Oleh Kelompok 6 :
2021/ 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan dengan segala rahmat,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar, yang berjudul
“Hubungan social budaya dan etika profesi”. Mengingat dalam membuat tugas ini
tidak lepas dari berbagai pihak yang membantu dalam memberi dorongan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Makalah ini dibuat berbagai tinjauan pustaka dan
bantuan dari banyak pihak. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, saya mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................2
D.MANFAAT PENULISAN....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI SOSIAL BUDAYA............................................................................3
B. HUBUNGAN NILAI SOSIAL BUDAYA DENGAN ETIKA PROFESI...........4
C. SIKAP PROFESIONAL PERAWAT DIKAITKAN DENGAN NILAI SOSIAL
BUDAYA.............................................................................................................5
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.....................................................................................................8
B. SARAN.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang sudah ada sejak dahulu kala
bahkan sejak manusia diciptakan. Dalam diri setiap manusia khususnya
wanita umumnya memiliki naluri untuk merawat keluarganya. Naluri ini
dikenal dengan istilah "mother instinct". Namun untuk diterima menjadi
sebuah profesi, sejarah perkembangan keperawatan mengalami perjalanan
yang sangat panjang dan berliku-liku. Dalam perjalanan yang panjang itu juga
mengalami pasang surut dan berbagai rintangan. Banyak perjuangan yang
harus dilakukan. Sejarah perkembangan ini tidak lepas dari perkembangan
peradaban manusia sesuai zamannya. Selain itu kondisi politik juga turut
berkontribusi memberi pengaruh terhadap perkembangan profesi
keperawatan.
Menjadi perawat merupakan pekerjaan yang tidaklah mudah, karena
dalam memberikan asuhan keperawatan kita selalu menghadapi pasien yang
berbeda-beda baik dari penyakitnya, sifatnya, tingkat emosinya dan lainnya.
Untuk itu, diperlukan sikap sabar dan etika yang luar biasa tentunya lebih baik
dari orang lain yang bukan seorang perawat. Sikap ini diperlukan agar saat
pasien kontak dengan kita merasa nyaman dan tenang, sehingga tercipta
hubungan yang baik. Dari hubungan yang baik itu, diharapkan proses
pemberian asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sangat baik yang
nantinya akan berpengaruh pada proses penyembuhan yang bisa lebih cepat.
Etika dan nilai budaya Bangsa Indonesia mutlak diperlukan dalam
profesi keperawatan agar pelayanan yang diberikan kepada pasien dapat
maksimal. Bukan hanya dari perawatan medis tapi juga perawatan non medis
yang akan membuat pasien nyaman. Penerapan etika keperawatan yang
dilaksanakan dengan sebenarnya akan memberikan dampak yang baik bagi
nama rumah sakit itu sehingga banyak orang datang untuk berobat. Jadi jelas
bahwa seorang perawat harus benar-benar mempertimbangkan nilai-nilai
moral dalam setiap tindakannya. Seorang perawat harus mempunyai dan
menerapkan prinsip-prinsip moral dan nilai sosial budaya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian nilai sosial budaya
2. Hubungan nilai sosial budaya dengan etika profesi
3. Sikap profesional perawat dikaitkan dengan nilai sosial budaya
1
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang nilai sosial budaya
2. Menjelaskan tentang nilai sosial budaya dengan etika profesi
3. Menjelaskan tentang Sikap professional perawat dikaitkan dengan nilai
sosial budaya
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah pengetahuan
serta wawasan mahasiswa dan mampu mengaplikasikan ilmu yang telah
didapat selama perkuliahan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
d. Perawat melindungi pasien/klien bila keperawatan dan keselamatannya
diganggu oleh orang-orang yang tidak berwenang, tidak etis, atau tidak
legal.
e. Perawat mempertimbangkan orang lain dengan kriteria tertentu apabila
akan mendelegasikan tugas atau menunjuk seseorang untuk melakukan
kegiatan keperawatan.
f. Perawat berpartisipasi dalam kegiatan riset bila hak individu yang
menjadi subjek dilindungi.
g. Perawat berpartisipasi dalam usaha profesi untuk meningkatkan standar
praktik dan pendidikan keperawatan.
h. Perawat bertindak melalui organisasi profesi, berperan serta dalam
mengadakan dan mempertahankan kondisi pekerjaan yang
memungkinkan kualitas asuhan keperawatan yang tinggi.
i. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan dan orang lain
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
j. Perawat menolak tawaran untuk subjek advertensi atau promosi
komersial.
4
lainnya di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Sebuah profesi
hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri
para elit profesional tersebut ada kesadaran yang kuat untuk mengindahkan
atau mentaati etika profesinya pada saat elit professional tersebut ingin
memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang membutuhkannya.
Salah satu bentuk kongkrit dari system nilai yang dijadikan norma
bagi masyarakat profesi adalah “Kode Etik Profesi”. Kode Etik Profesi
merupakan pedoman dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Banyak nilai-
nilai yang terkandung dalam Kode Etik merupakan bagian dari nilai-nilai
sosial budaya. Perawat diharapkan harus ramah, baik, halus/lembut ,jujur
,dapat dipercaya ,cerdas, cakap, terampil, dan mempunyai tanggung jawab
moral yang baik. Perawat harus berperilaku yang dapat dihargai oleh orang
lain, menyadari bahwa dirinya adalah perawat yang perilakunya akan
mempengaruhi pasien, teman, keluarga, dan masyarakat. Dalam keperawatan,
merupakan perilaku yang tidak benar apabila membahayakan orang lain yang
menjadi tanggung jawabnya. Terkadang ada perbedaan anggapan terhadap
perilaku yang baik, tetapi kebanyakan akan setuju apabila seseorang
mempertahankan standar profesi yang akan membawa dirinya dalam situasi
professional. Integritas pribadai sangat penting dalam keperawatan, jujur
kepada diri sendiri memberikan dasar integritas dalam keadaan
profesionalnya.
Perawat diharapkan harus ramah, baik, bertabiat halus atau lembut,
jujur, dapat dipercaya, cerdas, cakap terampil, dan mempunyai tanggung
jawab moral yang baik. Perawat harus berprilaku yang dapat dihargai oleh
oranglain, menyadari bahwa dirinya adalah perawat yang perilakunya akan
memengaruhi pasien, teman, keluarga, dan masyarakat. Apabila perilakunya
tidak diterima, dia akan dikritik oleh teman sejawat atau masyarakat.
Dalam keperawatan, merupakan perilaku yang tidak benar apabila
membahayakan oranglain yang menjadi tanggung jawab nya. Kadang-kadang
ada perbedaan anggapan tentang prilaku yang baik, tetapi kebanyakan akan
setuju apabila seseorang mempertahankan standar professi yang akan
membawa dirinya dalam situasi profesional. Keberhasilan perawat dalam
keperawatan bergantung pada konsep diri dan tujuannya menjadi perawat.
Kemampuan intelektual perawat sangat penting. Kemampuan ini diukur
dengan berbagai cara perawat memenuhi tanggung jawab keperawatan.
Integritas pribadi sangat penting dalam keperawatan, semua orang
harus jujur kepada dirinya sendiri. Ini memberikan dasar integritas dalam
5
kehidupan profesionalnya. Orang yang berhati besar akan mengakui
kesalahannya, tetapi orang berhati kecil tidak mengatakan apa-apa tetapi
bertahun-tahun akan menderita karena perasaan bersalah. Apabila perawat
membuat kekeliruan, sebaiknya dibicarakan dengan orang yang tepat dan
tentukan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang mendasari terjadinya
kekeliruan.
6
duduk, memberi mereka tempat duduk yang lebih depan, memberi
kesempatan mereka berbicara lebih dahulu dan kebiasaan lainnya.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seorang perawat adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien,
seorang perawat harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah
juga manusia. Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga
perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses
penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik
diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan
pasien. Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin saling menghormati dan
menghargai diantara keduanya.
Peran etika keperawatan sangat berkaitan dengan nilai sosial budaya.
Seorang perawat dalam menghadapi pasien, harus mempunyai etika, karena
yang dihadapi perawat adalah manusia juga. Perawat harus bertindak sopan,
murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Dan perawat diharapkan harus
ramah, baik berbuat halus dan lembut, jujur dapat dipercaya, cerdas , cakap,
terampil, dan mempunyai tanggung jawab moral yang paling baik. Perawat
akan merasakan kepuasan batin bila ia mampu membantu penyembuhan
pasien dan si pasien merasa puas atas pelayanan perawatan yang diberikan,
dengan kata lain terjadi interaksi perawat dan pasien.
B. SARAN
Seorang perawat yang pertama harus mencintai pekerjaannya.
Perawat harus mempunyai kepribadian yang baik.Perawat sebisa mungkin
menjalin komunikasi dengan pasien, sehingga bisa terjalin hubungan yang
akrab diantara keduanya. Perawat harus bisa menempatkan diri dimana ia
berada. Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas
yang tinggi terhadap sesama. Karena dengan begitu, menjadikan hubungan
perawat dan pasien terjalin dengan baik. Perawat akan merasakan kepuasan
batin, bila ia mampu membantu penyembuhan pasien dan si pasien merasa
puas atas pelayanan perawatan yang diberikan, dengan kata lain terjadilah
interaksi perawat dan pasien.
8
DAFTAR PUSTAKA