Anda di halaman 1dari 151

SIFAT – SIFAT GAS BUMI

6. Critical Temperature and Pressure

Critical Temperature (suhu kritis)


Suhu kritis (Tc) adalah suhu minimum dimana gas mulai
tidak bisa mencair bila dicairkan dengan cara ditekan .
Apabila suhu penekanan diatas suhu kritis, maka gas itu
tidak akan dapat mencair, berapapun tekanannya

Tekanan kritis (Pc) adalah tekanan gas pada saat tercapai


suhu kritis
Gases can be converted to liquids by compressing the gas at a suitable
temperature.
Gases become more difficult to liquefy as the temperature increases
because the kinetic energies of the particles that make up the gas also
increase.

Microscopic view of a gas. Microscopic view of a liquid.

Titik kritis air


374 0 C
Critical Critical
Hydrocarbon Temperature Temperature
(o K) ( 0C)
C1 190,56 - 82,44
C2 305,33 32,33
C3 369,77 96,77
i-C4 407,82 134,82
n-C4 425,12 152,12
i-C5 460,40 187,40
n-C5 469,70 196,70
Untuk mencairkan gas dengan ditekan  suhu penekananya
harus lebih rendah dari suhu kritis gas itu.
T1 > Tc > T2 >T3
TC = Critical Temperature
T1 TC
Pc
Isotherm line

P
Liquid Vapor

Liquid & Vapor T2 T3

Saturate liquid line


Saturated vapor line

Vol.
The correlation between temperature and
pressure arround the curve phase change
7. Relative density (Spesific Gravity =SG)

Density atau kerapatan adalah perbandingan antara massa suatu


zat dengan volumenya. Karena volume gas dipengaruhi oleh suhu
dan tekanan maka density gas dinyatakan dalam tekanan dan
suhu tertentu (1 atm (101,325kPa), 15 0C) , sedangkan volume
cairan hanya dipengaruhi oleh suhu.
Satuan density : kg/liter, Kg/m3 atau Lb/ Cuft

Relative density (Spesific Gravity =SG) adalah perbandingan antara


density suatu zat dengan density zat pembanding dalam kondisi
sama
Satuan SG  tidak bersatuan.
Oleh karena itu sifat SG lebih sering digunakan dibanding density
Zat pembanding :
 Untuk gas  zat pembanding : udara (p,t)
 Untuk cairan (minyak)  zat pembanding : Air (t)

Density udara pada 1 Atm dan 15 °C, 1.225 kg/m3 atau


0.001225 g/cm3 atau 0.0765 lbm/ft3
Density air pada 4 0 C = 1,0000 kg/liter = 1000kg/ m3
Density air pada 15 0 C = 0,9991 kg/l = 999,10 kg/ m3
Pada Tabel 1C terlihat SG ethan (C2) dalam kondisi cair
diukur pada tekanan 101,325 kPa dan suhu 15 0C = 0.35832,
sedangkan SG propan = 0,50812

Catatan : Cara menghitung SG gas akan dibicarakan


kemudian.
Tugas -1
a. Hitunglah berat dari propan cair pada suhu 15 0 C
jika volumenya 16 m3.
b. Dalam bejana volume 200 liter berisi 30 % vol N-
Butan dan 70 % vol N-Pentan.
Hitunglah berat cairan tersebut dalam pound, jika
suhu cairan 15 0 C.
Tabel 1C

C1
C2
C3
I-C4
N-C4
i-C5
N-C5
CO2
H2S

H2
O2
N2
8. Hukum – hukum yang berlaku untuk Gas

Sifat-sifat gas dapat di pelajari mula-mula dari percobaan-


percobaan yang di pelajari oleh para ahli.
Dari hasil percobaan-percobaan tersebut didapat hukum-hukum
yang berlaku terhadap gas, yakni antara lain :

8.1.Hukum Boyle Gay Lussac.


Besaran dari gas yang dapat diukur adalah : volume (V),
Tekanan ( P ) dan suhu (T) .
Hasil kali antara tekanan dengan volume gas dibagi suhu mutlak
untuk massa gas yang sama tetap.
(P x V)/T = tetap. Atau :
(P1 x V1)/T1 = (P2 x V2)/T2
8.2. Hukum (persamaan ) Gas Ideal
Dari hukum Boyle Gay Lussac didapat PV/T = K, atau PV = KT.
Konstanta K besarnya tergantung dari besaran P, V, T.
Pada tekanan (P) dan temperatur (T) tertentu, maka harga K
sebanding dengan volume gas. Sedangkan volume gas berbanding
langsung dengan berat (jumlah) gas. Dari dua hasil percobaan
didapat K = n . R , dimana :
n = jumlah molekul gas , R = tetapan gas umum,
T = Suhu mutlak (0K, 0R)
Sehingga diperoleh persamaan :
PV = nRT,
dan persamaan ini disebut persamaan gas ideal (sempurna).
Dari rumus tersebut satuan R dapat dicari :
R = PV/nT.
Satuan R : tergantung satuan P, V dan T
a. R = 0,082 Liter. atm/gmol. K
b. R = 10,731 psi. ft3/ lbmol. 0R.
c. R = 8.31 Joule/gmol K
d. R = 1,987 kal/gmol K,
e. R = 1,987 BTU/lbmol 0R.
Harga R ini tetap tidak berubah dan sama untuk semua gas, disebut
konstanta gas umum. Secara umum satuan R adalah = satuan
energy / mol derajad.

Gas ideal
Gas ideal atau gas hipotesis adalah gas yang ada dalam bayangan
saja, yakni gas yang memiliki sifat-sifat ;
a. Antara molekul gas tidak saling tarik-menarik
b. Volume molekul gas di abaikan terhadap volume tempat dimana
gas berada.
c. Mengikuti secara sempurna semua hukum-hukum yang berlaku
untuk gas ideal.
9. Faktor kompresibilitas (Z)
Hubungan antara P, V dan T untuk gas ideal dinyatakan
dengan persamaan gas ideal :
PV = NRT
Untuk gas riil persamaan tersebut dikoreksi dengan
faktor kompresibilitas menjadi :
PV = ZNRT
Harga Z dipengaruhi oleh : Jenis gas, suhu dan tekanan
gas.
Harga Z dibaca dari grafik, dengan parameter Pr dan Tr,
dimana :
Pr = P/Pc Tr = T/Tc
Pr , Tr = Tekanan tereduksi dan Suhu tereduksi
P , T = Tekanan dan Suhu operasi dari gas
Pc, Tc = Tekanan kritis dan Suhu kritis (Tabel
Untuk gas murni  Pc dan Tc langsung dibaca dari tabel, tetapi
untuk gas campuran dihitung proporsional berdasarkan mole
fraksi masing – masing gas (Yi).
Pc  Pc’ Pc’ = ∑ Yi. Pci
Tc  Tc’ Tc’ = ∑ Yi. Tci

Pci, Tci = Tekanan dan suhu kritis komponen i , dicari dari tabel – 1D
Tc’ = pseudo critical temperature
Pc’ = pseudo critical pressure
Selanjutnya dicari Pseudo reduced pressure (Pr’) dan Pseudo
reduced temperature (Tr’)
Pr’ = P/ Pc’
Tr’ = T / Tc’
z  dicari dari Grafik -1
Grafik -1
Tabel – 1D
Contoh Soal - 1
Natural gas terdiri dari CH4 =75%, C2H6 =15% dan
C3H8 =10%. Tekanan gas 6800 kPa dan suhu 280
0 K.

Hitunglah Pc’, Tc’ dan harga z.


- Pc’ = ∑ Yi. Pci
= 0,75(4599) + 0,15 (4872) + 0,1 (4274)
= 4607, 45 kPa
- Tc’ = ∑ Yi. Tci
= 0,75 (190,56) + 0,15 (305,33) + 0,1 (369,77)
= 225,7 0K
Pr’ = P/Pc’ = 6800/4607,45 = 1,48
Z = 0,73
Tr’ = T/Tc’ = 280/225,7 = 1,24

Tugas -1
Diketahui komposisi gas hidrokarbon sbb.:
Komp. CH4 C2H6 C3H8 iC4H10 nC4H10

Fraksi vol 0,75 0,08 0,10 0,05 0,02

Hitunglah faktor kompresibilitas dari gas bila


tekananya 12.900 kPa dan suhu 27 0 C.
Penyelesaian akan lebih mudah bila dibuat dalam
bentuk tabel
Komp. Yi Pci Yi.Pci Tci Yi.Tci
C1
C2
C3
ic4
nC4
...
....
∑ Yi. Pci = .......... ∑ Yi. Tci= ........
10. Spesific Gravity (SG) = Relatif density
Adalah perbandingan antara density (ρ) suatu gas
dengan density udara diukur pada kondisi yang sama.
SG gas = ρ gas / ρ udara
Dari persamaan gas : PV = znRT
n = mole
=berat / berat molekul = G/BM ρ = P.BM/(ZRT)
ρ = berat / Volume = G/V
ρ gas = P.BM gas/(zRT) ; ρ udr = P.BM udr/(zRT)
SG gas = P.BM gas/(zRT) / P.BM udr/(zRT)
R = Konstante gas umum = 10,731 Psi.Cu ft / (lbmole.0 R)

SG gas = BM gas / BM Udr = BM gas / 29


Contoh Soal -2
Dari contoh soal -1, hitunglah SG gas dan density gas pada kondisi
itu (6800 kPia, 280 0K.)
Jawab :
- SG gas = BM gas / 29
BM gas camp = 0,75(16) + (0,15)(30) +
(0,1)(44) = 20,9
SG gas = 20,9 / 29 = 0,7207
- ρ = P.BM/(ZRT)
P = 6800kPa = 986,25 Psia T = 280 0K = 504 0R
= 986,25. 20,9 /(0,73)(10,731)(504)
= 5,O44 Lb / Cu ft.
11. KONDISI STANDAR
Volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Untuk
menyamakan pengukuran maka volume gas perlu diukur
pada kondisi standar. Ada dua kondisi standar yang
dipakai :

a. British : P =14,7 Psia


Volume = 379 Scuft/ Lbmole
t = 60 0 F

b. Metris : P = 1 Atm
t =00C Volume = 22,4 N M3/ Kgmole
Catatan :
S = Standard N = Normal
Contoh Soal – 3
Natural gas mengalir dengan flow rate 10
MMSCFD. Hitunglah berapa Lb per hari aliran
gas tersebut , bila BM gas rata-rata 20,9.
Penyelesaian
Flow rate = 10 MMSCFD = 10.000.000SCF/D
Pada kondisi standard  volume gas = 379 Scft /
Lbmole.
Lbmole gas = 10.000.000 / 379 =26.385
Berat gas (Lb/D) = 26.385 ( 20,9 ) = 551.447
Tugas – 2
Natural gas berada dalam tangki silinder yang
volumenya 50 M3 . Tekanan gas dalam tangki
1000 Psia dan suhunya 70 0 F.
Komposisi gas : CO2=11%, H2S = 3%, C1 = 75%,
C2 = 8% dan C3 = 3%
Hitunglah :
a. Massa gas dalam tangki
b. Volume gas dinyatakan dalam kondisi Scft
dan NM3
12. Calorific value = Heating value
Adalah nilai kalori yang idhasilkan bila suatu bahan
bakar dibakar.
Secara kimiawi, proses pembakaran adalah proses reaksi
dengan oksigen, sehingga dihasilkan CO2 dan H2O. Bila
hasil pembakaran H2O berupa cairan maka nilai kalori
yang dihasilkan disebut Gross Heating Value, sedangkan
bila masih berupa uap, disebut Net Heating Value
Contoh :
CH4 + O2  CO2 + H2O + 33,949 MJ/NM3
C2H6 + 3,5 O2  2CO2 + 3H2O + 60,429 MJ/NM3
C3H8 + 5 O2  3CO2 + 4H2O + 86,419 MJ/NM3
Note : 1 MJ = 238,85 K. Kalori.
Heating Value (HV) dari gas campuran dihitung
proporsional dengan prosentase masing –
masing.
GH V = ∑ Yi. GHVi
ATAU : NH V = ∑ Yi. NHVi
Contoh : Hitunglah NHV dari gas hidrokarbon
dengan komposisi : C1=90 %, C2 = 2 % dan C3 = 8
%.
Jawab : NHV = (0,9)(33,949) + (0,02)(60,429) +
(0,08)(86,419)
= 38,836 MJ/NM3
Tugas -3
Natural gas terdiri atas : C1 = 70%, CO2 = 5%, C2 = 8%,
C3 = 7 % , i-C4 = 6 % dan n-C4 = 4 %.
a. Hitunglah heating value dari gas tsb (k kal/NM3)
b. Bila gas mengalir dengan flow rate 20.000 NM3 per
hari, dan harga gas US $ 4.5/ 1000k kal, berapa
pengeluaran perusahaan untuk membeli gas
tersebut perhari
II. PROSES PEMURNIAN GAS
Gas bumi tidak hanya dimanfaatkan sebagai
sumber energi, akan tetapi dapat juga
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri
petrokimia, misalnya pabrik pupuk, pabrik
metanol, pabrik amoniak dan lain-lain.
Apabila jarak antara sumber gas dengan industri
pemakai relatip dekat, maka gas dikirimkan
melalui pipa. Akan tetapi apabila jarak
terlalu jauh pembangunan pipa sebagai
sarana transportasi gas akan sangat tidak
ekonomis, sehingga dipakai tanker.
Gas yang akan dikirim dengan tanker harus
dicairkan lebih dulu agar dalam volume yang
sama dapat memuat gas cair yang lebih
banyak (berat).

Gas bumi (natural gas )yang keluar dari sumur


belum merupakan produk komersial, karena
masih mengandung komponen-komponen
yang tidak dikehendaki (impurities), misalnya
Hidrogen Sulfida (H2S), Karbon dioksida
(CO2), Air (H2O), dan Mercuri (Hg).
Keberadaan impuritis tersebut tidak dikehendaki,
karena dapat menyebabkan kesulitan
operasional dan menurunkan heating value
dari gas. Untuk memperoleh gas yang
memenuhi syarat yang ditentukan oleh calon
pembeli gas atau pihak lain, maka gas bumi
harus diproses terlebih dahulu untuk
menurunkan kandungan impurities sampai
pada batas - batas tertentu.

Secara keseluruhan proses penurunan


kandungan impurities dari gas bumi tersebut
disebut Proses Pemurnian Gas.
Contoh komposisi natural gas di Tambun gas Plant

Komponen % Mol
Nitrogen 0.1
CO2 2.42
Methane 60.47
Ethane 12.91
Propane 14.13
i-Butane 2.94
n-Butane 3.84
i-Pentane 1.03
n-Pentane 0.82
Hexane 1.34
Total 100.00
Contoh spesifikasi natural gas yang diminta PT Chevron

Average net heating value 900 btu/scf ( 10%)


CO 2 max. 5.0 % mol.
N2 max. 5.0 % mol.
H2S max. 8.0 ppmv
Total Sulphur max. 30 ppmv
H2O max. 15 lb/mmscf
Hydrocarbon dew point max. 700F @ 350 Psig
Alkali metals 1 ppmw
Solid particulates max. 30 ppmv
Jenis proses dalam Pemurnian Gas
Yang dimaksud dengan proses dalam pemurnian
gas adalah semua perlakuan terhadap gas
yang meliputi :
1. Pemisahan gas dari cairan
2. Pemisahan impurities dari gas
3. Pendinginan dan pemanasan gas
4. Penekanan dan espansi gas
5. Pemisahan komponen - komponen gas
dengan cara distilasi dan absorbsi.
JENIS PROSES DI LAPANGAN GAS
Jenis proses gas yang ada di lapangan setiap lokasi /
perusahaan perminyakan tidak sama, tergantung
dari :
a. produk gas yang diinginkan
b. komposisi hc dalam natural gas
c. jenis impuritis yang ada

Jenis proses gas yang lengkap meliputi :


1. Proses penyerapan gas asam (H2S dan CO2)
2. Proses pengeringan gas
3. Proses penyerapan Mercury
4. Proses pencairan
5. Proses fraksinasi
1. PROSES PENYERAPAN GAS ASAM
(ACID GAS REMOVAL)

Natural gas yang kandungan gas CO2 atau CO2 dan


H2S tinggi, harus diturunkan sampai batas tertentu
sebelum gas dikirim ke industri melalui pipa. Gas CO2
dalam natural gas akan menurunkan nilai kalori gas,
bila bereaksi dengan air akan membentuk asam yang
bersifat korosif.
Gas H2S bersifat korosif dan beracun dan akan
menimbulkan bau yang tidak sedap.
Untuk mencegah terjadinya korosi dalam peralatan
proses maupun dalam perpipaan kandungan CO2 dan
H2S dalam gas dibatasi sebagai berikut :
CO2 : Maksimum 3 % volume
H S : Maksimum 4 ppm
Untuk menurunkan kandungan gas asam maka
natural gas dikontakan dengan zat penyerap tertentu
yang dapat mengikat gas asam tersebut.
Sifat-sifat zat penyerap yang penting yakni : Bersifat
selektif dan mudah diregenerasi (diaktifkam kembali)

Jenis-jenis Larutan Amine Untuk Proses


Absorbsi
Senyawa Amine terdiri dari komposisi nitrogen-
hidrocarbon (N-HC), yang secara kimia akan
bereaksi dengan gas-gas asam (acid gases) untuk
membentuk ikatan garam komplek. Ikatan ini mudah
lepas kembali dengan cara dipanaskan sehingga
diperoleh larutan Amine kembali.
Senyawa amin dikategorikan dalam 3 golongan yaitu amin
primer, sekunder, dan tersier.
1. Amine Primer
Amine primer mempunyai 2 atom H dan 1 senyawa HC
yang terikat pada atom N. Amine jenis ini merupakan tipe
yang paling reaktif, karena mempunyai 2 atom H yang labil
(paling mudah membentuk ikatan). Monoethanol Amine
(MEA) dan Diglycol Amine (DGA) adalah termasuk dalam tipe
amine primer ini.

2. Amine Sekunder
Jenis ini hanya mempunyai 1 atom H yang labil dan 2
senyawa HC yang terikat pada atom N. Jenis ini kurang
reaktif dibandingkan amine primer, karena hanya mempunyai
1 atom H yang labil. Diethanol Amine (DEA) dan
Diisoprophanol Amine (DIPA) adalah termasuk dalam tipe
amine sekunder ini.
3. Amine Tersier
Jenis ini mempunyai 3 senyawa HC yang terikat pada atom
N. Tipe ini paling tidak reaktif, karena tidak mempunyai
satupun atom H yang labil. Methyl Diethanol Amine (MDEA)
dan Triethanol Amine (TEA) termasuk tipe amine tersier ini.

Contoh :
a. Mono Ethanol Amine (MEA)
Rumus strukturnya adalah : HO – CH2 – CH2 – NH2
Umumnya diperlukan pelarut MEA sekitar 15 – 20% wt.
Kemampuan mengikat gas asam sekitar 0,25 – 0,40 mol/mol
amine.
b. Diglycol Amine (DGA)
Rumus strukturnya adalah : HO – CH2 – CH2 – O – CH2 – CH2
–NH2
Pelarut ini hampir sama dengan MEA dan tidak dapat
digunakan jika terdapat COS dalam gas umpan. Pelarut DGA
yang digunakan sekitar 50 – 60 % wt.
c. Diethanol Amine (DEA)
Rumus strukturnya adalah : HO – CH2 – CH2
NH
HO – CH2 – CH2
Biasanya digunakan 25 – 35% wt larutan DEA. Kemampuan
mengikat asam 0,35 – 0,65 mol/mol amine.

d. Diisopropanol Amine (DIPA)


Rumus strukturnya adalah :

OH
CH3 – CH – CH2
NH
CH3 – CH – CH2
OH
Umumnya digunakan 25 – 40 % wt larutan DIPA. Kemampuan
mengikat gas asam 0,35 – 0,65 mol/mol amine.
e. Methyl Diethanol Amine (MDEA)
Rumus strukturnya adalah :

HO – CH2 – CH2
N – CH3
HO – CH2 – CH2

Umumnya digunakan 40 – 50 %wt larutan MDEA. Gas asam


yang mampu diikat 0,10 – 0,90 mol/mol amine.

Keuntungan MDEA adalah :


Tidak akan mengalami degradasi saat terdapat CO2, COS,
atau CS2. Dapat digunakan untuk menghilangkan kadar H2S
yang tinggi dari gas yang mengandung CO2 dan H2S.
Kadar penguapan sangat rendah.
Biaya pemakaian lebih rendah dibandingkan MEA
Mekanisme reaksi
Reaksi yang terjadi antara larutan amin dengan gas asam
berlangsung secara bolak – balik ( reversible).
Mekanisme reaksi antara gas asam dengan larutan amin
secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :

CO2 + AMIN AMIN -CO2


H2S + AMIN AMIN -H2S

Reaksi kekanan adalah proses absorbsi gas asam oleh


larutan amin, berlangsung di kolom absorber, sedangkan
reaksi ke kiri proses desorbsi yakni proses pelepasan gas
asam oleh larutan amin , berlangsung di kolom stripper.
Reaksi ke kanan berlangsung pada suhu rendah dan
tekanan tinggi, sedangkan reaksi ke kiri berlangsung pada
suhu tinggi dan tekanan rendah.
Diagram Alir
Typicaldigram alir terlihat dari proses absorbsi gas asam
terlihat pada gambar 3.1 pada halam berikut.
Acid gas masuk ke kontaktor bagian bawah, sebelumnya lewat
inlet scrubber untuk memisahkan zat cair yang terikut, Lean
Amin masuk kontraktor dari bagian atas dan kontak dengan
acid gas dalam tray selama kontak tersebut gas CO2 dan H2S
diikat oleh senyawa amin.

Acid gas Sour Gas (Keluar lewat atas kontaktor)


Lean Amin Rich Amin (Keluar lewat bawah
Rich amin dari bawah kontaktor dialirkan ke flash tank untuk
menurunkan tekanan dan melepaskan sedikit gas Hidrokarbon
yang terikut. Rich amin dilewatkan lagi ke heat exchanger untuk
menyerap panas dari lean amin, masuk ke still atau regenerator
yang dipanaskan, sehingga gas asam yang diikat oleh amin
dilepaskan lewat atas still berupa uap. Uap tersebut
mengandung amin, dialirkan ke kondensor sehingga amin mencair
SWEET GAS
LEAN CO2, H2S
AMINE
C S
O T
N R
T I
A P
C P
T E
O R
SOUR R RICH
GAS AMINE REBOILER

LEAN AMINE

Gambar : Skema Proses Penyerapan


Gas Asam
Untuk memanaskan still dapat dipakai sumber panas berupa
hot oil atau steam jika tersedia. Selanjutnya lean oil yang
masih panas didinginkan dengan amin cooler dan dialirkan lagi
ke kontaktor.

Variabel Proses
Variabel proses yang paling dominan adalah kecepatan
sirkulasi larutan amin (amin circulation rate) dan ini tergantung
dari :
Konsentrasi larutan amin ( % amin )
Acid gas flow rate masuk kontaktor
Acid gas content ( % CO2 dan % H2S dalam natural flow)
Acid gas loading in rich amin dinyatakan dalam harga “K”.
Perhitungan dalam amine proses

Variabel utama dalam proses amine adalah:


a.Loading capacity of MEA solution.
b.MEA sirculation rate

Perhitungan Loading capacity of MEA solution. dan


MEA sirculation rate dapat dicari dengan menggunakan
nomogram pada caption berikut ini.

Cara menggunakan nomogram :

Pada Fig. 4.2 , dari density dan konsentrasi larutan MEA


dalam % berat , ditarik garis (1) dan memotong pivot line 1
pada titik X. Dari titik X ini ditarik garis lurus (2) ke MEA
loading dan memotong pivot line 2 dititik Z.
Dari titik Z ini ditarik garis lurus (3) ke gas flow rate (MMSCFD)
dan memotong pivot line 3 di titik Y. Dari konsentrasi gas CO2
dalam feed gas ditarik garis (4) ke titik Y dan memotong
kecepatan sirkulasi larutan MEA yang dicari dalam satuan
gallon per menit (gpm).
Dalam hal MEA loading tidak diketahui , maka garis lurus (2)
ditarik dari titik X ke gas flow rate yang diketahui (MMSCFD),
sehingga amin loading dapat diketahui yakni pada titik Z.
Nomograph for istimazing MEA circulating rate
Contoh Pemakaian Nomogram
:
Natural gas mengandung 15 % CO2 masuk ke unit
sweetening dengan flow rate 20 MMSCFD. Digunakan
larutan MEA 19 %wt. Suhu larutan MEA keluar kontakor
diperkirakan 150 0 F.
Hitunglah :
a. Loading capacity of MEA solution.
b. MEA sirculation rate
c. Mole CO2 keluar dari kolom stripper

Penyelesaian :
Dari gambar 4.1 : T = 150 0 F; % MEA = 19  density
larutan MEA = 8,2175 lb/gal
Dari gambar 4.2 :
- % MEA =19 ; density larutan MEA = 8,2175  ditarik garis
memotong pivot line 1 di titik X.
- Dari titik X tarik garis lurus ke gas flow rate 20 MMSCFD,
memotong pivot line 2 di Y dan memotong MEA
loading di 0,45.mole CO2 / mole MEA.
-Dari % CO2 dalam feed gas (15 %) tarik garis lurus ke titik
Y dan memotong MEA circulation rate = 477gpm.

a. Loading capacity of MEA solution = 0,45.mole CO2 / mole


MEA
b. MEA sirculation rate = 477 gpm

c. Perhitungan CO2 keluar stripper


- Circulation rate MEA = 477 gal / menit
= 477 gal / menit x 8,2175 lb / gal
x lbmol / 61 lb
= 64,26 lbmol MEA / menit
loading capacity = 0,45 lbmole CO2 / lbmole MEA

Artinya untuk setiap 1 lbmole MEA mampu


membawa 0,45 lbmole CO2.
Diasumsi semua CO2 dalam MEA dilepaskan di
kolom stripper, agar konsentrasi lean MEA tetap
Mole CO2 dilepas di stripper = 0,45 x 64,26 lbmole
/ menit
= 28,92 lbmole / menit = 41.639 lbmole / hari
2. PROSES PENGERINGAN GAS
•Gas bumi yang baru keluar dari sumur gas mengandung
uap air yang cukup banyak (jenuh).
• Bila gas tersebut mengalami pendinginan maka akan
terjadi kondensasi membentuk air bebas .
• Adanya air bebas ini dapat berakibat :
a. berpotensi terbentuk hidrate di sistem
perpipaan.
b. Bila suhu minus, maka akan terbentuk kristal
es.
•Apabila hidrat terbentuk dalam sistem perpipaan, maka
laju alir dari gas akan menurun dan dalam kondisi yang
ekstrim hidrat tersebut akan membuntu aliran gas dalam
perpipaan.
Pengertian hidrat
Hidrat adalah suatu kristal yang terbentuk antara
molekul – molekul air dengan melekul – molekul
gas hidrokarbon ringan (metana, etana dan
butana) di dalam gas bumi (gas bumi). Disamping
itu adanya molekul – molekul hidrogen sulfida
dan karbon dioksida di dalam gas bumi juga dapat
membentuk hidrat .
.
Gas megalir dalam pipa mengalami pendinginan
sehingga terbentuk air bebas dan air tersebut ikut
mengalir bersama gas

Jika suhu gas lebih rendah dari suhu pembentukan


hidrat, maka molekul air tersebut bergabung dengan
molekul hidrokarbon ringan sehingga terbentuk kristal
hidrat. Hidrat tersebut akan ikut mengalir bersama
gas, akan tetapi apabila ada permukaan pipa yang
tidak rata maka kristal hidrat akan mengendap di
tempat itu
Kristal hidrat akan tumbuh dengan cepat dan akan
menghambat aliran gas dalam pipa.

Pada kondisi ekstrim, hidrat dapat membuntu pipa

Gambar – 1 Mekanisme pembentukan hidrat


Gambar – 2 Contoh kristal Gambar – 3 Contoh hidrat yang
hidrat terbentuk di dalam pipa gas
Ada 2 (dua) faktor utama yang mendorong
terbentuknya hidrat dalam sistem perpipaan gas,
yakni :
1. Terbentuk air bebas (air yang terbentuk dari
kondensasi ) dalam perpipaan
2. Suhu operasi gas dalam pipa berada pada
suhu pembentukan hidrat atau lebih
rendah.
Air bebas akan terjadi apabila gas mengandung
uap air maksimum(”saturated”) dan mengalami
pendinginan.
KANDUNGAN AIR DALAM GAS BUMI
•Pada umumnya gas bumi yang baru keluar dari perut
bumi kandungan uap airnya tinggi atau dalam kondisi
jenuh . Banyaknya kandungan uap air dalam hidrokarbon
gas dipengaruhi oleh suhu pengembunan air (”water dew
point”) dan tekanan gas.
•Suhu pengembunan air (water dew point) adalah suhu
gas dimana pertama kali terjadi pengembunan uap air.
Pada saat itu kandungan uap air dalam gas maksimum.
Hubungan antara kandungan uap air maksimum pada
berbagai water dew point dan tekanan gas, untuk sweet
gas dapat dilihat pada grafik 2- 1.
Grafik 2.1
Bacalah dari grafik 2-1, berapakah water content
dari sweet natural gas dalam keadaan jenuh
pada suhu dan tekanan sbb.:
a. Suhu gas 120 o F Tekanan 400 psia
b. Suhu gas 120 o F Tekanan 800 psia
c. Tekanan gas 1000 psia, suhu 80 o F
d. Tekanan gas 1000 psia, suhu 120 o F
Contoh
Sweet natural gas tekanannya 400 psia dan
suhunya 80 o F dalam keadaan jenuh dengan
uap air. Gas tersebut didinginkan pada
tekanan tetap sehingga suhunya 60 o F. Gas
mengalir dengan flow rate 50 MMSCFD.
1.Hitunglah kandungan uap air dari gas tersebut
pada suhu 80 o F dan 60 o F
2. Berapakah uap air yang mengembun akibat
pendinginan gas tersebut.
3. Berapakah air yang mengembun perhari ?
Penyelesaian :
P = 400 Psia
T = 80 OF Dari grafik 2.1 : W1 = 68 Lb/MMSCF
Grafik 2. 1 :
T = 60 0 F
W2 = 35 LB/MMSCF
P = 400 Psia

b. Uap air yang mengembun


= W1 - W2
= (68 – 35 ) Lb/MMSCF
= 33 Lb/MMSCF
c. Untuk gas flow rate 50 MMSCFD, air yang mengembun :
= 50 MMSCF / day x 33 lb/MMSCF
= 1650 lb/ hari
Tugas -1
Kerjakan soal – soal berikut ini
1. Sweet natural gas tekanannya 1000 psia dan suhunya 120 o F
dalam keadaan jenuh dengan uap air. Gas tersebut dialirkan
dengan pipa yang suhu sekelilingnya 80 o F
Berapakah uap air yang mengembun akibat pendinginan gas
tersebut.
2. Sweet natural gas tekanannya 800 psia dan suhunya 100 o F
dalam keadaan jenuh dengan uap air. Gas tersebut dialirkan
dengan pipa yang dilengkapi pemanas sehingga suhu gas rata
– rata 130 o F
Berapakah uap air yang mengembun akibat pemanasan gas
tersebut.
Tugas lanjutan
3. Sweet natural gas keluar dari sumur tekanannya 1500 psia
dan suhunya 120 o F dalam keadaan jenuh dengan uap air. Gas
tersebut dialirkan dengan pipa melalui choke sehingga
tekananya turun menjadi 800 Psia dan suhunya 70 o F.
Hitunglah air yang akan mengembun di pipa (Lb/MMSCF)
4. Sweet natural gas keluar dari sumur tekanannya 1000 psia
dan suhunya 100 o F dalam keadaan jenuh dengan uap air. Gas
tersebut dialirkan dengan pipa melalui choke sehingga
tekananya turun menjadi 300 Psia dan suhunya 80 o F. Gas
Flow rat 40 MMSCFD.
Hitunglah air yang akan mengembun di pipa
(Lb/jam)
FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUKAN HIDRAT
Ada beberapa faktor yang dapat memicu / medorong terbentuknya
hidrat, yakni :
a. Terbentuk air bebas ( “free water “) dalam perpipaan
b. Suhu gas berada pada suhu pembentukan hidrat atau lebih rendah
c. Suhu operasi gas rendah
d. Tekanan operasi gas tinggi
e. Kecepatan aliran gas yang tinggi
f. Kondisi perpipaan : elbow, orifice, thermowell, kerak, dll.

Diantara faktor – faktor tersebut yang paling dominan dalam


pembentukan hidrat adalah:
a. Terbentuk air bebas dalam perpipaan
b. Suhu gas berada pada suhu pembentukan hidrat atau lebih
rendah
a. Terbentuk air bebas dalam sistem perpipaan
Kapan akan terjadi air bebas di perpipaan ?
Bila natural gas mengandung uap air jenuh (saturated)
mengalami pendinginan, maka akan terjadi air bebas (free water)
Atau : suhu lingkungan dimana pipa gas lewat lebih rendah
dari water dew point
Contoh kondisi natural gas yang jenuh dengan uap air :
1. Natural gas yang baru keluar dari sumur gas
2. Natural gas yang keluar dari separator, dimana dari separator
tersebut keluar air akibat kondensasi dari natural gas.
3. Natural gas yang keluar dari chiller
P,T
1. Gas bumi keluar dari sumur gas jenuh dengan
uap air.  T = water dew point

SUMUR GAS

P,T Gas bumi keluar dari separator jenuh dengan


2.
uap air.  T = water dew point

SEPARATOR /
SCRUBBER

AIR BEBAS Uap “Refrigerant “

Gas bumi masuk


3.
P, T
CHILLER /
Gas bumi keluar dari chiller jenuh
dengan uap air.
EVAPORATOR Cairan “Refrigerant “
 T= water dew point
Contoh kasus :

P: 1000 Psia Gas flow rate = 20 MMSCFD

T = 100 0 F
Sep.I
P =400 Psia
T = ……?

H2O = …….?
Gas Well : Sep II
P= 1500 Psi
T= 140 0 F
H2O = 500 Lb /day
Penyelesaian :
P = 1500 Psia, T = 140 0 F
grafik 2.1  W1= 125 Lb/mmscf
P = 1000 Psia,T = 100 0 F
grafik 2.1  W2= 60 Lb/mmscf
Air terkondensasi di separator I
= (125 – 60 )x 20 mmscfd = 1300 Lb/day
Air terkondensasi di separator II = 500 Lb /day
= (W2 – W3) (20 mmscfd)
W 2 – W3 = 500/20 Lb/mmscf = 25
W3 = W2 - 25 = 60 - 25 = 35 Lb/mmscf
Tekanan separator. II = 400 W3
= 35 Lb/mmscf Grfik 2-1 T = 60 F
0
Tugas -1:

P= 800 Psia Gas flow rate = 50 MMSCFD


T = 100 0 F

Sep.I
P =400 Psia

Gas Well : T = 84 0 F

P= 1500 Psia H2O = …….?


Sep II
T= 120 0 F

H2O =…… ? Lb /day


b. Suhu pembentukan hidrat
Adalah suhu gas pada tekanan tertentu mulai
terjadi hidrat, apabila ada free water.
Diatas suhu itu tidak akan terjadi hidrat,
walaupun ada free water.
Ada 4 metoda untuk memprediksi suhu pembentukan
hidrat, yakni:
1. Grafical methode
2. Katt Correlation
3. Treckel– Campbell
4. MC. Leod – Campbell
Disini hanya akan dibahas grafical methode
FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUKAN HIDRAT
Ada beberapa faktor yang dapat memicu / medorong
terbentuknya hidrat, yakni :
a. Terbentuk air bebas ( “free water “) dalam perpipaan
b. Suhu gas berada pada suhu pembentukan hidrat atau
lebih rendah
c. Suhu operasi gas rendah
d. Tekanan operasi gas tinggi
e. Kecepatan aliran gas yang tinggi
f. Kondisi perpipaan : elbow, orifice, thermowell, kerak, dll.
Diantara faktor – faktor tersebut yang paling dominan
dalam pembentukan hidrat adalah:
a. Terbentuk air bebas dalam perpipaan
b. Suhu gas berada pada suhu pembentukan hidrat atau
lebih rendah
a. Terbentuk air bebas dalam sistem perpipaan
Kapan akan terjadi air bebas di perpipaan ?
Bila natural gas mengandung uap air jenuh (saturated)
mengalami pendinginan, maka akan terjadi air bebas
(free water)
Atau : suhu lingkungan dimana pipa gas lewat lebih rendah
dari water dew point
Contoh kondisi natural gas yang jenuh dengan uap air :
1. Natural gas yang baru keluar dari sumur gas
2. Natural gas yang keluar dari separator, dimana dari
separator tersebut keluar air akibat kondensasi dari
natural gas.
3. Natural gas yang keluar dari chiller
P,T
Gas bumi keluar dari sumur gas jenuh dengan
uap air.  T = water dew point

SUMUR GAS

P,T Gas bumi keluar dari separator jenuh


dengan
uap air.  T = water dew point
SEPARATOR
/ SCRUBBER

AIR BEBAS Uap “Refrigerant “


Gas bumi msuk

P, T
CHILLER /
Gas bumi keluar dari chiller
jenuh dengan uap air.
EVAPORATOR Cairan “Refrigerant “
 T= water dew point
b. Suhu pembentukan hidrat
Adalah suhu gas pada tekanan tertentu mulai
terjadi hidrat, apabila ada free water.
Diatas suhu itu tidak akan terjadi hidrat,
walaupun ada free water.
Ada 4 metoda untuk memprediksi suhu pembentukan
hidrat, yakni:
1. Grafical methode
2. Katt Correlation
3. Treckel– Campbell
4. MC. Leod – Campbell
Disini hanya akan dibahas grafical methode
Grafik 2.2
Contoh pemakaian grafik - 4
Gas bumi pada tekanan 800 psia, suhu pembentukan
hidrat adalah 60 0 F .
Hal ini berarti apabila suhu gas dalam sistem
perpipaan 60 0 F atau lebih rendah, dan pada
saat itu ada air bebas , maka dalam sistem
perpipaan akan berpotensi terbentuk hidrat.
Misalkan gas bumi dalam kondisi jenuh dengan uap
air pada tekanan 800 Psia dan suhu 100 0 F,
mengalir dalam pipa dimana suhu lingkungan
pipa yang terendah 50 0 F , maka di dalam pipa
akan terbentuk air bebas, sedangkan suhu gas
dibawah suhu pembentukan hidrat (< 60 0 F ).
Kondisi demikian ini di dalam pipa akan
berpotensi terbentuk hidrat.
Sebaliknya apa bila suhu lingkungan gas
dimana pipa mengalir lebih tinggi dari suhu
pembentukan hidrate (misalnya 70 0 F ) ,
maka di dalam pipa tidak akan terbentuk
hidrat, meskipun pada saat itu ada air
bebas di dalam pipa
2.5. Pencegahan pembentukan hidrat
Apakah faktor utama terbentuknya hidrat ?

1.Ada free water di sistem perpipaan.


2. Suhu operasi gas labih rendah dari suhu
pembentukan hidrat

Bagaimana cara mencagah terbentuknya hidrat ?

1. Dengan menginjeksikan bahan kimia yakni


methanol atau glycol
2. Dengan membangun Gas dehydration unit
1. Dengan menginjeksikan bahan kimia yakni methanol
atau glycol
Banyaknya methanol atau glycol yang diinjeksikan ke
dalam pipa gas tergantung dari :
a. Banyaknya air bebas yang akan terbentuk di piping
sistem.
b. Perbedaan suhu (Δt ) antara suhu pembentukan
hidrat (dibaca dari grafik 2.2) dengan suhu lingkungan
terendah yang akan dilewati pipa.

Contoh no 2.
Suhu pembentukan hidrat natural gas pada tekanan 800
Psia = 60 0 F
Gas tersebut dialirkan dengan pipa dan suhu lingkungan
terendah pipa akan lewat misalnya 40 0F, maka :
Δt = 60 – 40 = 20 0 F.
Grafik 2.3
. 1000
Psia
80 0 F

Ground temp 23 0 F

a. Berapa banyak free water akan tarjadi bila natural gas dilewatka tanah
yang suhunya 23 0 F?
b. Hitunglah penurunan suhu pembentukan hidrat (Δt ) .
c. Berapakah methanol yang harus diinjeksikan ke sistem perpipaan (gpm)
untuk mencegah terbentuknya hidrate ?
Natural gas keluar dari separator pada kondisi
saturated, maka suhunya (80 0 F) adalah water
dew point. Gas dialirkan dalam pipa melewati
tanah suhu terendah 23 0 F , ini juga
merupakan water dew point gas pada tekanan
operasi 1000 Psia.
a. Dari grafik 2.1  P= 1000 Psia, T= 80 0 F 
W1= 35 lb / MMSCF
P= 1000 Psia, T= 23 0 F
 W2= 4,4 lb / MMSCF
Water that condense = 35 – 4,4 = 31,6 lb / MMSCF
b. Penurunan suhu pembentukan hidrat :
Suhu pembentukan hidrat dari grafik 2.2
P = 1000 Psia T = 63 0 F
Suhu sekeliling pipa terendah = 23 0 F
Δt = 63 – 23 = 40 0 F
c. Methanol injection rate :
Air terkondensasi dalam pipa =31,6 lb/mmscf
Δt = 40 0 F
Dari grafik 2.3 methanol injection rate
= 6,6 gal / mmscf
= 6,6 x 100 mmacf/d x 1/24 x 1/60 = 0,458 Gpm
Latihan
a. Calculate free water comes out from scrubber in the gas
plant
b. Calculate methanol injection rate (gpm)

Gas Plant
Gas Wells : P= 800 Psia
P= 1000 Psi T = 90 0 F
T= 110 0 F 65 MMSCFD

INHIBITOR

40 0 F
H2O
a. Calculate free water comes out from separator I & II
Exercise-
b. Must we inject inhibitor between separator I and
4 separator II ? If yes, how much

P= 800 Psia
T = 90 0 F
Sep.I 35 MMSCFD
T= 68 0 F
Gas Wells :
P= 1500 Psi H2O = …….? P =400 Psia
T= 108 0 F T = 54 0 F

Sep II

H2O =…… ? Lb /day


2.GAS DEHYDRATION UNIT
Ada 3 jenis unit gas dehydration yang sering
digunakan yakni :
1. Proses absorpsi dengan zat cair ( glycol gas
dehydration )
2. Proses adsorbsi dengan zat padat
3. Proses Refrigerasi
GLYCOL GAS DEHYDRATION
Glycol merupakan zat cair yang mempunyai daya
serap yang tinggi terhadap air. Ada 3 macam
glycol yakni ethylen glycol, diethylen glycol dan
triethylen glycol .

GARIS BESAR PROSES


Tempat terjadinya penyerapan uap air oleh glycol
ini disebut kontaktor atau menara absorber, yang
didalamnya berisi beberapa tray. Glycol yang
sedikit mengandung uap air ( dry glycol/lean
glycol ) masuk kontaktor dari bagian atas dan wet
gas masuk kontaktor dari bagian bawah . Di
dalam tray inilah terjadi kontak antara gas yang
mengalir keatas dan glycol yang mengalir
kebawah .
Glycol yang keluar dari bagian bawah
kontactor ini relatip banyak
mengandung air, yang disebut wet
glycol/ rich glycol.
Wet glycol ini agar dapat dipakai lagi harus
dipisahkan airnya dengan jalan di panaskan
agar air dapat menguap sehingga diperoleh
dry glycol (lean glycol). Alat untuk
memanaskan rich glycol ini disebut
reboiler.
Proses absorbsi di kontaktor akan berjalan
secara efektif apabila suhu glycol relatif
rendah. oleh sebab itu lean glycol yang
keluar dari reboiler itu harus didinginkan
dulu menggunakan beberapa seri heat
exchanger sebelum masuk kontaktor.
Typical diagram alir glycol gas dehydration
terlihat pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Diagram alir glycol gas dehydration
Process Variables Kontaktor :
a. Temperature
c. Glycol concentration
d. Glycol circulation

a. Temperature
- Suhu operasi dari kontaktor ditentukan oleh suhu
gas atau suhu lean glycol masuk ke kontaktor ?
- Makin rendah suhu glicol makin tinggi daya
serapnya terhadap air. Akan tetapi dibatasi
minimum 70 0 F. Mengapa ?
b. Konsentrasi dry glycol yang digunakan tergantung
dari suhu wet gas masuk kontaktor (suhu operasi
kontaktor) dan water dew point dari dry gas yang
diinginkan. dapat dilihat pada. grafik 2. 6
Equilibrium water dew point  tak akan bisa dicapai
di tray ,  dalam perencanaan diambil antara 10
– 15 0 F. dari dew point yang dipersyaratkan.
Misal dew point dry gas keluar yang dikehendaki 10 0F
 dalam menghitung Konsentrasi dry glycol
minimum  equilibrium water dew point
diambil lebih rendah 10 0 F, = 0 0 F
99.1 %
Contoh :
Sales gas dipersyaratkan water dew point
10 o F , Berapakah konsentrasi minimum
lean TEG yang diperlukan , jika suhu gas
masuk contactor 100 o F.
Solution :
Diambil suhu dew point 10 oF lebih rendah dari water
dew point yang dipersyaratkan .
Equilibrium water dew point = 10 0 F- 10 0 F
=00 F Fig. 2.4  the minimum lean
TEG concentration needed
The temperature entering
o = 99,1 %
contactor 100 F.

Tugas 1:
Salah satu persyaratan sales gas adalah water content
, yakni 6 lb / MMscf at a pressure 1000 Psia. The
inlet gas temperature is 104 0 F. What the
minimum lean TEG concentration is required?
Solution :
Refer to Figure . 1.1, at 104 0F and 1000 psia the gas
dew point is 28 oF.
For a water content of 6 lb/MMscf. An approach
of 14 oF gives an equilibrium temperature of
about 14 oF (28 o -14 o) .
The inlet gas temperature is 104 0 F
Equilibrium water dew point 14 oF
From Fig.2.4 lean TEG concentration needed
98.5 wt %.
d. Glycol circulation
Glycol circulation of lean glycol will influence
in decreasing the dew point of the dry gas.
The lean glycol circulation is influenced by
the volume of the dry gas, water content,
operation pressure of contactor,number of
tray and lean glycol concentration The
recommendate lean glycol circulation is 3
- 7 gallon per pound water absorbed.
Tugas 2 :
Refering to task no 1, calculate the glycol
circulation rate (gpm) if the gas flow rate
is 50 MMSCFD
Exercise:
One of the specification of sales gas is water content
makximum 5 Lb/mmscf and pressure 800 Psia.
Data :
- Wet gas temp. entering to contactor 100 0 F and
pressure of 800 Psia.
- Gas flow rate 25 MMScfd
Calculate :
a. The minimum lean TEG concentration needed
b. Glycol circulation rate (gpm)
c. The rich glycol concentration
d. The operating condition of reboiler (temp.&
stripping gas )
PENGERINGAN GAS DENGAN ZAT PADAT
Disebut : Proses Adsorpsi dengan zat padat
a. Pengertian Proses Adpsorpsi
Proses adsorbsi uap air adalah proses penyerapan
uap air yang terikut dalam gas oleh zat penyerap
berbentuk padat (adsorpbent). Proses
penyerapan tersebut berlangsung pada
permukaan pori – pori zat padat. Oleh sebab itu
makin luas permukaan pori makin banyak uap air
yang dapat diserap persatuan masa adsorbent.
Adsorbent tersebut pada umumnya berupa
butiran berbentuk bola atau silinder.
b. Jenis Adsorpbent
Ada beberapa jenis adsorbent yakni :
1.Bauxit : Penyusun utama Al2O3, terdapat di
alam
2.Alumina : Kadar Al2O3 tinggi , dibuat di pabrik
3. Silica Gels : Penyusun utama SiO2 , dibuat di
pabrik
4. Molekuler Sieve : Kandungan unsur : Al2O3.
SiO2, Ca, Na, dibuat di pabrik
Nama pasaran : Zeolite
A World Class Energy Company
Adsorbent

Rumus Molecular sieve :


Na12[(AIO2)12(SiO2)12] x H2O  struktur dasar : Al2O3SiO2

SINERGY – Safety, health & environment – INnovative – profEssional – integRity – diGnitY


c. Sifat – sifat adsorpbent yang dikehendaki
• Luas permukaan besar persatuan masa
• Sifat penyerapan selektif
• Mudah diregenerasi
• Kecepatan transfer masa tinggi
• Kuat tidak mudah hancur
• Pressure drop yang ditimbulkan rendah
• Bulk dencity tinggi
• Tidak beracun, tidak korosif
• Harga relatif murah, mudah didapat
Table 3.1. Typical characteristic of some
desiccants

Capacity of Water
Bulk
Size of heat Content in
Type Shape Density
Particle ( BTU / Dried Gas
( Lb. / ft3 )
Lb. oF ) ( ppm )
a.Alumina Gel Alcoa H- Spherical 52 ¼” 0.2 5-10
151
b.Silica Gel Sorbead – R Spherical 49 4-8 mesh 0.25 5-10
c.Silica Gel Sorbead – H Spherical 45 3-8 mesh 0.25 5-10
d.Molecular Sieve Linde 4ª Extruded 40 - 44 1.8” or 0.24 0.1
cylinder 1/16”
OPERATING RANGE OF DESICCANT

OUTLET GAS INLET GAS


DEW POINT TEMPERATURE

MOLECULAR SIEVES

ACTIVATED ALUMINAS

65 0 C
- 100 0C SILICA GELS
150 0 F
- 150 0 F

- 80 0 C 52 0 C
- 110 0 F 125 0 F

- 65 0C 50 0 C
- 85 0 F 120 0 F
e. Tahapan Proses Adsorbsi
Pada prinsipnya ada 2 tahapan proses adsorbsi yakni :
Proses adsorbsi dan proses Regenerasi.
- Proses adsorpsi
Adalah proses penyerapan uap air dari gas oleh
adsorbent. Proses adsorbsi berlangsung dalam
menara absorber (kontaktor) yang didalamnya
berisi adsorbent aktif. Proses penyerapan akan
efektif apabila tekanan operasi tinggi dan suhu
operasi rendah. Suatu saat adsorbent akan jenuh
(saturated) dengan uap air atau tidak aktif lagi,
sehingga tidak mampu lagi menyerap uap air dari
gas. Pada saat kontaktor ini mendekati saturated
maka proses adsorbsi dialihkan ke kontaktor
lainnya.
- Proses Regenerasi
Adalah proses pengaktifan kembali adsorbent dalam
kontaktor yang telah saturated. Proses ini ada dua
tahap yakni :
1. Heating (pemanasan ), yakni mengalirkan gas panas
ke kontaktor. Sebagai pemanas adalah sebagian
dari dry gas yang sebelumnya dipanaskan dalam
heater. Dengan dipanaskan maka uap air yang
terikat dipermukaan pori – pori adsorbent akan
lepas kembai
2. Cooling (pendinginan ), yakni mengalirkan dry gas
dingin ke kontaktor setelah selesai proses
heating. Pada suhu rendah daya serap adsorbent
lebih tinggi.
Prosedur proses regenerasi secara rinci sebagai
berikut :
1. Pengisolasian tower bed yang diregenerasi dari
sistem
2. Penurunan tekanan (depressurizing) tower bed.
3. Pemanasan (heating ) dengan regeneration gas
panas, dialirkan dari bawah tower.
4. Pendinginan (cooling) dengan regeneration gas
dingin, untuk mengembalikan suhu sesuai
dengan suhu feed gas.
5. Penaikkan tekanan (pressurize) tower bed
sesuai dengan tekanan feed gas.
Total waktu regenerasi ini harus lebih rendah dari
waktu operasi adsorbsi.
Peralatan Proses
Peralatan utama proses adsorsi adalah
kolom/menara adsorber.
Ada dua macam konfigurasi operasi kolom
adsorber dalam unit dehidrasi :
1.Terdiri dari 2(dua) kolom adsorber :
- Kolom 1 : Adsorpsi
- Kolom 2 : heating dan cooling
2. Terdiri dari 3 (tiga ) kolom adsorber :
Disini dalam waktu yang sama ada dua kolom
adsorber yang tahap operasinya adsorpsi
Contoh pengaturan waktu operasi

Catatan :
Switching sequence tsb berdasarkan durasi sbb.:
-Adsorpsi = 8 jam
-- heating = 5 jam
-- cooling = 3 jam
Tugas :
Buatlah pengaturan waktu operasi untuk
konfigurasi 3 tower, dengan data sbb.:
- Adsorpsi = 8 jam
- heating = 5 jam
-cooling = 3 jam
Diketahui pada jam 12 PM, tower 1 dan 3 sedang
tahap adsorpsi.
Mekanisme proses adsorbsi
Mekanisme proses adsorbsi dapat dijelaskan
dengan gambar berikut , yakni contoh variasi
zona adsorpsi sepanjang bed terhadap waktu.
Pada waktu gas yang mengandung uap air
mengenai adsorber bed, maka pada bagian
bed tersebut akan terbentuk suatu daerah
adsorbsi yang disebut Mass Transfer Zone
(MTZ).
Dibelakang MTZ ini adalah zona saturated , yang
tidak mampu lagu menyerap uap air.
Didepan MTZ adalah zona aktif . Disini gas hanya
lewat , belum terjadi penyerapan uap air
Mekanisme proses adsorpsi
Wet Feed Gas

SZ = Saturated Zone

MTZ = Mass Tranfer Zone

AZ = Active Zone

Dry Gas
Ilustrasi pergerakan MTZ

Pada gambar berikut terlihat wet gas masuk


absorber dengan dew point (DP) 30 0 C.
Pada zona MTZ yang idealnya berbentuk segi tiga,
terlihat pada ujung segitiga DP = 0 0 C, berturut
– turut keatas 10 0 C, 20 0 C dan 30 0 C.
Pada absorber I, dry gas keluar dengan dew point
sesuai dengan perencanaan (0 0 C).
Pada absorber II, dry gas keluar dengan dew point
lebih tinggi dari perencanaan (10 0 C).
Mengapa demikian ?
.

Active
Zone

Dry gas Dew Dry gas Dew


Point 0 0C Point 10 0C
3. PROSES PENYERAPAN MERCURY
Proses penyerapan Mercury ini sering disebut
Mercury removal. Sebagai bahan penyerap
dipakai belerang padat yang dimasukan dalam
carbon aktif. Proses ini hanya diperlukan
apabila gas mengandung mercury dan
pemrosesan gas berlangsung pada suhu
rendah dan peralatan heat exchanger
menggunakan bahan dari Aluminium.
Mercury ini dengan Aluminium dapat bereaksi
membentuk amalgam
4. GAS LIQUEFACTION
(Proses Pencairan Gas)
Tujuan Pencairan Gas Hidrokarbon
Proses pencairan gas di gas plant ada beberapa
tujuan yakni :
1.Agar dapat dipisahkan komponen –
komponenya dengan proses distilasi atau
fraksinasi
2.Untuk memudahkan dalam handling.
Metoda pencairan gas
• Proses pencairan gas (gas liquefaction) secara
umum dapat dilakukan dengan cara :
1. Didinginkan pada tekanan atmosferis
( sekitar 1 atmosfer)
2. Ditekan pada suhu atmosferis.
3. Gabungan didinginkan dan ditekan.
4. Diekspansikan
1. Proses pencairan gas dengan pendinginan pada
tekanan atmosferis.
• Semua gas dapat dicairkan dengan cara didinginkan pada
tekanan atmosferis, asalkan tersedia media pendingin
(refrigerant) yang sesuai, yakni suhu penguapanya lebih
rendah dari titik embun (dew point ) dari gas yang akan
dicairkan .
Contoh : - titik embun C1 pada tekanan 1 atmosfer
= - 162 0 c
- titik embun C2 pada tekanan 1 atmosfer
= - 89 0 C ( -128,2 0 F)
• Untuk mencairkan C1 pada tekanan 1 atmosfer  diperlukan
media pendingin yang mampu mendinginkan gas sampai - 162
0 C  digunakan sistem refrigerasi dg. refrigerant MCR (Multy
Component Refrigerant)
Untuk mencairkan C2 pada tekanan 1 atmosfer
 diperlukan media pendingin yang mampu
mendinginkan gas sampai - 89 0 C 
digunakan sistem refrigerasi dengan refrigerant
propan dan ekspander ( alat untuk
menurunkan tekanan gas )
2. Ditekan pada suhu atmosferis
• Semua gas dapat dicairkan dengan cara ditekan pada
suhu atmosferis, asalkan titik kritis dari gas itu lebih
tinggi dari suhu atmosferis . Bila suhu atmosferis
rata-rata 35 0 C , maka semua gas yang titik kritisnya <
35 0 C tidak dapat mencair bila dicairkan dengan cara
ditekan. dan suhunya atmosferis
• Titik kritis (Tc) adalah suhu maksimum dimana gas
masih dapat dicairkan dengan cara ditekan . Apabila
suhu penekanan diatas titik kritis, maka gas itu tidak
akan dapat mencair, berapapun tekanannya.
Dew point = Critical
Hydrocarbon Bubble point Temperature
( 0C),at 1 Atm ( 0C)
C1 - 162 - 82
C2 - 89 32
C3 - 42 97
i-C4 - 12 135
n-C4 - 0,5 152
i-C5 + 28 187
n-C5 + 36 197
T1 > Tc > T2 >T3

TC = Critical Temperature
T1 TC
Pc Isotherm line

P
Liquid Vapor

Liquid & Vapor T2 T3

Saturate liquid line


Saturated vapor
line

Volume (V)
Hubungan antara Volme, tekanan dan
temperature gas pada daerah sekitar kurva
3.Proses pencairan gas dengan didinginkan
dan ditekan
Dengan metoda ini suhu pencairan gas lebih tinggi dibanding
pencairan pada tekanan atmosferis. Pada operasi gas
dilapangan proses pencairan gas tahap awal dilakukan
dengan metoda ini.

4.Dengan di ekspansikan (proses cryogenic)


Dengan menurunkan tekanan gas maka suhu gas akan turun.
Makin tinggi penurunan tekanan gas maka penurunan suhu
gas semakin besar artinya suhu gas semakin rendah bahkan
minus. Pada suhu rendah ini hidrokarbon berat akan mencair.
Metoda pencairan gas ini sering disebut proses cryogenic,
yakni untuk memisahkan gas C2 + dari gas methane (C1).
Tujuan Pencairan Gas Hidrokarbon di gas Plant
1. Pemisahan komponen gas tertentu. Proses ini dilapangan
sering disebut Liquid Extraction Unit (LEX - Unit).

• Sebelum gas dikirim dari lapangan ke pabrik pengguna gas,


harus di proses lebih dulu agar tidak terjadi kesulitan-
kesulitan teknis selama pengiriman dan kualitasnya sesuai
dengan persyaratan. Untuk itu perlu dibangun unit – unit
proses di lapangan gas, antara lain :
1. Proses menghilangkan gas asam (CO2 dan H2S)
2. Proses pengeringan gas
3. Proses pemisahan hidrokarbon berat
• Pada umumnya proses-proses tersebut
merupakan kesatuan dari proses pencarian gas
untuk memisahkan gas methan dari
komponen gas lain yang lebih berat (C2 +).
• Unit pencairan gas ini sering disebut Liquid
Extraction (LEX) Plant . Produk dari unit ini
disebut Natural Gas Liquid (NGL) , atau gas
alam cair.
Jenis Liquid Extraction (LEX)
• Proses ekstraksi adalah suatu proses yang
bertujuan mengambil komponen / beberapa
komponen yang berada dalam campuran.
Dilihat dari segi prosesnya ada dua macam
proses ekstraksi
yakni:
1. Liquid Extraction by Absorption
2- Liquid Extraction by cryogenic liquefaction.
Liquid Extraction by Cryogenic Liquefaction
• Cryogenic berasal dari bahasa yunani “Cryo “ , yang
artinya sangat dingin. Cryogenic plant adalah suatu
unit proses yang beroperasi pada suhu sangat rendah,
yakni sampai sekitar minus 160 o F ( - l60 oF).
Apabila gas alam didinginkan pada suhu tersebut
sebagian besar ethan (C2 + dan praktis semua
senyawa hidrokarbon yang lebih berat akan mencair.
Proses selanjutnya adalah distilasi untuk memisahkan
komponen-komponen tersebut diatas sesuai dengan
kebutuhan.
Contoh kondisi operasi di cryogenic
liquefaction
Tugas :
NGL yang keluar dari kolom demethanizer
selanjutnya dikirim ke unit distilasi.
Gambarkan skema kolom distilasi yang diperlukan
untuk mendapatkan produk-produk :
a. Ethan, LPG Propan, LPG mix dan
kondensate
b. Ethan, LPG Propan, LPG mix , LPG Butan
dan kondensate
c. Ethan, LPG Mix, iso-Butane dan kondensate
METHANE OR ETHANE THAT CONDENSES FROM GAS AT VARIOUS
PRESSURES AND TEMPERATURES
Fig. 3.5
Gambar 2.6
- 20

- 40
TEMPERATURE ( 0F )

- 60

C2+ at 800 Psia


C1 at 800 Psia
- 80

- 100
C2+ at 400 Psia
C1 at 400 Psia
- 120

- 140

C2+ at 200 Psia


- 160
C1 at 200 Psia

- 180
0 20 40 60 80 100

METHANE OR ETHANE THAT CONDENSES (%)


Contoh kondisi operasi :

Tekanan ( psi ) Suhu (0F) % C1 mencair % C2 mencair

200 -148 12 80
- 161 20 92

400 - 126 24 80
- 124 20 76

800 - 88 80 96
- 76 20 42
Ekspander
Alat ini berfungsi untuk mengexpansikan gas yang
keluar dari separator, yakni dengan cara menurunkan
tekanannya. Akibat tekanan turun ini maka akan
diperoleh suhu yang rendah, sehingga sebagian besar
dari ethan plus akan mencair.
• Ada 2 jenis ekspander yakni :
a) Turbine expander
b) Joule Thompson Valve (JT Valve).
• Ekspansi dengan turbine expander i n i akan
dihasilkan suatu tenaga (power) yang dapat dipakai
untuk menggerakkan kompresor.
TUGAS :
Istimasilah berapa persen C1 dan C2 yang akan mencair
pada kondisi sbb, :

a. Tekanan 200 suhu -140 0 F


b. Tekanan 400 suhu -100 0 F
c. Tekanan 800 suhu -97 0 F
APLIKASI PENCAIRAN GAS
Proses pencairan gas di gas plant ada beberapa
tujuan yakni :
1. Gas dicairkan agar dapat dipisahkan komponen –
komponenya dengan proses distilasi (fraksinasi)
sehingga diperoleh produk gas yang diinginkan.

Contoh :
a. NGL plant milik Mobil Oil di lhok sukon
(lhokseumawe- aceh) bertujuan untuk
memisahkan C1 dari C 2 + ( ethane plus ). disini
gas methane ditekan dengan kompresor untuk
diinjeksikan ke bumi untuk memperbesar produksi
gas.
APLIKASI PENCAIRAN GAS (LANJUTAN)
b. Gas plant di anjungan arjuna milik BP ( dulu
ARCO)  bertujuan untuk mendapatkan produk
lpg refrigerated . disini C1 dan C2 dikirim ke
jakarta dan bogor dijual sebagai fuel gas oleh
pgn . fuel gas tersebut disebagian SPBU/SPBG
di naikan tekananya dan disimpan dalam botol –
botol dan dijual sebagai BBG / CNG

c. LEX PLANT di Tanjung Santan milik


CHEVRON (dulu UNOCAL  bertujuan untuk
mendapatkan produk LPG. Disini C1 dan C2
dikirim ke bontang untuk diproses lebih lanjut
LNG Plant / PKT
APLIKASI PENCAIRAN GAS (LANJUTAN)
d. Gas plant dilapangan Bekasap, Petani,
Pagar dll.yg dikelola oleh chevron sumatra 
bertujuan untuk memisahkan kondensate
dan untuk mencegah pembentukan hydrate
selama dialirkan dalam pipa .
e. Gas plant pt ODIRA di Tambun Bekasi
bertujuan untuk memiperoleh produk LPG
dan condensate.
f. Gas plant di Gresik yang dioperasikan oleh
HESS bertujuan untuk memperoleh produk
LPG. Disini condensate diinjeksikan ke crude
oil dan C1 , C2 dikirim ke power plant PT
PLN
5. PROSES DISTILASI

Adalah proses pemisahan komponen –komponen


gas berdasarkan perbedaan titik Didih

Agar komponen gas dapat dipisahkan dalam


kolom distilasi,maka gas tersebut perlu dicairkan
lebih dulu.
Setelah masuk kolom distilasi ,maka komponen yg
relatif ringan akan naik keatas dan keluar top
kolom, sedangkan komponen gas yg lebih berat
akan keluwar lewat Bottom kolom
Contoh peralatan distilasi bertekanan
50 oC
(122 oF) 1725 kPa (a)
(250 psia)

Overhead
Condenser

Top Product
( Propane)
FEED
C3+
Reflux Pump

121 oC Head Source


(250 oF)

Bottom
Product Reboiler
( C4 + )

OPERATING PRESSURE OF FRACTIONATION


TOWER IS DETERMINED BY VAPOR 28
PRESSURE OF TOP PRODUCT
DIAGRAM ALIR GAS PLANT
SECARA MENYELURUH
SKEMA PEMROSESAN GAS SECARA
MENYELURUH
CO2 H2S

ACID GAS
COOLER SEPARATOR REMOVAL

GAS WELL
(C1,C2,C3, CONDENSATE
C4., C5+ H2O
IMPURITIS)

GAS MERCURY
DEHYDRATION REMOVAL Hg

H2O
GAS UNIT
LIQUIFACTION REFRIGERATION
*) ***)

UNIT
FRACTIONATION PRODUCTS
**)
Catatan :
*) Komponen gas yang dicairkan tergantung dari jenis
produk gas yang dikehendaki, atau tujuan utama
pemrosesan gas
**) Unit fraksinasi terdiri dari beberapa unit
kolom fraksinasi.
jumlah unit kolom fraksinasi tergantung dari
jenis – jenis produk yang dikehendaki
***) Pada umumnya digunakan refrigerant propane.
khusus untuk LNG plant digunakan pendinginan
2(dua) tahap, dengan refrigerant Propane dan MCR
( Multy Component Refrigerant)
Sifat –sifat Hidrokarbon gas terkait dg pencairan:

1. Pada kondisi atmosferis, atom C1 s/d C4 berupa


gas, sedangkan atom C5+ berupa cairan
2.Hidrokarbon atom C3 dan C4 dapat dicairkan
dengan cara ditekan pada suhu atmosferis
3. Semua hidrokarbon gas dapat dicairkan dengan
cara didinginkan
4. Jumlah atom carbon makin besar maka gas hc
makin mudah dicairkan ( C3 lebih mudah
dicairkan dariC2 dan C1 )
5. Komponen – komponen gas dapat dipisahkan
dengan proses fraksinasi (distilasi) 
diperolah produk - produk gas
CONTOH – CONTOH GAS
PLANT DARI BEBERAPA
OIL COMPANY
( DIAGRAM ALIR )
Gas Plant MEDCO E &P
Natural gas milik MEDCO E & P yang berada di Sumatera
Selatan dan Tarakan sampai saat ini hanya diproduksi
sebagai fuel gas dan condensate. Secara umum
kandungan gas asam di lapangan tersebut cukup
rendah, sehingga gas plant tidak perlu ada unit Acid gas
Removal dan karena tidak ada proses pendinginan maka
tidak perlu ada unit mercury removal. Oleh karena itu
gas plant di lapangan MEDCO E & P hanya ada unit
glycol gas dehydration.
Secara umum skema gas plant di lapangan MEDCO E & P
adalah sebagai berikut.
SKEMA UMUM GAS PLANT DI LAPANGAN
MEDCO E & P

HIGH PRESSURE COOLER SEPARATOR


GAS

H2O

CRUDE CONDEN
MED PRESSURE TANK SATE
GAS C

LOW PRESSURE FUEL GAS GLYCOL


GAS C TO SALE UNIT
Diagram Alir Gas Plant di MEDCO Tarakan

Dilihat dari tekanannya, sumur gas dilapangan


Tarakan ada 2 jenis yakni :
- High pressure (Hp) well
- Medium pressure (Mp) well
Masing – masing sumur gas tersebut mangalirkan
gas melalui pipa dan masuk ke Tarakan Gas
P(G8) melalui Hp manifold dan Mp manifold
masing – masing menuju ke Hp Separator dan
Mp Separator.
Gas yang tekananya medium dinaikkan
tekananya dengan compressor , kemudian
digabung dengan Hp gas masuk ke Glycol
contactor melalui gas scrubber.
V – 1001
GLYCOL
CONTACTOR GLYCOL
REGENERATION
UNIT

V-101

HP
SEPARATO
HP MANIFOLD R
V – 1000
COMPRESSOR
GAS SCRUBBER DRY GAS TO
BUNYU

MP MANIFOLD V – 105 HP
SCRUBBER
V -106 MP GAS
SCRUBBER
GAS TO FLARE
HEADER
CONDENSATE PIPE
V-114 A V- 104
GAS CONDENSATE TO CRUDE TANK
SCRUBBER FLASH TANK

FLOW SCHEME OF
TARAKAN GAS PLANT (G8) – MEDCO E & P
To LPG Process

To PipeLine

6
D-01

3
Cooling
Tower

4
V-100

To Flare

Feed Gas 1

2
M-001

8 10
V-102 V-103
5
V-101

11
T-001

7 9 1st grd. Condensate

12
T-002

2nd Grade Condensate

Gambar Unit Stasiun Kompresor Gas Tambun - Bekasi


To Flare

E-304 V – 305
LEF Condensor LEF Reflux Drum
E-202
Feed Gas Refrigerasi System

E-404
Sales Gas LPG Condenser
P-306A/B

LPG Reflux Drum


LPG Reflux Drum
E – 200 V-201

V – 405
MHE HP-Separator

C-301
LEF Column C-401
V-203 LPG Column
LP-Separator
P-406
LPG Reflux Pumps

LPG Storage

E-303
LEF REboiler
E – 403
LPG REboiler

Condensate
V- 204
Economiser

Gambar Unit LPG Plant Tambun - Bekasi

Anda mungkin juga menyukai