Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK 5 (Lima)

PENERAPAN TRANSCULTUR DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN


Dosen Pengampu :

Ns. Andri Yulianto, S. Kep., M.Kes

Disusun Oleh :

1. Antika Yunanda Setyawati (2020205201007)


2. Gadis Wahyu Adila (2020205201021)
3. M.Fathurahman Sya’bani (2020205201032)
4. Seker Sari (2020205201049)
5. Yosi Mardalena (2020205201053)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul “Penerapan Transkurtural dalam Praktek Keperawatan” ini disusun
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Antropologi di Jurusan D3 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu.
Makalah ini berisikan informasi tentang “Bagaimana Menerapkan Transkurtural
dalam Praktek Keperawatan” . Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita  semua tentang Bagaimana Menerapkan Transkurtural dalam Praktek Keperawatan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca.

Pasuruan, 06 November 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Transcultural Nursing


B. Penerapan Transkultural Nursing
C. Proses Keperawatan Transcultural Nursing
D. Output Keperawatan Transkultural Bagi Pasien
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalankan tugas sebagai perawat, banyak perubahan-perubahan yang
ada baik di lingkungan maupun klien. Perawat harus menghadapi berbagai perubahan
di era globalisasi ini termasuk segi pelayanan kesehatannya. Perpindahan penduduk
menuntut perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan budayanya dan sesuai dengan
teori-teori yang dipelajari.
Dalam ilmu keperawatan, banyak sekali teori-teori yang mendasari ilmu
tersebut. Termasuk salah satunya teori yang mendasari bagaimana sikap perawat
dalam menerapkan asuhan keperawatan. Salah satu teori yang diaplikasikan dalam
asuhan keperawatan adalah teori Leininger tentang “transcultural nursing”.
Dalam teori ini transcultural nursing didefinisikan sebagai area yang luas
dalam keperawatan yang fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan
kultur dan subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat
sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan
humanistik body of knowledge untuk kultur yang universal dalam keperawatan.
Dalam hal ini diharapkan adanya kesadaran terhadap perbedaan kultur berarti perawat
yang profesional memiliki pengetahuan dan praktik berdasarkan kultur secara konsep
perencanaan dalam praktik keperawatan. Tujuan penggunaan keperawatan
transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan keilmuan yang humanis
sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan kultur yang
universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik
yang dimiliki oleh kelompok tertentu. Kultur yang universal adalah nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur (Leininger, 1979).
Leininger mengembangkan teorinya dari perbedaan kultur dan universal
berdasarkan kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat menjadi
sumber informasi dan menentukan jenis perawatan yang diinginkan, karena kultur
adalah pola kehidupan masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan dan
tindakan. Cultur care adalah teori yang holistik karena meletakan di dalamnya ukuran
dari totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur,
pandangan dunia, nilai kultural, ekspresi bahasa, dan etnik serta sistem profesional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Itu Definisi Trnskultural Nursing ?
2. Bagaimana Penerapan Transkultural Nursing Pada Pasien ?
3. Bagaimana Output Atau Dampak Dari Penggunaan Transcultural Nursing Yang Digunakan
Perawat Kepada Pasien ?
C. TUJUAN PENYUSUNAN
1. Untuk Mengetahui Definisi Transkulturan Nursing
2. Untuk Memahami Penerapan Transkultural Nursing Pada Perawat
3. Untuk Mengetahui Output Atau Dampak Dari Penggunaan Transkultural Nursing Yang
Digunakan Perawat Pada Pasien
BAB II
ISI

A. DEFINISI TRANSCULTURAL NURSING


Pengertian Transkultural bila ditinjau dari makna kata , transkultural berasal dari kata
trans dan culture, trans berarti alur perpindahan, jalan lintas atau penghubung. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia; trans berarti melintang , melintas , menembus , melalui. Culture
berarti budaya . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur berarti; -kebudayaan , cara
pemeliharaan , pembudidayaan. - Kepercayaan , nilai – nilai dan pola perilaku yang umum
berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya , sedangkan cultural
berarti; sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan. Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil
dan adat istiadat. Dan kebudayaan berarti hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi )
manusia seperti kepercayaan , kesenian dan adat istiadat atau keseluruhan pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk menjadi pedoman tingkah lakunya. Jadi
, transkultural dapat diartikan sebagai lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang
satu mempengaruhi budaya yang lain atau juga pertemuan kedua nilai – nilai budaya yang
berbeda melalui proses interaksi sosial. TransculturalNursing merupakan suatu area yang
berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya ( nilai budaya yang
berbeda , ras , yang mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan
kepada klien / pasien ) menurut Leininger ( 1991 ). Leininger beranggapan bahwa sangatlah
penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai d dalam penerapan asuhan
keperawatan kepada klien.
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan
dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya
budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Perilaku caring adalah bagian dari keperawatan yang membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan caring adalah tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku ini seharusnya sudah tertanam di
dalam diri manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan
sampai individu tersebut meninggal. Hal ini tetap ikut berkembang dengan seturut jalannya
perkembangan manusia tersebut.
Menurut Leniger tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah dalam
pengembangan sains dan ilmu yang humanis sehingga tercipta praktek keperawatan pada
kebudayaan yang spesifik. Kebudayaan yang spesifik adalah kebudayaan dengan nilai dan
norma yang spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain contohnya suku Osing, Tengger
dan Dayak. Sedangkan, kebudayaan yang universal adalah kebudayaan dengan nilai dan norma
yang diyakini dan dilakukan oleh hampir semua kebudayaan seperti budaya olahraga untuk
mempertahankan kesehatan.
Dengan adanya keperawatan transkultural dapat membantu klien beradaptasi terhadap
budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya. Perawat juga dapat membantu klien
agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan status
kesehatan. Misalnya, jika klien yang sedang hamil mempunyai pantangan untuk makan
makanan yang berbau amis seperti akan, maka klien tersebut dapat mengganti ikan dengan
sumber protein nabati yang lain. Seluruh perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang
sesuai latar belakang budaya sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup yang lebih
baik setiap saat. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan
sesuai dengan keyakinan yang dianut.

B. PENERAPAN TRANSKULTURAL NURSING


Transkultural nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan budaya pada proses
belajar dan keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara udaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, keoercayaan
dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khussnya budaya
atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Model konseptual yang
dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya
digambarkan dalam bentuk matahari terbit (sunrise model) seperti yang terdapat pada gambar
1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawaqtan ini digunakan oleh perawat sebagai
landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew & Boyle, 1995).
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transcultural adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilh strategi
yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang
budaya klien (Gigerand Daviddhizar, 1995).
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara
pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang
sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu :
manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan pilihan.Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan
untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada
(Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit.Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam
aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew
and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandangsebagai
suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi.
Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan
fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah
katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah
Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang
tahun.Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan
dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang
lebih luas.Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan
aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.Lingkungan simbolik adalah
keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok
merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang
digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai
dengan budaya klien.Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
a) Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan.Perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah
dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan
status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
b) Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk
membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih
dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang
berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani
yang lain.
c) Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi
gayahidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola
rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan
sesuai dengan keyakinan yang dianut.
C. PROSES KEPERAWATAN TRANSCULTURAL NURSING
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model)
seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini
digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah
klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai
tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and
Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada
pada “Sunrise Model” yaitu :
a) Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau
mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Perawat perlu mengkaji :persepsi sehat sakit, kebiasaan
berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan
kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien
tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.
b) Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau
mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Perawat perlu mengkaji :persepsi sehat sakit, kebiasaan
berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan
kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien
tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.
c) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap,
nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status,
tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan
klien dengan kepala keluarga.
d) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh
penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya
adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada
penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :posisi
dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yangdigunakan,
kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi
sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan
diri.
e) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal
factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas
budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini
adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung,
jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk
klien yang dirawat.
f) Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber
material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera
sembuh.Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya :
pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh
keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya
dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
g) Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam
menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini.Semakin tinggi
pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh
buktibukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah :tingkat pendidikan klien,
jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya
yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan.
(Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering
ditegakkan dalam asuhan keperawatan transcultural yaitu : gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi
sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam
pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu
proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu
proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan
tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,
1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural
(Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankan budaya yang dimiliki klien
bila budaya klien tidak bertentangan dengankesehatan, mengakomodasi budaya
klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya
klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
D. OUTPUT KEPERAWATAN TRANSKULTURAL BAGI PASIEN
Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan
menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam meningkatkan kebudayaan
spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring, caring adalah
esensi dari, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Perilaku
caring diberikan kepada manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Human caring
merupakan fenomena universal dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara kultur
satu tempat dengan tempat lainnya.
Menurut Dr.Madelini Leininger, studi praktek pelayanan kesehatan transkultural adalah
berfungsi untuk meningkatkan pemahamanan atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan
kesehatannya. Lininger berpendapat,kombinasi pengetahuan tentang pola praktek transkultural
dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan keperawatan
dan kesehatan orang banyak dan berbagai kultur. Dengan adanya keperawatan transkultural px
merasa lebih aman dan lebih percaya terhadap privasinya yang mereka ceritakan kepada
perawat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian transkultural Bila ditinjau dari makna kata transkultural berasal dari
kata Trans dan culture Trans berarti alur perpindahan Jalan Lintas atau penghubung
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia trans berarti melintang melintas menembus
melalui kultur berarti budaya.
Menurut Leininger tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah dalam
pengembangan sains dan ilmu yang Humanis sehingga tercipta kan praktek keperawatan
pada kebudayaan yang spesifik kebudayaan yang spesifik adalah kebudayaan dengan
nilai dan norma yang spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain contohnya suku
Osing dan Dayak sedangkan kebudayaan yang universal adalah kebudayaan dengan nilai
dan norma yang diyakini dan dilakukan oleh hampir semua kebudayaan seperti budaya
olahraga untuk mempertahankan kesehatan Leigninger (1985) mengartikan paradigma
keperawatan transkultural sebagai cara pandang keyakinan nilai-nilai konsep-konsep
dalam terlaksananya Asuhan Keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya
terhadap empat konsep Sentral keperawatan yaitu manusia sehat lingkungan dan
keperawatan ( Andrew dan Boyle 1995 ) pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan
dari mulai tahap pengkajian diagnosa keperawatan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
Dapat ditarik kesimpulan makalah ini membahas tentang transkultural dan
penerapan transkultural dalam praktik keperawatan.

B. Saran
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
kesalahan dalam penulisan dan masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk lebih membangun makalah ini
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan atas
makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
para dosen kami yang telah membimbing dalam perkuliahan. Demikian, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai