Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“TRANSCULTURAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN”

Dosen Pengampu : H.MUHAMMAD

ASIKIN,S.Pd,S.SiT,M.Kes

DI SUSUN OLEH :

SARMILA (PO713202201060)

SITTI NURHALIFAH (PO713202201061)

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

PRODI KEPERAWATAN PAREPARE

TAHUN AKADEMIK 2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan penyusunan
makalah dengan judul “TRANSCULTURAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN”
sebatas kemampuan yang dimiliki dan berdasarkan beberapa referensi buku dan
internet.

Penulis berharap makalah ini dapat menjadi suatu karya yang memberikan

wawasan yang lebih luas kepada pembaca Mengenai Lapisan-lapisan Sosial

Masyarakat. Penulis sadar dalam pembuatan makalah masih jauh dari kata

sempurna, penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di

masa depan. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Sabtu, 04 Februari 2022

PENULIS
TRANSCULTURAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

A. PERAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI ANEKA BUDAYA


Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu system.
Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari
luar profesi keperawatan dan bersifat konstan.
Doheny (1982) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat
professional meliputi:
1. Care giver
Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan, perawat
dapat memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan
tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya
mengumpulkan data dan evaluasi yang benar, menegakkan
diagnosis keperawatan berdasarkan hasil analisis data,
merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi
masalah yang muncul dan membuat langkah atau cara pemecahan
masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana yang ada, dan melakukan evaluasi berdasarkan respon
klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukannya.
Dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan,
perawat memperhatikan individu sebagai makhluk yang holistic dan
unik.Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan
kepada klien yang meliputi intervensi atau tindakan keperawatan,
observasi, pendidikan kesehatan, dan menjalankan tindakan medis
sesuai dengan pendelegasian yang diberikan.
2. Client advocate
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung
antar klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan
kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu klien
memahami semua informasi dan upeya kesehatan yang diberikan
oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat
bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat,
perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan
melindungi hak-hak klien, antara lain :
a. Hak atas informasi ; pasien berhak memperoleh informasi
mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit/ sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani
perawatan
b. Hak mendapat informasi yang meliputi antara lain; penyakit
yang dideritanya, tindakan medic apa yang hendak dilakukan,
alternative lain beserta resikonya, dll.
3. Counsellor
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola
interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya pula
interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya. Memberikan konseling/
bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan sesuai prioritas. Konseling diberikan kepada
individu/keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan
dengan penglaman yang lalu, pemecahan masalah difokuskan
pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kearah
perilaku hidup sehat.
4. Educator
Sebagai pendidik klien perawat membantu klien meningkatkan
kesehatannya malalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan
keperawatan dan tindakan medic yang diterima sehingga
klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal
yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat
memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga
yang beresiko tinggi, kadar kesehatan, dan lain sebagainya.
5. Collaborator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga
dalam menentukan rencan maupun pelaksanaan asuhan
keperawtan guna memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
6. Coordinator
Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi
yang ada, baik materi maupun kemampuan klien secara
terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan
maupun tumpang tindih. Dalam menjalankan peran sebagai
coordinator perawat dapat melakukan hal-hal berikut:
a. Mengoordinasi seluruh pelayanan keperawatan
b. Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas
c. Mengembangkan system pelayanan keperawatan
d. Memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan
pelayanan keperawatan pada sarana kesehatan
7. Change agent
Sebagai pembaru, perawat mengadakan inovasi dalam cara
berpikir, bersikap, bertingkah laku, dan meningkatkan keterampilan
klien/keluarga agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam
berhubungan dengan klien dan cara memberikan keperawatan
kepada klien
8. Consultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan
klien terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang
diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan perawat adalah
sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik lain.

Untuk menghadapi berbagai fenomena kebudayaan yang ada di


masyarakat, maka perawat dalam menjalankan perannya harus dapat
memahami tahapan pengembangan kompetensi budaya, yaitu:

1. Pertama:
a. Pahami bahwa budaya bersifat dinamis.
b. Hal ini merupakan proses kumulatif dan berkelanjutan
c. Hal ini dipelajari dan dibagi dengan orang lain.
d. Perilaku dan nilai budaya di tunjukkan oleh masyarakat
e. Budaya bersifat kreatif dan sangat bermakana dalam hidup.
f. Secara simbolis terlihat dari bahasa dan interaksi
g. Budaya menjadi acuan dalam berpikir dan bertindak
2. Kedua:
a. Menjadi peduli dengan budaya sendiri.
b. Proses pemikiran yang terjadi pada perawat juga terjadi pada
yang lain, tetapi dalam bentuk atau arti berbeda.
c. Bias dan nilai budaya ditafsirkan secara internal
d. Nilai budaya tidak selalu tampak kecuali jika mereka berbagi
secara sosial dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ketiga:
a. Menjadi sadar dan peduli dengan budaya orang lain trerutama
klien yang diasuh oleh perawat sendiri
b. Budaya menggambarkan keyakinan bahwa banyak ragam
budaya yang ada sudah sesuai dengan budayanya masing-
masing
c. Penting untuk membangun sikap saling menghargai perbedaan
budaya dan apresiasi keamanan budaya
d. Mengembangkan kemampuan untuk bekerja dengan yang lain
dalam konteks budaya, diluar penilaian etnosentris

B. PENERAPAN TRANSKULTURAL NURSING


Transkultural nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan budaya
pada proses belajar dan keperawatan yang fokus memandang perbedaan
dan kesamaan diantaraudaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia,keoercayaan dan tindakan, dan ilmu
ini digunakan untuk memberikan asuhankeperawatan khussnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan
asuhankeperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk
matahari terbit (sunrisemodel) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser
(1991) menyatakan bahwa proses keperawaqtan ini digunakan oleh perawat
sebagai landasan berfikir dan memberikansolusi terhadap masalah klien
(Andrew & Boyle, 1995).
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transcultural
adalah suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan
adalah suatu prosesmemilh strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah
melaksanakan tindakan yang sesuaidengan latar belakang budaya klien
(Gigerand Daviddhizar, 1995).
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural
sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam
terlaksananya asuhan keperawatanyang sesuai dengan latar belakang
budaya terhadap empat konsep sentral keperawatanyaitu : manusia, sehat,
lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki
nilai-nilai dannorma-norma yang diyakini dan berguna untuk
menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.Menurut Leininger
(1984) manusia memiliki kecenderungan untukmempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger
andDavidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam
mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit.Kesehatan
merupakan suatu keyakinan,nilai, pola kegiatan dalam konteks
budaya yang digunakan untuk menjaga danmemelihara keadaan
seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-
hari.Klien dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin
mempertahankan keadaansehat dalam rentang sehat-sakit yang
adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang
mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien.
Lingkungan dipandangsebagai suatutotalitas kehidupan dimana
klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk
lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah
lingkunganalam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah
katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah
di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah
ada mataharisepanjang tahun.Lingkungan sosial adalah
keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi
individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang
lebihluas.Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti
struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan
tersebut.Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dansimbol
yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti
musik, seni,riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian
kegiatan pada praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan latar belakang budayanya.Asuhan keperawatan
ditujukan memandirikan individu sesuai dengan
budayaklien.Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan
adalah perlindungan/mempertahankan budaya,
mengakomodasi/negoasiasi budaya danmengubah/mengganti
budaya klien (Leininger, 1991).
a. Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangandengan kesehatan.Perencanaan dan
implementasi keperawatan diberikan sesuaidengan nilai-nilai
yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien
dapatmeningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
b. Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini
dilakukan untukmembantu klien beradaptasi terhadap
budaya tertentu yang lebih menguntungkankesehatan.
Perawat membantu klien agar dapat memilih dan
menentukan budayalain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan, misalnya klien sedang hamilmempunyai pantang
makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti
dengansumber protein hewani yang lain.
c. Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang
dimilikimerugikan status kesehatan. Perawat berupaya
merestrukturisasi gayahidup klienyang biasanya merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih
biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/presentation/480811049/KOMPETENSI-BUDAYA-DALAM-
PERAWATAN-KESEHATAN
https://www.scribd.com/document/475652238/2-NNN-D3-Kepma
https://www.academia.edu/8160648/Transkultural_nursing
https://www.scribd.com/document/484123900/MAKALAH-PENERAPAN-
TRANSKULTURAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-pdf
https://www.scribd.com/document/510216687/MAKALAH-PENERAPAN-
TRANSKULTURAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-fix

Anda mungkin juga menyukai