Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Pemberian Edukasi

1. Pengertian Edukasi

Edukasi (pendidikan) merupakan sebuah agenda untuk

mengubah persepsi orang lain baik personal, komunitas atau masyarakat

sehingga mereka mengikuti segala hal oleh pelaku pendidikan

(Notoadmojo, 2003).

Edukasi merupakan upaya untuk mempengaruhi semua orang

agar terlaksana perilaku hidup sehat (Setiawati, 2008). Dalam pandangan

ilmu kesehatan atau keperawatan, edukasi merupakan bentuk

perencanaan keperawatan secara mandiri dalam upaya mengatasi seluruh

masalah pasien melalui edukasi kesehatan dalam hal ini perawat sebagai

pendidik. Adapun implementasi edukasi keperawatan ialah : anamnesa,

menetukan diagnosa keperawatan, intervensi edukasi, tindakan edukasi,

evaluasi edukasi, dan dokumentasi edukasi (Suliha, 2002).

2. Tujuan Edukasi

Tujuan dari edukasi antara lain: Notoatmodjo (2007)

a. Kesehatan menjadi sesuatu yang berharga di masyarakat

b. Menolong individu supaya bisa mandiri dalam beraktivitas untuk

meraih hidup sehat.

c. Mendukung pengadaan fasilitas kesehatan.

7
8

3. Model-Model Metode Edukasi

Metode yang dapat diterapkan dalam pemberian edukasi baik yang

berupa edukasi pada individual, kelompok maupun massa (Notoatmodjo,

2007).

a. Metode Edukasi Individual

Metode ini sangat cocok untuk seseorang yang menginginkan

suatu perubahan sikap yang baru. Adapun metode ini yaitu : 1)

edukasi dalam bentuk arahan dan penyuluhan. Pada edukasi seperti

ini petugas dapat menjalin hubungan dan menyelesaikan

permasalahan klien, 2) Wawancara. Metode ini dapat menggali dan

memberikan edukasi secara mendalam terkait perubahan perilaku

klien.

b. Metode Edukasi Kelompok

1) Metode Ceramah

Yaitu metode yang baik untuk sasaran yang

berpendidikan tinggi maupun rendah. Kunci dan keberhasilan

metode ini adalah penceramah harus menguasai materi dan

sasaran ceramah. Seorang penceramah harus bersikap dan

berpenampilan meyakinkan, suara hendaknya cukup keras dan

jelas, pandangan harus tertuju kepada seluruh peserta, berdiri di

depan atau di tengah dan menggunakan alat-alat bantu lihat

semaksimal mungkin. Metode ceramah mempunyai beberapa

kelebihan dan kelemahan (Sudjana, 2011).


9

Kelebihan metode ceramah antara lain : Metode ini

relative murah dan mudah untuk dilaksanakan karena tidak

memerlukan persiapan dan peralatan-peralatan yang rumit, dapat

menyajikan materi secara luas, artinya materi yang banyak dapat

dirangkum dan dijelaskan pokok-pokoknya dalam waktu yang

singkat, dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu

ditonjolkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin

dicapai, melalui metode ini keadaan kelas dapat dengan mudah

dikontrol, ceramah tidak memerlukan seting kelas yang

beragam.

Kelemahan metode ini antara lain : Materi yang

dikuasai klien terbatas pada apa yang dikuasai oleh pemateri,

ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan

terjadinya verbalisme yaitu tahu kata tapi tidak tahu maknanya,

ceramah sering dianggap metode yang membosankan, sulit

untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti dengan

apa yang telah dijelaskan atau belum.

2) Metode Demonstrasi

Yaitu metode pembelajaran yang memperagakan dan

mempertunjukan kepada peserta mengenai suatu proses, situasi,

atau benda tertentu baik berupa benda sebenarnya maupun

hanya sekedar benda tiruan. Proses penerimaan klien atau

peserta terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara


10

mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan

sempurna, selain itu peserta dapat mengamati dan

memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran

berlangsung.

Kelebihan metode demonstrasi yakni : Menghindari

terjadinya verbalisme karena peserata langsung memperhatikan

bahan pelajaran atau materi yang dijelaskan, proses

pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya

mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi, dengan

pengamatan secara langsung maka peserta dapat

membandingkan antara teori dan kenyataan sehingga mereka

akn meyakini kebenaran materi yang disampaikan.

Kelemahan dari metode demonstrasi yakni :

Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa

persiapan yang memadai metode ini menjadi tidak efektif,

memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan

dengan ceramah.

3) Diskusi Kelompok

Dimana pengaturan formasi duduk para peserta harus

diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat saling

berhadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya

bentuk lingkaran atau segi empat, agar para peserta dapat bebas

berpartisipasi dalam diskusi.


11

4) Curah Pendapat

Dimana metode ini pada dasarnya sama dngan metode

diskusi kelompok. Metode ini pada awal diskusi pemimpin

kelompok memancing dengan satu masalah, kemudian tiap

peserta memberikan tanggapan atau jawaban. Setiap tanggapan

atau jawaban yang diberikan ditulis di papan tulis. Setelah

semua peserta mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat

mengomentari dan pada akhirnya terjadi diskusi.

5) Permainan Peran

Yaitu dilakukan dengan permainan peran oleh beberapa

anggota kelompok. Contohnya sebagai masyarakat dan

penyuluh kesehatan.

c. Metode Edukasi Massa (Publik)

Metode ini ditunjukan kepada masyarakat yang sifatnya

massa atau publik. Sasarannya bersifat umum yaitu tidak

membedakan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status

sosial ekonomi. Pendekatan ini biasanya untuk menggugah perhatian

atau kesadaran masyarakat akan suatu inovasi. Adapun beberapa

bentuk pendekatan yang dapat dilakukan adalah ceramah umum,

pidato-pidato diskusi, simulasi melalui televisi atau radio, dan

tulisan-tulisan dimajalah atau koran.


12

4. Media Edukasi

Media edukasi dibagi menjadi tiga macam berdasarkan fungsinya

(Notoatmodjo, 2007) :

a. Media cetak yaitu Boocklet merupakan media penyampaian pesan

dalam bentuk buku. Leaflet, merupakan media penyampaian

informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat.

Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat atau gambar atau

kombinasi keduanya. Flyer, seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk

lipatan. Flipchart, biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar

berisi gambar peragaan dan baliknya berisi kalimat sebagai pesan

atau infromasi terkait gambar, rubric, atau tulisan-tulisan pada surat

kabar, jurnal, atau majalah.

b. Media elektronik yaitu televisi, merupakan penyampaian pesan atau

informasi kesehatan melalui televisi dapat berupa sandiwara,

sinetron, forum diskusi atau tanya jawab, quiz, atau cerdas cermat.

Radio, merupakan penyampaian pesan dapat berupa obrolan,

ceramah, radio spot. video, merupakan penyampaian pesan atau

informasi kesehatan dapat melalui video. Media ini dapat

memberikan realita yang mungkin sulit direkam oleh mata dan

pikiran sasaran, serta dapat memacu diskusi mengenai sikap dan

perilaku. Slide, merupakan media yang cocok digunakan untuk

sasaran yang jumlahnya relative besar, dan pembuatannya relative

murah dan mudah digunakan.


13

B. Tinjauan Umum tentang Rokok

1. Defenisi Rokok

Definisi rokok menurut KBBI adalah gulungan tembakau yang

berukuran kira-kira sebesar jari kelingking yang dibungkus oleh kertas

ataupun daun nipah. Menurut American Cancer Society (2020), ribuan

bahan kima yang kompleks tedapat di dalam rokok, dimana 70 di

antaranya diketahui sebagai karsinogen.

2. Zat Yang Terkandung Dalam Rokok

Bahan-bahan dalam produk tembakau dapat mempengaruhi

kesehatan dalam beberapa cara, seperti meningkatan kecanduan dan

toksisitas. Beberapa bahan seperti amonia ditambahkan pada produk

untuk meningkatkan free-base nicotine dan potensial kecanduan. Bahan-

bahan seperti eugenol, mentol, dan kakao juga ditambahkan untuk

meningkatkan efek kecanduan secara tidak langsung, eugenol dan mentol

dapat memberikan efek anestesi sehingga perokok tidak dapat merasakan

efek yang memberatkan dari asap rokok, akibat efek anestesi lokalnya

memungkinkan untuk menghirup lebih banyak asap rokok yang

mengiritiasi sehingga menghasilkan dosis nikotin yang lebih tinggi dalam

sekali isapan (WHO, 2014).

Penggunaan kakao pada produk tembakau dapat membuat

dilatasi saluran pernapasan sehingga mempermudah asap masuk ke

dalam paru-paru yang mengakibatkan tubuh terpapar lebih banyak

nikotin dan tar. Alasan lain yang perlu diperhatikan adalah beberapa zat
14

yang mungkin beracun ketika digunakan tunggal ataupun

dikombinasikan dengan zat lain, seperti amonia, kafein, dan taurin. Zat

pewarna yang dipakai untuk kebutuhan estetika juga dapat

mempengaruhi efek toksik secara keseluruhan (WHO, 2014).

Selain itu, ada beberapa bahan yang dapat mengubah sifat fisik

asap rokok, termasuk ukuran partikel asap rokok yang dapat

mempengaruhi penyerapan nikotin dan zat tembakau lainnya di paru-

paru, akibatnya dapat terjadi kenaikan kadar nikotin dalam darah.

Pembakaran rokok juga dapat menghasilkan produk baru, contohnya

asetaldehida yang merupakan karsinogen yang dihasilkan dari

pembakaran gula pada rokok, asetaldehida bekerja secara sinergis dengan

nikotin yang dapat meningkatkan potensi kecanduan produk rokok

(WHO, 2014).

Rokok tembakau terbuat dari ribuan bahan kimia, termasuk 70

di antaranya adalah karsinogen, beberapa bahan kimia yang termasuk di

dalamnya (American Cancer Society, 2020):

a. Nikotin

b. Hidrogen sianida

c. Formaldehida

d. Timbal

e. Arsenik

f. Amonia

g. Polonium-210
15

h. Benzena

i. Karbon monoksida

j. Tobacco-specific nitrosamines (TSNAs)

k. Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs)

3. Bahaya Rokok Terhadap Kesehatan

Beberapa penelitian mengaitkan bahwa merokok tembakau

memiliki kaitan dengan sebagian besar penyakit mematikan seperti

penyakit jantung koroner, penyakit paru obstruktif kronik, penurunan

kesehatan reproduksi, dan kanker pada setiap sistem organ manusia.

a. Penyakit Jantung Koroner

Menghirup asap rokok dapat meningkatkan jumlah radikal

bebas eksogen dan endogen dalam tubuh sehingga mengakibatkan

stress oksidatif. Peningkatan stress oksidatif akan menyebabkan

disfungsi vasomotor, peningkatan protrombotik, penurunan faktor

fibrinolitik, aktivasi leukosit dan trombosit, peningkatan peroksidasi

lipid, peningkatan molekul adhesi, peningkatan molekul inflamasi,

dan proliferasi otot polos. Banyak peneliti yang menduga bahwa

kombinasi faktor-faktor ini mengarah kepada perkembanganan

penyakit jantung koroner pada orang yang merokok (Ambrose dan

Barua, 2004).

b. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PPOK terbukti sangat berkaitan dengan merokok tembakau,

pada rokok terdapat konsentrasi oksidan yang sangat tinggi,


16

Reactive Oxidant Subtances (ROS) yang dihasilkan dari rokok

membuat keadaan inflamasi pada saluran napas. Studi menunjukkan

hasil biopsi bronkial yang didapatkan dari saluran napas sentral

perokok, terdapat perubahan inflamasi kronis dengan peningkatan

jumlah dari sel inflamasi spesifik di setiap bagian paru-paru dan

didapati structural remodeling akibat cidera dan perbaikan yang

berulang dari merokok (Laniado-Laborin, 2009).

c. Kanker Pada Sistem Organ

Merokok tembakau berkorelasi dengan peningkatan risiko

berkembangnya 17 kelas kanker pada manusia, ada sekitar 60

karsinogen terdapat pada rokok tembakau, karsinogen merusak DNA

secara langsung dengan membentuk ikatan kovalen menjadi molekul

yang disebut DNA Adducts. DNA Adducts merupakan DNA yang

rusak, jika tidak diperbaiki dengan benar akan mengakibatkan mutasi

selama pembelahan sel, seiring berjalannya waktu, mutasi ini akan

menyebabkan gangguan pada siklus reproduksi sel normal yang

mengarah kepada pembentukan tumor neoplastik (Balbo et al.,

2014).

Berdasarkan data dari CDC (2020), merokok dapat

menyebabkan kanker hampir di seluruh tubuh:

1) Kandung kemih

2) Darah (Acute Myeloid Leukemia)

3) Serviks
17

4) Kolon dan rektum

5) Esofagus

6) Ginjal dan ureter

7) Laring

8) Hati

9) Oropharynx

10) Pankreas

11) Lambung

12) Trakea, bronkus, dan paru-paru

d. Penurunan Kesehatan Reproduksi

Rokok mempengaruhi kesehatan reproduksi pria, berdasarkan

hasil penelitian Li et al. (2011) menyimpulkan bahwa merokok

berkaitan dengan penurunan volume semen, sperm density, dan

jumlah sperma total. Berbagai studi klinis yang dilakukan

menunjukkan bahwa terdapat hubungan kausal antara merokok dan

disfungsi ereksi (U.S. Department of Health and Human Services,

2014). Selain mempengaruhi kesehatan reproduksi pria, rokok juga

mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita, berdasarkan data dari

CDC (2020) dan American Cancer Society (2020) rokok dapat

meningkatkan risiko:

1) Bayi lahir prematur

2) Kematian janin sebelum lahir

3) Berat badan lahir rendah


18

4) Sudden infat death syndrome

5) Kehamilan ektopik

6) Orofacial clefts

7) Plasenta previa

8) Abrupsi plasenta

4. Jenis Perokok

a. Perokok Aktif

Perokok aktif adalah orang yang mengonsumsi rokok secara

rutin dengan sekecil apapun walaupun hanya satu batang dalam

sehari atau orang yang mengisap rokok walau tidak rutin atau hanya

coba-coba dan cara mengisap rokok hanya menghembuskan asap

walau tidak diisap masuk ke dalam paru – paru (P2PTM Kemenkes

RI, 2019).

b. Perokok Pasif

Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi

menghirup asap rokok yang berasal dari orang lain atau orang yang

berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang lain yang sedang

merokok (P2PTM Kemenkes RI, 2019).

Anda mungkin juga menyukai