Anda di halaman 1dari 20

TRANSKULTURAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

Dosen: H. Muhammad Asikin, S.Pd., S.SiT .,Msi., M.Kes

OLEH:

 HARYUTI HARIFAI (PO713202201045)


 SAFITRI NADILA (PO713202201059)
 SRI WAYUNI HAKIM (PO713202201062)

TINGKAT 2B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


PRODI KEPERAWATAN PAREPARE
TAHUN 2021-2022
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat allah swt karena atas berkat dan rahmat-nya
penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah yang berjudul “penerapan transkurtural dalam praktek
keperawatan” ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah antropologi di
jurusan D3 keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan
demi kesempurnaan makalah.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini
dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambahPengetahuan para mahasiswa,
masyarakat dan pembaca.
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................................................2
BAB I..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................3
A. Latar belakang...............................................................................................................3
B. Rumusan masalah.............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................5
A. Definisi transcultural nursing............................................................................................5
B. Penerapan transkultural nursing.......................................................................................8
C. Asuhan Keperawatan dalam transcultural nursing........................................................9
D. Proses keperawatan transcultural nursing.....................................................................10
E. Diagnosa keperawatan......................................................................................................13
F. Perencanaan dan pelaksanaan..........................................................................................13
G. Output keperawatan transkultural bagi pasien.............................................................13
H. Budaya kesehatan..............................................................................................................14
I. Karakteristik budaya...........................................................................................................14
J. Peran perawat dalam menghadapi aneka budaya..........................................................15
BAB III..........................................................................................................................................20
PENUTUP....................................................................................................................................20
A. Kesimpulan..................................................................................................................20
B. Saran.................................................................................................................................20
Daftar pustaka.............................................................................................................................21
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam menjalankan tugas sebagai perawat, banyak perubahan-
perubahan yang ada baik di lingkungan maupun klien. Perawat harus
menghadapi berbagai perubahan di era globalisasi ini termasuk segi
pelayanan kesehatannya. Perpindahan penduduk menuntut perawat agar
dapat menyesuaikan diri dengan budayanya dan sesuai dengan teori-teori
yang dipelajari.
Dalam ilmu keperawatan, banyak sekali teori-teori yang mendasari
ilmu tersebut. Termasuk salah satunya teori yang mendasari bagaimana
sikap perawat dalam menerapkan Asuhan keperawatan. Salah satu teori
yang diaplikasikan dalam asuhan keperawatan adalah Teori leininger
tentang “transcultural nursing”.
Dalam teori ini transcultural nursing didefinisikan sebagai area
yang luas dalam keperawatan yang fokusnya dalam komparatif studi dan
analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai perilaku
caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola tingkah
laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistik body of knowledge
untuk kultur yang universal dalam keperawatan. Dalam hal ini diharapkan
adanya kesadaran terhadap perbedaan kultur berarti perawat yang
profesional memiliki pengetahuan dan praktik berdasarkan kultur secara
konsep perencanaan dalam praktik keperawatan.
Tujuan penggunaan Keperawatan transkultural adalah untuk
mengembangkan sains dan keilmuan yang humanis sehingga tercipta
praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan kultur yang universal.
Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik
yang dimiliki oleh kelompok tertentu. Kultur yang universal adalah nilai-nilai
dan norma-norma yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur
(leininger, 1979).

Leininger mengembangkan teorinya dari perbedaan kultur dan


universal berdasarkan kepercayaan bahwa masyarakat dengan
perbedaan kultur dapat menjadi sumber informasi dan menentukan jenis
perawatan yang diinginkan, karena kultur adalah pola kehidupan
masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan. Cultur
care adalah teori yang holistik karena meletakan di dalamnya ukuran dari
totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial
struktur, pandangan dunia, nilai kultural, ekspresi bahasa, dan etnik serta
sistem Profesional.
Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu
tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami
suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa
memberikan dampak positif maupun negatif.Hubungan antara budaya dan
kesehatan sangat erat, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa
yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan

B. Rumusan masalah
1. Apa itu definisi trnskultural nursing ?
2. Tujuan keperawatan transkultural
3. Bagaimana penerapan transkultural nursing pada pasien ?
4. Bagaimana output atau dampak dari penggunaan transcultural nursing
yang digunakan perawat kepada pasien ?
5. Apa yang dimaksud dengan budaya kesehatan?
6. Apa saja karakteristik budaya?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi transcultural nursing


Pengertian transkultural bila ditinjau dari makna kata , transkultural
berasal dari kata trans dan culture, trans berarti alur perpindahan, jalan
lintas atau penghubung. Menurut kamus besar bahasa indonesia; trans
berarti melintang , melintas , menembus , melalui. Culture berarti budaya .
Menurut kamus besar bahasa indonesia kultur berarti; -kebudayaan,cara
pemeliharaan, pembudidayaan. - kepercayaan , nilai – nilai dan pola
perilaku yang umum
Berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi
berikutnya , sedangkan cultural Berarti; sesuatu yang berkaitan dengan
kebudayaan. Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil dan adat istiadat.
Dan kebudayaan berarti hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi )
manusia seperti kepercayaan , kesenian dan adat istiadat atau
keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakan untuk menjadi pedoman tingkah lakunya. Jadi , transkultural
dapat diartikan sebagai lintas budaya yang mempunyai efek bahwa
budaya yang satu Mempengaruhi budaya yang lain atau juga pertemuan
kedua nilai – nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial.
Transculturalnursing merupakan suatu area yang berkaitan Dengan
perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya ( nilai budaya yang
berbeda , ras , yang mempengaruhi pada seorang perawat saat
melakukan asuhan keperawatan kepada klien /Pasien ) menurut leininger (
1991 ).
Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan
keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan
keperawatan kepada klien.Transkultural nursing adalah suatu area/wilayah
keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang
fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan
budaya kepada manusia (leininger, 2002).
Perilaku caring adalah bagian dari keperawatan yang membedakan,
mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan
caring adalah tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan
kepada individu secara utuh. Perilaku ini seharusnya sudah tertanam di
dalam diri manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,
masa pertahanan sampai individu tersebut meninggal. Hal ini tetap ikut
berkembang dengan seturut jalannya perkembangan manusia tersebut.
Menurut leniger tujuan penggunaan keperawatan transkultural
adalah dalam pengembangan sains dan ilmu yang humanis sehingga
tercipta praktek keperawatan pada kebudayaan yang spesifik.
Kebudayaan yang spesifik adalah kebudayaan dengan nilai dan norma
yang spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain contohnya suku osing,
tengger dan dayak. Sedangkan, kebudayaan yang universal adalah
kebudayaan dengan nilai dan norma yang diyakini dan dilakukan oleh
hampir semua kebudayaan seperti budaya olahraga untuk
mempertahankan kesehatan.
Dengan adanya keperawatan transkultural dapat membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatannya. Perawat juga dapat membantu klien Agar dapat memilih
dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan status
kesehatan. Misalnya, jika klien yang sedang hamil mempunyai pantangan
untuk makan makanan yang berbau amis seperti akan, maka klien
tersebut dapat mengganti ikan dengan sumber protein nabati yang lain.
Seluruh perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang sesuai
latar belakang budaya sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup
yang lebih baik setiap saat. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang
lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut. Tujuan
keperawatan transkultural Tujuan pengguanaan keperawatan transkultural
adalah pengembangan sains dan keilmuan yang humanis sehingga
tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan (kultur—culture) yang
spesifik dan universal (leininger,1978). Kebudayaan yang spesifik adalah
kebudayaan dengan nilai dan norma yang spesifik yang tidak dimiliki oleh
kelompok lain seperti pada suku osing, tengger,ataupun dayak.
Sedangkan, kebudayaan yang universal adalah kebudayaan dengan nilai
dan norma yang diyakini dan dilakukan oleh hamper semua
kebudayaan seperti Budaya olahraga untuk mempertahankan kesehatan.
Negosiasi budaya adalah intervensi dan implementasi keperawatan
untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatannya. Perawat membantu klien agar dapat
memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
status kesehatan. Misalnya, jika klien yang sedang hamil mempunyai
pantangan untuk makan makanan yang berbau amis seperti ikan, maka
klien tersebut dapat mengganti ikan dengan sumber protein nabati yang
lain.

B. Penerapan transkultural nursing


Transkultural nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan
budaya pada proses belajar dan keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara udaya dengan menghargai asuhan,
sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, keoercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khussnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (leininger,
2002). Model konseptual yang dikembangkan oleh leininger dalam
menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan
dalam bentuk matahari terbit (sunrise model) seperti yang terdapat pada
gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawaqtan ini
digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi
terhadap masalah klien (andrew & boyle, 1995).
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transcultural
adalah suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan.
Perencanaan adalah suatu proses memilh strategi yang tepat dan
pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai Dengan latar
belakang budaya klien (gigerand daviddhizar, 1995).
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural
sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam
terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang
budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia,
sehat, lingkungan dan keperawatan (andrew and boyle, 1995).
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki
nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk
menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.menurut leininger (1984)
manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya
pada setiap saat dimanapun dia berada (geiger and davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam
mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit.kesehatan
merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya
yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan
seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari.
Klien dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang
adaptif (andrew and boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang
mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien.
Lingkungan dipandangsebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien
dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk
lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah
lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah
katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di
daerah eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada
matahari sepanjang tahun.

C. Keperawatan dalam transcultural nursing


Asuhan keperawatantranscultural nursing adalah suatu proses atau
rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan
memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.strategi yang
digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi
budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (leininger, 1991).
1. Cara i : mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan.perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang
telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga
setiap pagi.
2. Cara ii : negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini
dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu
yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar
dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai
pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan
sumber protein hewani yang lain.
3. Cara iii : restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi
gayahidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola
rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan
sesuai dengan keyakinan yang dianut.

D. Proses keperawatan transcultural nursing


Model konseptual yang dikembangkan oleh leininger dalam
menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan
dalam bentuk matahari terbit (sunrise model) seperti yang terdapat pada
gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini
digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi
terhadap masalah klien (andrew and boyle, 1995). Pengelolaan asuhan
keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar
belakang budaya klien (giger and davidhizar, 1995). Pengkajian
dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “sunrise model”
yaitu :
1) Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih
atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam
pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji :persepsi sehat sakit,
kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan
mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan
alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan
teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
2) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical
factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan
yang amat realistis bagi para pemeluknya.agama memberikan
motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas
segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama
yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status
pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap
kesehatan.
3) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama
lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam
keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan
ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk.
Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji
pada faktor ini adalah :posisi dan jabatan yang dipegang oleh
kepala keluarga, bahasa yangdigunakan, kebiasaan makan,
makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari- hari dan kebiasaan
membersihkan diri.
5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal
factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah
segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam
asuhan keperawatan lintas budaya (andrew and boyle, 1995). Yang
perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang
boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
6) Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-
sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar
segera sembuh.faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat
diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya
asuransi,penggantian biaya dari kantor atau patungan antar
anggota keluarga.
7) Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman
klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat
ini.semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien
biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan
individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya
yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu
dikaji pada tahap ini adalah tingkat pendidikan klien, jenis
pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif
mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak
terulang kembali.
E. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang
budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan.(giger and davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnose
keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transcultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi
sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan
sistem nilai yang diyakini.

F. Perencanaan dan pelaksanaan


Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural
adalah suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan.
Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan
pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar
belakang budaya klien (giger and davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman
yang ditawarkandalam Keperawatan transkultural (andrew and boyle,
1995) yaitu : mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien
tidak bertentangan dengankesehatan, mengakomodasi budaya klien bila
budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya
klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.

G. Output keperawatan transkultural bagi pasien


Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi,
menguji, mengerti dan menggunakan norma pemahaman keperawatan
transcultural dalam meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan
keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring, caring adalah
esensi dari, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Perilaku caring diberikan kepada manusia sejak lahir hingga
meninggal dunia. Human caring merupakan fenomena universal
dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara kultur satu tempat
dengan tempat lainnya.
Menurut dr.madelini leininger, studi praktek pelayanan kesehatan
transkultural adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahamanan atas
tingkah laku manusia dalam kaitan dengan kesehatannya. Lininger
berpendapat,kombinasi pengetahuan tentang pola praktek transkultural
dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya
pelayanan keperawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai kultur.

H. Budaya kesehatan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan degna budi dan akal manusia.
Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
latin colete, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai “kultur” dalam bahasa indonesia. Kebudayaan sangat erat
hubungan dengan Masyarakat.
Menurut edwar burnett tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang komplek, yang didalamnya terkandung pengetahuuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.(melville j.
Herskovits dan bronislaw malinowski) mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
cultural-determinism. Menurut (selo soemardjan dan soelaiman
soemardi),Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.

I. Karakteristik budaya
Menurut konsep budaya leinenger,karakteristik budayadapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Budaya merupakan pengalaman yang bersifat universal sehingga
tidak ada dua budaya yang sama persis.
2. Budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya itu
diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami
perubahan.
3. Budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri
tanpa disadari.Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,Kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

J. Peran perawat dalam menghadapi aneka budaya


Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu
system. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam
maupun dari luar Profesi keperawatan dan bersifat konstan.
Doheny (1982) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat
professional meliputi:
1. Care giver
Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan, perawat
dapat memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan
tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya
mengumpulkan data dan evaluasi yang benar, menegakkan
diagnosis keperawatan berdasarkan hasil analisis
data,Merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya
mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah atau
cara pemecahan masalah,Melaksanakan tindakan keperawatan
sesuai dengan rencana yang ada, dan melakukan evaluasi
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilakukannya.
Dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan,
perawat memperhatikan individu sebagai makhluk yang holistic dan
unik.peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan
kepada klien yang meliputi intervensi atau tindakan keperawatan,
observasi, pendidikan Kesehatan, dan menjalankan tindakan medis
sesuai dengan pendelegasian yang diberikan.
2. Client advocate
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai
penghubung antar klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya
pemenuhan kebutuhan klien,Membela kepentingan klien dan
membantu klien memahami semua informasi dan upeya kesehatan
yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional
maupun professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan
perawat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat,
perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan Keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan
melindungi hak-hak klien, antara lain:
• Hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi
mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit/
sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani perawatan
• Hak mendapat informasi yang meliputi antara lain; penyakit yang
dideritanya, tindakan medic apa yang hendak dilakukan,
alternative lain beserta resikonya, dll
3. Counsellor
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan
pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya pula
interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya. Memberikan konseling/
bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan sesuai prioritas. Konseling diberikan kepada
individu/keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan
dengan penglaman yang lalu, pemecahan masalah difokuskan
pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kearah
perilaku hidup sehat.
4. Educator
Sebagai pendidik klien perawat membantu klien
meningkatkan kesehatannya malalui pemberian pengetahuan yang
terkait dengan keperawatan dan tindakan medic yang diterima
sehingga klien/keluarga dapat Menerima tanggung jawab terhadap
hal-hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat
memberikan pendidikan kesehatan kepada Kelompok keluarga
yang beresiko tinggi, kadar kesehatan, dan lain sebagainya.
5. Collaborator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan
keluarga dalam menentukan rencan maupun pelaksanaan asuhan
keperawtan guna memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
6. Change agent
Sebagai pembaru, perawat mengadakan inovasi dalam cara
berpikir, bersikap, bertingkah laku, dan meningkatkan
keterampilan klien/keluarga Agar menjadi sehat. Elemen ini
mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dalam berhubungan dengan klien dan cara memberikan
keperawatan kepada klien
7. Consultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan keperawatan
yang diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan perawat adalah
sumber informasi yang berkaitan dengan Kondisi spesifik lain.Untuk
menghadapi berbagai fenomena kebudayaan yang ada di
masyarakat, maka perawat dalam menjalankan perannya harus
dapat memahami tahapan pengembangan kompetensi budaya,
yaitu:
a. Pertama
Pahami bahwa budaya bersifat dinamis.Hal ini
merupakan proses kumulatif dan berkelanjutan Hal ini dipelajari
dan dibagi dengan orang lain. Perilaku dan nilai budaya di
tunjukkan oleh masyarakat Budaya bersifat kreatif dan sangat
bermakana dalam hidup.Secara simbolis terlihat dari bahasa
dan interaksi Budaya menjadi acuan dalam berpikir dan
bertindak.
b. Kedua
Menjadi peduli dengan budaya sendiri.Proses pemikiran
yang terjadi pada perawat juga terjadi pada yang lain, tetapi
dalam bentuk atau arti berbeda.Bisa dan nilai budaya ditafsirkan
secara internal Nilai budaya tidak selalu tampak kecuali jika
mereka berbagi secara sosial dengan orang lain dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Ketiga
Menjadi sadar dan peduli dengan budaya orang lain
trerutama klien yang diasuh oleh perawat sendiri Budaya
menggambarkan keyakinan bahwa banyak ragam budaya yang
ada sudah sesuai dengan budayanya masing-masing Penting
untuk membangun sikap saling menghargai perbedaan
budaya dan apresiasi keamanan budaya Mengembangkan
kemampuan untuk bekerja dengan yang lain dalam konteks
budaya, diluar penilaian etnosentris.
Dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke
dalam masyarakat yang lebih luas.di dalam lingkungan sosial
individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku
di lingkungan tersebut.lingkungan simbolik adalah keseluruhan
bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok
merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan
atribut yang digunakan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian transkultural bila ditinjau dari makna kata transkultural
berasal dari kata trans dan culture trans berarti alur perpindahan jalan
lintas atau penghubung menurut kamus besar bahasa indonesia trans
berarti melintang melintas menembus Melalui kultur berarti budaya.
Menurut leininger tujuan penggunaan keperawatan transkultural
adalah dalam pengembangan sains dan ilmu yang humanis sehingga
tercipta kan praktek keperawatan pada kebudayaan yang spesifik
kebudayaan yang spesifik adalah kebudayaan dengan nilai dan norma
yang spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain contohnya suku osing
dan dayak sedangkan kebudayaan yang universal adalah kebudayaan
dengan nilai dan norma yang diyakini dan dilakukan oleh hampir semua
kebudayaan seperti budaya olahraga untuk mempertahankan kesehatan
leigninger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural
sebagai cara pandang keyakinan nilai-nilai konsep-konsep dalam
terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang
budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu manusia sehat
lingkungan dan keperawatan ( andrew dan boyle 1995 ) pengelolaan
asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian diagnosa
keperawatan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi dapat ditarik
kesimpulan makalah ini membahas tentang transkultural dan penerapan
transkultural dalam praktik keperawatan.

B. Saran
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, kesalahan dalam penulisan dan masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk lebih membangun makalah ini menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan atas
makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada para
dosen kami yang telah membimbing dalam perkuliahan. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://mattoreang.wordpress.com/2010/05/25/aplikasi-teori-transcultural-nursing-
dalam-proses- keperawatan/ ( di Akses Pada Hari Jum’at, 22 Mei 2020 Pukul
05.55 WIB ).
http://daviqayatulloh.blogspot.comp/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none_4936.html?m=1akses pada hari jum’at, 22 mei 2020 pukul 06.10 wib ).
Http://yulianifblogdress.blogspot.com/2017/12/transcultural-nursing.html?m=1 ( di
akses pada hariJum’at, 22 mei 2020 pukul 06.30 wib ).
http://warungbidan.blogspot.com/2016/07/makalah-antropologi-9-implikasi-
trans.html ( di akses pada Hari jum’at, 22 mei 2020 pukul 06.56 wib ).

Anda mungkin juga menyukai