Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI ORGANISASI NEO KLASIK

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi

Dosen Pengampu : Dr. H. Aldim, M.Si.

Disusun Oleh :

1. Abil Makarima Alfauzy 1218010001


2. Adit Aditiya Azhar Pratama 1218010004
3. Alif Rajasya 1218010010
4. Anggit Septriadi 1218010018
5. Anggita Permata Dewi 1218010019
6. Angke Dellyani 1218010020
7. Annisa Muthmainah 1218010023
8. Amzha Nurfarizi Gilang Asmoro 1218010013
9. Daffa Aqila Sobri 1218010034
10. Diah Wahdiani.ME 1218010041
11. Disa Maulida Insani 1218010043
12. Eka Fikry Alhuda 1218010046

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK 2/A

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2022


KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Organisasi Neo
Klasik” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teori Organisasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
teori organisasi lebih dalam lagi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Aldim, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah Teori Organisasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami mengenai Teori Organisasi Neo Klasik.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 11 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Maslah .................................................................................................................. 1

C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

A. Pengertian Teori Organisasi Neo Klasik.............................................................................. 3

B. Sejarah Teori Organisasi Neo Klasik ................................................................................... 3

C. Karakteristik Teori Organisasi Neo Klasik .......................................................................... 4

D. Tokoh – Tokoh Teori Organisasi Neo Klasik ...................................................................... 5

E. Kekurangan dan Kelebihan Teori Organisasi Neo Klasik ................................................. 11

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 13

F. KESIMPULAN .................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang organisasi sangat penting bagi orang-orang yang menaruh
perhatian pada organisasi, sebab organisasi bukanlah suatu entitas tunggal, tetapi ia
merupakan sebuah sistem yang terkait erat dengan lingkungan. Pada hakikatnya,
pengetahuan tentang organisasi adalah pengetahuan tentang bagaimana mendesain
organisasi yang efektif dan efisien. Mempelajari sebuah Teori Organisasi sangat
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Dalam Teori Organisasi kita diajak untuk
memahami dan mempelajari bahwasanya ada berbagai macam jenis teori, selain itu
juga kita dapat mengetahui sebaik mana organisasi bisa mencapai tujuan bersama yang
diinginkan secara efektif dan efisien.
Dari berbagai macam jenis teori organisasi, yang akan di bahas dalam makalah
ini adalah teori organisasi neo klasik. Dalam teori organisasi neo klasik ini kita akan
membahas hal-hal yang berkaitan dengan organisasi dan juga karakteristik tersendiri
tentang teori neo klasik. Teori neo klasik secara sederhana dikenal sebagai aliran
hubungan manusiawi (The Human Relation Movement). Teori neo klasik
dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya
aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian
kelompok kerjanya. Teori ini muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap
pendekatan klasik yang tidak sepenuhnnya menghasilkan efisiensi produksi dan
keharmonisan kerja dalam organisasi.
Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan karena karyawan tidak
selalu mengikuti pola-pola perilaku yang sesuai dengan kriteria perusahaan yang telah
ditentukan. Para manajer dirangsang untuk bersikap lebih kooperatif dengan karyawan,
memperbaiki lingkungan sosial ditempat bekerja, dan memperkuat citra diri para
pekerja secara individual.
B. Rumusan Maslah
1. Apa pengertian teori organisasi neo klasik?
2. Bagaimana perkembangan teori organisasi neo klasik ?
3. Apa saja karakterisktik dari teori organisasi neo klasik?
4. Siapa saja tokok – tokoh teori organisasi neo klasik ?
5. Apa kekurangan dan kelebihan dari teori organisasi neo klasik ?

1
C. Tujuan Pembahasan

1. Agar mengetahui pengertian dari teori organisasi neo klasik.


2. Agar mengetahui permkembangan teori neo klasik.
3. Agar mengetahui karakteristik dari teori organisasi neo klasik.
4. Agar mengetahui tokoh- tokoh teori organisasi neo klasik.
5. Agar mengetahui keekurangan dan kelebihan dari teori organisasi neo klasik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Organisasi Neo Klasik


Teori neo klasik mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok orang yang saling
berhubungan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dalam teori ini, manajemen lebih
menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Kelemahan kelemahan teori organisasi klasik telah merangsang munculnya pemikiran-
pemikiran dari para ahli setelahnya. Pendekatan neo klasik ini pada dasarnya dibangun
sebagai respon dari obsesi mengenai rasionalitas dan efisiensi yang dimiliki oleh para ahli
teori organisasi klasik yang ternyata juga gagal dalam menjelaskan peranan faktor manusia
dalam stuktur.
Secara prinsip, neori klasik timbul sebagai reaksi terhadap teori klasik, tetapi pada
kenyataannya teori neoklasik tetap mempergunakan prinsip-prinsip yang dikemukakan
para ahli teori klasik.

B. Sejarah Teori Organisasi Neo Klasik


Pendekatan neo klasik muncul dari serangkaian percobaan yang dilaksanakan oleh
Elton Mayo dan kelompoknya kisaran tahun 1927 hingga 1932 pada pabrik Hawthorne
milik perusahaan elektronika Western Electric Company di Amerika. Serangkaian
percobaan ini sesungguhnya didasari oleh prinsip-prinsip Taylor, dengan teori organisasi
klasiknya, walaupun hasilnya ternyata menunjukan kesimpulan yang bertolak belakang
dengan prinsip-prinsip Taylor tersebut.
Teori neo klasik muncul dan mengusulkan perubahan-perubahan pada teori klasik,
pendekatan neo klasik mencakup uraian sistematis organisasi informal dan pengaruhnya
pada organisasi formal.
Salah satu percobaan dilalukan untuk mempelajari pengaruh kondisi fisik tempat
bekerja terhadap prestasi pekerja. Pada awalnya kondisi fisik yang diteliti adalah kuat
penerangan ruangan kerja. Beberapa pekerja wanita yang tugasnya melakukan assembling
komponen elektronik, ditempatkan pada sebuah ruang kerja khusus yang kuat
penerangannya bisa diatur. Para pekerja ini sebelumnya bekerja disebuah ruangan besar
dengan ratusan pekerja wanita lainnya. Hasil percobaan ini menunjukan bahwa prestasi

3
pekerja selalu meningkat walaupun kuat penerangnnya berubah, baik menjadi terang
maupun menjadi gelap.
Secara tidak sengaja, percobaan ini menunjukan bahwa selain pengaruh kondisi fisik
ruangan, juga ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi pekerja, karena mereka
dipisahkan menjadi kelompok kecil dan ditempatkan pada sebuah ruang kerja khusus,
terpisah dari para pekerja assembling lainnya. Ikatan sosial yang terjadi, kemudian
berkembang menjadi solidaritas kelompok sehingga semua pekerja berusaha bekerja
dengan prestasi yang baik agar tidak mengecewakan ataupun memalukan kelompoknya.
Percobaan Hawthorne ini segera diikuti dengan percobaan-percobaan lainnya yang
sejenis, lalu akhirnya melahirkan pendekatan Neo-klasik atau disebut juga pendekatan
Human Relations karena perhatiannya bertumpu pada aspek hubungan antar manusia
didalam organisasi.
Pendekatan ini mengemukakan hal-hal yang sangat perlu diperhatikan, yaitu diantaranya;
1. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan;
2. Perluasan kerja, sebagai kebalikan dari pola spesialisasi;
3. Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para bawahan/junior
untuk berprtisipasi dalam peengambilan keputusan manajemen puncak.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa pendekatan neo-klasik terfokus pada aspek
hubungan antarmanusia dalam organisasi, dan kurang memperhatikan struktur pembagian
tugas, tanggung jawab, dan wewenang ataupun secara lebih luasnya anatomi organisasi.
Hal ini sering dijadikan sebagai kelemahan utama pendekatan Neo-klasik.

C. Karakteristik Teori Organisasi Neo Klasik


Teori organisasi neo klasik memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1. Menekankan aspek psikologis dan social karyawan.
Dapat diartikan teori ini merefleksikan perhatian lebih besar terhadap hubungan sosial
dilingkungan kerja, dan lebih menekankan harmoni kelompok sebagai tujuan organisasi
yang paling utama Dan lebih menekankan pentingnnya aspek psikologis dan sosial
karyawan sebagai individu yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Dinamika kelompok.
Dinamika Kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan
berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika
dan kelompok.

4
Tujuan dan Manfaat Dinamika Kelompok :
a. Meningkatkan proses interaksi antara anggota kelompok.
b. Meningkatkan produktivitas anggota kelompok.
c. Mengembangkan kelompok ke arah yang lebih baik dan lebih maju.
d. Meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya

3. Partisipasi
Partisipasi artinya keikutsertaan atau keturutsertaan seseorang untuk bergabung atau
menolong orang lain/sekelompok orang, contohnya berpartisipasi dalam ikut lomba,
berpartisipasi dalam bergotong royong di kampung, berpartisipasi dalam membantu teman
yang kesusahan, dll.
4. Perluasan kerja (Job Enlargement).
Perluasan pekerjaan adalah memperbanyak tugas atau pekerjaan kepada seseorang
karyawan dalam jabatannya untuk meningkatkan variasi pekerjaan dan mengurangi sifat
pekerjaan yang membosankan.
Contoh Job Enlargement:
Misalkan, seorang perawat dalam mengerjakan beberapa tugas yaitu mengecek infus
dan mengambil sampel darah. Setelah diterapkan job enlargement, perawat menerima
pekerjaan tambahan yaitu mengantar makanan kepada pasien dan memberikan sosialisasi
kepada keluarga pasien mengenai kondisi pasien.
5. Manajemen bottom up.
Manajemen bottom up adalah metode manajemen dimana semua anggota team
berpartisipasi dalam menjalankan perusahaan ataupun mengambil keputusan. Metode
manajemen kolaboratif seperti ini membantu perusahaan dalam mengetahui cara untuk
mencapai goals dan mencapainya dengan efektif.
Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para junior untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
Ada 4 manfaat pendekatan bottom up yaitu:
a) Perencanaan tugas yang lebih efektif
b) Mendapat wawasan yang lebih luas
c) Karyawan merasa lebih dihargai
d) Kesempatan untuk memaksimalkan potensi

D. Tokoh – Tokoh Teori Organisasi Neo Klasik


Berikut tokoh-tokoh teori organisasi neo klasik:

5
1. Elton Mayo (Hawthorne Study)
George Elton Mayo adalah seorang psikolog, 6ndustry6, dan peneliti Australia yang
warisannya diakui atas kontribusinya di bidang sosiologi 6ndustry di Amerika Serikat
pada paruh pertama abad ke-20.
Elton Mayo merupakan tokoh yang mengawali Teori Organisasi Neo Klasik.
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik
Hawthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Electric di Cicero yang disponsori oleh
Lembaga Riset Nasional Amerika. Elton Mayo menyatakan dalam Wren (1994) :
The most significant change that the Western Electric Company introduced into its ‘that
room’ bore only a causal relation to the experimental changes. What the company actually
did for the group was to the reconstruct entirely its whole industrial.
Elton Mayo memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri dari tugas-tugas dari
sisi manusia 6actor6ma6 sisi mesin. Percobaan tersebut menyangkut rancang ulang
pekerjaan, perubahan panjangnya hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan
waktu istirahat, serta rencana upah individual dibandingkan dengan upah kelompok.
Disimpulkan bahwa norma 6actor kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja
seseorang. Kemudian Hawthorne mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan Weber
dengan kesimpulan bahwa organisasi merupakan 6actor 6actor6ma. Atau dapat
disimpulkan juga bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi kerja
karyawan dipandang sebagai 6actor penting peningkatan produktivitas.
2. Hugo Munsterberg (Industrial Psychology)
Hugo Munsterberg merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai
Bapak Psikologi Industri. Dalam bukunya “Psychology and Industrial Efficiency”
menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktivitas harus melakukan tiga cara,
yaitu:
1. How to find best possible man
We ask how we can find the men whose mental qualities make them best fit for the
work which they have to do.
Menempatkan pekerja sesuai dengan bidangnya. Jelas dengan cara ini produktivitas
akan meningkat. Berbeda dengan kita menempatkan seorang pekerja yang tidak
mempunyai kemampuan di bidangnya. Dari sisi psikologis manusia, hakikat manusia
senang melakukan kegiatan yang mereka senangi. Mereka akan melakukan dengan
senang hati pekerjaan tersebut, karena mereka bekerja dengan hati mereka (tanpa
paksaan). Kemudian dengan menempatkan pekerja sesuai bidang yang mereka kuasai,
6
akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Karena mereka merasa mampu dan
bisa. Kemudian mereka akan lebih berkembang secara personal dan keahlian. Ini akan
sangat menguntungkan perusahaan.
2. How to produce best possible work
Under what psychological condition we can secure The greatest and most satisfactory
output of work from every man.
Terciptanya hubungan baik antar pekerja dan lingkungan yang nyaman di tempat
kerja, tidak dipungkiri semangat kerja pekerjanya akan lebih meningkat. Tapi bila
lingkungan kerja yang tercipta suasana tekanan yang tiada hentinya bagi karyawan,
tidak menutup kemungkinan karyawan akan merasa tertekan dan tidak
memaksimalkan potensi dalam dirinya. Maka pendekatan secara psikologis ini sangat
berpengaruh besar bagi perusahaan tersebut.
3. How to secure best possible effects
How we can produce most completely the influences on human minds which are
desired in the interest of business.
Memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan 7ersama. Hakikatnya manusia sangat
suka dipuji. Tidak heran dengan metode motivasi pada karyawan ini sangat berdampak
pada hasil produktivitasnya. Bila seorang karyawan diberi kepercayaan lebih dari
atasannya dan kemudian di dukung untuk terus maju, maka karyawan tersebut akan
berusaha melakukan pekerjaan dengan sangat baik agar tidak membuat kecewa
atasannya. Bahkan ia akan berusaha lebih keras lagi untuk meyakinkan temannya
bahwa ia mampu bekerja melebihi ekspektasi dari atasannya.

3. Maslow (Hierarchy of Needs)


Abraham Maslow merupakan seorang psikolog juga seorang teoritikus yang berasal
dari Amerika. Konsep teori ini berawal dari pengamatan terhadap perilaku monyet yang
dilakukan oleh Abraham Maslow. Dari pengamatan tersebut, Abraham Maslow
mendapatkan sebuah kesimpulan berupa ada beberapa kebutuhan yang akan lebih
diutamakan dicapai oleh seorang individu daripada kebutuhan lainnya. Dalam teori ini
memuat lima tingkatan kebutuhan yang harus terpenuhi di masing-masing tingkatannya,
yaitu:
a) Kebutuhan Dasar atau Fisiolog
Kebutuhan tingkat dasar yang pertama ini memiliki hubungan dengan kebutuhan
tubuh setiap individu baik kebutuhan biologis maupun fisik. Kebutuhan yang sangat

7
mendasar ini haruslah terlebih dahulu terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup
dan melangkah ke tingkat kebutuhan selanjutnya. Kebutuhan fisiologis merupakan
kebutuhan manusia akan oksigen, air, makanan, suhu tubuh yang normal, tidur,
homeostasis, kebutuhan seksual, dan lain semacamnya.
Seorang individu tidak mungkin dapat memenuhi tingkat kebutuhan selanjutnya
apabila mereka belum memenuhi kebutuhan fisiologi dasar ini. Perlu diingat apabila
salah satu saja dari bagian kebutuhan fisiologi ini tidak dapat terpenuhi, maka secara
otomatis akan mengganggu tercapainya pemenuhan kebutuhan di tingkat selanjutnya.
Tentu hal ini akan berbeda dengan mereka yang ditakdirkan menjadi orang kaya,
memakan makanan sudah bukanlah kebutuhan fisiologi mereka. Namun, mereka
menganggap memakan makanan mahal adalah gaya hidup mereka.
b) Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan tingkat dasar yang kedua adalah kebutuhan untuk senantiasa merasa aman.
Seorang individu dapat melangkah ke tingkat kebutuhan selanjutnya apabila sudah
berhasil memenuhi kebutuhan pada tingkat pertama. Abraham Maslow menjelaskan
bahwa kebutuhan akan rasa aman ini meliputi rasa aman secara fisik maupun
emosional. Perlu diketahui, kadar kebutuhan pada tingkat ini lebih banyak untuk usia
rentang anak-anak. Hal itu dikarenakan anak-anak masih memiliki tingkat
kewaspadaan yang masih rendah, sehingga pendampingan orang yang lebih tua sangat
diperlukan.
Untuk kebutuhan akan rasa aman dapat dicontohkan dengan contoh seperti kebutuhan
akan rasa aman dari bahaya yang akan mengancam, kebutuhan perlindungan dari
tindak kriminalitas, kebutuhan rasa aman dari ancaman penyakit, kebutuhan rasa aman
dari bahaya bencana alam, dan lain sebagainya.
c) Kebutuhan Sosial (Rasa Cinta, Kasih Sayang, serta Hak Kepemilikan)
Kebutuhan tingkat ketiga adalah kebutuhan mengenai aspek sosial yang ada di
masyarakat, seperti kebutuhan untuk merasakan cinta, kasih sayang, dan memiliki hak
kepemilikan terhadap suatu hal. Dalam tingkat ini, Abraham Maslow memberikan
pendapatnya mengenai alasan mengapa seorang individu mencari cinta. Abraham
Maslow menjelaskan latar belakang dari aspek tersebut karena didasari oleh kesepian,
kesendirian, depresi, stress, serta kecemasan berlebihan. Rasa Cinta pada yang dimiliki
oleh seorang individu sendiri memiliki dua jenis, yaitu D-Love atau Deficiency dan
B-Love atau Being.

8
Seseorang yang merasakan cinta dikarenakan kekurangan, maka akan termasuk
kedalam jenis D-Love. D-Love sendiri sering digambarkan sebagai rasa cinta yang
menjadikan diri sendiri sebagai titik fokusnya. Sedangkan untuk B-Love merupakan
bentuk penilaian seorang individu tanpa adanya niat untuk memanfaatkan orang yang
dicintai. Cinta itu berwujud seperti cinta yang tidak ada keinginan untuk memiliki,
hanya mendukung orang tersebut untuk menjadi lebih baik, dan cinta yang dapat
memberikan dampak positif untuk kedua belah pihak, biasanya dapat dicontohkan
ketika seorang individu menjalin hubungan pertemanan dengan individu atau
kelompok lainnya.
Selain itu, kebutuhan pada tingkat ketiga ini juga meliputi kebutuhan untuk dapat
menjalin pertemanan dengan individu lain, membentuk keluarga, bersosialisasi
dengan suatu kelompok, beradaptasi dengan lingkungan sekitar, serta berada dalam
lingkungan masyarakat. Seperti kebutuhan-kebutuhan sebelumnya, kebutuhan tingkat
ketiga ini dapat diraih apabila seorang individu berhasil memenuhi kebutuhan-
kebutuhan mereka pada tingkat sebelumnya.
d) Kebutuhan Mendapatkan Penghargaan
Kebutuhan tingkat selanjutnya, yaitu tingkat keempat adalah kebutuhan untuk
mendapatkan penghargaan. Penghargaan yang dimaksud dalam tingkat kebutuhan ini
tidaklah selalu penghargaan berupa piala atau hadiah. Maksud dari kata penghargaan
disini adalah harga diri. Yap, setiap individu berhak mendapatkan harga diri mereka.
Harga diri dapat berasal dari diri sendiri maupun orang lain. Ketika kebutuhan pada
tingkat ini dapat terpenuhi, maka secara otomatis akan memunculkan kebutuhan untuk
merasakan penghormatan, rasa menjadi kepercayaan orang lain, dan menstabilkan diri
sendiri.
Dari hal itu, dapat kita simpulkan kebutuhan ini adalah tentang pangkat, gelar, serta
profesi. Setelah seorang individu berhasil memenuhinya maka secara otomatis rasa
percaya diri individu tersebut akan melejit dengan pesat. Tingkat percaya diri yang
tinggi tentu akan mempengaruhi peran sosial dari individu tersebut. Sebaliknya jika
kebutuhan ini tidak terpenuhi, akan membawa dampak yang serius seperti rasa depresi,
kecemasan, stress, tiadanya rasa percaya diri, minder, merasa tidak berguna, dan lain
sebagainya.
e) Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri
Kebutuhan tingkat tertinggi, yaitu kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.
Kebutuhan ini dapat tercapai apabila seorang individu berhasil memenuhi keempat
9
kebutuhan sebelumnya. Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai wujud sesungguhnya
untuk mencerminkan harapan serta keinginan seorang individu terhadap dirinya
sendiri. Dalam penggambaran aktualisasi diri yang diberikan oleh Abraham Maslow,
aktualisasi diri ini berperan sebagai kebutuhan seorang individu untuk memutuskan
keinginan mereka.
Misalnya, jika seorang individu adalah seorang musisi maka seharusnya ia pergi untuk
bermusik, jika ia adalah penari 10akai a harus menggerakkan tubuhnya, jika ia adalah
seorang pendidik 10akai a harus mencari seseorang dididik, dan masih banyak lagi.
Untuk mengaktualisasikan diri bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan.
Karena dalam memenuhi kebutuhan ini, seorang individu haruslah mendapatkan
dukungan yang cukup dari berbagai pihak. Dampak yang terjadi apabila kebutuhan
pada tingkat akhir ini tidak terpenuhi adalah timbulnya perasaan tidak nyaman,
kegelisahan, tegang, minder, dan lain sebagainya.
4. Herzberg “Motivasi Dua Faktor”
Dalam teori ini Herzberg menyatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja
merupakan dua hal yang berbeda. menurut teori dua factor ini, karakteristik pekerjaan
dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu dissatisfier dan satisfier atau motivators.
a) Satisfier atau motivators adalah faktor – faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai
sumber kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang,
tanggungjawab dan promosi. Jika faktor ini terpenuhi, maka akan menimbulkan
kepuasan, tapi jika tidak terpenuhinya faktor ini tidak selalu mengakibatkan kepuasan.
b) Dissatisfier adalah faktor faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan, yang menjadi
sumber ketidakpuasan, yaitu gaji, pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja
dan status. Jika faktor ini tidak terpenuhi, maka karyawan tidak akan puas. Tetapi jika
besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka karyawan
tidak akan kecewa walaupun belum terpuaskan.
5. Chester Barnard “Sistem Kerjasama”
Menurut Chester Barnard organisasi adalah suatu system mengenai usaha – usaha
kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih. Chester Barnard percaya bahwa organisasi
harus efektif dan efisien. Efektif berarti memenuhi tujuan organisasi secara tepat waktu.
Efisien menurutnya berarti sejauh mana organisasi dapat memuaskan motif karyawannya.
Dengan kata lain, tujuan organisasi akan tercapai dan otoritas akan diterima ketika pekerja
merasa puasa bahwa kebutuhan individu. Ini dikenal sebagai teori peneriimaan otoritas.

10
6. Douglas Mc. Gregor “teori x dan y”
Teori X dan Y dicetuskan oleh Doughlas McGregor sekitar tahun 1960. Teori ini
menekankan dua aspek prilaku manusia dalam lingkungan kerja. Teori X focus pada
prilaku negative sedangkan Teori Y fokus pada aspek positif. Pada dasarnya, kedua teori
ini merupakan cara mengatur pegawainya. Yang pertama adalah otoriter dan yang kedua
adalah partisipatif.
• Ciri-ciri Pemimpin Teori X, yaitu :
a) Selalu menganggap pegawainya tidak menyukai pekerjaan mereka.
b) Berasumsi bahwa pegawai bekerja hanya untuk mendapat gajinya.
c) Berasumsi bahwa pegawai hanya bekerja untuk kenyamanan yang didapat dari
pekerjaan.
d) Menganggap pegawainya malas bekerja.
e) Menganggap pegawainya kurang atau tidak berambisi.
f) Menganggap pegawai tidak kreatif saat menghadapi pemecahan masalah
organisasi.
g) Cenderung hanya peduli pada diri mereka sendiri.
h) Tidak menyukai perubahan dan bahkan sebisa mungkin menghindari perubahan
terjadi.
• Ciri-ciri Pemimpin Teori Y, yaitu:
a) Cenderung menganggap para pegawai bahagia karena keinginan mereka sendiri
b) Memberi kepercayaan lebih kepada para pegawai untuk pekerjaan masing-masing
c) Memberi ruang kepada para pegawai untuk memberi opini, keputusan dan
memberi ruang untuk lebih kreatif dan imajinatif dalam menyelesaikan masalah
organisasi
d) Tidak terlalu mengontrol dan selalu memberi perintah
e) Memotivasi pegawai untuk melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang menantang
f) Melihat pegawainya tidak malas serta melihat pegawainya sebagai pribadi yang
potensial.

E. Kekurangan dan Kelebihan Teori Organisasi Neo Klasik


1. Kekurangan
Terdapat beberapa kekurangan pada teori organisasi neo klasik diantaranya sebagai
berikut:

11
a) Kekurangan pada teori organisasi neo klasik yaitu hanya menekankan pada masalah
hubungan dirinya dengan lingkungan pekerjaan mereka saja dan tidak melihat dari
spesifik yang lain.
b) Hubungan antara manusia pun tidak mendapatkan penggambaran yang jelas dan
transparan, akibatnya bentrok pendapat antara satu dengan yang lain pun kerap
terjadi.
c) Kadang berbagai keluhan dari para karyawan serta lainnya, pun tidak memberikan
kepuasan yang baik, yang sesuai dengan harapan dari mereka.
d) Konsep makhluk sosial tidak menggambarkan secara lengkap antar individu dalam
tempat kerja.
e) Perbaikan-perbaikan kondisi kerja dan kepuasan karyawan tidak berhasil
meningkatkan produktivitas yang dramatis seperti yang diharapkan
f) Lingkungan sosial ditempat kerja hanya salah satu dari beberapa faktor pendukung
teori organisasi neo klasik.
2. Kelebihan
Adapun kelebihan teori organisasi neo klasik sebagai berikut:
a) Hubungan antara manusia semakin meningkat
b) Kehidupan yang efisien dan rasional manusia juga meningkat
c) Keterampilan dari para managemen dan karyawan pun juga ikut meningkat
d) Aliran ini termasuk ke dalam aliran yang mempunyai hubungan baik antara atasan
dengan bawahan atau pemimpin dengan para anggotanya.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa teori organisasi neo klasik
merupakan teori yang lebih menekankan pada pentingnya aspek psikologis dan sosial
karyawan sebagai individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Kelemahan-kelemahan teori organisasi klasik telah merangsang munculnya pemikiran-
pemikiran dari para ahli setelahnya. Pendekatan neo klasik ini pada dasarnya dibangun
sebagai respon dari obsesi mengenai rasionalitas dan efisiensi yang dimiliki oleh para ahli
teori organisasi klasik yang ternyata juga gagal dalam menjelaskan peranan faktor manusia
dalam stuktur.
Teori neo klasik meskipun memberikan sumbangan bagi perkembangan teori
organisasi, tetapi pada kenyatanannya tidak mengantarkan lahirnya teori baru untuk
menggantikan teori klasik yang ada sebelumnya. Teori neo klasik hanya memusatkan
perhatiannya pada modifikasi, tetapi tidak melakukan transformasi yang penting.
Akibatnya, prinsip-prinsip yang dikembangkan teori klasik hanyalah mengalami
modifikasi, tanpa banyak mengalami perkembangan transformasional.

13
DAFTAR PUSTAKA
A'la, E. N. (2019). Kelebihan dan Kekurangan Teori Neo Klasik (Hubungan Manusiawi).
Diambil kembali dari portaljawa.com: https://www.portalja.com/kelebihan-dan-
kekurangan-teori-neo-klasik/wa

Ambarwati, A. (2018). Perilaku Dan Teori Organisasi. Malang: MNC Publishing.

Ayu. (2021, Juli 18). Teori Neo Klasik dalam Organisasi: 3 Pengertian Ciri. Diambil kembali
dari organisasi.co.id: https://organisasi.co.id/teori-neo-klasik-dalam-organisasi-3-
pengertian-ciri/

Manua, L. (2019, Mei 8). Teori X dan Teori Y dalam Motivasi Organisasi . Diambil kembali
dari studimanajemen.com: https://www.studimanajemen.com/2019/05/teori-x-dan-
teori-y-dalam-motivasi-organisasi.html

Teori Organisasi Neo Klasik. (2019, Januari 7). Diambil kembali dari idtesis.com:
https://idtesis.com/teori-organisasi-neo-klasik/

Wahyuningsih, D. D. (t.thn.). Teori Managemen Bimbingan dan Konseling: Klasik, Neo-


Klasik dan Modern. 4-5.

Musnterberg, H. (2005). Psychology and Industrial Efficiency. Auckland: Floating Press.


Tersedia di: https://www.sips.it/wp-content/uploads/2017/09/Psychology-and-Industrial-
Efficiency-by-Hugo-M%C3%BCnsterberg.pdf

Budi, L. (2017). Teori Organisasi, suatu Tinjauan Perspektif Sejarah. Jurnal Akuntansi, hlm.
8-9.

tanpa nama. Elton Mayo Biografi dan Kontribusi Paling Penting. [online]. Tersedia di:
https://id.thpanorama.com/articles/ciencia/elton-mayo-biografa-y-aportes-ms-
importantes.html [Diakses 7 April 2022].

Roen, F. (2011) Elton Mayo (1880-1949): Efek Hawthorne. [online]. Tersedia di:
https://perilakuorganisasi.com/elton-bmayo-1880-1949-efek-hawthorne.html [Diakses 7 April
2022].

Ayu. (2021) Teori Hugo Munsterberg, Sejarah dan Konsep. [online]. Tersedia di:
https://organisasi.co.id/teori-hugo-munsterberg-sejarah-dan-konsep [Diakses 7 April 2022].

14
Sahati, S. (2018) Aliran-Aliran Teori Organisasi. [online]. Tersedia di:
https://www.slideshare.net/cgadiezaquariuseaahibbakhlyanidhirthirle/aliranaliran-teori-
organisasi [Diakses 7 April 2022].

Azizah, L. N. (2022). Teori Kebutuhan Maslow: Pengertian, Konsep & Pembagiannya.


[online]. Tersedia di: https://www-gramedia-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/teori-kebutuhan-
maslow/amp/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D
#aoh=16493372172741&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=From%20
%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.gramedia.com%2Fliterasi%2Fteori-
kebutuhan-maslow%2F. [Diakses 7 April 2022].

15

Anda mungkin juga menyukai