Dosen Pengampu :
PALEMBANG 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan
judul Aplikasi Trascultural Nursing dan di bimbing oleh Dosen Nuriza S.Kep, Ners,M.
Kes. ,.M.Kep dan Dosen Abu Bakar ,S.Kep,Ners,M.Kes Yang alhamdulillah telah diselesaikan
Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang Aplikasi Tranculural Nursing Malah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu Saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kehidupan Manusia..........................................................................................7
3.1 Kesimpulan.................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman di era globalisasi saat ini, terjadi peningkatan jumlah
penduduk baik populasi maupun variasinya. Keadaan ini memungkinkan adanya multikultural
atau variasi kultur pada setiap wilayah. Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang berkualitas pun semakin tinggi. Hal ini menuntut setiap tenaga kesehatan
profesional termasuk perawat untuk mengetahui dan bertindak setepat mungkin dengan
prespektif global dan medis bagaimana merawat pasien dengan berbagai macam latar
belakang kultur atau budaya yang berbeda dari berbagai tempat di dunia dengan
memperhatikan namun tetap pada tujuan utama yaitu memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas. Penanganan pasien dengan latar belakang budaya disebut dengan transkultural
nursing. Tanskultural nursing adalah suatu daerah/wilayah keilmuan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokusnya memandang perbedaan dan kesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepda manusia (Leininger, 2002).
Proses keperawatan transkultural diaplikasikan untuk mengurangi konflik perbedaan budaya
atau lintas budaya antara perawat sebagai profesional dan pasien
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami bagaimana aplikasi transkultural nursing sepanjang daur
kehidupan manusia.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian transkultural
b. Menjelaskan peran dan fungsi perawat
c. Menjelaskan pegkajian asuhan keperawatan budaya
d. Menjelaskan instrumen pengkajian budaya
e. Menjelaskan aplikasi konsep & prinsip transkultural ursing sepanjang daur kehidupan
manusia
f. Menjelaskan penerapan konsep kultur lainnya
g. Menjelaskan Aspek budaya dalam keperawatan
h. Menjelaskan Konsep dan prinsip asuhan keperawatan trancultural
D. Manfaat
1. Bagi penulis
Menambah wawasan tentang aplikasi transkultural nursing sepanjang daur kehidupan
manusia
2. Bagi Pembaca
Memberikan Wawasan tentang aplikasi transkultural nursing sepanjang daur kehidupan
manusia, serta dapat meningkatkan wawasan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu, penting
bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat (Pasien). Misalnya
kebiasaan hidup sehari – hari, seperti tidur, makan , kebersihan diri, pekerjaan, pergaulan
social, praktik kesehatan, pendidikan anak, ekspresi perasaan, hubungan kekeluargaaan,
peranan masing – masing orang menurut umur.
Kultur juga terbagi dalam sub – kultur. Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur
yang tidak seluruhnya menganut pandangan kelompok kultur yang lebih besar atau memberi
makna yang berbeda . Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai – nilai budaya Timur, menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat
pelayanan dari dokter pria. Dalam beberapa setting, lebih mudah menerima pelayanan
kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan. Hal ini menunjukkan bahwa budaya Timur
masih kental dengan hal – hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun – tahun terakhir ini, makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur
terhadap pelayanan perawatan. Perawatan Transkultural merupakan bidang yang relative
baru ; ia berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik budaya tentang kesehatan
dan hubungannya dengan perawatannya. Leininger ( 1991 ) mengatakan bahwa transcultural
nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun
kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda ras, yang mempengaruhi pada
seseorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawatan
transkultural adalah berkaitan dengan praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan
pengobatan rakyat (tradisional). Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan
yang berkaitan dengan kesehatan.
Menurut Dr. Madelini Leininger, studi praktik pelayanan kesehatan transkultural adalah
berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan
kesehatannya. Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam berbagai budaya (kultur),
baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan terkumpul persamaan – persamaan.
Lininger berpendapat, kombinasi pengetahuan tentang pola praktik transkultural dengan
kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan perawatan dan
kesehatan orang banyak dan berbagai kultur.
Perawat dalam menjalankan tugasnya sering menghadapi klien yang memiliki latar
belakang etnik, budaya, dan agama yang berbeda. Untuk menghadapi situasi ini penting bagi
perawat untuk memahami bahwa klien memiliki pendangan dan interpretasi mengenai
penyakit dan kesehatan yang berbeda. Pandangan tersebut didasarkan pada keyakinan sosial-
budaya klien. Perawat harus sensitif dan waspada terhadap keunikan warisan budaya dan
tradisi kesehatan klien dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dari latar
belakang kebudayaan yang berbeda. Perawat harus mengkaji dan mendengarkan dengan
cermat tentang konsistensi warisan budaya klien. Pengakajian tentang budaya klien
merupakan pengkajian yang sisrematik dan komprehensif dari nilai-nilai pelayanan budaya,
kepercayaan, dan praktik individual, keluarga, komunitas. Tujuan pengkajian budaya adalah
untuk mendapatkan informasi yang signifikan dari klien sehingga perawat dapat menerapkan
kesamaan budaya (Leininger dan MC Farland, 2002).
Perawat dalam melakukan pengkajian terhadap kebudayaan klien dimulai dari
menentukan warisan kultural budaya klien, latar belakang organisasi sosial, dan keterampilan
bahasa sertamenayakan penyebab penyakit atau masalah untuk mengetahui klien
mendapatkan pengobatan rakyat secara tradisional baik secara ilmiah maupun
mesogisoreligus atau kata ramah, suci untuk mencegah dan mengatasi penyakit. Hal ini
dilakukan untuk pemenuhan kompoen pengakajian budaya untuk menyediakan informasi
yang berguna dalam mengumpulkan data kebudayaan klien. Model matahari terbit dari
leininger menggambarkan keberagaman budaya dalam kehidupan sehari-hari dan membantu
melaksanakan pengkajian budaya yang dilakukan secara komprehensif. Model ini
beranggapan bahwa nilai-nilai pelayanan budaya, kepercayaan, dan praktik merupakn hal
yang tidak dapat diubah dalam budaya dan dimensi struktur sosial masyarakat, konteks
lingkungan, bahasa dan riwayat etik atau peristiwa bersejarah dari kelompok tertentu(Potter
dan perry, fundamental keperawatan ed 7, 187)
Tahapan pengkajian budaya dimulai dari mengetahui perubahan demografik populasi
pada lingkungan praktik komunitas yang disebut dengan data sensus. Data sensus didapatkan
dari data sensus lokal dan regional serta laporan pelayanan kesehatan. Langkah berikutnya
perawta menggunakan teknik wawancara yang terbuka, terfokus, dan kontras untuk
mendorong klien menceritakan nilai-nilai, kepercayaan, dan praktik dalam warisan
budayanya( Spradley, 1979).
Dalam melaksanakan pengkajian budaya seorang perawt menjalin hubungan dengan
klien dan memiliki keterampilam dalam berkomuknikasi. Pengkajian budaya yang
komprehensif membutuhkan keterampilan, waktu hingga persiapan dan antisipasi sangat
diperlukan.
Pada abad ke-21 ini,tuntutan terhadap asuhan keperawatan semakin besar, tak hanya
asuhan keperawatan yang melihat sisi medisnya saja, tetapi juga melihat dari sisi budaya. Jika
melihat dari sisi budaya, ini termasuk ilmu keperawatan yang memasuki level midle theory
range, yaitu teori transkultural nursing. Transkultural nursing mempunyai tahapan yang sama
dengan proses keperawatan; antara lain pengkajian, diagnosis, perencanaan, implemantasi dan
evaluasi.
Pengkajian dalam transkultural nursing memiliki instrument atau komponen tersendiri,
antara lain; warisan dan sejarah etnik, variasi biologis, religious dan kepercayaan, organisasi
sosial, komunikasi, waktu, kepercayaan perawatan dan prakteknya, serta pengalaman sebagai
tenaga proposional. Warisan budaya dan sejarah etnik sering membawa pada nilai-nilai dan
norma yang berlaku pada suatu adat istiadat, ras klien, atau dalam hal ini dapat dikaji tentang
persepsin sehat dan sakit menurut budaya klien, keikutsertaan cara-cara budaya dalam proses
perawatan. Relijius dan kepercayaan ini dalah faktor yang sangat mempengaruhi karena
membawa motivasi tersendiri untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya. Kajian
religious dapat meliputi agama yang dianut, sudut pandang pasien terhadap penyebab
penyakit, proses penyembuhannya serta sisi positif agama pasien yang dapat membantu
proses kesembuhanya. Variasi biologis, perbedaan biologis antara anggota kelompok kultur,
seperti struktur dan bentuk tubuh, warna kulit, variasi enzimatik dan genetik, kerentanan
terhadap penyakit, variasi nutrisi.
Pengkajian organisasi sosial mengacu pada unit keluarga dan kelompok sosial, dimana di
lihat tentang keadaan soal keluarga seperti ekonomi, pergaulan sosial. Sedangkan pada
kelompok sosila klien dapat dilihat sejarah lingkungan dan kondisi lingkungan. Komunikasi
adalah hal terpenting dalam pelaksanaan proses asuhan keperawatan, ketidak berhasilan
komunikasi dapat menghambat proses diagnosis dan tindakaan serta dapat membawa pada
hasil yang tragis. Dalam hal ini perawat harus dapat melihat bahasa yang digunakan pasien
secara verbal maupun non verbal. Ruang personal menujukkan sikap klien yang harus
ditanggapi oleh perawat secara sensitive, sehingga tidak menimbulkkan rasa ketidak
nyamanan pasien. Bukan hanya mengenai ruang personal yang harus menjadi pertimbangan
tetapi juga mengenai waktu ,orientasi waktu berbeda-deada dalam setiap ethic ada yang
memprioritaskan pada saat ini ada juga yang saat mendatang. Perbedaan orientasi waktu ini
akan membawa pada perencaan asuhan jangka panjang. Keyakinan perawtan klien juga
menjadi factor kajian, di sini perawat harus melihat bagai mana keyakinan dan praktik
pengobatan tradisional yang dipercai pasien dlam proses penyembuhannya apakah dapat
membantu atau memperparah penyakitnnya. Dan factor kajian terakhir yang mempengaruhi
adalah pengalam an propesional perawtan itu sendiri dalam menangggapi atau dalam member
asuhan keperawatan itu.
2.5 Aplikasi Konsep Dan Prinsip Transkultural Nursing Sepanjang Daur Kehidupan
Manusia
Budaya Sunda
a) Sakit Demam
Keluhan demam ditandai dengan badan terasa pegal – pegal, menggigil, kadang –
kadang bibir biru. Penyebab demam adalah udara kotor, menghisap debu kotor,
pergantian cuaca, kondisi badan lemah, kehujanan, kepanasan cukup lama, dan
keletihan. Pencegahan demam adalah dengan menjaga kebersihan udara yang dihisap,
makan teratur, olahraga cukup, tidur cukup, minum cukup, kalau badan masih
panas/berkeringat jangan langsung mandi, jangan kehujanan dan banyak makan
sayuran atau buah. Pengobatan sendiri demam dapat dilakukan dengan obat
tradisional, yaitu kompres badan dengan tumbuhan daun melinjo, daun cabe atau daun
singkong, atau dapat juga dengan obat warung yaitu Paramek atau Puyer bintang tujuh
nomor 16.
b) Keluhan Batuk
Batuk TBC, yaitu batuk yang sampai mengeluarkan darah dari mulut, batuk biasa, dan
batuk yang terus menerus dengan suaranya melengking dengan gejala tenggorokan
gatal, terkadang hidung rapet, dan kepala sakit. Penyebab batuk TBC adalah karena
orang tersebut menderita penyakit TBC paru, sedangkan batuk biasa atau batuk
bangkong adalah menghisap debu dari tanah kering yang baru tertimpa hujan, alergi
salah satu makanan, makanan basi, masuk angin, makan makanan yang digoreng
dengan minyak yang tidak baik, atau tersedak makanan/keselek. Pencegahan batuk
dilakukan dengan menjaga badan agar jangan kedinganan, jangan makan makanan
basi, tidak kebanyakan minum es, menghindari makanan yang merangsang
tenggorokan, atau menyebabkan alergi. Pengobatan sendiri batuk dapat dilakukan
dengan obat warung misalnya konidin atau oikadryl. Bila batuk ringan dapt minum
obat tradisional yaitu air perasan jeruk nipis dicampur kecap, daun sirih 5 lembar
diseduh dengan air hangat setengah gelas atau rebusan jahe dengan gula merah.
c) Sakit Pilek
Keluhan pilek ringan, yaitu hidung tersumbat atau berair, dan pilek berat yaitu pilek
yang disertai sakit kepala, demam, badan terasa pegal dan tenggorokan kering.
Penyebab pilek adalah kehujanan menghisap debu kotor, menghisap asap rokok,
menghisap air, pencegahan pilek adalah jangan kehujanan, kalau badan berkeringat
jangan langsung mandi, apabila muka terasa panas, jangan mandi langsung minum
obat, banyak minum air dan istirahat. Pengobatan sendiri, pilek dapat dilakukan
dengan obat warung yaitu mixagrib diminum 3x sehari sampai keluhannya hilang.
Dapat juga digunakan obat tradisional untuk mengurangi keluhan , misalnya minyak
kelapa dioleskan di kanan dan kiri hidung.
d) Sakit Panas
Sakit panas adalah sakit yang menyebabkan sekujur tubuh seseorang terasa panas
biasanya yang disertai. Untuk mengobatinya, orang sunda biasa dengan menggunakan
labu yang diparut, kemudian dibungkus kain dan di kompreskan ke tubuh orang yang
sakit panas tersebut hingga panasnya turun. Selain itu juga bisa dengan menggunakan
kompres air dingin.
Budaya Batak
Bagi orang batak, di samping penyakit alamiah, ada juga beberapa tipe spesifik penyakit
supernatural, yaitu :
a) Jika mata seseorang bengkak, orang tersebut diyakini telah melakukan perbuatan yang
tidak baik (mis : mengintip). Cara mengatasinya agar matanya tersebut sembuh adalah
dengan mengoleskan air sirih.
b) Nama tidak cocok dengan dirinya (keberatan nama) sehingga membuat orang tersebut
sakit. Cara mengobatinya dengan mengganti nama tersebut dengan nama yang lain,
yang lebih cocok dan didoakan serta diadakan jamuan adat bersama keluarga.
c) Ada juga orang batak sakit karena tarhirim Misalnya : seorang bapak menjanjikan
akan memberi mainan buat anaknya, tetapi janji tersebut tidak ditepati . Karena janji
tersebut tidak ditepati, si anak bisa menjadi sakit.
d) Jika ada orang batak menderita penyakit kusta, maka orang tersebut dianggap telah
menerima kutukan dari para leluhur dan diasingkan dalam pergaulan masyarakat.
Di samping itu, dalam budaya batak dikenal adanya “kitab pengobatan”
Di dalam kehidupan Si raja Batak dahulu ilmu pengobatan telah ada, mulai sejak
dalam kandungan sampai melahirkan. Obat-obatan tersebut antara lain:
1) Obat mulai dari kandungan sampai melahirkan
2) Dappol Siburuk (obat urut dan tulang)
3) Biji sirintak (Untuk mengobati sakit mata)
4) Tawar mulajadi (Mengobati penyakit kulit yang sampai membusuk)
e) Jika ada orang batak yang menderita penyakit gondok , maka cara pengobatannya
dengan menggunakan belau.
f) Apabila ada orang batak yang menderita penyakit panas ( demam ) biasanya
pengobatannya dengan cara menyelimutinya dengan selimut / kain yang tebal
Budaya Flores
Damianus Wera orang Flores satu ini punya karunia yang sangat langka . Dami dikenal
sebagai penyembuh alternative unik. Menurut Dami ada tiga jenis penyakit yang dikeluhkan
para pasien : Pertama, jenis penyakit nonmedis atau santet/guna – guna. Kedua, penyakit
medis seperti jantung koroner, tumor, kanker, dll. Ketiga, sakit psikologis mis : banyak
utang, stress, dll. “Dami mengingatkan kunci sehat itu sebenarnya ada di pikiran yang sehat.
Sebaliknya, pikiran yang ruwet, penuh beban dan tekanan, justru memicu munculnya penyakit
dalam tubuh manusia”
Dami mempunyai 7 metode untuk mengatasi penyakit :
1) Berdoa.
2) Air
3) Kapsul ajaib
4) Pijat refleksi
5) Suntik.
6) Telur ayam ( kampung ) dan gelas
7) Operasi / bedah
a) Bawang merah : untuk mengobati batuk , yakni dengan cara dihancurkan (dikunyah ) lalu
dibungkus dengan sepotong kain , kemudian ditempelkan di tenggorokan . Cara ini baik
diterapkan pada waktu sebelum tidur malam.
b) Daun sirih :untuk mengobati orang yang mimisan , yaitu dengan digulung kemudian
disumbatkan ke lubang hidung yang keluar darah.
c) Daun papaya yang masih muda : untuk menghentikan keluarnya darah dari bagian tubuh
yang luka , yaitu dengan dikunyah sampai halus kemudian ditempelkan di bagian yang
luka tersebut.
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak
merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.
a. Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b. Cultural
Seseorang yang memiliki pertentangan antara dua individu dari budaya, gaya hidup,
dan hukum hidup. Contohnya, Didin adalah anak yang dilahirkan dari pasangan suku
sunda dan batak.
c. Diversity
Diversity atau keragaman budaya adalah suatu bentuk yang ideal dari asuhan
keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya individu,
kepercayaan, dan tindakan.
d. Etnosentris
Prsepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang
terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
e. Ras
Perbedaan manusia didasarkan pada asal muasal manusia.
f. Cultural shock
Suatu keadaan yang dialami klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu
beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat
menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa
mengalami disorientasi.
g. Diskriminasi
Perbedaan perlakuan individu atau kelompok berdasarkan ras, etnik, jenis kelamin,
sosial, dan lain sebagainya.
h. Sterotyping
Anggapan suatu individu atau kelompok bahwa semua anggota dari kelompok budaya
adalah sama. Seperti, perawat beranggapan bahwa semua orang Indonesia menyukai
nasi.
i. Assimilation
Suatu proses individu untuk membangun identitas kebudayaannya, sehingga akan
menghilangkan budaya kelompoknya dan memperoleh budaya baru.
j. Perjudice
Adalah prasangka buruk atau beranggapan bahwa para pemimpin lebih suka untuk
menghukum terlebih dahulu suatu anggota.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu, penting
bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat. misalnya kebiasaan hidup
sehari-hari, seperti tidur, makan, pekerjaan, pergaulan sosial dan lain-lain. Kultur juga terbagi
dalam sub kultur.
Nilai-nilai budaya timur masih sangat kental, seperti misalnya wanita yang sedang hamil
ingin diperiksa oleh bidan atau perawat wanita daripada dengan dokter pria. Hal ini
menunjukkan bahwa budaya timur masih kental dengan hal-hal yang dianggap tabu. Dalam
Masyarakat tradisional sistem pengobatan tradasional ini adalah pranata sosial yang harus
dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata sosial umumnya dan bahwa
praktek pengobatan asli (tradisional) adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang
berlaku mengenai sebab akibat.
B. Saran
Pihak penulis menyarankan agar para pembaca sekalian dapat mengikuti sebagian besar
petunjuk yang telah dirangkum dalam penulisan makalah ini, hal ini dikarenakan untuk
mengetahui transkultural nursing dan perawat harus mengetahui budaya individu yang
dirawat karena sangat berpengaruh dengan kehidupan individu maupun kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/makalahAplikasiTranculturalNursingSepanjangDaurKehidupanManusia
Leininger.M & McFarland. M.R, (2002), Transkultural Nursing : Concept, Theories, Research
and Practice, 3rd Ed, USA, Mc-Graw Hill Companies.