletakkan pemberat ke dalam gelas ukur usahakan jangan
sampai menyentuh dinding gelas.

31
DENSITY

I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa dapat menetukan density, specific gravity atau API-gravity
memakai alat hydrometer gelas dari contoh crude oil atau produk-
produknya.
2. Mahasiswa dapat megubah hasilnya ke standar temperatur 15⁰C atau
60/60 ⁰F, menggunakan tabel reduksi pada ASTM D 1250.

II. KESELAMATAN KERJA


1. Hati-hati bekerja menggunakan peralatan-peralatan yang berhubungan
dengan sumber listrik.

III. TEORI DASAR


Density adalah berat cairan per unit volume, yang memiliki satuan kg/L
maupun kg/m3. Relative density (SG, Spesific Gravity) adalah perbandingan
berat dari sejumlah volume terhadap berat dari volume yang sama dari air
murni pada temperature yang sama.
 Density = berat cairan per unit volume, kg/L maupun kg/m³
 Relative Density (SG, Specific Gravity) = perbandingan berat dari
sejumlah volume tertentu suatu cairan terhadap berat dari volume yang
sama dari air murni pada temperatur yang sama.
141.5
 0
API Gravity = – 131,5
SG 60/60 ˚ F

32
IV. BAHAN DAN ALAT
a. Bahan
1. Avtur
b. Peralatan
1. Hydrometer standar :
a. Skala Density
b. Skala SG
c. Skala API-gravity
2. Thermometer ASTM 12 C atau F
3. Gelas Silinder
4. Constant-Temperatur Bath

V. LANGKAH KERJA
a. Langkah Kerja Pengukuran Density 15 ⁰C
1. Atur suhu contoh sesuai dengan jenis contoh yang akan diuji
2. Tuangkan contoh uji kedalam gelas silinder, hilangkan adanya
gelembung udara dengan diaduk menggunakan thermometer secara
perlahan.
3. Tempatkan gelas silinder yang telah berisi contoh uji pada tempat
yang datar, bebas pengaruh goncangan dan pengaruh udara luar.
4. Lakukan pengukuran temperatur menggunakan Thermometer Skala
⁰C, baca dan catat suhu contoh uji.
5. Masukkan dengan perlahan hidrometer density yang sesuai kedalam
contoh uji.
6. Apabila hidrometer sudah terapung dengan bebas baca skala
hidrometer, dicatat sebagai ‘Density Pengamatan’ (Observerd
Density)
7. Keluarkan hydrometer, kemudia lakukan pengukuran temperatur, baca
dan catat suhu contoh uji. Apabila perbedaan suhu dari kedua
pengamatan tidak melampaui 0,5 ⁰C hasil rerata dicatat sebagai ‘Suhu
Pengamatan’ (Observed Temperature)

33
8. Untuk merubah Density Pengamatan ke density 15 ⁰C dikoreksi
menggunakan Tabel 53 A atau 53 B dari Petroleum Measurement
Tables ASTM D-1250—80

b. Langkah Kerja Pengukuran SG 60/60 ⁰F


1. Atur suhu contoh sesuai dengan jens contoh yang akan diuji.
2. Tuangkan contoh uji kedalam gelas silinder, hilangkan adanya
gelembung udara dengan diaduk menggunakan thermometer secara
perlahan.
3. Tempatkan gelas silinder yang telah berisi contoh uji pada tempat yang
datar, bebas pengaruh goncangan dan pengaruh udara luar.
4. Lakukan pengukuran temperature menggunakan Thermometer Skala
⁰F, baca dan catat suhu contoh uji.
5. Masukkan dengan pelan-pelan hidrometer SG yang sesuai kedalam
contoh uji.
6. Apabila hidrometer sudah terapung dengan bebas baca skala
hidrometer dan thermometer, lalu dicatat sebagai SG pengamatan.
7. Keluarkan hydrometer, kemudian lakukan pengukuran temperatur,
baca dan catat suhu contoh uji. Apabila perbedaan suhu dari kedua
pengamatan tidak melampaui suhu contoh uji. Apabila perbedaan suhu
dari kedua pengamatan tidak melampaui 0.5⁰C rerata dicatat sebagai
‘Suhu Pengamatan’ (Observed Temperature)
8. Untuk merubah SG pengamatan ke SG 60/60⁰F dikoreksi
menggunakan Tabel 23 A atau 23 B dari Petroleum Measurement
Tables ASTM D-1250-80
9. Untuk merubah SG 60/60⁰F ke Density 15⁰C atau ⁰API Gravity pada
60⁰F gunakan tabel 21.

34
VI. KETELITIAN
Product: Transparent Low-Viscosity Liquids
Temperature
Parameter Unit Repeatability Reproducibility
Range ˚C(˚F)
-2 to 24.5 Kg/m3 0.5 1.2
Density Kg/L or
(29 to 76) 0.0005 0.0012
kg
Relative -2 to 24.5
NONE 0.0005 0.0012
Density (29 to 76)
API
(42 to 78) ˚API 0.1 0.3
Gravity
Product : Opaque Liquids
Temperature
Parameter Unit Repeatability Reproducibility
Range ˚C(˚F)
-2 to 24.5 Kg/m3 0.6 1.5
Density
Kg/L or
(29 to 76) 0.0006 0.0015
kg
Relative -2 to 24.5
NONE 0.0006 0.0015
Density (29 to 76)
API
(42 to 78) ˚API 0.2 0.5
Gravity

VII. HASIL PENGAMATAN


Bahan uji yang digunakan adalah Avtur
 Density observasi : 0,83 g/ml
Suhu awal : 27,5 0C
Suhu saat observasi : 27,50C
Suhu akhir : 28 0C
 SG 60/600F : 0,803 g/ml
Suhu awal : 83,4 0F
Suhu saat observasi : 84 0F
Suhu akhir : 84 0F

VIII. ANALISA
 Hasil data konversi pada T = 15oC menggunakan table 53 A/B
Temperatur observasi = 27,50C

35
Density Observasi = 0,83 g/ml
Corresponding density 150C = 0,8387 g/ml
 Hasil data konversi pada T = 60oF menggunakan table 23 A/B
Temperatur observasi = 840F
Density Observasi = 0,803 g/ml
Corresponding density 600F = 0,8123 g/ml

 SG 60/600F menjadi 0API Gravity (Sesuai dengan tabel 21)


Saat T = 15oC
Density = 0,838 gr/cm3
Corresponding Density to oAPI Gravity = 0,839 gr/cm3
Saat T = 60oF
Maka 0API Gravity;
0 141.5
API Gravity = – 131,5
SG 60/60 ˚ F
141.5
= – 131,5
0.839
= 37,15 oAPI
Spesifikasi yang dikeluarkan oleh Dirjen Migas tahun 2011, density 15oC
diatur sebesar minimal 0,775 gr/cm3 dan maksimal 0,840 gr/cm3. Maka
berdasarkan hasil pengujian contoh uji avtur, nilai density pada contoh uji
avtur masih termasuk produk yang on spec karena memiliki density 0,8387
gr/cm3. Hal ini mengindikasikan bahwa contoh uji memiliki sifat volatility
yang baik, kualitas produk yang terjamin, dan tidak terlalu banyak
mengandung fraksi-fraksi berat yang dapat mempengaruhi atau
memperburuk nilai/sifat contoh uji yang lain.

IX. KESIMPULAN
Densitas produk avtur yang diuji pada temperatur 15oC, menghasilkan
0,80710 gr/cm3 dan masuk kedalam spesifikasi yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, dapat disimpulkan:

36
 Densitas adalah massa per satuan volume suatu zat pada suhu tertentu
 Densitas berbanding terbalik dengan suhu
 Densitas dari Avtur yang diperoleh dari hasil pengamatan yaitu :
Density 15 : 0,8387 g/ml
Density 60 : 0,8123 g/ml
Specific gravity dari kerosine yang diperoleh: sg 60.60 : 0,839 g/ml
API gravity dari kerosin yang diperoleh : 37,15 oAPI

X. SARAN
Disarankan kepada para praktikan untuk dapat:
4. Menggunakan alat-alat penunjang praktikum sebelum dan sesudah
digunakan harus dibersihkan agar tidak terjadi kontaminasi pada sampel
yang akan diuji.
5. Hindari hal-hal yang dapat merusak alat-alat praktikum.
6. Pada saat meletakkan pemberat ke dalam gelas ukur usahakan jangan
sampai menyentuh dinding gelas.

37

Anda mungkin juga menyukai