Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

HEPATITIS

Dosen Pengampu :

Ns. Mujahidin , S.Kep , M.Kes


Ns. Yofa Anggriani Utama , S.Kep, M.Kes, M,Kep

Disusun
Disusun Oleh
Oleh Kelompok
Kelompok 77
Ririn
Ririn Yulinda
Yulinda (( 19.14201.30.02)
19.14201.30.02)
DEFINISI HEPATITIS

• Hepatitis adalah peradangan pada hati


karena toxin, seperti kimia atau obat
ataupun agen penyebab infeksi.
Hepatitis yang berlangsung kurang dari
6 bulan disebut "Hepatitis Akut",
hepatitis yang berlangsung lebih dari 6
bulan disebut "Hepatitis Kronis",
Hepatitis Kronis adalah peradangan yang
berlangsung selama minimal 6 bulan
Jenis-Jenis Hepatitis

1.Hepatitis A
2. Hepatitis B
3. Hepatitis C
3. Hepatitis D
4. Hepatitis E
Etiologi

• Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya


melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis
• Hepatitis B Ibu hamil menularkan pada bayinya
• Hepatitis C Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa
terjadi melalui kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan
minuman, suntikan ataupun transfusi darah
• Hepatitis Delta dan Hepatitis E
Hepatitis delata dan Hepatitis E diduga Penularanya Melalui mulut tetapi
belum ada penelitian yg jelas
Tanda dan Gejala
• Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama,
sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama
lain.
• gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas,
mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air
seninya berwarna seperti teh tua, kemudian matanya terlihat
kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning.
Patofisiologi
Inflamansi yang menyebar pada hepar ( Hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia
Inflamansi / peradangan pada hepar
Pola hepar abnormal / tergangu
Nekrosis / rusaknya sel-sel hepar
PATHWAY
Manifestasi klinis

• Dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit kepala, malaise,


fatique, anoreksia, febris, urin berwarna gelap, gejala ikterus
pada sklera dan kulit, nyeri tekan pada hati, dapat timbul
antralgia, ruam.
•  
Pemeriksaan Diagnostik

1. Laboratorium
2. Waktu protombin
3. Radiologi
4. Pemeriksaan tambahan
PENATALAKSANAAN
Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup
istirahat
Jika penderita , tidak napsu makan atau muntah – muntah
sebaiknya di berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah
kembali diberikan makanan yang cukup

Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat


– obatan yang mengubah susunan feora usus, misalnya neomisin
atau kanamycin sampai dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat
diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian
banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asam
ASUHAN KEPERAWATAN
HEPATITIS
Pengkajian
• Identitas klien:
• Riwayat kesehatan
• Pemeriksaan Fisik
Diagnosa Keperawatan
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan
metabolik karena anoreksia, mual dan muntah
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan
metabolik karena anoreksia, mual dan muntah
• Tujuan menurut (NOC, 2008):
• Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 Jam diharapkan perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi

• Kriteria hasil:
– Klien asupan makanan, cairan, dan zat gizi tercukupi.
– Menunjukkan peningkatan berat badan dan tanda-tanda malnutrsi.
– Mempertahankan massa tubuh dan dan berat badan dalam batas normal.
– Menunjukkan nilai laboratorim (tranferin,albumon dan elektrolit) dalam batas
normal.
• Menunjukkan status gizi cukup ditandai dengan asupan makanan, cairan dan zat gizi
seimbang
LANJUTAN

• Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum


makan.
• Rasional: keletihan berlamjut menurunkan
keinginan untuk makan.
• Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan
makan sedikit tapi sering.
• Rasional:
• Adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran
gastrointestinal dan menurunkan kapsitasnya.
• Pertahankan hyegiene mulut yang baik sebelum
makan dan sesudah makan.
• Rasional:
• Akumulasi partikel makanan dapat menmbah bau
dan rasa tidak sedap yang menurunkan nafsu
makan.
Lanjutan

• Anjurkan makan sedikit tapi sering.


• Rasional: untuk mempertahankan asupan nutrisi sehingga kebutuhan nutrisi
tercupi.
• Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak.
• Rasional:
• Glikosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan
lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
• Kolaborasikan dengan advice dokter dalam pemberian obat antiemetik dan
analgesik sebelum makan atau sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
• Rasionalnya:
• Pemberian antiemetik dapat menekan mual yang dialami klien dan analgesik
dapat menekan nyeri pada andomen sehingga tidak menimbulkan mual dan
muntah.
• Implementasi
• Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan
yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter
& Perry, 2010). Tujuan implementasi ini membantu pasien dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, pemulihan kesehatan,
dan memfasilitasi koping. (Nursalam, 2008).

• Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawataan dimana
kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan pasien,
perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan
dengan hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).

Anda mungkin juga menyukai