Anda di halaman 1dari 10

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA

TRANSKULTURAL DALAM KEPERAWATAN KEHIDUPAN MANUSIA

Dosen : Esrom Kanine. M.Kep, Ns, Sp.Kep.J

Disusun Oleh :
Ritna Dice Apulu
Sastia Saromeng
Sintia Tahir
Siti Hardiyanti Kiyai Mardjo
Siti Rachmatia Potale
Sun Gita Tulung

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MANADO
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menjalankan tugas sebagai perawat, banyak perubahan-perubahan di era
globalisasi ini baik di lingkungan, klien, termasuk dari segi pelayanan kesehatannya.

Dalam ilmu keperawatan banyak sekali yang mendasari ilmu tersebut. Slah satu teori
yang di aplikasikan dalam asuhan keperawatan adalah teori Leininger tentang “ Trancultural
Nursing”. Dalam teori ini Transcultural Nusing diartikan sebagai area yang luas dalam
keperawatan yang fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur
dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan ola
tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur
yang universal dalam keperawatan. Dalam hal ini diharapkan adanya kesadaran terhadap
perbedaan kultur berarti perawat yang profesional memiliki pengetahuan dan praktik berdasarkan
kultur secara konsep perencanaan dalam praktik keperawatan.

Tujuan penggunaan keperawatan transcultural adalah untuk mengembangkan sains dan


keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan
kultur yang universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik
yang dimiliki oleh kelompok tertentu. Kultur universal adalah nilai-nlai dan norma yang diyakini
dan dilakukan hampir semua kultur (Leininger,1979).

B. Rumusan Masalah
a. Menjelaskan Definisi Transcultural Nursing
b. Menjelaskan Tujuan penggunaan Keperawatan Transkultural
c. Menjelaskan aplikasi konsep dan prinsip traskultural nursing sepanjang daur kehidupan
manusia
C. Manfaat
Memberikan wawasan tentang apa yang dimaksud transcultural nursing melalu difinisi
yang dijabarkan, konsep-konsep yang ada serta hal yang terjadi yang berhubungan
dengan transcultural nursing
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pengertian Transkultural bila ditinjau dari makna kata , transkultural berasal dari kata trans dan
culture, trans berarti alur perpindahan, jalan lintas atau penghubung. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia; trans berarti melintang, melintas, menembus , melalui. Culture berarti budaya . Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur berarti; -kebudayaan cara pemeliharaann pembudidayaan. -
Kepercayaan , nilai  nilai dan pola perilaku yang umum
berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya sedangkan cultural berarti;
sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan. Budaya sendiri berarti: akal budi , hasil dan adat
istiadat. Dan kebudayaan berarti hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia seperti
kepercayaan , kesenian dan adat istiadat atau keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk menjadi pedoman tingkah lakunya. Jadi , transkultural dapat diartikan
sebagai lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang
lain atau juga pertemuan kedua nilai nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial.

Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatankhususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

B. Tujuan Penggunaan Transcultural Nursing

Menurut Leininger tujuan penggunaan keperawatan transcultural adalah dalam pengembangan


sains dan ilmu yang humanis sehinga tercipta praktek keperawatan pada kebudaayan yang spesifik
kebudayaan yang spesifik adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang spesifik yang tidak
dimiliki leh kelompok lain contohnya suku Osing, Tengger dan dayak. Sedangkan kebudayaan yang
universal adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang di yakini dan dilakukan oleh hampir
semua kebudayaan .
Dengan adanya keperawatan transcultural ini dapat membantu klien beradaptasi terhadap
budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya. Perawat juga dapat membantu klien agar
dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan status kesehatan.
Seluruh perencanaan dan implementasi keprawatan dirancang sesuai latar belakang budaya
sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup yang lebih baik setiap saat. Dan perawat perlu
memahami landasan teori dan praktik perawatan yang berdasarkan budaya.Keberhasilan seorang
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan bergantung pada kemampuan menyintesis konsep
antropologi,sosiologi,dan biologi dengan konsep caring, proses keperawatan dan komunikasi
interpersonal kedalam konsep asuhan keperawatan transcultural

C. Aplikasi Konsep dan Prinsip transcultural nursing di Sepanjang Daur Kehidupan Manusia

Perawatan Kehamilan dan Kelahiran bayi pun dipengaruhi oleh aspek social dan budaya dalam
suatu masyarakat. Dalam ukuran tertentu ,fisiologi kelahiran secara universal sama.Namun proses
kelahiran sering ditanggapi dengan cara-cara yang berbeda oleh aneka kelompok masya-
rakat(Jordan,1993).Berbagai kelompok yang memiliki penilain terhadap aspek kultural tentang
kehamilan dan kelahiran menganggap peristiwa itu merupakan tahapan yang harus dijalani dunia.
Pebedaan yang mencolok antara penanganan kehamilan dan kelahiran oleh dunia medis dengan
dengan adat adalah orang yang menanganinya,kesehatan modern penangan dokter dibantu oleh
perawat,bidan,dan lain sebagainya tapi penanganan dengan adat dibantu oleh dukun bayi. menurut
pendekatan biososiokultural dalam kajian antropologi, kehamilan dan kelahiran dilihat bukan hanya
aspek biologis dan fisiologis saja, melainkan sebagai proses yang mencakup pemahaman dan
pengaturan hal-hal seperti; pandangan budaya mengenai kehamilan dan kelahiran, persiapan
kelahiran, para pelaku dalam pertolongan persalinan, wilayah tempat kelahiran berlangsung,
cara pencegahan bahaya, penggunaan ramuan atau obat-obatan tradisional, cara menolong
kelahiran, pusat kekuatan dalam pengambilan keputusan mengenai pertolongan serta perawatan bayi
dan ibunya.
Berdasarkan uraian di atas perawat harus mampu memahami kondisi kliennya yang memiliki
budaya berbeda.Perawat juga dituntut untuk memiliki keterampilan dalam pengkajian buday yang
akurat dan komprehensif sepanjang waktu berdasarkan warisan etnik dan riwayat etnik,riwayat
biokultural,organisasi social,agama,dan kepercayaan serta pola komunikasi.Semua budaya
mempunyai dimensi lampau,sekarang dan mendatang untuk itu penting bagi perawat memahami
orientasi waktu wanita yang mengalami transisi kehidupan dan sensitive terhadap warisan budaya
keluarganya
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses keperawatan transcultural merupakan salah satu dasar teori untuk memenuhi
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya pasien. Proses keperawatan
transcultural diaplikasikan untuk mengurangi konflik perbedaan budaya atau lintas budaya antar
perawat sebagai professional dan pasien.Perilaku budaya terkait sehat sakit masyarakat secara
umum masih banyak dilakukan pada keluarga secara turun menurun.
Sehat dan sakit atau kesehatan dalam perspektif transcultural nursing diartikan pandangan
masyarakat tentang kesehatan spesifik bergantung pada kelompok kebudayaanya teknologi
dan non-teknologi pelayanan kesehatan yang diterima bergantung pada budaya nilai dan
kepercayaan yang dianut.

B. Saran

Sebagai calon perawat professional hendaklah nantinya mengaplikasikan teori-toeri


Leininger dalam setiap melakukan proses keperawatan , tanpa membeda-bedakan pasien, baik
itu dari segi agama, budaya, dan sebagainya sehingga pelayanan kesehatan dapat dilakukan secara
optimal.Selain itu,dengan adanya makalah ini, para mahasiswa keperawatan dapat mengetahui
konsep keperawatan trankultural sehingga mulai sekarang mempersiapkan diri menghadapi
beragam perbedaan dengan pasien yang nantinya akan didapatkan di pelayanan kesehatan
Daftar Pustaka

https://pdfcookie.com/documents/transkultural-nursing-sepanjang-daur-kehidupan-manusia-
5lqe3wdon9l7 Di akses tgl 25 juli 2021
https://www.academia.edu/6525238/Makalah_transcultural_nursing Di akses tgl 25 juli 2021
https://pdfcoffee.com/aplikasi-transkultural-nursing-sepanjang-daur-kehidupan-manusia-4-pdf-
free.html Di akses tgl 26 juli 2021
Analisa Jurnal Menggunakan PICOT

Judul Artikel, Penulis, Publikasi Jurnal Analisis PICOT

Judul artikel : Populasidansampel:


Pengalamanperawatkamarbedahdalampenerapa P: Kompetensi perawat bedah dalam
n penerapan keperawatan transkultural
sangatdiperlukan untuk menghindari dampak
Keperawatantranskultural di bali, indonesia:
negative selama pelayanan dan pemberian
studideskriptifanalisiskualitatif-kuantitatif
asuhan keperawatan perioperatif yang
profesional. Studi mengenai kompetensi
Penulis : keperawatan transkultural pada perawat
kamar bedah masih sangat terbatas
NyomanAgusJagat Raya,
jumlahnya di Indonesia.
I Wayan Winarta2,
Sampel :Sebanyak 117 org terdiri atas
I Wayan Rosdiana2, partisipa dalam studi kualitatif melalui
I Wayan Purnata2, diskusi kelompok terfokus (FGD) sebanyak
11 partisipan, sedangkan jumlah responden
Ni KomangWidiari2.
dalam studi kuantitatif sebanyak 106
responden. Responden dalam penelitian ini
adalah perawat kamar bedah dari masing-
masing rumah sakit kabupaten/kota di Bali.

Intervention :
- Penelitian deskriptif cross-sectional
dengan metode campuran
sekuensialeksploratori digunakan
dalam penelitianini.
- Rancangan kualitatif menggunakan
wawancara diskusi kelompok
terfokus (focus group discussion/
FGD)
- Rancangan kuantitatif menggunakan
survey kuisioner.
- Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiriatas data
demografi, pertanyaan semi- struktur,
dan kuisioner.
- Adapun cakupan pertanyaan terdiri
dari: pengetahuan tentang
keperawatan transkultural,
pengalaman dalam penerapan
Judul Artikel, Penulis, Publikasi Jurnal Analisis PICOT

keperawatan transkultural, dan


kompetensi perawat terkait
transkultural.
Comparison :
Didapatkan tiga pengalaman dominan oleh
responden yaitu pasien meminta organ yang
telah dioperasi untuk dibawa pulang (84%),
pasien dipercikan dan meminum air suci
(tirta) sebelum dilakukan operasi (52,8%),
dan tradisi mendoakan bayi segera setelah
lahir di ruang operasi (27,4%). Sementara
itu, pengalaman dari Tema 1 yang sangat
jarang dialami oleh responden yaitu pasien
dan/atau keluarga tidak menerim
aaturan/prosedur medis yang berlaku dengan
alasan bertentangan dengan budayada
keyakinan yang dianut (2,8%)

Outcome :
Fenomena transkultural di kamar bedah
menjadi hal sensitive karena berkaitan
dengan agama, adat, tradisi, budaya yang
masih dipegang teguh oleh pasien termasuk
ketika menjalani proses pembedahan, salah
satunya membawa pulang organ tubuh yang
telah dibedah untuk dilakukan upacara adat,
dikubur, atau dibuang kelaut. Oleh karena
itu, kompetensi perawat kamar bedah dalam
penerapan keperawatan transkultural menjadi
sangat penting untuk mencegah dan
meminimalisi rkonflik.

Time :
Penelitian ini dilakukan pada bulan
september - desember 2020

Anda mungkin juga menyukai