Anda di halaman 1dari 15

INSTRUMENTASI

1. AUTOCLAVE
A. DEFINISI
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan perlengkapan
dengan menggunakan uap jenuh bersuhu dan bertekanan tinggi pada 121 ° C selama sekitar
15-20 menit, tergantung pada ukuran beban dan isi
B. FUNGSI
Autoclave merupakan alat laboratorium yang berfungsi sebagai alat sterilisasi dengan cara
basah yang mengunakan uap air jenuh bertekanan tinggi. Prose sterilisasi dengan autoclave
adalah sterilisasi yang paling baik, jika dibandingkan dengan cara-cara sterilisasi yang
lainnya.
Autoclave dibuat dari bahan konstruksi yang cukup kuat sehingga mampu menahan tekanan
yang tinggi dan aman bagi pemakaiannya.
C. Prinsip Kerja Autoclave
a) Saat sumber panas mulai dinyalakan, air di dalam autoclave akan mulai mendidih
b) Uap airnya kemudian mendesak udara yang mengisi di dalam autoclave
c) Jika udara telah terganti uap air, katup udara atau katup uap akan ditutup sehingga tekanan
di dalamnya semakin bertambah
d) Saat tekanan telah mencapai suhu sesuai, proses sterilisasi dimulai dan timer akan mulai
menghitung mundur
e) Setelah proses selesai dijalankan, sumber panas akan langsung dimatikan dan tekakan akan
kembali turun secara perlahan hingga suhunya mencapai nol derajat Celcius. Demikian cara
kerja autoclave dalam mensterilkan aneka peralatan.
f) Setelah mengetahui pengertian autoclave serta prinsip kerjanya, saatnya kita ketahui bagian
apa saja yang dimiliki oleh perangkat ini. Komponen-komponen dalam autoclave adalah
aneka tombol, katup dan tuas yang masing-masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri.
D. CARA KERJA
a) Periksa volume air dalam Autoclave, pastikan tinggi air pada batas yang sudah ditentukan.
Lebih baik menggunakan air hasil destilasi, untuk menghindari adanya kerat atau karat.
b) Masukkan peralatan atau bahan, pastikan semua bagian alat peralatan terkenan air,
khususnya botol dengan tutup , buka tutupnya agara air bisa masuk.
c) Tutup Autoclave dengan rapat dan kencang agar uap tidak keluar. Klep bagian pengaman
Autoclave jangan dikencangkan dahulu.
d) Nyalakan Auotclave, kemudian atur timer minimal 15 menit dengan suhu 121 ˚ C.
e) Tunggu air mendidih untuk menciptakan uap yang memenuhi kompartemen Auto clave dan
terdesak keluar dari klep pengaman. Kencangkan klep pengaman sampai selesai . Waktu 15
menit dihitung mulai dari tekanan mencapai 2 atm.
f) Saat alarm berbunyi tanda selesai, tunggu tekanan dalam kompartemen turun sehingga
tekanannya sama dengan udara dilingkungan (angka 0)
g) Angkat isi Autoclave dengan hati – hati.
2. Biological Safety Cabinet
A. DEFINISI
Merupakan sebuah area kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa
untuk mengamankan pekerja yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja
dan sampel material dari kemungkinan bahaya terkontaminasi atau menimbulkan
penyebaran bakteri.
B. PRINSIP KERJA
Prinsip operasi Biosafety cabinet Kelas II menggunakan kipas hisap dipasang di atas lemari
untuk menarik udara dari luar + Chamber, kemudian disaring dengan HEPA Filter sebelum
diteruskan untuk sirkulasi mau pun dikeluarkan. Sistem menarik udara ini membuat
operator aman karena arah udara akan mengarah ke dalam sistem saringan.
C. CARA KERJA
a) Hidupkan biosafety cabinet dengan menekan tombol reset pada remot
b) Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya segera dimatikan sebelum mulai bekerja.
c) Kaca penutup dipastikan terkunci dan pada posisi terendah.
d) Lampu neon dan blower dinyalakan dan dibiarkan selama 5 menit.
e) Tangan dan lengan dicuci dengan sabun gemisidal/alkohol 70%.
f) Permukaan interior BSC diusap dengan alkohol 70% atau desinfektan yang cocok dan
dibiarkan menguap.
g) Alat dan bahan yang akan dikerjakan dimasukkan, jangan terlalu penuh (overload) karena
memperbesar risiko kontaminan.
h) Alat dan bahan yang telah dimasukkan ke BSC diatur sedemikian rupa sehingga efektif
dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril.
i) Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol tetapi gunakan yang
berbahan bakar gas.
j) Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.
k) Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari BSC.
l) Permukaan interior BSC diusap dengan alkohol 70% dan dibiarkan menguap, kemudian
tangan dibasuh dengan desinfektan.
m) Lampu neon dan blower dimatikan.

3. CENTRIFUGE
A. DEFINISI
Centrifuge adalah sebuah peralatan yang pada umumnya digerakkan oleh motor listrik yang
menempatkan obyek di rotasi sekitar sumbu tetap, menerapkan kekuatan untuk tegak lurus
sumbu. Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan organel berdasarkan
massa jenisnya melalui proses pengendapan.
B. FUNGSI
Dalam sebuah laboratorium centrifuge berguna untuk memisahkan partikulat padat dalam
cairan.
Sebagai contoh:
a) Untuk memisahkan serum
b) Untuk pemeriksaan Ht(Hematokrit)
c) Untuk pemeriksaan mikroskopis urine.
d) Untuk pemeriksaan parasitologi
e) Untuk memisahkan sampel air

C. PRINSIP KERJA
Centrifuge bekerja menggunakan prinsip sedimentasi, dimana percepatan sentripetal
menyebabkan zat padat untuk memisahkan sepanjang arah radial/segaris (bagian bawah
tabung). Berdasarkan konsep bahwa partikel yang tersuspensi di sebuah wadah akan
mengendap (bersedimentasi) ke dasar wadah karena adanya gaya gravitasi. Sehingga laju
pengendapan suatu partikel yang tersuspensi tersebut dapat diatur dengan meningkatkan
atau menurunkan pengaruh gravitasional terhadap partikel. Pengaturan laju pengendapan
tersebut dapat dilakukan dengan cara menempatkan wadah yang berisi suspensi partikel
kemesin sentrifugasi tepatnya pada bagian rotor yang kemudian akan berputar dengan
kecepatan tertentu.
D. FUNGSI BAGIAN
a) .Speed Control
Untuk mengatur kecepatan motor agar sesuai dengan kebutuhan tanpa speed control
motor akan berputar dengan kecepatan maksimum.
b) Timer
Berfungsi untuk mengatur lamanya alat bekerja
c) .Break system
Pengereman motor diperlukan agar putaran motor dapat dengan segera dihentika
d) Pengunci tutup
Pengunci tutup digunakan untuk mengamankan user agar tidak membuka atau terbuka
secara tidak sengaja tutup centrifuge. Apabila tutup ini terbuka dapat mengakibatkan
sample yang diputar terlempar keluar
e) Tempat tabung
Tempat tabung centrifuge didesain dengan sudut kemiringan tertentu agar
menghasilkan gaya centrifugal. Jumlah lubang untuk tabung pun dibuat genap.
SOP

4. COLONY COUNTER

DEFINISI
lony couter adalah alat yang berfungsi untuk menghitung jumlah koloni microba pada cawan petri atau
media lainnya dengan menggunakan sinar dan luv.
FUNGSI
 Alat ini berguna untuk mempermudah penghitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di
dalam cawan
 alat tersebut dilengkapi dengan skala/kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni yang sangat banyak

BAGIAN
Saklar on/off = Saklar general untuk menghidupkan colony counter
Fuse = berfungsi memutuskan hubungan listrik apabila terjadi arus listrik yang
berlebihan atau pada saat konsleting
Wolffugel disk = tempat meletakkan cawan petrish sudah dilengkapi garis kotak untuk
mempermudah pembacaan.
Saklar beep = Akan bunyi ketika menyentuk petri, apabila dihidupkan
Knop Sensifitas = untuk mengatur kepekaan sentuhan dengan cara memutar kekiri atau
kekanan
Kaca pembesar = mempermudah pembacaan pada koloni yang kecil

PRINSIP KERJA
 Yaitu menghitung mikroba secara otomatis dengan bantuan pulpen/tombol hitung
Colony counter ini memanfaatkan lup untuk memperbesar koloni atau dengan menandai
beberapa koloni yang terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada
colony counter.

SOP
 1. Pastikan modul alat sudah terhubung ke sumber tegangan listrik.
 2. Tekan tombol power untuk menyalakan modul alat colony counter.
 3. Letakkan objek (colony) yang akan dihitung pada cawan petri. 4. Tekan tombol start untuk
memulai perhitungan.
 5. Proses perhitungan menggunakan pen berukuran tertentu untuk menandai colony.
 6. Setelah digunakan matikan modul alat dengan menekan tombol power pada kondisi OFF.
 7. Jangan lupa lepaskan stop kontak dari arus listrik yang terhubung pada modul alat.
 8. Simpan modul alat ditempat yang bersih dan sejuk

CONTOH PENGGUNAAN
 Perbedaan jumlah pertumbuhan koloni bakteri rongga mulut sebelum dan sesudah
menggunakan obat kumur yang mengandung chlorheksidine
 Pengaruh lama paparan gelombang ultrasonik frekuensi terapi terhadap jumlah koloni bakteri
Streptococcus mutans
 Analisis Kuantitatif Mikrobiologi Pada Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia
Berdasarkan TPC (Total Plate Count) Dengan Metode Pour Plate
5.ELEKTROFORENSIS

DEFINISI
Elektroforesis adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan suatu
makromolekul bermuatan berdasarkan perbedaan ukuran dan kecepatan migrasinya dalam suatu
medan listrik.Biasanya digunakan pada protein dan asam nukleat.

FUNGSI
A.Untuk mengetahui ukuran dan bentuk suatu partikel, seperti DNA, RNA, dan protein
B. Untuk fraksionasi yang dapat digunakan untuk mengisolasi masing-masing komponen dan
campurannya.
C. Untuk pemurnian atau purifikasi DNA dan memisahkan fragmen DNA yang berbeda ukuran
D. Untuk mempelajari fitogenetika dan kekerabatan
E. Untuk mengetahui ada tidaknya gen-gen penyebab kelainan genetik atau penyakit tertentu
F. Untuk meambandingkan gen homolog dari spesies yang berbeda

PRINSIP KERJA
Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul,
misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui
suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan
muatannya, maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif.

SOP
1. Buat 250 ml larutan buffer TAE 1x dengan cara mencamnpurkan 5 ml TAE 50x ke dalam 245 ml
akuades.
2. Buat gel agarosa 1% dengan cara menimbang agarosa 0,2 g untuk dilarutkan ke dalam bufer TAE
1x hingga volume 20 ml. Larutan agarosa dididihkan hingga larut sempurna.
3. Siapkan baki gel agarosa, lekatkan selotip di tiap ujung baki gel agarosa (pastikan bahwa selotip
melekat kuat dan tidak ada lubang pada masing-masing ujung baki)
4. Pasang sisir elektroforesis di salah satu ujung baki gel agarosa dengan posisi hampir menyentuh
dasar baki
5. Periksalah suhu larutan agarosa dengan cara menempelkan erlenmeyer ke tangan, jika suhunya
sudah turun hingga sekitar 50-60 0C, tambahkan 1 µl etidium bromid (EtBr) gunakan sarung
tangan karena bersifat karsinogenik.
6. Larutan agarosa dihomogenkan sebentar, kemudian tuangkan larutan ke dalam baki gel agarosa,
biarkan hingga larutan berubah menjadi gel yang padat.
7. ambil sisir dengan hati-hati, lepaskan selotip dari ujung-ujung baki.
8. masukkan baki yang telah berisi gel agarosa ke dalam tangki elektroforesis yang telah diisi
dengan larutan bufer TAE 1x (pastikan bahwa gel terendam seluruhnya dalam TAE).
9. siapkan sekitar 5 cm kertas parafilm di dekat tangki elektroforesis.
10. masukkan 10 µl sampel DNA dan 2 µl loading dye 6x ke dalam sumuran gel agarosa dengan cara
mencampurkan kedua bahan tersebut terlebih dahulu secara merata pada kertas parafilm
menggunakan mikropipet.

11. buatlah catatan mengenai nomor sumuran dan jenis sampel DNA yang dimasukkan.

12. hubungkan kabel dari sumber arus ke tangki elektroforesis (pastikan bahwa kabel yang
tersambung ke kutub negatif berada di dekat sumuran; jika tidak demikian, ubahlah posisi baki/gel
ke arah sebaliknya).

13. Tancapkan steker pada trafo step down yang telah ditancapkan terlebih dahulu pada sumber
tegangan.

14. Nyalakan elektroforesis dengan menekan tombol ON yang terdapat pada elektroda hingga
lampu indicator pada elektroda menyala

15. Pilih parameter yang akan digunakan Volt (V) atau Ampere (A).lalu atur besarnya parameter
yang akan digunakan. Atur pula waktu yang dibutuhkan dalam proses running

16. Tekan tombol Run untuk menjalankan proses running. Proses akan berhenti setelah waktu yang
ditentukan

17. Hasil running diangkat menggunakan sarung tangan, gel agarosa dimasukkan kedalam EtBr
selama 2 menit kemudian dipindahkan ke aquades selama 1menit. Kemudian Gel dikeluarkan
kemudian divisualisasikan pada UV transiluminator.

18. Matikan elektroforesis dengan menekan tombol OFF,cabut steker dari sumber tegangan

19. Isilah log book alat setelah selesai menggunakan

CONTOH PENGGUNAAN
A.PEMISAHAN DAN PEMURNIAN DNA / RNA
B.Penelitian untuk mempelajari fitogenetika dan kekerabatan
C.Penelitian untuk membandingkan gen homolog dari spesies yang berbeda

6.FURNACE
DEFINISI
Furnace atau juga sering disebut dengan tungku pembakaran adalah sebuah perangkat yang digunakan
untuk pemanasan. Nama itu berasal dari bahasa latin Fornax, oven
FUNGSI
 Memanaskan bahan sampel dengan memasukkan dalam ruang pemanas menggunakan cresible.

 Panas dalam termokopel berasal dari filamen yang diberi tegangan sehingga akan menimbulkan
panas.

 Adapun filamen yang biasa digunakan terbuat dari nikel karena memiliki titik leleh tinggi yaitu 1.455
derajat celcius. Panas akan merambat secara radiasi menuju sampel

PRINSIP KERJA

Memanaskan sample dengan memasukkan ke dalam ruang pemanas yang didalamnya terdapat filamen-
filamen pemanas, termokouple dan alumina. Filamen-filamen pemanas tersebut diberi tegangan
sehingga menimbulkan panas yang menyebabkan termokouple / sensor suhu dapat bekerja.panas yang
dihasilkan tersebut merambat secara radiasi menuju sampel. Dinding furnace diberi alumina agar tahan
terhadap suhu tinggi dan sampel tidak terbakar.

CARA KERJA

1.Hubungkan furnace dengan listrik. Arus listrik harus tetap menyala.


2. Operasikan instrument dengan mengaktifkan control temperature.
3. Tutup pintu furnace dan periksa control temperature dan lihat control manualnya.
4. Tekan tombol key untuk mengetahui parameter dan beralih menu .
5. Menentukan suhu pemanasan yang diinginkan. Untuk menaikkan atau menurunkan suhu tekan tombol
. Suhu maksimal pada furnace yaitu 1100 ºC, tetapi diperkenankan hanya sampai suhu 900 ºC untuk
menjaga kondisi furnace.
6. Tekan tombol untuk mengaktifkan waktu pemanasan sesuai kebutuhan yang diinginkan.
7. Furnace memanas sampai pertama kali panas nyala steady dan kemudian berkedip saat mendekati
suhu yang diinginkan. Untuk informasi control temperature selanjutnya lihat di manual kontroler .
8. Setelah furnace bekerja sesuai dengan waktu yang ditentukan, suhu secara otomatis akan turun.
9. Furnace diperbolehkan dibuka untuk pengambilan sampel ketika suhu furnace sudah mencapai suhu
di bawah 100 ºC.
10. Untuk mematikan furnace, atur posisi tombol off pada instrument, tampilan controller akan hilang.
11. Lepaskan aliran listrik dari furnace.

ALAT PENDUKUNG
CRUSIBLE
mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai
tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung
dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah
7.MIKROSKOP TRINOKULER
DEFINISI
Mikroskop trinokuler merupakan mikroskop yang memiliki dua lensa okuler seperti mikroskop
binokular dan tambahan satu lensa ketiga untuk dihubungan dengan display LCD sehingga dapat
memudahkan pengamatan.

FUNGSI
• Untuk mempermudah dalam melakukan pengamatan.
• Mikroskop trinocular memungkinkan pengguna untuk tidak hanya mengambil gambar, tetapi
juga merekam video, yang dapat disimpan untuk referensi.
• Dalam pembelajaran, seorang instruktur dapat menunjukkan kepada siswa apa yang dilihatnya.
Sehingga memungkinkan orang lain untuk berpartisipasi dalam melihat spesimen.

PRINSIP KERJA
Objek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan yang bersifat nyata,
terbalik dan diperbesar.
Lensa okuler mempunyai peranan seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis
pengamatan yaitu pengamatan dengan mata tak akomodasi dan pengamatan dengan akomodasi
maksimum.
Pilihan jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa
obyektif yang dilakukan dengan tombol soft adjusment (tombol halus yang digunakan untuk
menemukan fokus)

SOP
1. Menyalakan perangkat komputer (UPS dan CPU)
2. Menekan saklar mikroskop di bagian meja benda sebelah kiri
3. Menyalakan saklar lampu cahaya
4. Meletakkan objek di meja benda
5. Masuk ke program Moticnet
6. Mengamati objek mulai dengan perbesaran rendah 1x, 2x, 3x dan 4x
7. Memfokuskan objek menggunakan pemutar kasar
8. Mengambil gambar dan menyimpan pada folder yang sudah ditentukan
9. Setelah selesai pengamatan, tutup program Moticnet dan kemudian matikan perangkat
komputer dan mikroskop

CONTOH PENELITIAN
 Penelitan Penggunaan bahan obat alami terhadap resistensi bakteri Aeromonas hydrophilla
yang menyerang Ikan Mas (Cyprinus carpio)
 Isolasi dan karakterisasi bakteri asam laktat dari usus udang penghasil bakteriosin sebagai agen
antibakteria pada produk-produk hasil perikanan
 Isolasi dan pengamatan morfologi koloni bakteri kitinolitik

8.NANODROP

DEFINISI
Nanodrop adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuantitas protein, DNA dan RNA yang akurat.

PRINSIP KERJA
 sama dengan prinsip pada spektrofotometer.
1. Menghidupkan alat nanodrop spektrofotometer
2. Melakukan uji blanko menggunakan aquadest
3. Menguji isolat DNA dengan cara meneteskannya pada tempat sampel sebanyak 1 mikroliter
4. Mengukur kemurnian DNA
5. Membaca hasil kemurnian DNA

SOP
1. Switch on the computer (Nyalakan komputer)
2. Open software ‘NanoDrop’ (Buka software nano drop)
3. Set the type of sample (Pilih type sampel)
5. Wipe the equipment using distilled water (Bersihkan nano drop dengan distilled water)
6. Add 2µL of nuclease free water, close the lid (Tambahkan 2µL nuclease free water)
7. On computer click ‘routine wave length’ (Pada komputer klik "routine wave lenght")
8. Wipe the equipment once again add 2µL of nuclease free water,
close the lid (Bersihkan kembali nano drop dengan 2µL nuclease free water
kemudian tutup)
9. On computer click ‘blank’ (Pada komputer klik "blank")
10. Add 2µL of sample (Tambahkan sampel 2µL)
11. On computer click ‘measure’ (Pada komputer klik "measure")
12. save the data on the computer and take note of the concentration [ng/µL]
(Simpan data pada komputer dan catat konsentrasi [ng/µL] )
13. After finish, wipe using distilled water (Setelah selesai bersihkan dengan
distilled water)
14. Close the software (Tutup software)
15. Shutdown the computer (Matikan komputernya)

CONTOH PENELITIAN
 Uji Kuantitas DNA Bakteri Xanthomonasoryzae
 Uji Kuantitas Kemurnian DNA/RNA
 Uji Kuantitas Kandungan Protein
 Uji Kuantitatif DNA tumbuhan X
9.PCR
DEFINISI
Polymerase Chain Reaction adalah suatu teknik perbanyakan molekul DNA dengan ukuran tertentu
secara enzimatik melalui mekanisme perubahan suhu.

FUNGSI
Polymerase Chain Reaction berfungsi untuk membentuk cetakan DNA secara berulang kali dengan
menggunakan prosedur dan waktu yang tertentu.

KOMPONEN
• DNA Template
DNA untai ganda yang terdiri dari urutan fragmen basa atau gen yang akan digandakan
• Oligonukleotida primer
Untuk mengapit atau pembatas urutan/fragmen DNA target yang akan diamplifikasi
• Deoxynucleoside triphosphates (dNTPs)
Suatu blok tempat dimana DNA polimerase mensintesis untai DNA baru
• DNA Polimerase
Enzim yang mengkatalisis polimerisasi nukleotida menjadi sebuah untaian DNA
• Larutan penyangga (buffer)
Menyediakan lingkungan yang cocok untuk aktivitas optimum dan stabilitas DNA
polimerase. Buffer ini mengandung ion Mg2+ yang sangat mempengaruhi setiap tahapan reaksi PCR
• Ion Logam
Sebagai kofaktor bagi enzim DNA polymerase. Tanpa ion ini enzim DNA polymerase tidak dapat
bekerja.

PRINSIP KERJA
• Denaturasi
Proses memisahkan 2 untai pilihan DNA. Pada tahap ini, ikatan hydrogen yang menyatukan
kedua pilinan itu terlepas sehingga masing- masing akan menjadi untai tunggal

• Annealing
Tahap saat oligonukleotida primer menempel pada bagian DNA templat

• Elongasi

Tahapan pemanjangan rantai DNA baru yang dibantu oleh enzim DNA Polimerase

CARA KERJA
1. Menghubungkan kabel PCR ke stabisator
2. Membuka penutup mesin PCR dan memasukkan ependof (posisi harus seimbang)
3. Tampilan akan muncul tulisan START, FILE, OPT...........LID INCU, dan pilih tampilan yang di
inginkan dengan memindahkan arah penunjuk atas bawah kemudian tekan ENTER.
4. Lamanya waktu proses PCR dapat dilihat dengan menekan tombol OPT.
5. Jika tampilan terdapat tulisan HOLD..........ENTER, tunggu proses sampai derajat yang diinginkan
kemudian tekan ENTER.
6. Tunggu hingga mesin tidak bersuara dan keluarkan ependof lalu matikan pcr.

CONTOH PENELITIAN
1. RFLP-PCR (restriction fragment lenght polymorphisms)
2. VNTR-PCR (variable number of tandem repeat sequence), dan STR-PCR (short tandem repeats)
3. Skreening / deteksi mutasi berbasis PCR
4. PCR kuantitatif

10.SHAKER INKUBATOR
DEFINISI
Shaker inkubator (incubator shaker) adalah alat laboratorium yang memiliki fungsi ganda. Alat ini adalah
gabungan dari shaker yang berfungsi untuk pengadukan dan incubator untuk pengembangbiakkan
(kultivasi) mikroorganisme seperti bakteri.

FUNGSI
Inkubator Shaker berfungsi untuk mengocok suatu campuran bahan kimia yang memerlukan
temperatur dan kecepatan (rpm) konstan, biasanya digunakan untuk maserasi dan inkubasi mikroba

PRINSIP KERJA
Prinsip kerja shaker incubator adalah menggerakkan sebuah plat (attachment) dengan gerakkan
memutar, diharapkan dapat mengkocok sampel dalam wadah yang diletakkan di atasnya, dalam kondisi
putaran dan suhu yang konstan, serta dalam jangka waktu yang bisa diatur sendiri

SOP
1. Sambungkan alat ke stop kontak
2. Hidupkkan alat dengan menekan tombol on/off, di bagian sisi alat
3. Di display alat akan tampak type alat E24, alat akan terdengar bunyi Beep (jika alat langsung pada
mode run, tekan tombol stop)
4. Tekan tombol, lihat posisi kursor merah di sebelah kanan akan berjalan saat tombol ini ditekan
5. Pilih set temperatur (khusus untuk E24) dengan menekan SELECT pada posisi C, naik dan turunkan
suhu dengan menggunakan tombol pananah
6. Tekan kembali SELECT untuk berpindah setting ke posisi RPM, untuk mengatur kecepatan dengan
menenkan panah naik atau sesuai dengan kecepatan yang diinginkan
7. Tekan kembali SELECT untuk menentukan setting waktu ke posisi HRS, atur waktu yang dikendaki
dalam satuan jam dan menit dengan menekan tombol panah, jika setting waktu continues maka
setting HRS di posisi off, kemudian tekan SELECT
8. Masukkan sampel kedalam platform
9. Tekan tombol START/STOP untuk mengoprasikan alat, platform akan bergerak
10. Pastikan tombol LID/ tutup transparan dalam kondisi tertutup ( khusus untuk type E24)
11. Tekan STOP jika menggunakan mode continues atau alat akan berhenti jika waktu running sudah
selesai
12. Isilah log book alat setelah pemakaian

11.SPEKRTOFOTOMETER
DEFINISI
• Merupakan sebuah alat dengan teknik spektrofotometri sebagai suatu teknik untuk
mengidentifikasi dan pengukuran kadar senyawa kimia dalam suatu larutan.
• Spektrofotometer merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
• Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi.
• Spektrofotometer UV/VIS mengukur serapan cahaya di daerah ultraviolet dan sinar tampak
pada suatu senyawa.

FUNGSI
• Alat ini digunakan untuk mengukur serapan sinar ultra violet atau sina tampak oleh suatu materi
dalam bentuk larutan
• Konsetrasi lautan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar ang diserap oleh zat yang
terdapat dalam larutan tersebut

PRINSIP KERJA
Hukum lambert beer
BINGUNG DEH SPEKTRO BANYAK DAN PENTING SEMWA
BACA LANGSUNG DARI PPT
12.CELL COUNTER
DEFINISI
Cell Counter adalah alat elektronik yang digunakan untuk menghitung jumlah sel dari sampel darah atau
cairan yang diuji.
Alat tersebut digunakan dalam menganalisis jumlah sel dan viability atau kelangsungan hidup suatu sel
tersebut.
Nucleocounter dapat menganalisis sample yang di uji dengan kecepatan 30 detik
setelah sample dimasukkan ke dalam alat

PRINSIP KERJA
Prinsip kerja dari Cell counter atau Nucleocounter adalah menyatukan
pancaran signal yang dihasilkan oleh DNA yang diikat oleh Propidium Iodide (PI) dari
reagent yang ditambahkan pada sample. Hasil dari analisis atau pancaran
tersebut akan ditunjukan melalui PC atau di print secara langsung.

KOMPONEN
MESIN ANALYSIS
Alat tersebut digunakan untuk menganalisis dan menghitung jumlah sel pada larutan sample yang diuji.
Terdapat tombol “Run” untuk mengoperasikan dalam menganalisis sample.
Nucleocounter dapat menganalisis sample yang di uji dengan kecepatan 30 detik setelah sample
dimasukkan ke dalam alat

REAGEN
Reagent merupakan cairan yang digunakan untuk membantu menganalisis sample, Terdapat 2 jenis
reagent yaitu reagent A dan reagent B yang ditambahkan dengan sample sebelum dianalisis dengan
Nucleocounter.

NUCLEO CASSETE
Merupakan alat yang digunakan untukmenempatkan sample yang akan di uji.
Prinsipnya adalah, ketika sample dimasukkan ke dalam Cassette maka PIakan larut, sedangkan DNA akan
berkumpul menuju Measurement Chamber
LANGKAH KERJA
a) Siapkan sample dan tempatkan di dalam tube
b) Masukkan larutan sample menggunakan mikropipet
c) Mencampurkan larutan sample yang akan dihitung selnya dengan Reagent A100
(lysis/dissagregation buffer) dan Reagent B (Stabilizing buffer) dengan volume yang sesuai.
d) Masukkan sample lysate tersebut kedalam Nucleocassete dengan menempelkan ujung cassette
ke dasar tube, kemudian menekan piston pada Nucleocassette.
e) Seketika larutan akan masuk.
f) Pastikan Nucleocounter sudah dalam kedadaan ON
g) Membuka tutup tempat Nuclecassete pada alat
h) Tempatkan Nucleocassette pada bagian Nucleocounter.
i) Kemudian tutup kembali
j) Operasikan dengan menekan tombol “Run”, secara otomatis alat akan mulai menganalisis

CONTOH PENELITIAN
 Ekstraksi Fitur Roundness untuk Menghitung Jumlah Leukosit dalam Citra Sel Darah Ikan

13.REFRIGERATOR
GABISA DI UBAH KE WORD (READ ONLY) JADI BACA DARI PPT AJA
TP MIRIP KOK SAMA CENTRIFUGE

Anda mungkin juga menyukai