Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

“ GONORE “

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II

Program Studi Ilmu Keperawatan Reg-A1 Semester 5

DOSEN PENGAMPU :

1. Ns.Meta Nurbaiti, S.Kep,.M.kes


2. Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan S.Kep., M.Kes., M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

1. Agung Tri Yanto (19.14201.30.18)


2. Ririn Yulinda (19.14201.30.02)
3. Laras Sati (19.14201.30.14)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya
tentu kami belum dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpa curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.Selainitu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan tidak terhingga kepada:
1. Ns.Meta Nurbaiti, S.Kep., M.Kep
2. Ns.Sutrisari Sabrina Nainggolan, S.Kep., M.Kes., M.Kep
3. Teman–teman yang turut serta dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu.
Semoga makalah ini bermanfaat baik pembaca maupun penulis, Kami menyadari,
makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangunakan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 01 November 2021

Penyusun

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................................1

1.3 Tujuan ............................................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................................2

2.1 Pengertian Gonnore........................................................................................................2

2.2 Etiologi...........................................................................................................................3

2.3 Manifestasi Klinis...........................................................................................................5

2.4 Patofisiologi ...................................................................................................................5

2.5 Patoflow..........................................................................................................................7

2.6 Pemeriksaan Penunjang .................................................................................................7

2.7 Penatalaksanaan Medis ..................................................................................................8

BAB III. ASKEP......................................................................................................................9

3.1 Pengkajian...........................................................................................................................9

3.2 Diagnosa...........................................................................................................................13

3.3 Intervensi .........................................................................................................................13

3.4 Implementasi ....................................................................................................................16

3.5 Evaluasi ........................................................................................................................16

BAB IV. PENUTUP ..............................................................................................................17

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................17

4.3 Saran ................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (2015), gonore adalah penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang dapat menginfeksi baik pria dan
wanita yang mengakibatkan infeksi pada alat kelamin, rectum. Gonore adalah salah satu penyakit
menular seksual paling umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae (Irianto, 2014).
Neisseria gonorrhoeae (N. Gonorrhoeae) merupakan bakteri diplokokkus gram negatif dan manusia
merupakan satu-satunya faktor host alamiah untuk gonokokus, infeksi gonore hampir selalu
ditularkan saat aktivitas seksual. bakteri Gram negatifberbentukcoccus,aerob.Fakto rrisiko kejadian
gonore, yaitu pasangan lebih dari satu, usia muda, status belum menikah, penjaja seks komersial
(PSK), penyalahgunaan narkotika, psikotropikadan zat aditif (NAPZA), tingkat sosioekonomi serta
pendidikan rendah, tidak konsisten penggunaan kondom, dan infeksi IMS sebelumnya. Menurut
World Health Organization (WHO) terdapat kasus baru gonore pada kelompok usia 15– 49 tahun,
yaitu sebanyak 78 juta kasus,9 sedangkan di Asia Tenggara angka prevalensi gonore sebanyak 9,3
jutaorang.

Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat sekali. Namun, beberapa kuman yang
lebih tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan dan telah menyebar ke seluruh dunia dengan
adanya banyak perjalanan yang dilakukan orang- orang melalui transportasi udara.

1.2 Rumusanmasalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian dari Gonore?
2. Bagaimana Etiologi dari gonore?
3. Bagaimana manifestasi klinis pada Gonore?
4. Bagaimana Proses Patofisiologi pada Gonore?
5. Bagaiamana pemberian asuhan keperawatan pada klien Gonore?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dariGonore
2. Untuk mengetahui Etiologi darigonore
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis padaGonore
4. Untuk mengetahui Proses Patofisiologi padaGonore
5. Untuk mengetahui pemberian asuhan keperawatan pada klienGonore

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gonore

Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi
lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata
(konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya, terutama
kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi
selaput didalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.

2.2 Etiologi
1. Kuman : Neisseriagonorrhoea
2. Perantara :manusia
3. tempat kuman keluar : penis, vagina, anus,mulut
4. carapenularan : kontak seksualangsung
5. tempat kuman masuk : penis, vagina, anus,mulut
6. yangbisa terkena : orang yang berhubungan seks takaman

Penyebab gonore adalah gonokok yang di temukan oleh NEISSER pada tahun1879 dan
baru diumumkan apada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan
dikenal ada 4 spesies,yaitu: N.gonorrhoeae dan N.meningitidis yang bersifat patogen ,serta
N. cattarrhalis dan N. pharyngis sicca yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar
dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.
N.gonorrhoeae adalah bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora, jenis
diplokokkus gram negatif dengan ukuran 0,8 – 1,6 mikro.Bakterigonokokkustidak tahan
terhadap kelembaban, yang cenderung mempengaruhi transmisi seksual. Bakteri ini bersifat
tahan terhadap oksigen tetapi biasanya memerlukan2-10%
CO2 dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan zat besi untuk tumbuh
dan mendapatkannya melalui transferin, laktoferin dan hemoglobin.
Organismeinitidakdapathiduppadadaerahkeringdansuhurendah,tumbuhoptimal pada suhu
35-37o dan pH 7,2-7,6 untuk pertumbuhan yangoptimal.
Gonokokkus terdiri dari 4 morfologi, type 1 dan 2 bersifat patogenik dan type 3 dan 4
tidak bersifat patogenik. Tipe 1 dan 2 memiliki pili yang bersifat virulen dan terdapat pada

5
permukaannya, sedang tipe 3 dan 4 tidak memiliki pili dan bersifat non-virulen. Pili akan
melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang.Daerah yang paling mudah
terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum
berkembang (immature), yakni pada wanita sebelum pubertas.
Galur N. gonorrhoeae penghasil penisilinase (NGPP) merupakan galur gonokokus yang
mampu menghasilkan enzim penisilinase atau beta-laktamase yang dapat merusak penisilin
menjadi senyawa inaktif, sehingga sukar diobati dengan penisilin dan derivatnya, walaupun
gejala dengan peninggian dosis.

Faktordalampenelitiannyamenjelaskanbeberapafaktorresikopenularaninfeksigonore
antaralain:
1. Usia muda (18-39tahun)
2. Berganti-ganti pasanganseksual
3. Homoseksual
4. Status sosial ekonomi yangrendah
5. Mobilitas penduduk yangtinggi
6. Tidak menggunakankondom
7. Seksanal
8. Memiliki riwayat penyakit menularseksual

2.3 Manifestasi Klinis

Infeksi pertama yang paling sering dijumpai pada pria adalah uretritis anterior akuta dan
dapat meluas ke proksimal, selanjutnya mengakibatkan komplikasi lokal, asendend dan
diseminata. Keluhan subyektif berupa rasa gatal dan panas di bagian distal uretra di sekitar
orifisium uretra eksternum kemudian disusul disuria, polakisuria, keluar duh tubuh
mukopurulen pada orifisium uretra eksternum yang kadang-kadang disertai darah, dan
disertai perasaan nyeri pada waktu ereksi (Daili & Nilasari, 2016). Pada pemeriksaan
tampak orifisium uretra eksternum hiperemis, edema dan ektropion. Pada beberapa kasus
dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal media unilateral atau bilateral
(Daili & Nilasari, 2016).

6
Pada kebanyakan kasus, laki-laki akan segera berobat karena gejala yang
mengganggu sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut, namun tidak cukup
untuk mencegah terjadinya penularan (WHO, 2014).
Gejala yang terjadi pada wanita dengan gonore seringmengenai serviks sehingga
terjadi servisitis dengan gejala keputihan. Pada pemeriksaan, serviks yang terinfeksi
tampak rapuh dan mengalami edema dengan keluarnya cairan mukopurulen pada ostium.
Perempuan yang sedikit atau tidak memperlihatkan gejala menjadi sumber utama
penyebaran infeksi dan beresiko mengalamikomplikasi

2.4 Patofisiologi
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui jaringan sub
epitel di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum, komplemen,
immunoglobulin A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh neutrofil. Virulensi
bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat dan berpenetrasi ke
dalamselpenjamu,begitupularesistensiterhadapserum,fagositosis,danpemusnahan
intraselulerolehpolimorfonukleosit.Faktoryangmendukungvirulensiiniadalahpili, protein,
membrane bagian luar, lipopolisakarida, dan proteaseIgA.
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan
farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis,
epididimis dan testis pada pria dan kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba fallopi
dan ovarium pada wanita.

7
2.5 Patoflow

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama, Umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status
perkawinan, alamat, tanggal masuk Rumah Sakit.
2. Keluhan Utama
Biasanya nyeri saat kencing
3. Riwayat Penyakit Langsung
Tanyakan penyebab terjadinya infeksi, bagaimana gambaran rasa nyeri, daerah mana
yang sakit, apakah menjalar atau tidak, ukur skala nyeri dan kapan keluhan
dirasakan.
4. Riwayat Penyakit Dulu
Tanyakanapakahpasienpernahmenderitapenyakitparahsebelumnya,(sinovitis, atritis)
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan apakah dikeluarga klien ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien.
6. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
b. Biasanya pasien tidak menyadari bahwa ia telah menderita penyakit gonorhea.
Dia akan menyadari setelah penyakit tersebut telah parah.
c. Pola nutrisi dan metabolik
d. Biasanya kebutuhan nutrisi tidak terganggu, namun apabila infeksi terjadi pada
tenggrokan maka pasien akan merasakan nyeri pada tenggorokannya sehingga ia
akan sulit makan.
e. Pola eliminasi
f. Penderita akan mengalami gejala seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika
berkemihdankeluarcairanpadaalatkelamin.Kajifrekwensi,warnadanbauurin
g. Pola latihan / aktivitas
h. Tanyakan bagaiman pola aktivitas klien. Biasanya aktivitas klien tidak begitu
terganggu.
i. Pola istirahat/ tidur
j. Tanyakan bagaimana pola tidur klien, apakah klien merasa terganggu dengan
nyeri yang dirasakannya.
9
k. Pola persepsi kognitif
l. Biasanyapolainitidakterganggu,namunapabilaterjadiinfeksipadamatapasien maka
kita harus mengkaji peradangan pada konjunctivapasien.
m. Pola persepsi diri
n. Tanyakan kepada klien bagaimana ia memandang penyakit yang dideritanya.
Apakahklienbisamenerimadenganbaikkondisiyangiaalamisaatini.Tanyakan
apakahseringmerasamarah,cemas,takut,depresi,karenaterjadiperubahanpada diri
pasien. Biasanya klien merasa cemas dan takut terhadappenyakitnya.
o. Pola koping dan toleransi stress
p. Kaji bagaimana pola koping klien, bagaimana tingkat stres klien, apakah stres
yang dialami mengganggu pola lain seperti pola tidur, pola makan dan lain-lain.
Tanyakan apa yang dilakukan klien dalam menghadapi masalah dan apakah
tindakantersebutefektifuntukmengatasimasalahtersebutatautidak.Apakahada
oranglaintempatberbagidanapakahorangtersebutadasampaisekarang.Apakah ada
penggunaan obat untuk penghilangstress.
q. Pola peran hubungan
r. Bagaimana peran klien dalam keluarga dan masyarakat. Apakah hubungan klien
dengan keluarga dan masyarakat. Apakah klien mampu bergaul dengan
masyarakat dengan baik. Tanyakan tentang sistem pendukung dalam kehidupan
klienseperti:pasangan,teman,dll.Biasanyaklienmerasakesepiandantakuttidak
diterima dalamlingkungannya
s. Pola reproduksi seksual
t. Perawat perlu mengkaji bagaimana pola reproduksi seksual klien. Berapa jumlah
anak klien. Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya.
u. Pola keyakinan
v. Tanyakan apa keyakinan atau agama klien, bagaimana aktivitas ibadah klien,
apakah klien taat beibadah. Tanyakan apakah ada pengaruh agama dalam
kehidupan.

10
3.2 DIAGNOSA DAN INTERVENSI
IINTERVENSI
DIAGNOSA NANDA KRITERIA HASIL NOC KEPERAWATAN
(NIC)
1. Nyeri b.d reaksiInfeksi  KontrolNyeri Pastikan bahwa pasien mendapat
Definisi: Seseorang dapat perawatan analgestik yangtepat
mengontrol nyeri • PCA yangdikendalikan
Indikator: Definisi: Fasilitas pengawasan
- Mengenali factor administrasi analgestik dan regulasi
kausal pasien
- Mengenali gejalasakit Aktivitas:
- PengendalianNyeri - Kolaborasi dengan dokter,
- Menggunakan buku pasien, anggota keluarga, dalam
harian rasasakit pemilihan jenis narkotika
• LevelNyeri untukdigunakan
Indikator: - Hindari penggunaanDemerol
- MelaporkanNyeri - Pastikan bahwa pasien tidak
- Persen tubuh yang alergi terhadap analgestikyang
terkena sudahdiatur
- Frekwensinyeri - Ajar pasien dan keluargauntuk
- Kehilangan nafsu makan memantau intensitas nyeri,
- Perubahan Pola kualitas, dandurasi
pernapasan - Ajari pasien dan keluarga untuk
- Perubahan pompa memantau rata-rata respirasi dan
jantung tekanandarah
- Ajari pasien dan keluarga efek
samping dari pengurangan nyeri
- Dokumentasikan nyeri pasien,
jumlah dan frekwensi dari dosis
obat dan responterhadap
pengobatan nyeri
2. Inkontinensia urin bd  Pembatasan urin  Pengaturan Eliminasi Urin
proses inflamasi Definisi: kontroleliminasi Aktivitas :
Indikator :  Monitor eliminasi urin,

11
termasuk frequensi,
 Mengenali tanda
konsistensi, bau, volume, dan
untukeliminasi
warna jikadiperlukan
 Meramalkan pola
 Monitor tanda dan symptom
jalanurin
retensiurin
 Pengosongan
 Catat waktu terakhirBAK
kandung kemih
 Instruksikan pasien/ keluarga
dengankomplet
untuk mencatat
 Mampu untuk mulai
pengeluaranurin
dan berhenti buang
 Batasi cairan jikadiperlukan
airkecil
 Bantu pasien untuk ke toilet
 Eliminasi urin
denganteratur
Indikator:
 Catat waktu pengosongan
 Pola eliminasi dalam
setelahprosedur
batas yang diharapkan
 Jumlahurine
 Perawatan retensi urin
 Urin bebas dari
Aktivitas:
partikel
 Sediakan privasi untuk
 Urin keluar tanpa
eliminasi
sakit
 Gunakan kekuatan sugesti
 Urin keluar tanpa ragu
untuk mengeluarkanair
 Stimulasi reflek kandung
kemih dengan
mendinginkan perut.
 Sediakan cukup waktu untuk
pengosongan kandungkemih
 Masukan kateter jika
diperlukan
 Instruksikan pasien untuk
mencatat outputurin
Monitor intake danout
 Monitor tingkat distensi
kandung kemih dengan palpasi
danperkusi
12
 Bantu pasien untuk ke toilet
denganteratur

3. Cemas  Controlcemas Penurunan kecemasan


Definisi : Indicator : Aktivitas :
- Monitor intensitas  tenangkanklien
Perasaan
kecemasann  jelaskan prosedur tindakan
ketidaknyamanan
- menyingkiran tanda kepada klien dan perasaan yg
atauketakutan disertai
kecemasan mungkin muncul pada saat
olehrespon otonom
- menggunakan teknik melakukantindakan
(sumber seringkali
relaksasi untuk  berusaha memahami keadaan
spesifik atau tidak
mehilangkan klien
diketahui
kecemasan  kaji tingkat kecemasan dan
individu),sebuah
- melaporkan tidak reaksifisik
perasaan ketakutan yang
adanya gangguan  sediakan aktivitas untuk
disebabkan oleh
persepsisensori menurunkanketegangan
antisipasi bahaya. Ini
 Koping  bantu pasien untuk
adalah sinyal peringatan
mengidentifikasi situasi yg
yang memperingatkan Indikator :
menciptakancemas.
bahaya yang akan datang - melibatkan anggota
 Instruksikan pasien untuk
dari yang keluarga dalam
menggunakan teknik
memungkinkan individu pembuatan keputusan
relaksasi
untuk mengambil - menunjukkan strategi
Peningkatankoping:
tindakan untuk penurunan stress
Aktivitas :
mengatasi ancaman - menggunakan
 Hargai pemahaman pasien
dukungansosial
Batasan Karakteristik : tentang prosespenyakit

Prilaku  Gunakan pendekatan yang


tenang dan memberikan
 Gelisah
jaminan
 Resah
 Sediakan informasi actual
 Produktivitas
tentang diagnose,
berkurang
penanganan, danprognosis
 Scanning dan
 Sediakan pilihan yang realistis
kewaspadaan
tentang aspek perawatan saatini
Berhubungan dengan
13
keturunan/hereditas  Tentukan kemampuan klien
untuk mengambilkeputusan
 Instruksikan pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi strategi positif
untuk mengatasi keterbatasan
danmengelola
 gaya hidup/perubahan peran

Diagnosa danIntervensi

a. Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan reaksiinfalamasi


Tujuan Perawatan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:

1. Mengenali faktor penyebab

2. Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk menguranginyeri

3. Menggunakan analgetik sesuaikebutuhan

4. Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol

Intervensi Keperawatan :
a. Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan onset,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor- faktorpresipitasi.
b. Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya
ketidakmampuan untuk komunikasi secaraefektif.
c. Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikannyeri
d. Berikan dukungan terhadap klien dankeluarga
e. Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap
ketidaknyamanan (ex.: temperatur ruangan, penyinaran,dll)
f. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologik (misalnya : relaksasi, guided
imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas – dingin, massage, TENS,
hipnotis, terapi aktivitas)
g. Berikan analgesik sesuaianjuran
14
h. Tingkatkan tidur atau istirahat yangcukup
i. Evaluasikeefektifandaritindakanmengontrolnyeriyangtelahdigunakan.

b. Diagnosa Keperawatan : Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.

Tujuan Kepertawatan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:

1. Suhu dalam rentangnormal

2. Nadi dan RR dalam rentangnormal

3. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak adapusing

Intervensi Keperawatan :
a. Monitor vitalsign
b. Monitor suhu minimal 2jam
c. Monitor warnakulit
d. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
e. Selimuti klien untuk mencegah hilangnya panastubuh
f. Kompres klien pada lipat paha

15
C. Diagnosa Keperawatan :Kurang
Pengetahuan berhubungan dengan informasi yang
tidak adekuat tentang programpengobatan
Tujuan Keperawatan :
Klien memiliki tingkat pemahaman tentang program pengobatan penyakit gonorrhoe
Intervensi Keperawatan :
a. Kaji pemahaman klien tentang program pengobatan penyakitgonorrhoe
b. Lakukan penilaian tingkat pengetahuan klien tentang program pengobatan
penyakitgonorrhoe.
c. Tentukan kemampuan klien untuk menerima informasi kesehatan yang akan
diberikan
d. Berikan pengajaran sesuai kebutuhan tentang program pengobatan penyakit
gonorrhoe.
e. Lakukan evaluasi terhadap progran pengajaran yang telahdiberikan

d. Diagnosa Keperawatan : Risiko penularan berhubungan dengan kurang


pengetahuan tentang sifat menular daripenyakit
Tujuan keperawatan :
Dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain
Intervensi Keperawatan:
1) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
a) Bahaya penyakitmenular
b) Pentingnya memetuhi pengobatan yangdiberikan

16
c) Jelaskan cara penularan PMS dan perlunya untuk setia padapasangan
d) Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika
tidak dapat menghindarinya.

e. Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah berhubungan dengan


penyakit Tujuan keperawatan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan
1) Mengekspresikan pandangan positif untuk masa depan dan memulai
kembali tingkatan fungsi sebelumnya denganindikator:
2) Mengindentifikasi aspek-aspek positifdiri
3) Menganalisis perilaku sendiri dankonsekuensinya
4) Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrolkoping.
Intervensi Keperawatan :
a. Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikanperasaan
b. Dorong klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif dari
kehidupan
c. Perkuat kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan,
penampilan,pekerjaan)
d. Bantu klien menerima perasaan positif dannegatif
e. Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrolsituasi

Implementasi

Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang dimulai


setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry, 2010). Tujuan
implementasi ini membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. (Nursalam, 2008).

Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawtaan dimana kegiatan yang
disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan
lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan
yang disesuaikan dengan hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).

17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi
lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian
putihmata(konjungtiva).Gonorebisamenyebarmelaluialirandarahkebagiantubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran
kelamindanmenginfeksiselaputdidalampinggulsehinggatimbulnyeripingguldan
gangguanreproduksi.

Gejala klinik Irianto (2014) menjelaskan bahwa gejala infeksi gonore


mungkinmuncul1sampai14harisetelahterpapar,meskipunadakemungkinanuntuk terinfeksi
gonore tetapi tidak memiliki gejala. Pada wanita, muncul cairan vagina
yangbanyakdenganwarnakuningataukehijauandenganbauyangmenyengat.Pada pria,
muncul cairan putih atau kuning (nanah) keluar dari penis. Pada umumnya penderita juga
akan mengalami sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil dan cairan yang keluar dari
penis.

18
DAFTAR PUSTAKA

Daili,S.F.2014.InfeksiMenularSeksual.EdisiKeempat.Jakarta:BadanpenerbitFKUI

Dwi Harningtyas,Citra.2017. Pemberian Terapi Oral Untuk Pasien Uretritis Gonore


Dengan Komplikasi Lokal Pada Pria: Laporan Kasus. Vol. 3 No. 3 Journal of
Agromedicine and Medical Sciences. Malang: Unerversitas Brawijaya

Nurul Fitriany,Nasifa DKK.2019. Pengetahuan tentang Dampak Infeksi Gonore pada


Pasien Pria dengan Gonor. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS) Vol. 1 No. 1.
Bandung: Unerversitas Islam Online http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks

19
20

Anda mungkin juga menyukai