PENGUKURAN MINYAK
57
58
Gambar 3.1.
Destillation Apparatus 8)
Peralatan destilasi pada gambar 3.1. terdiri dari beberapa bagian antara lain.
1. Untuk labu destilasi terdiri dari labu round-bottom berukuran 1000-
ml, gelas, serta labu destilasi yang berukuran 24/40 yang pas dengan
ujung dari bagian trap dan dapat menampung 5-ml dan dapat
meloloskan air sebanyak 0,05-ml. Pada bagian trap harus pas dengan
59
Untuk solvent yang digunakan dalam percobaan ini adalah xylene yang
umumnya terbuat dari campuran ortho, meta, dan para-isomers dan bisa
mengandung ethyl benzene. Karakteristik dari xylene terlihat dari tabel III-1.
Tabel III-1
Komposisi Xylene 8)
Setalah itu segera destilasi labu dan tes sesuai prosedur percobaan. Ulangi
proses 2 dan tambahkan 4,500,01-ml air sulung kedalam labu.
Peralatan dikatakan baik jika dalam toleransi dari pembacaan trap sesuai
dengan tabel III-2
Tabel III-2
Batas Toleransi untuk Pembacaan Labu Trap 8)
Prosedur percobaan dari dari metode destilasi dipengaruhi oleh tetesan air
yang turun kedalam permukaan peralatan dan tidak boleh ada endapan masuk ke
dalam water trap pada saat pengukuran . untuk meminimalkan masalah yang
terjadi, semua peralatan harus dibersihkan setidaknya setiap hari untuk
menghapus film di permukaan peralatan yang dapat menghambat aliran air dalam
peralatan uji yang digunakan. Untuk menentukan perkiraan persen volume air
yang akan kita ukur kita dapat menggunakan tabel III-3. Prosedur percobaan dari
dari metode destilasi antara lain.
Tabel III-3
Penentuan % Kadar Air yang Diperoleh 8)
1. Setelah kita menentukan perkiraan persen volume air yang akan kita
ukur dan besar ml sampel yang di pakai tambahkan xylene ke dalam
labu untuk membuat total volume sebanyak 400 ml.
2. Kemudian aduk dengan sebuah pengaduk magnetik yang merupakan
perangkat yang paling efektif untuk mengurangi benturan.
3. Pasang peralatan seperti ditunjukkan pada gambar 3.1. dan pastikan
semua terkoneksi . Disarankan sambungan antar gelas tidak dilumasi.
61
Centrifuge yang mampu memutarkan dua atau lebih centrifuge tube 203 -
mm (8-in) dengan kecepatan yang dapat dikendalikan untuk memberikan gaya
sentrifugal relatif (RCF). revolving head, trunnion rings, dan trunnion cups,
termasuk cushions digunakan untuk menahan gaya sentrifugal maksimum yang di
terima dari sumber listrik. Trunnion cups dan cushions harus menunjang
centrifuge tube ketika bergerak. Centrifuge juga harus tertutup oleh metal shield
cukup untuk mencegah bahaya jika kerusakan terjadi. Centrifuge tersebut harus
dapat dipanaskan dan dapat di kontrol untuk mencegah kondisi yang tidak aman.
Juga harus dapat mempertahankan suhu sampel selama percobaan dilakukan pada
suhu 603C (140F5). Daya listrik dan panas dari centrifuge harus memenuhi
persyaratan keselamatan untuk digunakan di daerah berbahaya. Untuk
menghitung kecepatan putar per menit (r/min) bisa menggunakan persamaan
sebagai berikut :
r
min
=1335
rcf
d ..................................................................................(3-
2)
dimana :
rcf = gaya sentrifugal relatif
d = diameter pengayunan yang diukur dari ujung tabung yang berlawanan
ketika posisi berputar, mm
atau
r
min
=265
rcf
d ....................................................................................(3-
3)
Dimana :
rcf = gaya sentrifugal relatif
d = diameter pengayunan yang diukur dari ujung tabung yang berlawanan
ketika posisi berputar, in
63
2. Centrifuge tube
Centrifuge tube 203-mm (8-in) mempunyai bentuk tabung berbentuk
kerucut, sesuai dengan dimensi yang digambarkan pada gambar 3.2. centrifuge
tube terbuat dari kaca. Ujung lubang dari centrifuge tube dibentuk agar dapat
ditutup dengan gabus. Toleransi kesalahan dalam pmbacaan skala dapat dilihat
dalam tabel III-4 dan kalibrasi dilakukan pada suhu 20C (68F ).
Gambar 3.2
Centrifuge Tube 9)
64
Tabel III-4
Toleransi kalibrasi Centifuge tube untuk 8-in (203-mm) 9)
3. Bath
Bath terbuat dari logam yang cukup untuk merendam centrifuge tube
sampai posisi vertikal ke tanda 100-mL . berarti juga harus bisa menjaga suhu
pada 603C (1405F).
Untuk solvent yang digunakan adalah toluena yang mempunyai titik didih
110.6C mempunyai karakteristik yang dapat dilihat pada tabel III-5
Tabel III-5
Karakteristik Toluena 9)
Gambar 3.3.
Prosedur Pembacaan Volume Air dan Sedimen Menggunakan Centrifuge Tube 9)
67
Tabel III-6
Hasil Pencatatan Percobaan Metode Sentrifugal 9)
3.1.2. Viskositas
Viskositas merupakan sifat fisik fluida yang dapat difefinisikan sebagai
keengganaan fluida untuk mengalir. Ada dua macam viskositas, yaitu :
Viskositas Kinematik (v) merupakan viskositas dinamik dibagi densitas
dimana keduanya diukur pada temperatur yang sama. Satuan dari
viskositas kinematik adalah stoke (cm2/detik) atau centistoke
(stroke/100).
Viskositas Dinamik () merupakan perkalian antara viskositas kinematik
dan densitas. Satuan dari viskositas dinamik adalah poise (gram/cm/detik)
atau centipoises (cp).
Untuk menghitung besaran dari viskositas dari fluida yang akan diukur
dapat menggunakan viskometer dan menggunakan metode ASTM D445 untuk
menghitung viskositas kinematik dan viskositas dinamik.
Alat yang dipakai untuk menghitung viskositas adalah viskometer.
Adapun untuk jenis-jenis viskometer kapiler yang dipakai dapat dilihat pada
gambar 3.4.
68
Gambar 3.4.
Jenis-jenis Viskometer Kapiler 6)
Untuk spesifikasi dari jenis-jenis viskometer kapiler dapat dilihat pada tabel III-7
Tabel III-7
Viskometer Type 6)
viskometer. Air harus mempunyai waktu alir minimum 200 detik pada temperatur
test. Kemudian hitung konstanta C dengan persamaan sebagai berikut :
C=V h /t ..................................................................................................
(3-4)
Dimana
Vh = Viskositas kinematik air (1,0038 cs pada 20 C)
C = konstanta viskometer
t = waktu alir (detik)
Maka harga konstanta C dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
C=1,0038/t ..........................................................................................(3-
5)
Kemudian setelah kita mentukan konstanta (C) kalibrasi kemudian kita
melakukan percobaan dengan sampel yang akan kita uji dan untuk prosedur
percobaan dalam penentuan viskositas antara lain.
1. Atur temperatur bath dengan termometer berketelitian sampai dengan
0,02 oF atau dengan termometer berketelitian sampai 0,05 oF, temperatur
lebih kecil dari 60oF.
2. Saring sampel secukupnya dengan saringan 200 mesh atau penyaring lain
yang sesuai, untuk membuang partikel-partikel padat atau air. Bila
temperatur kurang rendah gunakan obat penyaring.
3. Ambil viskometer yang bersih dan kering dengan waktu alir harus lebih
dari 200 detik.
4. Pasang pemegang viskometer di dalam bath sampai viskometer mencapai
temperatur pengukuran yang dinginkan (selama 5 menit untuk mencapai
temperatur 100oF atau 10 menit untuk mencapai temperatur 210oF).
5. Gunakan peralatan penghisap untuk menaikkan sampel masuk ke dalam
pipa kapiler sampai batas bawah sampel kurang lebih 5 mm di atas garis
batas atas sampai dari viskometer (pada awal pengukuran).
6. Catat waktu yang diperlukan (dengan ketelitian 0,1 detik) sampel untuk
bergerak (mengalir) dari garis batas (awal pengukuran).
7. Catat waktu yang diperlukan (dengan ketelitian 0,1 detik) sampel untuk
bergerak (mengalir) dari garis batas (awal pengukuran) pada viskometer.
70
Bila waktu yang diperlukan kurang dari 2 detik, ganti viskometer dengan
viskometer yang mempunyai pipa kapiler yang lebih kecil, ulangi
prosedur tersebut.
Setelah mengukur aliran waktu (t), dan konstanta viskometer C, maka kita
dapat menghitung harga viskositas kinematik dengan persamaan sebagai berikut :
n=Cxt ....................................................................................................(3-
6)
Dimana :
n = viskositas kinematik, mm2 / s,
C = kalibrasi viskometer konstan tersebut, (mm2/s)/s
t = waktu rata-rata alir, s.
Untuk menghitung viskositas dinamis (h), dapat dihitung setelah
mendapat harga viskositas kinematik (n) dan densitas () dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
=v x x 103 .....................................................................................(3-7)
Dimana :
= viskositas dinamis, MPa s,
= densitas, kg/m3, pada suhu yang sama yang digunakan untuk penentuan
viskositas kinematik
n = viskositas kinematik, mm2 / s.
SG = Specific Gravity
f = Densitas fluida, lb/ft3
w = Densitas air, lb/ft3
Biasanya percobaan specific grafity dilakukan pada kondisi standart yaitu
pada temperatur 60F dan tekanan atmosfer pada 14,7 psia. Hubungan SG minyak
dan derajat API dinyatakan pada persamaan sebagai berikut:
141.5
API 131.5
SGoil
..............................................................................(3-9)
Harga API untuk berat jenis minyak antara lain :
- Minyak berat = 10 - 20 API
- Minyak sedang = 20 - 30 API
- Minyak ringan = lebih dari 30 API
Untuk menentukan specific gravity alat yang digunakan adalah
hydrometer dan metode yang digunakan sesuai dengan ASTM D1298. untuk
hydrometer sendiri dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5.
Hydrometer 7)
Gambar 3.6.
Pembacaan Skala Hydrometer untuk Fluida Transparan 7)
Gambar 3.7.
Pembacaan Skala Hydrometer untuk Fluida Tidak Tembus Cahaya (Buram) 7)
Tabel III-8
Tabel Konversi Specific Gravity ke API 7)
74
Gambar 3.8.
Tag Closed Tester 3)
Untuk prosedur dari metode Tag Closed Tester antara lain
1. Masukan sampel yang akan di uji sebanyak 50 0,5 ml kedalam cup 50
0,5 ml, hindari sampel melebihi batas liquid level pada cup.
2. Nyalakan api tes, ketika digunakan sesuaikan api dengan ukuran dari bead
pada alat. Operasikan alat dan cek ruang uap dari cup dengan menurunkan
sumber api, dan segera angkat kembali. Waktu yang dibutuhkan harus 1s.
Jangan ragu-ragu dalam menurunkan dan menaikkan sumber api. apabila
flash muncul pada saat awal percobaan hentikan percobaan dan abaikan
hasilnya. Dalam hal ini, sampel yang digunakan harus diturunkan suhunya
10C (18F), di bawah suhu asli sampel.
3. Untuk flash point dibawah 60oC (140oF), ketika kita sudah mengetahui flash
point dari sampel diketahui di bawah 60oC (140oF), atur api agar temperatur
kenaikan rata-rata 1oC (2oF)/min 6 s. Ketika kita mengetahui temperatur
dari sampel 5oC (10oF) dibawah perkiraan flash point maka atur sumber
panas agar kenaikan temperatur dari sampel 0,5oC (1oF).
4. Untuk flash point diatas 60oC (140oF), ketika kita sudah mengetahui flash
point dari sampel diketahui 60oC (140oF) atau lebih tinggi, atur api agar
temperatur kenaikan rata-rata 3oC (5oF)/min 6 s. Ketika kita mengetahui
76
temperatur dari sampel 5oC (10oF) dibawah perkiraan flash point maka atur
sumber panas agar kenaikan temperatur dari sampel 1oC (2oF).
5. Ketika mengaplikasikan sumber api menyebabkan nyala yang berbeda pada
cup, amati dan catat temperatur dari sampel sebagai flash point.
6. Hentikan percobaan dan matikan sumber panas. Angkat penutup dan
bersihkan termometer. Kemudian angkat cup lalu kosongkan dan bersihkan
7. Ketika melakukan percobaan dan mengamati flash point namun kenaikan
temperatur sampel tidak sesuai dengan kenaikan yang di rekomendasikan
hentikan percobaan, kemudian abaikan hasil dan ulangi percobaan.
8. Ketika mengulang percobaan jangan memakai sampel yang sama, selalu
menggunakan sampel yang baru.
Pada saat melakukan percobaan hitung tekanan barometric pada saat
menempatkan sampel pada cup. Jika tekanan berbeda dari 101,3 kPa (760mmHg)
koreksi dengan persamaan sebagai berikut.
Corrected Flash Point=C +0,25(101,3p) ..............................(3-10)
Dimana :
C = Flash point yang diamati, oC
F = Flash point yang diamati, oF
p = tekanan barometric percobaan, kPa
P = tekanan barometric percobaan, mmHg
1. Peralatan Cleveland Open Cup Tester (gambar 3.10.) yang terdiri dari
test cup, heating plate, dan peralatan test flame
2. Termometer
3. Test Flame yaitu natural gas (metana) dan tabung gas (butana dan
propana) yang di setujui sebagai sumber api.
Gambar 3.9.
Peralatan Cleveland Open Cup Tester 4)
Untuk prosedur dari metode Cleveland Open Cup Tester antara lain.
1. Isi test cup dengan sampel yang akan di uji sampai batas yang di
tentukan dan tempat kan ke tengah pemanas. Temperatur dari test cup
dan sampel percobaan tidak boleh melebihi 56oC (100oF) dibawah
perkiraan flash point. Jika sampel percobaan yang dimasukan terlalu
banyak, buang kelebihan tersebut menggunakan jarum suntik atau
sejenis peralatan untuk membuang cairan. Adapun jika ada sampel
percobaan diluar test cup maka dapat dibuang dan dibersihkan.
2. Material padat tidak boleh dimasukan kedalam test cup. Padatan
harus dipanaskan sampai menjadi cair sebelum di tuang kedalam test
78
Dimana :
C = Flash Point yang diamati, oC
F = Flash Point yang diamati, oF
p = tekanan Barometric percobaan, kPa
P = tekanan Barometric percobaan, mmHg
Gambar 3.10
Peralatan untuk Percobaan Titik Tuang (Pour Point) 20)
Untuk prosedur dan pencatatan hasil dari metode untuk menghitung pour
point antara lain.
1. Tuangkan sampel yang akan diuji ke dalam test jar sampai level yang
di tandai
2. Tutup test jar dengan cork yang terdapat termometer kemudian atur
posisi dari cork dan termometer sampai rapat dengan test jar. Ujung
termometer dicelupkan 3mm dibawah permukaan sampel.
3. Untuk pour point di atas 33oC panaskan sampel tanpa diaduk sampai
temperatur 9oC diatas perkiraan pour point, jika suhu yang
diperkirakan setidaknya 45oC pertahankan suhu bath 12oC di atas
perkiraan pour point dan masukan test jar kedalam bath yang berisi air
dengan suhu 24oC, dan mulai pengamatan pour point
4. Untuk pour point di bawah 33oC panaskan sampel tanpa diaduk
sampai suhu 45oC di dalam bath yang suhunya 48oC dan dinginkan
sampai suhu 15oC di dalam bath yang berisi air yang suhunya 6oC
5. Lihat disk, gasket, dan di dalam jacket apakah bersih dan kering.
Tempatkan disk di bawah jacket, tempatkan gasket di sekitar test jar
sekitar 25mm dari bawah. Masukan test jar dalam jacket. Jangan
pernah tempatkan jar langsung kedalam media pendingin.
81
Gambar 3.11.
Metode Pemasangan Flowmeter 20)
Gambar 3.12.
Straightening Vane 20)
Untuk pemilih jenis flowmeter yang sesuai, banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan yaitu fasa fluida (liquid, gas atau steam), kondisi aliran (clean,
dirty, viscous , abrasive, open channel, dll.), line size, dan flow rate. Faktor
yang juga penting juga antara lain sifat fisik fluida seperti densitas (specific
gravity), tekanan, temperatur, viscositas, and electronic conductivity.
Lebih dari itu, temperatur lingkungan, lokasi pemasangan (corrosive,
explosive, indoor atau outdoor), metode instalasi (insertion atau inline), dan
penempatan dari flowmeter juga perlu untuk dipertimbangkan, bersama dengan
faktor lain yang meliputi antara lain maksimum pressure drop yang
diijinkan, ketelitian (accuracy) yang diperlukan, repeatability serta biaya
(pengadaan dan pemeliharaan).
Gambar 3.13.
Differential Pressure Flowmeters (DP Flowmeters) 20)
Kelebihan
- Biaya pengadaannya awal : rendah - sedang.
- Dapat digunakan di dalam cakupan luas (hampir semua phase fluida
dan kondisi aliran).
- Strukturnya kokoh dan sederhana.
Kekurangan
- Rugi tekanan (pressure drop) : sedang - tinggi
memastikan pola aliran normal dan tidak terganggu oleh fitting, kran atau
peralatan lain.
Prinsip dasar pengukuran orifice plate dari suatu penyempitan yang
menyebabkan timbulnya suatu perbedaan tekanan pada fluida yang mengalir.
Perubahan tekanan ini yang kemudian diukur dan kemudian di asosiasikan
dengan laju aliran. Pengukuran laju alir sangat penting untuk mengetahui berapa
kapasitas fluida yang di alirkan.
Secara umum, orifice mempunyai bentuk sebagai suatu plat yang
mempunyai lubang ditengahnya. Contoh bentuk orifice seperti gambar 3.14.
Gambar 3.14
Orifice Plate 20)
Orifice plate dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu :
1 Jenis Concentric Orifice
Pada jenis Concentric Orifice (gambar 3.15.) dipergunakan untuk semua
jenis fluida yang tidak mengandung partikel-partikel padat. Concentric dibuat
dengan mengebor port secara sentrik dalam bagian tengah. Tipe orifice ini lebih
popular karena konstruksinya yang lebih sederhana dan mudah dibuat.
Kelebihan
- Dapat digunakan pada berbagai ukuran pipa (range yang lebar).
- Ketelitian (accuracy) baik, jika plate dipasang dengan baik.
- Harga relatif murah.
Kekurangan
- Rugi tekanan (pressure drop) relatif tinggi.
- Tidak dapat digunakan untuk mengukur laju aliran slurry, karena
cenderung terjadi penyumbatan.
86
Gambar 3.15.
Concentric Orifice 20)
Gambar 3.16.
Eccentric Orifice 20)
Gambar 3.17.
Segmental Orifice 20)
3.2.1.2. Venture Tube
Bentuk dari venture tube dapat dilihat pada gambar 3.18. Perubahan di
(dalam) area/luas penampang menyebabkan perubahan kecepatan dan tekanan
dari aliran (flow).
Gambar 3.18.
Venturi Tubes 20)
Gambar 3.19.
Flow Nozzles 20)
Kelebihan
- Pressure loss lebih rendah dibandingkan orifice plate.
- Dapat digunakan untuk fluida yang mengandung padatan (solids).
Kekurangan
- Terbatas pada ukuran pipa di bawah 6 inches.
- Harga lebih tinggi dibanding dengan orifice.
Gambar 3.20.
Pitot Tube dan Averaging Pitot Tube 20)
Gambar 3.21.
Annubar Tube 20)
90
Kelebihan
- Pressure drop dapat diabaikan.
- Dapat dipasang untuk servis dengan tekanan rendah.
Kekurangan
- Tidak dapat diaplikasikan untuk fluida yang kotor dan lengket.
Gambar 3.22.
Elbow Flowmeter 20)
Elbow taps flowmeter pada gambar 3.22. di atas sangat jarang
digunakan, namun aplikasi alat ukur ini akan bermanfaat bilamana pengukuran
flow diperlukan di dalam suatu instalasi yang sudah ada (existing), dimana biaya
yang tersedia rendah dan ketelitian yang baik tidak diutamakan.
Gambar 3.23.
Segmen Wedge 20)
3.2.1.8. V-Cone
Suatu kerucut atau V-cone (gambar 3.24.) sebagai elemen penghalang
yang bertindak memodifikasi penampang dari aliran fluida dan ditempatkan di
pusat dari pipa untuk menghasilkan perbedaan tekanan yang digunakan untuk
menghitung kecepatan fluida.
Gambar 3.24.
V-Cone 20)
Gambar 3.25.
Dall Tube 20)
3.2.2. Rotameters
Prinsip kerja dari rotameter (variable area meters) didasarkan pada
pelampung (float) yang berfungsi sebagai penghalang aliran, pelampung tersebut
akan melayang dalam suatu tabung yang mempunyai luas penampang tidak
konstan. Luas penampang tabung berubah tergantung ketinggiannya (semakin
tinggi semakin besar). Rotameter mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut.
Kelebihan
- Biaya pengadaannya awal : rendah
- Rangebility baik.
- Pressure drop rendah (hampir konstan)
Kekurangan
- Untuk jenis glass tube mudah mengalami kerusakan (pecah).
- Tidak baik untuk laju aliran (flow rate) rendah
- Tidak baik untuk servis fluida yang fluktuasi.
- Harus dipasang secara vertical.
- Beberapa variable area meter tidak bisa digunakan di dalam lingkungan
gaya berat yang rendah.
- Secara umum dibatasi pada ukuran pipa kecil (kecuali jika bypass
rotameter digunakan).
Jenis-jenis rotameter atau variable meters antara lain Rotameters
(gambar 3.26.), Movable Vane Meter (gambar 3.27.), dan Weir, Flume (gambar
3.28.)
93
Gambar 3.26.
Rotameters 20)
Gambar 3.27.
Movable Vane Meter 20)
Gambar 3.28.
Weir, Flume 20)
3.2.3. Positive Displacement Flowmeters
Postive displacement flowmeters (PD meters), bekerja berdasarkan
pengukuran volume dari fluida yang sedang mengalir dengan menghitung secara
berulang aliran fluida yang dipisahkan kedalam suatu volume yang diketahui
(chamber), selanjutnya dikeluarkan sebagai volume tetap yang diketahui.
94
Bentuk dasar dari PD meter adalah suatu chamber yang berfungsi memisahkan
atau menghalangi aliran fluida. Di dalam chamber tersebut terdapat sebuah alat
mekanik yaitu rotating/reciprocating unit yang ditempatkan untuk menciptakan
paket volume tetap dari fluida yang sedang mengalir. Oleh karena itu, volume
dari fluida yang melewati chamber dapat diketahui dengan menghitung jumlah
discreate parcels yang lewat atau setara dengan jumlah putaran dari rotating /
reciprocating. Dengan demikian volume flow rate dapat dihitung dari laju
perputaran alat rotating/reciprocating.
Akurasinya ditentukan oleh kemampuan capillary seal untuk
memisahkan fluida yang masuk kedalam chamber dalam bentuk discreate
parcels. Dalam upaya memastikan PD meter berfungsi dengan baik dan
mencapai tingkat akurasi (design), maka didalam implementasinya PD meter
dilengkapi dengan filter yang berfungsi memisahkan partikel (dengan ukuran
>100 m) dan gelembung gas (bubbles) dari aliran fluida. Walaupun flowmeter
jenis ini sudah digunakan secara luas di dalam industri, namun potensi sebagai
penyebab pressure drop perlu dipertimbangkan pada semua aplikasi. postive
displacement flowmeters (PD meters) mempunyai kelebihan dan kekurangan
antara lain.
Kelebihan
Biaya pengadaannya awal : rendah - sedang
Dapat digunakan di dalam aliran viscous.
Rangeability yang tinggi
Output pembacaan linear.
Akurasi sangat bagus.
Kekurangan :
Biaya pemeliharaan relatif tinggi
Pressure drop relatif tinggi
Tidak sesuai untuk laju alir rendah
Sangat peka pada kerusakan akibat gas, fluida dengan padatan (slugs) dan
fluida yang kotor.
Gas (bubbles) didalam fluida signifikan menurunkan akurasi.
95
Gambar 3.29.
Nutating Disc 20)
Gambar 3.30.
Rotating Valve 20)
96
Gambar 3.31.
Oscillating Piston 20)
Gambar 3.32.
Reciprocating Piston 20)
Gambar 3.33.
Rotating Vane 20)
Gambar 3.34.
Rotating Lobe 20)
Gambar 3.35.
Birotor 20)
Gambar 3.36.
Rotating Impeller 20)
Gambar 3.37.
Prinsip kerja dari Magnetic Flowmeter 20)
Pada gambar 3.37. di atas, memperlihatkan dua bentuk mag flowmeter yaitu :
Inline model : menempatkan electric coil di sekeliling pipa dan
disediakan sepasang elektroda berseberangan pada dinding pipa.
Insertion model : menyisipkan electric coil ke dalam pipa yang akan
diukur flow-nya dan disediakan sepasang elektroda di ujung dari flowmeter.
Gambar 3.38.
Magnetic Flowmeter 20)
Gambar 3.39.
Turbine Flowmeters 20)
Kekurangan
- Hanya untuk aplikasi fluida yang bersih
- Pada nonlubrication fluids kadang-kadang menimbulkan masalah.
- Dibutuhkan pipa straight runs (15 x D) pada upstream turbine meter.
- Direkomendasikan menggunakan strainer.
Coriolis mass flowmeter yang dapat dilihat pada gambar 3.41. menciptakan
suatu gerak berputar dengan menggetarkan suatu tabung yang membawa fluida, dan
gaya internal yang dihasilkan adalah sebanding dengan mass flowrate. Coriolis
meter tersedia dalam beberapa desain yang berbeda, konfigurasi yang populer terdiri
dari satu atau dua U-shaped, horseshoe-shaped atau tennis-racket-shaped
(umumnya adalah U-shaped) yaitu pipa (tube) untuk aliran dengan inlet pada satu
sisi dan outlet pada sisi yang lain dan dihubungkan dengan kotak untuk koneksi ke
unit elektronik.
Gambar 3.41.
Coriolis Flowmeter 20)
Kekurangan
- Biaya pengadaan awal : tinggi
- Kemungkinan penyumbatan (clogging) terjadi dan sukar dibersihkan
- Ukuran secara keseluruhan besar (dibanding dengan flowmeter lain)
- Ukuran line size yang tersedia terbatas.
3.2.7.Target Flowmeters
Target flowmeters yang dapat dlihat pada gambar 3.43. yang juga dikenal
sebagai drag force flowmeters, mempunyai prinsip kerja bisa dilihat pada gambar
3.42. dengan menyisipkan suatu target (drag element yang umumnya adalah flat
disc atau sphere dengan suatu tangkai) ke dalam bidang aliran (flow).
Flowmeter kemudian mengukur gaya tarik (drag force) pada target yang
disisipkan kemudian menkonversinya kedalam kecepatan aliran (flow velocity).
Gambar 3.42.
Prinsip Kerja Target Flowmeters 20)
Kunci utama dari target flowmeter ini adalah pengukuran dari drag force.
Drag force (Fd ) yang diberikan oleh persamaan incompressible flow sebagai berikut
:
............................................................................................(3-15)
Dimana :
V = flow velocity
= density dari fluida
A = Luas area dari target
Cd = Drag coefficient
Drag coefficient ditentukan secara eksperimen, didasarkan pada kondisi
flow dan bentuk geometri dari drag element.
Gambar 3.43.
Target Flowmeters 20)
Gambar 3.44.
Prinsip kerja Thermal Mass Flowmeter 20)
Ketika aliran gas melewati hot wire (flow sensor) maka molekul gas
menyerap atau membawa panas dari permukaan sensor tersebut, sehingga
sensor menjadi dingin akibat kehilangan energi. Selanjutnya sensor mengaktifkan
rangkaian elektronik untuk mengisi energi yang hilang dengan cara memanaskan
flow sensor hingga perbedaan temperatur yang tetap diatas reference sensor. Daya
listrik yang diperlukan untuk mempertahankan perbedaan temperatur yang tetap
adalah berbanding lurus dengan mass flowrate dan selanjutnya dikeluarkan sebagai
output signal yang linier dari flowmeter.
Gambar 3.45.
Thermal Mass Flowmeter 20)
Kekurangan
- Biaya maintenance tinggi
- Hanya untuk gas bersih.
Gambar 3.46.
Transit Time Ultrasonic Flowmeter 20)
Transit time ultrasonic flowmeter mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain.
Kelebihan
Tidak ada penghalang di lintasan aliran, sehingga tidak ada pressure drop.
Tidak ada part bergerak (moving parts), sehingga maintenance cost rendah.
Model multi-path mempunyai ketelitian lebih tinggi
Dapat digunakan untuk mengukur flow fluida yang korosif dan slurry.
Model portable tersedia untuk analisa dan diagnosa di lapangan.
Kekurangan
Biaya pengadaan awal tinggi
Model single path (one-beam) tidak sesuai untuk pengukuran
kecepatan aliran (flow velocity) yang bervariasi di atas range Reynolds
numbers.
Gambar 3.47.
Prinsip Kerja Doppler Ultrasonic Flowmeters 20)
Gambar 3.48.
Doppler Ultrasonic Flowmeters 20)
Gambar 3.49.
Prinsip Kerja Vortex Flowmeters 20)
..........................................................................(3-16)
Dimana :
Q = Volume flowrate
fv = frequency of vortex shedding
D = diameter of the pipe
S = strouhal number
K = K factor
K factor pada umumnya diperkenalkan untuk mengganti kerugian untuk profil yang
tidak seragam dari pipa. S strouhal number ditentukan secara eksperimen Persamaan
di (3-16) mengasumsikan keadaan mantap (steady state) dari aliran pada upstream
lihat tabel III-9. Gangguan pada upstream akan mempengaruhi frekuensi dari
vortex sehingga mengakibatkan kesalahan pengukuran.
Tabel III-9
S Strouhal Number secara Eksperimen 20)
Gambar 3.50.
Vortex Flowmeters 20)
Gambar 3.51
Displacement Level Measurement 20)
Displacement atau buoyancy method yamg dapat dilihat pada gambar 3.51.,
adalah metode pengukuran tinggi permukaan fluida yang paling banyak digunakan
sejak beberapa tahun yang lalu. Metode ini masih tetap popular untuk fluida yang
bersih, namun banyak proses yang mengandung slurry yang cenderung
mengakibatkan coat pada alat ukur jenis tersebut. Sehingga diperlukan metode lain
yang dapat mengukur dengan lebih baik.
Peralatan Displacement device dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok
yaitu external installation dan internal installation yang dapat dilihat pada gambar
3.52.
Gambar 3.52.
Level Device - Displacement type 20)
Kekurangan
- Range terbatas (level > 48 inches sukar untuk ditangani).
- Biaya meningkat untuk unit eksternal sehubungan dengan pressure rating
meningkat.
- External units kemungkinan memerlukan pemanas (heating) untuk
menghindari pembekuan (freezing).
- External units kemungkinan menghasilkan kesalahan disebabkan
perbedaan temperatur antara fluida didalam vessel dengan fluida di dalam
level chamber.
Gambar 3.53.
Differential Pressure Level Measurement 20)
Dimana :
P = tekanan hydrostatic head
= densitas fluida
g = gravity acceleration constant (9.81 m/s2 or 32.2 ft/s2)
h = level fluid
Gambar 3.54.
DP cell Nonsealed System 20)
Kelebihan
- Akurasi baik
- Dapat digunakakan pada range level yang lebar.
- Tersedia didalam banyak material konstruksi.
- Dapat dibersihkan (dipurge) untuk penggunaan service yang korosif dan
slurry.
- Biaya pengadaan awal : sedang (moderat).
- Dapat diisolasi dan zero ditempat.
Kekurangan
- Kesalahan (error) disebabkan oleh densitas yang bervariasi.
- Lead line / impuls line (low pressure) tidak dibutuhkan pada aplikasi
atmospheric.
- Pemanasan (heating) pada lead line / impuls line kadang-kadang dibutuhkan.
- Problem operasi dan maintenance sering terjadi disebabkan kegagalan
purged lines.
- Pembersihan material sering dilakukan pada servis proses yang sulit.
Gambar 3.55.
DP cell Sealed System 20)
Kelebihan
- Purge tidak diperlukan
- Baik untuk slurry dan material yang korosif.
- Range pengukuran : lebar.
- Akurasi : sedang ~ tinggi
- Dapat digunakan untuk vessel yang terbuka atau tertutup.
- Baik untuk temperatur relatif tinggi.
- Pemasangan mudah.
Kekurangan
- Unit tidak dapat dilepas untuk tujuan maintenance tanpa men- shutdown
peralatan (equipment).
- Density yang bervariasi menyebabkan error.
- Letak pemasangan harus dipertimbangkan sehubungan dengan pengaruh
pada kalibrasi.
- Perubahan temperatur ambient menyebabkan error pada jenis capillary
filled system.
3.3.3. Tipe Capacitance
Sebuah kapasitor terbentuk ketika elektroda sensor level dipasang didalam
sebuah vessel. Tangkai metal dari elektroda bertindak sebagai satu plate dari
kapasitor dan dinding tangki bertindak sebagai plate yang lain (untuk non metallic
vessel dibutuhkan reference elektroda sebagai plate yang lain dari kapasitor).
Gambar 3.56.
Capacitance Level Measurement 20)
Ketika level fluida naik, udara atau gas yang semula melingkupi elektroda
akan digantikan oleh material (fluida) yang mempunyai konstanta dielektik
(dielectric constant) yang berbeda, sehingga suatu perubahan didalam nilai kapasitor
terjadi sebab dielektrikum antara plat telah berubah. RF (Radio Frequerncy)
capacitance instrument mendeteksi perubahan tersebut dan mengkonversinya
kedalam suatu sinyal keluaran secara proporsional.
Hubungan kapasitansi digambarkan dengan persamaan sebagai berikut :
C = 0.225 K ( A / D )..................................................................................(3.18)
Dimana :
C = Capacitance (picoFarads)
K = Dielectric constant dari material
A = Area of plates (square inches)
D = Distance between the plates (inches)
Gambar 3.57.
Continuous Measurement 20)
Keuntungan
- Dapat digunakan untuk beberapa aplikasi di mana jenis yang lain tidaklah
mungkin digunakan.
- Biaya pemasangan awal : sedang
- Akurasi sedang
- Dapat digunakan pada aplikasi high temperature dan high pressure.
- Dapat digunakan untuk services polymer dan slurry.
Kekurangan
- Pada banyak kejadian, membutuhkan kalibrasi khusus.
- Terpengaruh oleh densitas bervariasi dari material yang diukur.
- Pembacaan error ketika terjadi lapisan (coating) pada probe
3.3.3.2. Point Measurement
Capacitance probe untuk point measurement pada saat ini telah menjadi
umum penggunaannya. Alat ukur ini sangat baik untuk mengukur level media
powder, solid dan slurry yang sulit diukur. Point measurement bisa dilihat pada
gambar 3.58.
Gambar 3.58.
Point Measurement 20)
Keuntungan
- Biaya pengadaan awal rendah
- Mudah untuk dipasang
- Tidak ada part yang bergerak.
- Bermanfaat untuk aplikasi material berisi powder, butiran, solid, slurry
dan material korosif (dimana banyak level device tidak bekerja dengan baik).
Kekurangan
- Akurasi dipengaruhi oleh karakteristik material.
- Coating pada probe menyusahkan pada beberapa design.
Gambar 3.59.
Prinsip Kerja Ultrasonic Level Measurement 20)
Gambar 3.60.
Ultrasonic Level Type 20)
Gambar 3.61.
Prinsip Kerja Radar Level Measurement 20)
Secara umum prinsip kerja dari radar level bisa dilihat pada gambar 3.61.
adalah sebagai berikut. Level dari cairan diukur dengan radar pulsa yang pendek
yang dipancarkan dari antena di bagian puncak tanki ke arah cairan. Setelah radar
pulsa dipantulkan oleh permukaan cairan, maka antena menerima pulsa tersebut.
Jarak dari meter gauge ke permukaan cairan (d) adalah sebanding dengan waktu
tempuh pulsa gelombang micro (t). Frekuensi yang digunakan radar adalah 5.8 GHZ
(6.3 GHZ di AS). Untuk lebih jelas radar level bisa dilihat pada gambar 3.62.
Gambar 3.62.
Radar Level Measurement 20)
Pengukuran level dengan radar mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain.
Kelebihan
- Teknologi : Non-contact
- Akurasi : tinggi
Kekurangan
- Biaya pengadaan awal : tinggi
- Pressure rating : terbatas
- Tidak dapat mengukur interface
Gambar 3.63.
Radioactive (Nucleonic) Level Measurement 20)
Gambar 3. 64.
Nucleonic Continuous Level Measurement 20)
Gambar 3.65.
Nucleonic Point Level Measurement 20)
Kekurangan
- Biaya pengadaan awal : tinggi
- Memerlukan perijinan oleh agen pengatur.
- Berbahaya dan memerlukan penangan secara khusus.
Tabel III-10
Acuan Pengukuran Temperatur dan Beberapa Sifat Fisika Benda 20)
Gambar 3.66
Prinsip Kerja dari Bimetal Thermometer 20)
Gambar 3.67.
Bimetal Thermometer 20)
3.4.2. Thermocouple
Pada tahun 1821 ahli fisika Germany, Estonian Thomas Johann
Seebeck menemukan bahwa suatu konduktor apapun (misalnya metal) akan
menghasilkan suatu tegangan (voltage) ketika diberikan gradien thermal. Peristiwa
ini dikenal sebagai efek Seebeck atau efek termoelektrik.
Thermocouple (lihat gambar 3.70.) adalah suatu sensor temperatur
termoelektris yang terdiri dari dua kawat logam yang berlainan (misalnya chromel
dan constantan) dengan penggabungannnya pada probe tip (measurement
junction) dan reference junction (temperatur yang diketahui). Perbedaan temperatur
antara probe tip dan reference junction dideteksi dengan mengukur perubahan
tegangan voltage (electromotive force, EMF) pada reference junction. Pembacaan
absolute temperatur kemudian bisa diperoleh dengan kombinasi informasi dari
temperatur acuan yang diketahui dengan perbedaan temperatur antara probe tip
dengan reference. Untuk lebih jelas rangkaian dari thermocouple dapat dilihat pada
gambar 3.68.
Gambar 3.68.
Rangkaian Thermocouple 20)
Tabel III-11
Spesifikasi Thermocouple 20)
Thermocuple mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain.
Kelebihan
- Biaya pengadaan awal rendah
- Tidak ada bagian yang bergerak (No moving parts)
- Range pengukuran : lebar (0 ~ 5000oF)
- Response time singkat / pendek
- Repeatability : cukup baik
Kekurangan
- Hubungan temperatur dan tegangan tidak linear penuh
- Sensitivitas rendah, umumnya 50 V/C (28 V/F) atau lebih rendah
- (tegangan rendah rentan dengan noise).
- Accuracy pada umumnya tidak lebih baik dari pada 0.5 C (0.9F), tidak
cukup tinggi untuk beberapa aplikasi.
- Memerlukan suatu acuan temperatur yang dikenal, umumnya
temperatur air es 0C (32F). Modern thermocouple mengacu pada suatu
acuan yang dihasilkan secara elektris.
Gambar 3.70.
Thermocouple 20)
Hubungan Resistance (R) dengan Temperatur (T) bisa dlihat pada gambar 3.72.
adalah sangat berperan didalam Resistance Temperature Detector (RTD). Hubungan
R-T dari beberapa bahan-bahan RTD digambarkan sebagai berikut dimana y-
axis adalah Resistance yang dinormalisir terhadap Resistance pada 0 C (32 F)
dan x- axis adalah temperatur.
Gambar 3.72.
Hubungan Resistance Temperature 20)
untuk RTD seperti platinum, copper, nickel, BalcoTM (70% Ni-30% Fe) dan
tungsten dapat dilihat pada tabel III-12.
Tabel III-12
Range Temperatur dari RTD seperti Platinum, Copper, Nikel, Balco dan Tungsten 20)
Gambar 3.73.
Resistance Temperature Detector (RTD) 20)
3.4.4. Thermistor
Serupa dengan Resistance Temperature Detector (RTD), thermistor (Bulk
Semiconductor Sensor) menggunakan resistance untuk mendeteksi temperatur.
Bagaimanapun, tidak sama dengan RTD metal probe dimana resistance meningkat
dengan temperatur, thermistor menggunakan material ceramic semiconductor
dimana responya terbalik dengan temperatur. Contoh dari thermistor dapat dilihat
pada gambar 3.74.
Gambar 3.74.
Thermistor 20)
Gambar 3.75
Kurva karakteristik dari tiga Temperatur Transducers 20)
...................................................................................................................(3-18)
Dimana :
T = temperatur (kelvin)
TRef = reference temperature, umumnya pada temperatur kamar (25C; 77F;
298.15oK)
R = Resistance dari thermistor ()
RRef = Resistance pada TRef
= Konstanta kalibrasi tergantung pada thermistor material, umumnya
(3,000~5,000) K
Sensor thermistor dapat mengukur temperatur dari 40 ~ 150 0.35C (-40
~ 302 0.63F). Bentuk dari thermistor probe dapat berbentuk bead, washer, disk
dan road seperti diperlihatkan pada gambar 3.33. Resistance operasi dari
thermistor adalah dalam range K Ohm, walaupun aktual resistance terbentang
dalam M Ohm hingga Ohm. Thermistor mempunyai kelebihan dan kekurangan
antara lain.
Kelebihan
- Akurasi tinggi 0.02 C (0.36F). Lebih baik dari pada RTD dan lebih baik
lagi dari pada thermocouples.
- Sensitivity tinggi 10x l ebih baik dari pada RTD dan lebih baik lagi dari
pada thermocouples. Sebagai hasilnya, kesalahan akibat kabel yang panjang
dan self-heating adalah tidak berarti.
- Response time lebih pendek dari RTD, hamper sama dengan thermocouple.
- Stabilitas dan repeatability cukup baik.
- Ukuran lebih kecil dibanding thermocouple
Kekurangan
- Range temperatur terbatas -100 ~ 150 C (-148 ~ 302 F).
- Hubungan Resistance - Temperature nonlinear, tidak sama dengan RTD
dimana mempunyai suatu hubungan yang sangat linier.
3.4.5. Pyrometer
Pyrometer (radiation thermometer) adalah non-contact instrument untuk
mendeteksi temperatur permukaan dari suatu obyek dengan mengukur radiasi
gelombang ektromagnetik (infrared/visible) yang dipancarkan oleh suatu obyek
seperti yang bisa kita lihat pada gambar 3.76.
Gambar 3.76.
Typical Broadband Pyrometer 20)
Panjang gelombang dari radiasi thermal terbentang dari 0,1 sampai 100 m (4~4,000
in), yaitu dari ultraviolet (UV), spectrum sinar tampak (visible spectrum)
hingga pertengahan dari infrared (IR) bisa dilihat pada gambar 3.77.
Gambar 3.77.
Electromagnetic Radiation Spectrum 20)
Pyrometry secara harafiah berarti "api / fire (pyro) dan "mengukur
(metron). Pyrometer memanfaatkan fakta bahwa semua objek di atas absolut
temperature 0oK (-273.15C; -459.67F) menyebar dan menyerap energi thermal.
Jika hubungan antara intensitas radiasi, panjang gelombang dan temperatur dapat
bentuk, maka temperatur dapat ditemukan dari radiasi itu. Ada dua teori yang
mendasari pyrometry adalah hukum Planck dan hukum Stefan- Boltzmann. Hukum
Planck digunakan didalam narrow-band pyrometer dan Hukum Stefan-Boltzmann
digunakan didalam broad-band pyrometer. Pyrometer mempunyai kelebihan dan
kekurangan antara lain.
Kelebihan
- Pengukuran Non-contact measurement
- Response time : cepat
- Stability : baik
Kekurangan
- Biaya pengadaan awal tinggi (mahal)
- Akurasi terpengaruh oleh debu dan asap
Gambar 3.79.
Optical Pyrometer 20)
b. Bourdon Tube
d. Belows
Pemilihan alat ukur pressure (pressure device) tidaklah sesulit memilih alat
ukur flow dan level. Didalam pengukuran flow dan level, karakteristik dari fluida
proses sangat menentukan dalam pemilihan metode operasi alat ukur tertentu.
Dalam pengukuran pressure, penekanan lebih sedikit pada karakteristik fluida, dan
lebih banyak pada pertimbangan akurasi, range pengukuran dan pemilihan material.
Gambar 3.82.
Manometer U tube 20)
Manometer U-Tube mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain.
Kelebihan
- Biaya pengadaan awal : rendah
- Sederhana dan handal
- Accuracy dan sensitivity : tinggi.
- Sesuai untuk aplikasi low pressure dan low differential pressure.
Kekurangan
- Dynamic response rate : rendah
- Tidak bisa digunakan di dalam lingkungan tanpa bobot.
- Tidak ada proteksi over range.
- Cairan dalam tabung U harus tidak saling bercampur dengan cairan yang
diukur (gas atau cairan).
- Dapat terjadi kontaminasi antara air raksa dengan uap air, terutama pada
pengukuran tekanan rendah.
Gambar 3.83.
Bourdon Tube (C-type) 20)
Gambar 3.85.
Bourdon Tube (Helical) 20)
Gambar 3.86.
Prinsip kerja Diaphragm Pressure Gage 20)
Range normal untuk diaphragm elemen mulai dari vacuum hingga 200 psig,
dengan akurasi ( ~ 1) % full span. Gambar 3.87. berikut memperlihatkan
berbagai bentuk desain dari diaphragm yaitu single capsul dan multiple capsul.
Gambar 3.87.
Bentuk Desain Diaphragm Pressure Gage 20)
Gambar 3.88.
Prinsip pengukuran tekanan (Bellows Elements) 20)
Gambar 3.89.
Pressure Differential indicator (Bellows Element) 20)
Pressure Differential indicator (Bellows Element) mempunyai kelebihan dan
kekurangan antara lain.
Kelebihan
- Biaya pengadaan awal : rendah
- Konstruksi kuat dan sederhana
- Dapat digunakan untuk tekanan rendah dan menengah.
- Dapat digunakan untuk mengukur tekanan absolut, tekanan relatif
(gauge) dan tekanan diferensial.
Kekurangan
- Memerlukan kompensasi temperatur
- Tidak dapat digunakan untuk mengukur tekanan tinggi.
- Mempunyai histeresis dan drift yang besar.
- Tidak cocok untuk mengukur tekanan yang dinamis.
- Metode Ullage
Metode outage merupakan metode pengukuran ketinggian kolom fluida dari tangki
dimana pembacaannya di ukur sepanjang jarak vertikal dari permukaan fluida yang
di ukur ke reference gauge point. Pengukuran outage merupakan pengukuran tidak
langsung dari liquid level.
Gambar 3.91.
Pengukuran Ullage dan Sounding