Anda di halaman 1dari 20

PENYULUHAN KEHUTANAN 8

PENYULUHAN KEHUTANAN
WAKTU :
NOMOR
4 MINGGU
MENERAPKAN KONSEP C2.7.1
PUSDIKLAT EFEKTIP
DASAR PENYULUHAN
KEHUTANAN

I. CEK PENGUASAAN KOMPETENSI

Dalam rangka mengetahui kemampuan awal peserta didik terhadap materi pembelajaran,
berikut ini tersedia daftar pertanyaan yang harus dijawab

Jawablah soal di bawah ini sesuai dengan kemampuan anda sebenarnya !

1. Apa yang anda ketahui tentang penyuluhan ?


2. Apakah anda mengetahui konsep dasar penyuluhan ?
3. Apakah anda mengetahui falsafah penyuluhan ?
4. Apakah anda mengetahui prinsip penyuluhan ?
5. Apakah anda mengetahui arti dari adopsi dan difusi inovasi ?
6. Apa yang anda ketahui tentang komunikasi ?

Nilai yang diperoleh peserta didik kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel status
penguasaan standar kompetensi di bawah ini :

Penguasaan Hasil Tingkat Kriteria Tindak Lanjut


Belajar Penguasaan
Belum Menguasai < 80 % kurang Mengulangi proses pembelajaran yang
telah dipersyaratkan
80 % – 85 % cukup Penguatan dan Pengayaan dengan
Sudah Menguasai bimbingan guru
86 % – 90 % baik Penguatan dan Pengayaan melalui belajar
mandiri (Self Learning)
> 90 % baik Sekali Mengerjakan lembar test yang tersedia
pada pembelajaran

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 9

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta didik dapat :


(1) menjelaskan pengertian dan fungsi penyuluhan
(2) menjelaskan konsep dasar penyuluhan
(3) menjelaskan falsafah penyuluhan
(4) menjelaskan prinsip penyuluhan
(5) menjelaskan adopsi dan difusi inovasi penyuluhan
(6) menerapkan komunikasi efektif

III. MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian dan Fungsi Penyuluhan

TP 1. Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menjelaskan


pengertian dan fungsi penyuluhan

Istilah “penyuluhan” dikenal dengan baik oleh mereka yang bekerja di dalam organisasi
penyuluhan, tetapi tidak halnya dengan masyarakat luas. Istilah “university extension” atau
“extension of the university” digunakan di Inggris pada tahun 1840-an. Sekitar tahun 1867-
68, James Stuart dari Trinity College (Cambridge) untuk pertama kali memberikan
ceramah kepada perkumpulan wanita dan perkumpulan pekerja pria di Inggris Utara. Stuart
kemudian dianggap sebagai bapak penyuluhan.
Dalam Bahasa Indonesia istilah penyuluhan berasal dari kata dasar ”Suluh” yang berarti
pemberi terang di tengah kegelapan. Menurut Mardikanto (1993) penyuluhan dapat
diartikan sebagai proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan
cara-cara berusahatani demi tercapainya peningkatan pendapatan dan perbaikan
kesejahteraan keluarganya.
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan
proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang
lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang
sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban
dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 10

melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya


memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan disebutkan bahwa sistem penyuluhan kehutanan merupakan
seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan serta sikap
pelaku utama (pelaku kegiatan kehutanan) dan pelaku usaha melalui penyuluhan.
Penyuluhan kehutanan adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku
kegiatan kehutanan) serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan pada Bab II mengenai Asas, Tujuan dan Fungsi disebutkan
bahwa fungsi sistem penyuluhan meliputi :
a) Memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha
b) Mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke sumber
informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya agar mereka dapat mengembangkan
usahanya
c) Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan kewirausahaan
pelaku utama dan pelaku usaha
d) Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuhkembangkan
organisasinya
e) Ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola berusaha
yang baik, dan berkelanjutan; membantu menganalisis dan memecahkan masalah
serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha
dalam mengelola usaha
f) Menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap kelestarian
fungsi lingkungan
g) Melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan kehutanan yang maju dan
modern bagi pelaku utama secara berkelanjutan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 11

B. Konsep Dasar Penyuluhan

TP 2. Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menjelaskan konsep


dasar penyuluhan

Konsep dasar penyuluhan dalam perjalanannya, kegiatan penyuluhan diartikan dengan


berbagai pemahaman, seperti (Mardikanto, 2009) :
a. Penyuluhan sebagai proses penyebarluasan informasi. Sebagai terjemahan dari kata
extension. Penyuluhan dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan informasi
tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dihasilkan sistem penelitian ke
dalam praktek atau kegiatan praktis.
b. Penyuluhan sebagai proses penerangan. Penyuluhan yang berasal dari kata dasar
“suluh” atau obor, dapat diartikan sebagai kegiatan penerangan. Kegiatan penerangan
atau pemberian penjelasan adalah bagian dari proes atau kegiatan penyuluhan.
c. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku. Penyuluhan adalah proses yang
dilakukan secara terus menerus, sampai terjadinya perubahan perilaku pada sasaran
penyuluhan. Perubahan perilaku yang diinginkan melalui kegiatan penyuluhan adalah
perubahan pada ranah pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap
(afektif).
d. Penyuluhan sebagai proses belajar. Penyuluhan adalah proses belajar pada suatu
pendidikan yang bersifat non formal bagi petani dan keluarganya agar berubah
perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih
menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan
bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian lingkungannya
(better environment).
e. Penyuluhan sebagai proses perubahan sosial. Penyuluhan tidak hanya melakukan
perubahan perilaku pada diri seseorang, tetapi juga perubahan-perubahan hubungan
antar individu dalam masyarakat, termasuk struktur, nilai-nilai, dan pranata sosialnya
(seperti demokratisasi, transparansi, supremasi hukum, dan sebagainya).
f. Penyuluhan sebagai proses rekayasa sosial (social enginering). Penyuluhan sebagai
rekayasa sosial adalah upaya untuk mempersiapkan sumberdaya manusia agar mereka
tahu, mau dan mampu melaksanakan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
dalam sistem sosialnya masing-masing.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 12

g. Penyuluhan sebagai proses pemasaran sosial (social marketing). Berbeda dengan


rekayasa sosial yang lebih berknotasi ”membentuk” (to do to) atau menjadikan
masyarakat menjadi sesuatu yang ”baru”, proses pemasaran sosial dimaksudkan untuk
”menawarkan” (to do for) sesuatu kepada masyarakat, sehingga pengambilan
keputusan sepenuhnya berada di tangan masyarakat itu sendiri.
h. Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan masyarakat (community empowerment).
Inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat.
Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau
mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat
bagi masyarakat yang bersangkutan.
i. Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan. Sebagai proses komunikasi
pembangunan, penyuluhan tidak sekedar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan
pembangunan, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.
Konsep dasar penyuluhan di atas dapat dirangkum menjadi :
a. University Extension/ campur tangan universitas (lembaga pendidikan): penyuluhan
adalah bagian pengabdian masyarakat yang dilakukan lembaga pendidikan tinggi
untuk menerapkan/ menyebarkan hasil penelitian yang ditemukan.
b. Penerangan: penyuluhan adalah usaha untuk menemukan/memberikan jalan untuk
melakukan perubahan dalam usaha atau kehidupannya.
c. Memberikan saran: “pakar” memberikan saran atau petunjuk kepada “sasaran” yang
memerlukan tetapi sasaran memiliki kebebasan untuk menerima atau tidak.
d. Pendidikan: usaha untuk mendidik/melatih seseorang dan masyarakat sehingga dapat
memecahkan masalahnya sendiri.
e. Kemajuan ekonomi – kesejahteraan: usaha untuk memajukan ekonomi dan
kesejahteraan melalui penyebaran informasi dan pendidikan.

Gambar 1. Penyuluh memberikan penerangan kepada sasaran penyuluhan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 13

C. Falsafah Penyuluhan

TP 3. Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menjelaskan falsafah


penyuluhan

Falsafah merupakan pandangan hidup atau landasan pemikiran yang didasarkan pada
kebijakan moral tentang apa yang akan dan harus diterapkan dalam perilaku ( Dhahama
dan Bhatnagar (1980 dalam Buku Penyuluhan Pembangunan Kehutanan (1996). Oleh
karena itu falsafah dalam penyuluhan kehutanan adalah bekerja bersama masyarakat untuk
membantunya agar mereka dapat meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Falsafah penyuluhan yang dikembangkan dikenal dengan istilah “3 T”, yaitu :
a. Truth (Kebenaran) bahwa bahan/materi penyuluhan Harus merupakan kebenaran
yakni berasal dari penelitian yg telah diuji bukan sekedar suatu asumsi atau dugaan
(diuji secara lokal dan oleh waktu).
b. Trust(Keyakinan) bahwa bahan/materi penyuluhan Harus telah diyakini oleh
penyuluhnya sendiri, akan dapat memberikan perbaikan-perbaikan atau keuntungan
ekonomis
c. Teach (Pendidikan) bahwa penyuluhan Sebagai pendidikan non formal bagi petani dan
keluarganya harus berorientasi pada perubahan perilaku demi pemeliharaan dan
perbaikan kehidupan.
Falsafah penyuluhan ditinjau dari konsepsi pendidikan adalah :
a. Belajar Sambil Berbuat (Learning by doing)
b. Percaya Terhadap Apa Yang Dilihat (Seeing is believing)
c. Berorientasi Pada Pemecahan Masalah (Problem solving oriented)
Dalam buku Penyuluhan Pembangunan Kehutanan (1996) dirumuskan bahwa penyuluhan
harus selalu berorientasi pada :
a. Kebutuhan sasaran penyuluhan
b. Kemandirian sasaran penyuluhan
c. Kesejahteraan sasaran penyuluhan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 14

D. Prinsip Penyuluhan

TP 4. Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menjelaskan prinsip


dasar penyuluhan

Berbicara tentang prinsip, Mathews yang dikutip dalam buku Penyuluhan Pembangunan
Kehutanan (1996) dinyatakan bahwa prinsip merupakan kebijakan yang dijadikan
pedoman dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan secara konsisten.
Karena itu prinsip berlaku umum, dapat diterima secara umum, dan telah diyakini
kebenarannya dari berbagai hasil pengamatan dalam kondisi yang beragam.
Meskipun ”prinsip” biasanya diterapkan dalam dunia akademis, tetapi setiap penyuluh
dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah
disepakati. Seorang penyuluh (apalagi administrator penyuluhan) tidak mungkin dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik tanpa memahaminya secara mendalam.
Pendapat Dahama dan Bhatnagar dalam buku Penyuluhan Pembangunan Kehutanan
(1996) ada 12 prinsip dalam penyuluhan, yaitu :
a. Sesuai minat dan kebutuhan
b. Melibatkan organisasi masyarakat bawah
c. Menyesuaikan dengan keragaman budaya
d. Menuju pada perubahan budaya
e. Selalu membangun kerjasama dan partisipasi
f. Demokrasi dalam penerapan ilmu
g. Belajar sambil bekerja
h. Penggunaan metode yang sesuai
i. Menumbuhkan kepemimpinan
j. Spesialis yang terlatih
k. Perhatian kepada segenap keluarga
l. Mewujudkan kepuasan sasaran penyuluhan
Makna yang terkandung dari prinsip penyuluhan ditinjau dari pihak sasaran adalah :
a. Petani/pelaku utama belajar secara sukarela;
b. Materi penyuluhan didasarkan atas kebutuhan petani dan keluarganya;
c. Secara potensi, keinginan, kemampuan, kesanggupan untuk maju sudah ada pada
petani, sehingga kebijaksanaan, suasana, fasilitas yang menguntungkan akan
menimbulkan kegairahan petani untuk berikhtiar;

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 15

d. Petani tidak bodoh, tidak konservatif, petani mampu belajar dan sanggup berkreasi;
e. Belajar dengan mengerjakan sendiri adalah efektif, apa yang dikerjakan/dialami
sendiri akan berkesan dan melekat pada diri petani dan menjadi kebiasaan baru;
f. Belajar dengan melalui pemecahan masalah yang dihadapi adalah praktis dan
kebiasaan mencari kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik akan menjadikan
petani seseorang yang berinisiatif dan berswadaya;
Prinsip penyuluhan sesungguhnya adalah suatu upaya yang harus dilakukan untuk
mewujudkan paling tidak 13 azas yang telah dirumuskan dalam Undang- Undang No. 16
Tahun 2006, sebagai berikut :
a. Penyuluhan berazaskan demokrasi adalah penyuluhan yang diselenggarakan dengan
saling menghormati pendapat antara pemerintah, pemerintah daerah, dan pelaku utama
serta pelaku usaha lainnya.
b. Penyuluhan berazasakan manfaat adalah penyuluhan yang harus memberikan nilai
manfaat bagi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku untuk
meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku
usaha.
c. Penyuluhan berazaskan kesetaraan adalah hubungan antara penyuluh, pelaku utama,
dan pelaku usaha yang harus merupakan mitra sejajar.
d. Penyuluhan berazaskan keterpaduan adalah penyelenggaraan penyuluhan yang
dilaksanakan secara terpadu antar kepentingan pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat.
e. Penyuluhan berazaskan keseimbangan adalah setiap penyelenggaraan penyuluhan
harus memperhatikan keseimbangan antara kebijakan, inovasi teknologi dengan
kearifan masyarakat setempat, pengarusutamaan gender, keseimbangan pemanfaatan
sumber daya dan kelestarian lingkungan, dan keseimbangan antar kawasan yang maju
dengan kawasan yang relatif masih tertinggal.
f. Penyuluhan yang berazaskan keterbukaan adalah penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan secara terbuka antara penyuluh dan pelaku utama dan usaha.
g. Penyuluhan berazaskan kerjasama adalah penyelenggaraan penyuluhan harus
diselenggarakan secara sinergis dalam kegiatan pembangunan kehutanan serta sektor
lain yang merupakan tujuan bersama antara pemerintah dan masyarakat.
h. Penyuluhan berazaskan partisipatif adalah penyelenggaraan penyuluhan yang
melibatkan secara aktif pelaku utama dan pelaku usaha dan penyuluh sejak
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 16

i. Penyuluhan berazaskan kemitraan adalah penyelenggaraan penyuluhan yang


dilaksanakan berdasarkan prinsip saling menghargai, saling menguntungkan, saling
memperkuat, dan saling membutuhkan antara pelaku utama dan pelaku usaha yang
difasilitasi oleh penyuluh
j. Penyuluhan berazaskan keberlanjutan adalah penyelenggaraan penyuluhan dengan
upaya secara terus menerus dan berkesinambungan agar pengetahuan, ketrempilan,
serta perilaku pelaku utama dan pelaku usaha semakin baik dan sesuai dengan
perkembangan sehingga dapat terwujud kemandirian
k. Penyuluhan berazaskan berkeadilan adalah penyelenggaraan yang memposisikan
pelaku utama dan pelaku usaha berhak mendapatkan pelayanan secara proporsional
sesuai dengan kemampuan, kondisi, serta kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha.
l. Penyuluhan berazaskan pemerataan adalah penyelenggaraan penyuluhan harus dapat
dilaksanakan secara merata bagi seluruh wilayah RI dan segenap lapisan pelaku utama
dan pelaku usaha
m. Penyuluhan berazaskan bertanggung gugat adalah evaluasi kinerja penyuluhan
dikerjakan dengan membandingkan pelaksanaan yang telah dilakukan dengan
perencanaan yang telah dibuat dengan sederhana, terukur, dapat dicapai, rasional, dan
kegiatannya dapat jadualkan.

E. Adopsi dan Difusi Inovasi Penyuluhan

TP 5. Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menjelaskan adopsi dan
difusi inovasi penyuluhan

Adopsi suatu inovasi adalah suatu proses dimana seorang petani memperhatikan,
mempertimbangkan dan akhirnya menerima atau menolak suatu inovasi (Mosher, 1978).
Adopsi dalam kaitannya dengan penyuluhan kehutanan adalah suatu proses yang terjadi
pada pihak sasaran (petani dan keluarganya) sejak sesuatu hal baru diperkenalkan sampai
orang tersebut menerapkan (mengadopsi) hal baru tersebut (Rogers, 1962).
Tahapan seseorang untuk bisa mengadopsi inovasi adalah sebagai berikut :
1. Tahap kesadaran ( Awareness)
Sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
2. Minat (Interest)
Seringkali ditandai oleh keinginannya untuk bertanya atau mengetahui lebih banyak
tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014
PENYULUHAN KEHUTANAN 17

3. Penilaian (Evaluation)
Pada tahap ini sasaran mulai mengadakan penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat
inovasi yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap. Pada penilaian ini,
sasaran tidak hanya melakukan penilaian terhadap aspek teknisnya, tetapi juga aspek
ekonomi, maupun sosial budaya.
4. Mencoba (Trial)
Sasaran mulai mencoba inovasi tersebut dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan
penilaiannya, sebelum menerapkam untuk skala yang lebih luas.
5. Menerapkan (Adoption)
Dengan hasil penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri, maka
sasaran akan menerima (mengadopsi).

Proses Pengambilan keputusan adopsi (Robers dan Shoemaker, 1971)

dipikirkan menggunakan akal / pikirannya

dirasakan menggunakan hati / perasaan

menolak pengambilan keputusan menunda

menerima

Tidak
Melanjutkan konfirmasi

melanjutkan adopsi

Orang atau pelaku adopsi disebut adopter. Kategori/Klasifikasi Adopter adalah :


a. Golongan Perintis (innovator)
b. Golongan Pengetrap Dini (early adopter)
c. Golongan Pengetrap Awal ( early majority)
d. Golongan Pengetrap Akhir ( Late majority)
e. Golongan Penolak atau kaum kolot ( Laggards)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 18

Pendekatan terhadap setiap golongan adopter harus diperhatikan agar tujuan penyuluhan tercapai.
Pendekatan yang dilakukan adalah:
1. Golongan pertama yaitu perintis sebaiknya tidak terlalu diperhatikan karena sifatnya
yang memiliki hubungan yang luas dengan dunia luar (kosmopolit) mereka akan
mencari inovasi sendiri
2. Yang harus didekati oleh penyuluh adalah golongan kedua dan ketiga karena dapat
membantu penyuluh untuk mempengaruhi golongan keempat dan kelima
3. Yang paling diutamakan didekati oleh penyuluh adalah golomgam ketiga, mereka
aktif dalam berbagai kegiatan desa dan memahami sifat petani lainnya
Cara pendekatan terhadap masing-masing golongan berbeda, hal ini sangat berpengaruh
terhadap kemampuan penyuluh
Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat dan mudahnya suatu inovasi di adopsi oleh
sasaran penyuluhan (Mardikanto, 1988) adalah :
1. Sifat inovasinya sendiri, baik sifat instristik (yang melekat pada inovasi) :
a) Informasi ilmiah yang melekat pada inovasi
b) Nilai-nilai keunggulan (teknis, ekonomis, sosial budaya yang melekat pada
inovasinya
c) Tingkat kerumitan (kompleksitas)
d) Mudah tidaknya dikomunikasikan
e) Mudah tidaknya inovasi tsb dicobakan (trial ability)
f) Mudah tidaknya inovasi tsb diamati (obsevability)
2. Sifat Ekstrinsik inovasi(dipengaruhi oleh keadaan lingkungannnya) :
a) Kesesuaian (compatibility) baik lingkungan fisik, sosial budaya maupun
ekonomis masyarakatnya.
b) Tingkat keunggulan relatif
3. Sifat sasarannya (kecepatan dalam mengadopsi inovasi)
a) Golongan Perintis (innovator) 2,5%
b) Golongan Pengetrap dini (early adopter) 13,5%
c) Golongan pengetrap awal (early mayority) 34,0%
d) Golongan pengetrap akhir (late mayority) 34.0%
e) Golongan penolak atau kaum kolot (laggards) 16%
4. Cara pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan secara individu relatif lebih cepat dibandingkan dengan
pengambilan keputusan secara kelompok.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 19

5. Saluran komunikasi yang digunakan


Jika inovasi dapat dengan mudah disampaikan lewat media masa untuk diterima
masyarakat sehingga inovasi dengan cepat dapat diadopsi, dibandingkan melalui
media antar pribadi.
6. Keadaan Penyuluh
Aktivitas penyuluh dalam mempromosikan inovasi lewat saluran komunikasi yang
tepat, maka inovasi tersebut akan lebih cepat diadopsi sasaran.
Peranan penyuluh dalam proses adopsi inovasi (Rogers, 1981)
1. Membantu petani menjadi sadar tentang adanya suatu hal baru.
2. Membicarakan dengan petani lainnya agar mereka tertarik atau berminat.
3. Membantu melakukan penilaian.
4. Membantu memberikan dorongan dalam melakukan percobaan.
Proses Difusi Inovasi adalah perembesan (penyebaran) inovasi dari satu individu yang
telah mengadopsi ke individu yang lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran yang sama.
Perbedaan proses difusi inovasi dengan proses adopsi inovasi adalah:
a) Proses difusi inovasi adalah sumber informasi berasal dari dalam sistem sosial
masyarakat sasaran
b) Proses adopsi inovasi pembawa inovasinya bersasal dari luar sistem sosial masyarakat
sasaran.

F. Komunikasi Efektif

TP 6. Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menerapkan komunikasi


efektif

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris (communication), berasal dari kata latin
(communicatio), dan bersumber dari kata (communis) yang berarti sama. Sama di sini
maksudnya adalah sama makna. Dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus
mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena
kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu,
tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan,
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan (Effendi, Onong Uchjana, 1995: 9).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 20

Paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya The Structure and
Function of Communication in Society menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur yakni: Komunikator, Pesan, Media, Komunikan, dan Efek. Jadi, menurut Lasswell
dalam Effendy, Onong Uchjana(1995: 10) bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek
tertentu.

Gambar 2. Alur Komunikasi

Dengan demikian dalam konteks penyuluhan terkait dengan pemberdayaan masyarakat,


komunikasi dikatakan efektif apabila makna pesan yang disampaikan oleh penyuluh
dimaknai relatif sama dengan apa yang diterima oleh masyarakat sehingga berujung pada
terjadinya tindakan dari masyarakat sesuai dengan yang dikehendaki oleh penyuluh.

Gambar 3. Pesan yang dimaknai sama dari komunikator kepada komunikan

Agar komunikasi menjadi efektif, ada kaedah atau hukum yang terangkum dalam satu kata
yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti
merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya
bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan,
maupun respon positif dari orang lain.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 21

Hukum-hukum yang dimaksud adalah sebagai berikut :


1. Respect
Hukum pertama adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan.
Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting, bahkan
dalam memberikan kritik, menegur atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh
respek terhadap harga diri dan kebanggaaan orang tersebut.
2. Empathy
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah
kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan
atau dimengerti oleh orang lain. Oleh karena itu, dalam kegiatan penyuluhan memahami
perilaku sasaran suluh merupakan keharusan. Sehingga nantinya pesan akan dapat
tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Empati bisa
juga berarti kemampuan siap menerima masukan apapun dengan sikap yang positif.
3. Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Audible berarti pesan yang disampaikan harus dapat diterima atau ditangkap oleh penerima
pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery
channel sehingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.
Hukum ini mengacu pada kemampuan untuk menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu agar pesan yang
disampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini tidak hanya
berarti bahwa pesan yang disampaikan harus dapat didengar tetapi juga harus dilakukan
dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
4. Clarity
Hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga
tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan, karena
kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan
menimbulkan dampak yang merugikan.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi perlu
dikembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat
menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tima. Tanpa adanya
keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan
semangat dan antusiasme kelompok atau tim.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 22

5. Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati.
Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah, antara lain meliputi: sikap
yang penuh melayani (dalam bahasa manajemen mutu terpadu: Customer First Attitude),
sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang
rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh
pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi yang mengakibatkan
komunikasi menjadi tidak efektif adalah sebagai berikut:
1. Mendengar.
Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar
dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang
memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan
si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang
menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang
menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti lima menit atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan
aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses
komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita
atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8. Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh,
dan lain sebagainya.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 23

IV. RANGKUMAN

1. Penyuluhan kehutanan adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku
kegiatan kehutanan) serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan,
dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
2. Fungsi sistem penyuluhan meliputi :
a) Memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha
b) Mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke sumber
informasi
c) Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan kewirausahaan pelaku
utama dan pelaku usaha
d) Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuhkembangkan
organisasinya menjadi organisasi
e) Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan
tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola usaha
f) Menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap kelestarian
fungsi lingkungan
3. Konsep dasar penyuluhan adalah :
a) Proses campur tangan universitas (lembaga pendidikan)
b) Proses penerangan
c) Proses pemberian saran
d) Proses pendidikan
e) Proses kemajuan ekonomi dan kesejahteraan
4. Falsafah penyuluhan yang dikembangkan dikenal dengan istilah “3 T”, yaitu :
a. Truth (Kebenaran),
b. Trust (Keyakinan),
c. Teach (Pendidikan)
5. 12 prinsip dalam penyuluhan, yaitu :
a. Sesuai minat dan kebutuhan
b. Melibatkan organisasi masyarakat bawah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 24

c. Menyesuaikan dengan keragaman budaya


d. Menuju pada perubahan budaya
e. Selalu membangun kerjasama dan partisipasi
f. Demokrasi dalam penerapan ilmu
g. Belajar sambil bekerja
h. Penggunaan metode yang sesuai
i. Menumbuhkan kepemimpinan
j. Spesialis yang terlatih
k. Perhatian kepada segenap keluarga
l. Mewujudkan kepuasan sasaran penyuluhan
6. Tahapan seseorang untuk bisa mengadopsi inovasi adalah sebagai berikut :
a. Tahap kesadaran ( Awareness)
b. Tahap minat (Interest)
c. Tahap penilaian (Evaluation)
d. Tahap mencoba (Trial)
e. Tahap menerapkan (Adopsi)
7. Proses Difusi Inovasi adalah perembesan (penyebaran) inovasi dari satu individu yang telah
mengadopsi ke individu yang lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran yang sama.
8. Dalam konteks penyuluhan, komunikasi dikatakan efektif apabila makna pesan yang
disampaikan oleh penyuluh dimaknai relatif sama yang diterima oleh masyarakat
sehingga tindakan masyarakat sesuai dengan yang dikehendaki oleh penyuluh.
9. Agar komunikasi menjadi efektif, ada hukum yang dinamakan REACH, yaitu :
a. Respect (menghargai)
b. Empathy (kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
dihadapi oleh orang lain)
c. Audible (dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik)
d. Clarity (kejelasan dari pesan)
e. Humble (sikap rendah hati).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 25

V. TUGAS

Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang.
Setiap kelompok berbicara di depan kelas mengenai kehutanan dan menerangkan kepada
kelompok yang lainnya. Laksanakan proses pembelajaran dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Mengamati
- Mengamati segala sesuatu tentang kehutanan dan menghubungkan dengan
konsep dasar penyuluhan.
2. Menanya
- Melakukan tanya jawab untuk menggali pertanyaan yang muncul pada saat
pengamatan tentang kehutanan dan hubungannya dengan konsep dasar
penyuluhan.
3. Mengumpulkan Informasi/Mencoba
- Mendiskusikan tentang kehutanan dan hubungannya dengan konsep dasar
penyuluhan.
4. Mengasosiasi
- Menyimpulkan data hasil diskusi tentang kehutanan dan hubungannya dengan
konsep dasar penyuluhan.
5. Mengkomunikasikan
- Mempresentasikan hasil kesimpulan tentang kehutanan dan hubungannya
dengan konsep dasar penyuluhan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 26

VI. TES FORMATIF

Kompetensi Dasar : Konsep Dasar Penyuluhan


Alokasi Waktu : ..... menit/peserta
Bentuk Soal : Penugasan Perorangan

1. Jelaskan pengertian penyuluhan menurut UU No. 16 Tahun 2006 !


2. Jelaskan tiga fungsi penyuluhan !
3. Sebutkan dan jelaskan lima konsep dasar penyuluhan !
4. Uraikan Falsafah Penyuluhan yang dikembangkan dengan istilah 3T !
5. Sebutkan 12 prinsip penyuluhan !
6. Apa pengertian adopsi dan difusi inovasi penyuluhan ?
7. Jelaskan tahapan adopsi inovasi penyuluhan !
8. Jelaskan perbedaan antara adopsi inovasi dengan difusi inovasi !
9. Dalam konteks penyuluhan, bagaimana komunikasi bisa dikatakan efektif ?
10. Uraikan hukum agar komunikasi menjadi efektif !

Nilai yang diperoleh peserta didik kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel status
penguasaan standar kompetensi di bawah ini :

Penguasaan Hasil Tingkat Kriteria Tindak Lanjut


Belajar Penguasaan
Belum Menguasai < 80 % kurang Mengulangi proses pembelajaran yang
telah dipersyaratkan
80 % – 85 % cukup Penguatan dan Pengayaan dengan
Sudah Menguasai bimbingan guru
86 % – 90 % baik Penguatan dan Pengayaan melalui belajar
mandiri (Self Learning)
> 90 % baik Sekali Mengerjakan lembar test yang tersedia
pada pembelajaran

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014


PENYULUHAN KEHUTANAN 27

VII. DAFTAR PUSTAKA

Arsury. 2013. Komunikasi Efektif. From: http://arsury.blogspot.com/2013/05/normal-0-


false-false-false-en-us-x-none.html, 29 Oktober 2014.

Dedy Muis. 2012. Penyuluhan Kehutanan (Materi Kuliahku). From:


http://dedymoeisbinmuisforestryuh.blogspot.com/2012/03/penyuluhan-kehutanan-
materi-kuliah-ku.html, 29 September 2014.

Ermina Yogasuria. 2013. Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian. From : http://bbpp-


lembang.info/index.php/en/arsip/artikel/artikel-manajemen/662-ir-ermina-
yogasuria-m-si, 29 Oktober 2014.

Kusnadi, Dedy. 2011. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Bogor: Sekolah Tinggi


Penyuluhan Pertanian Bogor.

Niken Veronica. 2011. Pengertian, Falsafah, Konsep dan Prinsip Penyuluhan


Pembangunan. From: http://nikenveronica.wordpress.com/2011/11/17/pengertian-
falsafah-konsep-dan-prinsip-penyuluhan-pembangunan/, 29 September 2014.

Samsudi., Yumi Angelia. 2012. Komunikasi Dalam Penyuluhan. Bogor: Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Kehutanan.

Turindra Corporation Indonesia. 2009. Pengertian Penyuluhan. From:


http://turindraatp.blogspot.com/2009/06/pengertian-penyuluhan.html, 29 September
2014.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan


dan Kehutanan.

Van Den Ban, A.W. dan H.S. Hawkins, 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014

Anda mungkin juga menyukai