Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP-PRINSIP DAN KARAKTER EVALUASI PRAKTIKUM PENYULUHAN

SOSIAL KEAGAMAAN
Ditulis untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Praktikum Penyuluhan
Sosial Keagamaan
Dosen Pengampu : Dr. Mohammad Arif, M.A.

Disusun oleh :

Kelompok 13

7A
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS USHULUDIN DAN ILMU DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2023
IDENTITAS ANGGOTA KELOMPOK 13

Rizal Nur Cahyo Saputro 20105056


No. WA : 082228389496

Imam Aly Alhafid 20105004


No. WA : 085791708746

Qofidu Sidik
No.WA : 085655804684
BAB I
PENDAHULUAN

Dakwah berasal dari bahasa arab yaitu do’a, yad’u,du’a yang berarti
menyerukan atau mengajak. Ajakan yang dimaksud adalah ajakan untuk mengikuti dan
memeluk agama islam serta mengamalkan ajaran-ajaran agama islam. Maka kegiatan
berdakwah bisa dimaknai sebagai sebuah upaya untuk mengajak individu atau
kelompok untuk menaati ajaran islam dan berjuang bersama menyebarkan islam pada
masyarakat luas. Dalam melaksanakan kegiatan dakwah haruslah memiliki beberapa
unsur yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan. Adapun unsur unsur tersebut
antara lain adalah :
1. Adanya Dai sebagai pelaksana dakwah atau komunikator
2. Adanya Mad’u sebagai penerima, audience atau komunikan
3. Adanya wasilah (media atau materi dawah)
4. Adanya Thoriwoh (metode dakwah
5. Dan adanya atsar ( dampak dakwah) 1

Unsur unsur dakwah tersebut akan selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Tidak
peduli pada masa lalu, masa kini, atau bahkan masa depan sekalipun. Empat unsur
tersebut menjadi sebuah hal yang wajib ada dalam kegiatan dakwah. Khususnya pada
unsur ketiga yakni wasilah.

Dewasa ini seiring dengan berkembangnya teknologi informasi membuat


manusia menjadi memiliki kemudahan dalam mengakses hampir seluruh informasi
melalui perantara alat yakni gadget atau komputer. Hal ini dikarenakan masifnya
teknologi informasi akibat globalisasi. Globalisasi sendiri adalah sebuah perubahan
sosial dalam bentuk keterkaitan antara manusia atau masyarakat dngan faktor-faktor
yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi modern.2 Dengan kata
lain globalisasi adalah sebuah bentuk keterkaitan antara manusia dengan teknologi yang
ia ciptakan. Akibat kemudahan akses tersebut manusia memiliki kemudahan dalam
setiap akses informasi. Terutama akses media dakwah. Banyak akun-akun media sosial
yang memposting video-video dakwah. Selain itu banyak sekali materi dakwah berupa

1
Buku Penunjang Tugas Penyuluh Agama Manajemen Dakwah (Dasar-Dasar Dakwah/Penyuluhan Agama Islam)
Kementerian Agama Rl Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Penerangan Agama Islam
,2011 Hal. 1
2
Mohammad Arif, STUDI ISLAM DALAM DINAMIKA GLOBAL, KEDIRI:STAIN KEDIRI PRESS. 2017
Ebook yang juga bisa kita dapatkan hanya dengan mencari di situs online. Dalam
kacamata penyuluhan sosial keagamaan, Metode penyuluhan dengan menggunakan
media sosial menjadi sebuah tren dikalangan penyuluh. Hal ini memang harus disadari
betul. Dikarenakan penyuluh juga harus memiliki kepekaan terkait dengan selera
masyarakat agar supaya proses penyuluhan berjalan dengan lancar dan mendapatkan
atensi dari masyarakat sebagai subjek penyuluhan. Selain itu para penyuluh juga harus
memiliki kurikulum penyuluhan yang sesuai dengan tren terkini Sehingga penyuluh
haruslah memiliki inovasi. Sebagaimana Tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan
sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. 3

Maka dari itu diperlukan sebuah upaya untuk mendapatkan data up to date
terkait minat masyarakat pada konteks penyuluhan. Untuk itu seorang penyuluh
haruslah rutin melaksanakan proses evaluasi guna sebagai sarana koreksi terhadap
proses penyuluhan yang sudah dilakukan. Adapun dalam proses evalusasi juga harus
memperhatikan prinsip-prinsip dan karakteristik evaluasi praktikum penyuluhan sosial
keagamaan. Untuk itu pada makalah ini penulis akan memaparkan bagaimana prinsip-
prinsip dan karakteristik Evaluasi Praktikum Penyuluhan Sosial Keagaman.

3
Mohammad Arif, URGENSITAS PESANTREN DALAM INOVASI PENDIDIKAN, KEDIRI :IAIN KEDIRI
PRESS, 2019.
BAB II

ISI

A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah salah satu kegiatan yang kadang sering dikesampingkan.
Pengertian evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi dalam rangka menilai
suatu alat, metode, atau hasil kerja manusia, yang hasilnya menjadi parameter
keputusan untuk kegiatan selanjutnya, atau dapat di artikan sebagai proses penilaian
atau pengukuran terhadap suatu objek, program untuk menentukan sejauhmana tujuan
itu tercapai. Dalam berbagai konteks evaluasi digunakan untuk menilai prestasi,
efisiensi, atau dampak dari suatu inisiatif. Informasi yang dikumpulkan dari proses
evaluasi dapat meningkatkan tingkat kinerja kegiatan yang sedang berlangsung,
mendapatkan gangguan interupsi yang terjadi sedari awal hingga evaluasi, dan
menyadari apa yang harus dilakukan ke depan untuk menghindari masalah dan terus
tetap produktif. 4 Selain itu kegiatan evaluasi bertujuan untuk melihat kekurangan dari
program penyuluhan yang sudah dijalankan serta menjadi sarana koreksi kekurangan
kekurangan yang timbul selama proses penyuluhan berlangsung. 5
B. Prinsip Evaluasi
Prinsip evaluasi penyuluhan melibatkan pengukuran efektifitas program
penyuluhan, partisipasi masyarakat, dan perubahan perilaku yang diinginkan merujuk
pada pergeseran atau transformasi dalam tindakan, sikap atau kelompok sebagai hasil
dari penyuluhan. Dalam konteks penyuluhan tujuan umumnya adalah mendorong
perubahan positif, seperti membangun untuk meningkatkan pengetahuan, satau
penerapan perilaku berkelanjutan. Evaluasi berfokus pada bagaimana seseorang atau
individu berhasil mengubah perilaku mereka sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Menurut Margono Slamet evaluasi memiiki empat prinsip dasar yakni evaluasi
harus dikaitkan dengan tujuan, evaluasi harus sah dan valid, pengambilan contoh guna
kepentingan evaluasi harus valid dan representatif, dan hasil evaluasi harus berdaya
guna. 6 Disisi lain aspek mendidik juga harus tetap ada dalam evaluasi. Terutama sebagai
sarana pendidikan dan pengembangan bagi para penyuluh agar bisa lebih kreatif lagi.

4
Evaluasi Adalah: Pengertian, Tujuan, Tahapan, dan Contohnya | DailySocial.id
5
Hidayati, Permata Ika, (2014)“Penyuluhan dan Komunikasi” Universitas Kanjuruhan Malang, Hal 109
6
Margono Slamet, 1978. Kumpulan Bacaan Penyuluhan Pertanian. Edisi Ketiga. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Selanjutnya diharapkan evaluasi menjadi sarana penguat solidaritas. Agar penyuluh
sebagai protagonis modernisasi tidak lagi memiliki Identitas tradisional di satu pihak,
tapi belum memiliki identitas modern di pihak lain.7
Secara umum evaluasi dilaksanakan dengan prinsip :
1. Evaluasi harus dikaitkan dengan metode, tujuan dan materi yang digunakan,
2. Evaluasi yang dilaksanakan harus sesuai tahapan dari rencana dan telah
berdasarkan ketentuan yang di rencanakan,
a. Evaluasi harus merupakan kesepakatan dari perencana, pelaksana dan
evaluator sendiri,
b. Evaluasi tidak dilakukan sendiri-sendiri atau sembunyi-sembunyi
sebagai bagn yang harus diketahui oleh semua pihak yang terlibat.8
C. Karakteristik Evaluasi
1. Adanya hasil langsung
Evaluasi dan hasil langsung adalah subjek yang penting dalam penulisan. penyuluh
sering melakukan evaluasi dalam proses penyuluhan, baik selama maupun setelah
proses penyuluhan berlangsung. Apabila evaluasi dilakukan saat pembelajaran
berlangsung, penyuluh berharap mengetahui sejauh mana strategi penyuluhan yang
digunakan efektif dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila evaluasi
dilaksanakan setelah proses penyuluhan selesai, itu berarti penyuluh ingin
mengetahui capaian atau pencapaian penyuluhan yang diperoleh oleh peserta.
2. Transfer
Evaluasi dan transfer adalah dua elemen yang saling terkait dalam suatu proses.
Evaluasi merupakan langkah penting dalam menilai kualitas atau nilai suatu objek,
sementara transfer merupakan tindakan untuk memindahkan objek tersebut ke
tempat lain. Mengenai proses belajar, ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan, salah satunya adalah kesempatan untuk bisa mengaplikasikan hasil
pembelajaran dalam situasi yang sesungguhnya.

Pemikiran ini merupakan dasar yang logis dan rasional dari segi psikologis. Jika
seorang peserta belum mampu mengaplikasikan ilmu tajwid dalam membaca Al-
Qur'an, maka ia tidak dianggap telah menguasai ilmu tajwid. Jika ada hasil belajar yang

7
Mohammad Arif, INDIVIDUALISME GLOBAL DI INDONESIA (Studi Tentang Gaya Hidup Individualis
Masyarakat Indonesia Di Era Global). KEDIRI:STAIN KEDIRI PRESS. 2015
8
Gede Suarta, “Konsep Evaluasi Perencanaan dan Terapannya pada Program Penyuluhan”Universitas Udayana,
2017
tidak dapat dipindahkan ke konteks lain dan hanya berlaku dalam satu situasi khusus,
maka hasil belajar tersebut disebut sebagai hasil belajar palsu. Sebaliknya, jika hasil
belajar dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, maka hasil belajar tersebut dinamakan
sebagai hasil belajar otentik. Oleh karena itu, evaluasi yang efektif harus mampu
mengukur pencapaian pembelajaran yang autentik dan memiliki potensi untuk transfer
pengetahuan.

Dalam penelitian, seringkali ditemukan pencapaian hasil pembelajaran yang


terlihat baik, namun sebenarnya hasil tersebut tidaklah autentik. Para peserta didik
mampu mengucapkan kata-kata yang telah mereka hafal dari buku pelajaran mereka,
akan tetapi mereka tidak dapat mengaplikasikan kata-kata tersebut dalam situasi yang
baru bagi mereka. Penguasaan materi pelajaran seperti ini hanya sebatas memiliki
pengetahuan tanpa pemahaman yang mendalam. Jika evaluasi ditekankan pada hasil-
hasil palsu, baik untuk informasi bagi peserta didik maupun untuk tujuan lain, maka
evaluasi tersebut dianggap palsu. Apabila peserta didik hanya memiliki pengetahuan
yang bersifat informatif, tidak dapat dipastikan bahwa mereka benar-benar memahami
dan memaknainya.

Oleh karena itu, penekanan pada pengetahuan yang bersifat informatif tidak
akan memunculkan pola berpikir yang optimal. Ketika kita mengevaluasi proses
pembelajaran, terdapat dua alasan mengapa hasil pembelajaran yang berhubungan
dengan proses transfer menjadi sangat penting. Untuk pertama kalinya, hasil-hasil
tersebut secara tegas dan jelas komunikasikan kepada guru mengenai apa yang benar-
benar terjadi atau tidak terjadi. Selain itu, hasil-hasil tersebut juga menunjukkan sejauh
mana pencapaian hasil belajar yang bermakna dan autentik. Kedua, hubungan yang erat
antara hasil belajar dan tujuan peserta didik menyebabkan terbentuknya pola dan
karakter belajar mereka. Hal ini memiliki efek yang sangat kuat terhadap metode belajar
yang diterapkan oleh peserta didik. Untuk itu, penting untuk belajar dengan tujuan
untuk mendapatkan hasil yang dapat ditransfer dan dapat digunakan sesuai kebutuhan
pada setiap waktu. Proses transfer ini menjadi sebuah sarana pendidikan bagi
masyarakat, sebagai sarana proses memanusiakan manusia dalam rangka mewujudkan
budayanya. 9

D. Jenis Evaluasi

9
Mohammad Arif, PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM. KEDIRI:STAIN KEDIRI PRESS. 2016
Evaluasi adalah suatu metode untuk secara sistematis menganalisis kinerja atau
kegiatan tertentu dengan menggunakan metode dan materi tertentu, dengan tujuan
menentukan sejauh mana hasil dari kegiatan tersebut dapat dicapai. Prinsip dasar
evaluasi adalah bahwa ini adalah proses yang terstruktur untuk mengukur efektivitas
suatu kegiatan dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan mengumpulkan
informasi dari berbagai aspek yang relevan melalui penggunaan instrumen tertentu.
Ada tiga jenis evaluasi yang relevan dalam kegiatan penyuluhan:
1. Evaluasi pribadi (self evaluation)
Evaluasi pribadi adalah proses untuk menilai sejauh mana penyuluh berhasil
dalam melaksanakan penyuluhan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
evaluasi ini mencakup:
a. Materi: Apakah materi penyuluhan memadai dan disusun dengan baik? Apakah
tujuan penyuluhan dapat diidentifikasi dan dicapai? Apakah alat komunikasi
yang digunakan efektif? Apakah sarana yang tersedia memadai?
b. Penyajian: Bagaimana perhatian dan minat peserta terhadap penyuluhan?
Apakah penyajian berkelanjutan dan memotivasi peserta? Apakah penggunaan
alat bantu komunikasi efektif? Apakah bahasa yang digunakan mudah
dipahami? Apakah penyajian direncanakan dengan baik dan sesuai dengan
jadwal?
c. Fasilitas: Apakah fasilitas fisik memadai? Apakah terdapat catatan yang cukup?
d. Pasca dakwah/penyuluhan: Apakah tujuan penyuluhan tercapai? Apakah
harapan peserta terpenuhi? Apakah ada indikasi perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan, atau sikap? Apa metode penyuluhan yang berhasil dan tidak
berhasil? Apakah fasilitas dan perlengkapan memadai? Bagaimana
perbaikannya?
2. Evaluasi peserta/sasaran dakwah/penyuluhan
Dalam evaluasi ini, perhatian diberikan pada sejauh mana peserta memahami
materi penyuluhan, apakah tujuan penyuluhan tercapai, apakah tujuan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, efektivitas alokasi waktu, kepuasan peserta terhadap
penyuluhan, saran-saran untuk perbaikan, dan pengaruh penyuluhan pada
masyarakat. Apakah sudah ada proses disiplin pada masyarakat dalam
melaksanakan penyuluhan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mohammad Arif
bahwa disiplin menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan program-
program pendidikan.10
3. Tes
Tes adalah proses yang digunakan untuk menilai sejauh mana peserta
penyuluhan telah memahami materi. Tes dapat dilakukan secara formal atau
informal, seperti melalui pertanyaan atau instrumen lainnya.

10
. Mohammad Arif, Pesantren Salaf Basic Pendidikan Karakter Dalam Kajian Historis Dan Prospektif.
KEDIRI:STAIN KEDIRI PRESS. 2012
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Evaluasi adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seorang individua tau
kelompok berupa mengumpulkan berbagai informasi dengan tujuan menilai atau
memperbaiki sebuah alat, metode atau hasil kerja manusia yangmana hasilnya akan
dijadikan sebagai tolak ukur keputusan untuk melaksanakan dan melanjutkan kegiatan
selanjutnya. Adapun tujuan dari kegiatan evaluasi sendiri adalah melihat kekurangan
kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan dengan menjadikan evaluasi sebagai
sarana koreksi kekurangan yang ditimbul selama proses penyuluhan berlangsung. Jenis
Evaluasi ada 3, yaitu Evaluasi pribadi (Evaluasi yang ditujukan untuk Penyuluh),
Evaluasi Peserta/Sasaran dakwah (Evaluasi yang ditujukan untuk sasaran penyuluh)
dan Tes (Evaluasi yang ditujukan untuk sasaran penyuluh melalui cara Formal maupun
Informal).
DAFTAR PUSTAKA

Buku Penunjang Tugas Penyuluh Agama Manajemen Dakwah (Dasar-Dasar


Dakwah/Penyuluhan Agama Islam). Kementerian Agama Rl Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Penerangan Agama Islam. 2011
Arif Mohammad. STUDI ISLAM DALAM DINAMIKA GLOBAL, KEDIRI:STAIN KEDIRI
PRESS. 2017
Arif Mohammad. URGENSITAS PESANTREN DALAM INOVASI PENDIDIKAN, KEDIRI
:IAIN KEDIRI PRESS. 2019.
Evaluasi Adalah: Pengertian, Tujuan, Tahapan, dan Contohnya | DailySocial.id
Hidayati, Permata Ika. “Penyuluhan dan Komunikasi” Universitas Kanjuruhan Malang.
(2014)
Margono Slamet, 1978. Kumpulan Bacaan Penyuluhan Pertanian. Edisi Ketiga. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Arif Mohammad. INDIVIDUALISME GLOBAL DI INDONESIA (Studi Tentang Gaya Hidup
Individualis Masyarakat Indonesia Di Era Global). KEDIRI:STAIN KEDIRI
PRESS. 2015
Suarta Gede. “Konsep Evaluasi Perencanaan dan Terapannya pada Program Penyuluhan”.
Universitas Udayana. 2017
Arif Mohammad. PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM. KEDIRI:STAIN KEDIRI PRESS.
2016
Arif Mohammad. Pesantren Salaf Basic Pendidikan Karakter Dalam Kajian Historis Dan
Prospektif. KEDIRI:STAIN KEDIRI PRESS. 2012

Anda mungkin juga menyukai