Anda di halaman 1dari 5

KROMTOGRAFI GAS

(Pemisahan, Identifikasi dan Penetapan Kadar Etanol)

Tujuan:
Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan:
1. Memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip dasar kromatografi gas
2. Menjelaskan dan melakukan proses, teknik pemisahan dan analisis kadar etanol dalam
produk alkohol dalam pasaran secara kromatografi gas

Pendahuluan:
Kromatografi gas merupakan salah satu metode kromatografi dan sangat banyak
digunakan dikarenakan mudah dan cepat dalam analisa untuk sampel campuran yang kompleks.
Kromatografi sangat baik untuk sampel yang sangat kecil kadarnya disebabkan lebih fleksibel,
reability, dan biaya yang murah dibandingkan analisis menggunakan intrumen lainnya.
Kegunaan kromatografi gas biasanya untuk analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan
pemisahan senyawa yang berbeda-beda komponennya dalam sampel. Senyawa yang dianalisis
biasanya senyawa yang mudah menguap dan stabil dalam suhu panas, diantaranya: minyak atsiri,
pelarut-pelarut organik, peptisida, kortikosteroid dan lain-lain. Kromatografi gas juga sudah
banyak digunakan oleh industri obat, makanan, dan kosmetik.
Prinsip pada kromatografi gas adalah pemisahan yang berdasarkan pada titik didih
senyawa dan kepolaran dari senyawa yang dianalisis dengan kepolaran fase diam. Ada 2 jenis
kromatografi gas:
1. Kromatografi gas-cair (partisi)
Fase diam yang digunakan adalah cairan yang diikatkan pada suatu pendukung sehingga
solute akan terlarut dalam fase diam. Mekanisme sorpsi-nya adalah partisi.
2. Kromatografi gas-padat (Adsorpsi)
Fase diam yang digunakan padatan (kadang-kadang polimerik). Mekanisme sorpsi-nya
adalah adsorpsi.
Ada beberapa faktor penentu dalam kromatografi gas yang harus diperhatikan
diantaranya: Suhu injector, suhu kolom (fase diam), suhu detektor, jenis kolom, jenis detektor,
dan kecepatan alir gas pembawa (fase gerak).
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis kadar etanol dari produk alkohol yang ada
dipasaran dengan cara kromatografi gas. Alkohol atau etanol merupakan pelarut organik
(C2H5OH) yang paling banyak digunakan dalam laboratorium dan industri kimia. Etanol dapat
menyebabkan iritasi pada mata, kulit, gastroitenstinal dengan ditandai dengan sakit kepala, mual
dan diare. Pada pemakaian secara terus menerus mengakibatkan terjadinya liver, gagal ginjal,
dan kelainan jantung.
Alat dan Bahan:
1. Etanol absolut pa
2. Larutan stok etanol 99,99%
3. Aqua bidestilata
4. Mikropipet
5. Labu takar 5 mL
6. Mikro syringe 1 µL
7. GC-2010-SHIMADZU
Cara Kerja:
1. Pembuatan larutan baku etanol 100%v/v
Dipipet larutan etanol 100% berderajat pro analisis (p.a) yang telah tersedia di
laboratorium sebanyak 10 ml. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur lalu beri label.
2. Pembuatan larutan seri konsentrasi etanol
1) Siapkan larutan baku etanol absolut dengan impuritiy 100%v/v
2) Buat larutan baku etanol dengan 5 seri konsentrasi 1,00; 2,50; 5,0; 7,5 dan 10%v/v
3) Injeksikan 1,0 µL ke dalam kromatografi gas
4) Hitungan persamaan regresi linier antara konsentrasi (% v/v) vs luas area (µv) dengan
nilai Y= bx + a (r=0,999)
3. Optimasi parameter kromatografi gas
Tentukan parameter-parameter di bawah ini:
1) Temperatur injektor : 1500C
2) Temperatur detektor : 2000C
3) Gas flow : 14 mL/menit
4) Jenis kolom : Stabilwax
5) Jenis injeksi : Splitt
4. Pengukuran kadar senyawa etanol dalam sampel
1) Injeksikan sampel sebanyak 1 µL ke dalam injektor kromatografi kolom sebanyak 2
kali replikasi
2) Hitung kadar yang diperoleh dengan memasukkan ke dalam persamaan regresi linier
kurva baku yang diperoleh
3) Hitunglah perolehan kembali dari sampel yang diperoleh
Perhitungan :
1. Pembuatan larutan baku etanol 70%v/v
Buatlah larutan baku etanol 70%v/v apabila larutan awal baku etanol adalah 100%v/v
yang akan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan WFI hingga batas
labu ukur.
M1.V1 = M2.V2
100 % V1 = 70 %. 10 ML
V1 = (70 %.10 ML ) / 100 %
V1 = 7 ML
 Untuk membuat etanol 70 % caranya yaitu diambil larutan etanol 100 % sebanyak
7 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL kemudian di tambahkan
WFI atau aqua bidestilata sampai tanda batas.
2. Pembuatan larutan seri konsentrasi etanol
Buatlah seri konsentrasi 1,00; 2,50; 5,0; 7,5 dan 10%v/v. Larutan seri akan
dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL kemudian ditambahkan WFI hingga batas labu
ukur.
1. Konsentrasi 1,00 %
M1. V1 = M2. V2
70 % . V1 = 1,00 % . 5 mL
V1 = (1,00 % x 5 mL) / 70 %
V1 = 0,0714 ml = 71,4 µL
 Untuk membuat larutan etanol 1,00 % yaitu mengambil sebanyak 71,4 µL dari
larutan etanol 70 % kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL lalu di
tambahkan aqua bidestilata sampai tanda batas.
2. Konsentrasi 2,50 %
M1. V1 = M2. V2
70 % . V1 = 2,50 % . 5 mL
V1 = (2,50 % x 5 mL) / 70 %
V1 = 0,1785 ml = 178,5 µL
 Untuk membuat larutan etanol 2,50 % yaitu mengambil sebanyak 178,5 µL dari
larutan etanol 70 % kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL lalu di
tambahkan aqua bidestilata sampai tanda batas.

3. Konsentrasi 5,0 %
M1. V1 = M2. V2
70 % . V1 = 5,0 % . 5 mL
V1 = (5,0 % x 5 mL) / 70 %
V1 = 0,3571 ml = 357,1 µL
 Untuk membuat larutan etanol 5,0 % yaitu mengambil sebanyak 357,1 µL dari
larutan etanol 70 % kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL lalu di
tambahkan aqua bidestilata sampai tanda batas.

4. Konsentrasi 7,5 %
M1. V1 = M2. V2
70 % . V1 = 7,5 % . 5 mL
V1 = (7,5 % x 5 mL) / 70 %
V1 = 0,5357 ml = 535,7 µL
 Untuk membuat larutan etanol 7,5 % yaitu mengambil sebanyak 535,7 µL dari
larutan etanol 70 % kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL lalu di
tambahkan aqua bidestilata sampai tanda batas.

5. Konsentrasi 10 %
M1. V1 = M2. V2
70 % . V1 = 10 % . 5 mL
V1 = (10 % x 5 mL) / 70 %
V1 = 0,7142 ml = 714,2 µL
 Untuk membuat larutan etanol 10 % yaitu mengambil sebanyak 714,2 µL dari
larutan etanol 70 % kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL lalu di
tambahkan aqua bidestilata sampai tanda batas.

6. Pembuatan larutan uji sampel


Buatlah larutan uji sampel 30%v/v yang dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL apabila
larutan awalnya adalah 100%v/v.
7. Buatlah persamaan kurva baku dari data hasil percobaan pembuatan kurva
baku pada tabel 1 dan gambarlah grafik kurva baku!
8. Hitunglah kadar etanol dalam sampel menggunakan hasil pengukuran kadar
etanol dalam sampel pada tabel 2! Dan hitunglah perolehan kembali (CV)
Hasil Percobaan :
1. Hasil Pembuatan Kurva Baku
Tabel 1. Pengukuran Kurva Baku
Konsentrasi Waktu Retensi AUC
(%v/v)
1,0 3,929 7511690
2,5 3,923 15767963
5,0 3,876 54010306
7,5 3,948 60088005
10 3,891 273545675
2. Hasil pengukuran kadar etanol dalam sampel
Tabel 2. Pengukuran Kadar Etanol dalam Sampel
Konsentrasi Waktu Retensi AUC
(%v/v)
Replikasi 1 3,859 31246994
Replikasi 2 3,877 21142197

Anda mungkin juga menyukai