Anda di halaman 1dari 16

IDENTITAS NASIONAL

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


DAN PANCASILA

Dosen Pengampu : SARI MISNAINI, S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh :

1. Ririn yulinda (19.14201.30.02)


2. Maya Romanti (19.14201.30.09)
3. Dewi Kania (19.14201.30.07)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN REGULER A 1

STIK BINA HUSADA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Tidak lupa juga mengucapkan banyak terimahkasih kepada pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan materi dan bimbingannya.

Harapan untuk makalah ini agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi makalah yang dapat disempurnakan lagi.

Dipengaruhi keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan terdapat didalam makalah ini, oleh sebab itu saya sangat mengaharapkan saran
dan kritik yang membangun dan positif dari para pembaca demi kesempurnan makalah ini.

Palembang,21 ,MARET 2020

penyusun
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

1. Latar Belakang Masalah...........................................................................................


2. Rumusan Masalah....................................................................................................
3. Tujuan.......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................

 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
yang lain. Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa
didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat,
ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian
identitas nasional sebagai mana di jelaskan di atas maka identitas nasional suatu
Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer
disebut dengan kepribadian suatu bangsa.

Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang


mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai
persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta
mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.

Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema


dengan tujuan dapat membantu mengatasi masalah tentang identitas nasional
dan dapat di terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.2  Rumusan masalah

1)      Apa pengertian identitas nasional?

2)      Apa pengertian hakekat bangsa?

3)      Apa pengertian sifat dan hakekat Negara?


4)      Apa pengertian bangsa dan Negara?

1.3 Tujuan

1)      Untuk mengetahui pengertian identitas nasional

2)      Mengetahui pengertian hakekat bangsa

3)      Mengetahui pengertian sifat dan hakekat Negara

4)      Mengetahui pengertian bangsa dan Negara

1.4 Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah hanya membahas tentang

1)      Pengertian identitas nasional

2)      Pengertian hakekat bangsa

3)      Pengertian sifat dan hakekat Negara

4)      Pengertian bangsa dan Negara


 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas nasional

Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang


dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap
bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Jadi Identitas
nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu
memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah,
sistim hukum / perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi.

Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana
bangsa tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian
“identitas nasional” sebagaimana dijelaskan di atas maka identitas nasional
suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih
populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul


dari pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari
manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan
individu lainnya  senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta
karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut dengan manusia
lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian
sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor
biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu.
Tingkah laku tersebut terdiri atas kebiasaan, sikap, sifat-sifat serta karakter yang
berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang
lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah
laku seseorang dalam hubungan dengan manusia   lain.

2.2 Hakekat Bangsa

Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas atau kebangsaan, nasionalisme


atau paham kebangsaan, semua istilah tersebut dalam kajian sejarah terbukti
mengandung konsep-konsep yang sulit dirumuskan, sehingga para pakar di
bidang Politik, Sosiologi, dan Antropologi pun sering tidak sependapat
mengenai makna istilah-istilah tersebut. Selain istilah bangsa, dalam bahasa
Indonesia, kita juga menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang
diturunkan dari kata asing “nation” yang bersinonim dengan kata bangsa. Tidak
ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa
secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini.

Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu “natie” dan
“nation”, artinya masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah yang
memiliki unsur sebagai berikut :

1. Satu kesatuan bahasa ;

2. Satu kesatuan daerah ;

3. Satu kesatuan ekonomi ;

4. Satu Kesatuan hubungan ekonomi ;s

5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.

Istilah natie (nation) mulai populer sekitar tahun 1835 dan sering
diperdebatkan, dipertanyakan apakah yang dimaksud dengan bangsa?, salah
satu  teori tentang bangsa sebagai berikut :

Teori Ernest Renan


Pembahasan mengenai pengertian bangsa dikemukakan pertama kali oleh
Ernest Renan tanggal 11 Maret 1882, yang dimaksud dengan bangsa adalah
jiwa, suatu asas kerohanian yang timbul dari : (1). Kemuliaan bersama di waktu
lampau, yang merupakan aspek historis. (2). Keinginan untuk hidup bersama (le
desir de vivre ensemble) diwaktu sekarang yang merupakan aspek solidaritas,
dalam bentuk dan besarnya tetap mempergunakan warisan masa lampau, baik
untuk kini dan yang akan datang.

Lebih lanjut Ernest Renan mengatakan bahwa hal penting merupakan


syarat mutlak adanya bangsa adalah plebisit, yaitu suatu hal yang memerlukan
persetujuan bersama pada waktu sekarang, yang mengandung hasrat untuk mau
hidup bersama dengan kesediaan memberikan pengorbanan - pengorbanan. Bila
warga bangsa bersedia memberikan pengorbanan bagi eksistensi bangsanya,
maka bangsa tersebut tetap bersatu dalam kelangsungan hidupnya (Rustam E.
Tamburaka, 1999 : 82). Titik pangkal dari teori Ernest Renan adalah pada
kesadaran moral (conscience morale), teori ini dapat digolongkan pada Teori
Kehendak.

2.3 Sifat dan Hakekat Negara

Sifat Negara merupakan suatu keadaan dimana hal tersebut dimiliki agar dapat
menjadikannya suatu Negara yang bertujuan. Sifat-sifat tersebut umumnya
mengikat bagi setiap warga negaranya dan menjadi suatu identitas bagi Negara
tersebut. Sifat suatu Negara terkadang tidaklah sama dengan Negara lainnya, ini
tergantung pada landasan ideologi Negara masing-masing. Namun ada juga
beberapa sifat Negara yang bersifat umum dan dimiliki oleh semua Negara,
yaitu:

a. Sifat memaksa
Negara merupakan suatu badan yang mempunyai kekuasaan terhadap warga
negaranya, hal ini bersifat mutlak dan memaksa.

b. Sifat monopoli

Negara dengan kekuasaannya tersebut mempunyai hak atas kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya, hal ini menjadi sesuatu yang menjadi landasan untuk
menguasai sepenuhnya kekayaan alam yang terkandung di dalam wilayah
Negara tersebut.

c. Sifat mencakup semua

Kekuasaan Negara merupakan kekuasaan yang mengikat bagi seluruh


warga negaranya. Tidak ada satu orang pun yang menjadi pengecualian di
hadapan suatu Negara. Tidak hanya mengikat suatu golongan atau suatu adat
budaya saja, tetapi mengikat secara keseluruhan masyarakat yang termasuk
kedalam warga negaranya.

d. Sifat menentukan

Negara memiliki kekuasaan untuk menentukan sikap-sikap untuk


menjaga stabilitas Negara itu. Sifat menentukan juga membuat Negara dapat
menentukan secara unilateral dan dapat pula menuntut bahwa semua orang yang
ada di dalam wilayah suatu Negara (kecuali orang asing) menjadi anggota
politik Negara. Ada pula sifat-sifat yang hanya dimiliki suatu Negara
berdasarkan pada landasan ideologi Negara tersebut, misalnya Negara Indonesia
memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan pancasila, yakni:

1. Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat


Tuhan (yaitu kesesuaian dalam arti sebab dan akibat merupakan suatu
nilai-nilai agama).
2. Kemanusiaan adalah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat manusia.
3. Persatuan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat satu, yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah dan
keadaan negara Indonesia sehingga terwujud satu kesatuan.
4. Kerakyatan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat rakyat
5. Keadilan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat
adil

Pengertian sifat-sifat meliputi empat hal yaitu:

1. Sifat lahir, yaitu sejumlah pengaruh yang datang dari luar dan sesuai
dengan pandangan hidup bangsa - bangsa Indonesia.

2. Sifat batin atau sifat bawaan Negara Indonesia antara lain berupa unsur -
unsur Negara, yang diantaranya:
• Kekuasaan Negara
• Pendukung kekuasaan Negara
• Rakyat
• Wilayah
• Adat istiadat
• Agama.
3. Sifat yang berupa bentuk wujud dan susunan kenegaraan Indonesia, yaitu
bentuk Negara Indonesia, kesatuan organisasi Negara dan sistem
kedaulatan rakyat.
4. Sifat yang berupa potensi, yaitu kekuatan dan daya dari Negara
Indonesia, antara lain:

 Kekuasaan Negara yang berupa kedaulatan rakyat.


 Kekuasaan tugas dan tujuan Negara untuk memelihara keselamatan,
keamanan dan perdamaian.
 Kekuasaan Negara untuk membangun, memelihara serta
mengembangkan kesejahteraan dan kebahagiaan.
 Kekuasaan Negara untuk menyusun dan mengadakan peraturan
perundang-undangan dan menjalankan pengadilan.
 Kekuasaan Negara untuk menjalankan pemerintahan.

Hakikat Negara merupakan salah satu dari bentuk perwujudan dari sifat-sifat
Negara yang telah dijelaskan di atas. Ada beberapa teori tentang hakekat
Negara, diantaranya:
a. Teori Sosiologis

Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri,


kebutuhan antar individu tersebut membentuk suatu masyarakat. Di dalam
ruang lingkup masyarakat terdapat banyak kepentingan individu yang saling
berkaitan satu sama lain dan tidak jarang pula saling bertentangan.

Maka manusia harus dapat beradaptasi dengan baik untuk menyesuaikan


kepentingan -kepentingannya agar dapat hidup dengan rukun.

b. Teori Yuridis

1. Patriarchaal

Teori yang menganut asas kekeluargaan, dimana terdapat satu orang yang
bijaksana dan kuat yang dijadikan sebagai kepala keluarga.

 2. Patriamonial

Raja mempunyai hak sepenuhnya atas daerah kekuasaannya, dan setiap


orang yang berada di wilayah tersebut haru tunduk terhadap raja tersebut.

3. Pejanjian
Raja mengadakan perjanjian dengan masyarakatnya untuk melindungi
hak-hak masyarakat itu, dan jika hal tersebut tidak dilakukan maka masyarakat
dapat meminta pertanggung jawaban raja.

2.4 Bangsa dan Negara Indonesia

Secara historis  pengertian negara senantiasa berkembang sesuai


dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Pada zaman Yunani kuno para
ahli filsafat negara merumuskan pengertian Negara secara beragam,
Aristoteles merumuskan Negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya
negara polis, yang pada saat itu masih dipahami negara   masih dalam
suatu wilayah yang kecil. Negara disebut sebagai Negara hukum, yang
didalamnya terdapat sejumlah warga Negara yang ikut dalam
permusyawarahan. Oleh karena itu menurut Aristoteles keadilan
merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya Negara yang  baik, demi
terwujudnya cita-cita seluruh warganya.

Bangsa pada hakeketnya adalah sekelompok besar manusia yang


mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai
persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta
mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.

KARAKTERISTIK INDENTITAS NASIONAL


a. Unsur identitas

PANCASILA DENGAN ROHNYA BHINNEKA TUNGGAL IKA 

Nilai-Nilai Yang Hidup Dalam Berbagai Masyarakat.


Menyangkut Sopan Santun, Tata pergaulan Termasuk Bidang Agama Serta
Moral Adat Istiadat Budaya
b. Pelaksanaan unsur identitas nasional
Menjelang tahun 1997 indonesia terjadi krisis nilai, moral disusul krisis
ekonomi dan politik sehingga indonesia kehilangan orientasi nilai. Dari sini
timbul suatu pergerakan semacam social terorisme. Lalu 1998 puncak krisis
sehingga timbul penjarahan massal.
Hakikat identitas nasional indonesia adalah pancasila yg diaktualisasikan dalam
berbagai kehidupan dan berbangsa.

Aktualisasi ini untuk menegakkan pancasila dan UUD 45 sebagaimana


dirumuskan dalam pembukaan UUD 45 terutama alinea ke 4.
PEMBERDAYAAN IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

1.Tantangan globalisasi
Bersifat centrifugal bersumber pada faktor Eksternal dan internal

Eksternal
Berkembangnya proses globalisasi yang melahirkan neolibralisme dan
kapitalisme. Hal ini dimulai berbagai kesepakatan melalui konfrensi
internasional : WTO APEC. AFTA dan bentuk kesepakatan yang lain yang
berhubungan dengan perekonomian, sosial dan politik yg dapat menindas
masyarakat lemah baik dari segi ekonomi, sosial, politik.

Internal
Terjadinya KKN kebebasan demokrasi tidak ditunjang oleh infra struktur
mental yang kondusif. Sehingga masing - masing menterjemahkan dan
mengaplikasikan demokrasi sesuai dengan kepentingan.

ERNEST RENAN dalam bukunya qu’est ceqy’une nation menyatakan bahwa


hakikat nasionalisme itu le desire vivre ensemble (keinginan untuk hidup
bersama) bertumpu pada kesadaran akan adanya jiwa dan prinsip spiritual ‘une
ame,un prinsipe spirituel’ yang berakar pada kepahlawanan masa lalu yang
tumbuh karena ada kesamaan penderitaan dan kemuliaan dimasa lalu.

2. Revitalisasi pancasila sebagai pemberdayaan identitas nasional.


Upaya pemberdayaan identitas nasional indonesia melalui revitalisasi
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pembukaan UUD 45 sebagai
staatfondamentalnorm , di eksplorasikan pada dimensi :
Realitas :

Nilai – nilai diaplikasikan secara konkrit dalam kehidupan secara objektif yang
bersifat :
Sein im sollen dan sollen im sein
Idealitas : secara prospektif mempertahankan dan mengembangkan identitas
nasional melalui berbagai pergerakan baik dari kalangan akademik, masyarakat
ataupun pemerintahan.
Fleksibelitasnya :
pancasila untuk memenuhi kebutuhan jaman terus dikembangkan dengan
semangat Bhinneka Tunggal Ika secara berkesinambungan pembinaan moral
terutama penegakan hukum secara kondisif dan suprematif. Kegiatan formulasi
hukum harus dilandasi dengan moral sehingga ada hubungan antara moral –
hukum dan sebaliknya . Hukum berlandaskan moral akan berlaku secara tepat
dan efektif.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah
sistem hukum / perundang – undangan, hak dan kewajiban serta pembagian
kerja berdasarkan profesi masing – masing.

Hakekat Bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai


persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan
watak yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah
sebagai suatu “kesatuan nasional”.

Hakekat Negara adalah merupakan suatu wilayah dimana terdapat


sekelompok manusia melakukan kegiatan pemerintahan.

Bangsa dan Negara Indonesia adalah sekelompok manusia yang


mempunyai persamaan nasib sejarah dan melakukan tugas pemerintahan dalam
suatu wilayah “Indonesia”

3.2 Saran

Kita tahu bahwa identitas nasional atau jati diri nasional itu adalah jati
diri yang dimiliki warga negara dan suku bangsa dari suatu negara. Identitas
nasional atau jati diri nasional itu ada dalam interaksi, maka dapatlah kita
katakan bahwa jati diri itu diperlukan dalam interaksi. Karena didalam setiap
interaksi para pelaku interaksi mengambil suatu posisi dan berdasarkan posisi
tersebut para pelaku menjalankan peranan - peranannya sesuai dengan corak
interaksi yang berlangsung. Maka dalam berinteraksi orang berpedoman pada
kebudayaannya. Jika kebudayaan kita katakan bagian dari identitas nasional,
maka kebudayaan itu juga dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk berbuat
dan bertingkah laku.

Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil


manfaat tentang pentingnya identitas nasional bagi bangsa dan negara Indonesia
dan diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga
kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma,


Edisi pertama
chaplien77.blospot.com/2008/07/pengertian dan hakikat-bangsa.html
www.geocities.com/apii-berlin/aktual/identitas_0600.html

Anda mungkin juga menyukai